Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosial dan budaya adalah suatu unsur terkecil dalam tatanan hidup

bersama. Dalam tatanan hidup bersama sosial dan budaya berkaitan dengan

nilai-nilai pancasila. Menyimpangnya nilai-nilai pancasila dalam sosial

budaya masa kini mengakibatkan permasalahan-permasalahan yang

mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pemahaman dan

kesadaran akan sosial dan budaya yang berpancasila diharapkan dapat

dikembangkan kembali.

Dengan memperbaiki sosial dan budaya berarti memperbaiki juga

kualitas SDM dari akar-akarnya. Dengan begitu sosial dan budaya mampu

mendorong kesejahteraan dan kedamaian dalam tatanan hidup bersama yang

penuh dengan rasa aman. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya

semakin dibutuhkan peranannya dalam pencapaian kesejahteraan bersama,

maka berbagai karakter sosial dan budaya yang ada dalam pancasila harus

diterapkan kepada warga negara untuk menciptakan kesadaran dan rasa

nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan maslah yang akan dibahas adalah:

1. Apa makna pancasila dalam sosial budaya ?

2. Bagaiman pancasila sebgai pandangan hidup bangsa

3. Bagaimana perkembangan sosial budaya masa kini

4. Bagaimana pancasila dalam budaya berpolitik?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pancasila dalam pembangunan sosial

kemasyarakatan

2. Untuk mengetahui bidang sosial dan budaya

3. Untuk mengetahui bagaimana pancasila dibidang politik

pemerintahan

4. Bagaimana pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia .

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk m

enambah ilmu pengetahuan dan wawasan men

2. genai pancasila sebgai dasar Negara dan ideologi dalam berbangsa

dan bernegara.

3. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai

acuan atau sarana untuk lebih mengetahui tentang pancasila sebagai

dasar Negara dan ideologi dalam berbangsa dan bernegara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Pancasila Dan Sosial Budaya

Indonesia adalah negara yang didirikan dengan hebat dengan

Pancasila UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Dimana ketiga pedoman

tersebut berperan besar dalam berlangsungnya Negara Kesatuan Republik

Indonesia hingga dewasa ini. Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai

Philosofische Grondslag (dasar, filsafat, atau jiwa). Soekarno juga

mengutarakan pandangannya bahwa dasar negara Indonesia ini haruslah

ditemukan dalam lubuk hati dan jiwa bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa

ini merdeka. Dasar pancasila terkait dengan sesuatu yang sudah mendarah

daging dan ada dalam semua sanubari rakyat Indonesia. Pancasila sebagai

dasar negara menyangkut lima prinsip, yaitu kebangsaan Indonesia,

internasionalisme (kemanusiaan), mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan

(keadilan sosial), dan akhirnya ketuhanan. Pancasila menjadi kekuatan

Negara Indonesia dimana pancasila tidak dapat ditemukan di negara

manapun selain di indonesia.

Sebagai dasar negara tentunya banyak peran yang dapat kita ambil.

Sila sila dalam pancasila mengandung makna yang sangat penting dan akan

berdampak besar bagi bangsa indonesia jika nilai-nilai pancasila dapat

diterapkan dalam kehidupan sosial budaya masyarakat indonesia. Namun

sayangnya peran pancasila kini semakin tidak terlihat apa perannya dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Sosial dan Budaya yang semakin kesini

semakin luntur dan tidak menampakkan budaya indonesia. Budaya Indonesia

3
yang gotong royong, kehidupan sosial yang rukun dan harmonis, dan

menghargai, menghormati perbedaan yang ada. Kehidupan sosial dan budaya

sekarang ini lebih ke individualis dan kepentingan kelompok.

Mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang

berbeda beda, dari suku, budaya, agama, dan bahasa. Dewasa ini perbedaan

tersebut bahkan sering dijadikan faktor dan alasan untuk memperpecah belah

Negara Indonesia. Perbedaan yang ada dijadikan sebagai bahan provokasi

antara golongan satu dengan golongan yang lain. Memudarnya rasa

nasionalisme terhadap bangsa kini juga sudah dirasakan. Tetapi perpecahan

tidak akan terjadi jika warga negara paham akan Bhineka Tunggal Ika, jika

warga negara paham makna pancasila, dan menerapkan nilai-nilai pancasila

dalam kehidupan sosial budaya masyarakat. Upaya penerapan tersebut dapat

menjadi alasan bagi pancasila dalam mengamanahkan nilai-nilainya dalam

mendorong warga negara untuk lebih mengedepankan persatuan dalam

perbedaan, daripada kepentingan individu dan kelompok yang dapat

memecah belah persatuan dan kesatuan yang sudah diciptakan Indonesia

merdeka hingga usia 74 tahun ini.

Pancasila dalam sosial dan budaya penerapannya dapat melalui hal

sederhana, yang dapat ditemukan di kehidupan masyarakat. Dengan sosial

dan budaya yang berpancasila, kita perlu menekankan agar seluruh

masyarakat paham akan perbedaan yang ada di negara indonesia, yang

harusnya sekarang sudah tidak perlu dijelaskan lagi bahwa negara indonesia

adalah negara yang berbeda beda golongannya. Penerapan nilai pancasila

dapat dimulai dari diri sendiri misalnya dengan menghargai dan

menghormati adanya perbedaan agama, menempatkan sesama sebagai

4
makhluk tuhan dengan segala martabat dan hak asasi, menempatkan

kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan, menjunjung

tinggi sosial kemasyarakatan, dan sikap hidup tolong menolong,

kekeluargaan, dan gotong royong.

Dengan sosial dan budaya yang menerapkan sila dalam pancasila kita

bisa mengajarkan warga negara untuk mengenal dan berhubungan baik

dengan saudara sebangsa dan setanah air, tidak mudah terprovokasi, siap

bela negara, dan ikut serta menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul

untuk diri sendiri dan untuk Negara Indonesia. Sosial dan budaya

memanglah bukan hal besar jika dibandingkan dengan urusan negara yang

lain. Tetapi sosial dan budaya menyangkut kualitas Sumber Daya Manusia.

Dengan berhubungan baik dengan lingkungan akan tercipta Sumber Daya

Manusia yang unggul, kreatif, dan kompetitif. Dan dapat mendorong tujuan

negara yaitu kesejahteraan dan kedamaian terhadap sesama warga negara.

Selain itu terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan memiliki

nilai sosial budaya tinggi akan memberikan dampak besar bagi Bangsa

Indonesia. Adanya sosial dan budaya dalam lingkungan masyarakat dimulai

dari kesadaran masing masing dan dari lingungan positif yang juga

berpengaruh dalam perkembangan sosial budaya masyarakat.

B. Bagaimana Kehidupan Sosial Budaya Masa Kini

Sosial budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai moral

yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan ini dapat dilihat dan

dominan pada generasi milenial sekarang yang mencontoh budaya barat,

misalnya dalam cara berpakaian dan kebiasaan perilaku. Cara berpakaian

remaja yang mencontoh budaya barat saat ini sudah sering diperbincangkan

5
keberadaannya. Kebiasaan perilaku budaya barat juga dijadikan sebagai

kebiasaan baru, kalau saja kebiasaan yang dicontoh adalah budaya baiknya

seperti kedisiplinan waktu, menghargai waktu, dan pekerja keras itu akan

berdampak baik dalam sosial budaya di Indonesia. Tetapi sayangnya

kebiasaan perilaku yang ditiru adalah budaya buruknya seperti seks bebas,

narkoba, alkohol, dan lain sebagainya. Budaya barat yang masuk ke

Indonesia dapat dengan mudah diterima di kalangan remaja, hal ini terjadi

karena kurang tersaringnya budaya barat yang masuk di Indonesia. Budaya

yang masuk tersebut dinilai sebagai contoh kebiasaan yang baru dan baik di

kacamata generasi milenial saat ini.

Masuknya budaya barat di Indonesia tidak hanya karena mudahnya

budaya yang masuk, tetapi juga mudahnya masyarakat menerima tanpa

memilah terlebih dulu budaya tersebut. Kurangnya pengetahuan agama juga

menjadi faktor dalam masuknya budaya barat, pengetahuan akan ilmu agama

sangat penting dan bermanfaat dikalangan remaja, dimana pengetahuan

agama akan mengontrol diri para remaja dan menghindari perbuatan yang

buruk. Selain itu kurangnya peran utama orang tua dalam pengawasan.

Orang tua bertanggung jawab terhadap perilaku dan pergaulan anaknya

ketika di luar rumah. Seorang anak akan mencari kebahagian di tempat lain

atau dengan teman-temannya ketika mereka merasa orang tuanya kurang

peduli dan merasa tidak disayangi ketika berada dalam lingkungan keluarga.

Akibatnya perilaku para remaja saat ini sudah tidak mencerminkan sosial dan

budaya luhur bangsa dengan nilai dan norma yang ada. Dalam norma-norma

sosial budaya lingkungan keluarga dan pendidikan agama menjadi bagian

penting, dalam menciptakan sosial budaya yang positif dan berdampak bagi

6
Sumber Daya Manusia. Disamping dampak dampak yang diurakan diatas,

terdapat juga kegiatan bersosial yang dapat kita dukung terus

perkembangannya. Dengan memanfaatkan teknologi kini menjadi alternatif

dalam kegiatan bersosial dalam kemanusiaan. Sekarang sudah banyak

komunitas-komunitas yang berbau sosial kemanusiaan, dengan mencarikan

donasi untuk yang lebih membutuhkan. Kegiatan positif seperti ini

merupakan bagian dari kesadaran masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai

pancasila dengan bersosial dan berbudaya. Walaupun hal kecil sekalipun

harus sering menghargai karena dari perbuatan kebaikan dan positif inilah

bisa tercipta SDM yang berkulitas dalam bidang manapun. Terdapat juga

upaya suatu organisani atau instansi yang menyelenggarakan kegiatan

kerelawanan melalui ekspedisi di daerah pelosok atau desa bagi para

pemuda, dan dibiayai secara penuh bagi peserta yang terpilih dalam

pengabdian masyarakat. Kegiatan seperti ini termasuk dalam upaya

menciptakan generasi yang berkualitas, cinta tanah air, dan ilmu

kemasyarakatan dengan menunjukkan sikap sosial di tempat yang berbeda

budaya dengan lingkungan sehari-hari.

C. Pancasila Sosial Budaya Dalam Berpolitik

Politik adalah sistem atau tatanan hidup bersama. Salah satu sistem

politik yang ada di Indonesia adalah demokrasi. Seperti ditegaskan dalam

buku Politics Aristoteles apabila manusia ingin menggapai kesempurnaannya

ia necessarily (secara perlu) mesti masuk dalam tatanan hidup bersama.

Dengan manusia dimaksutkan “jiwa” manusia. Manusia terdiri dari tiga

bagian: bagian tertinggi, akal budi, bagian roh/semangat, dan bagian yang

disebut appetitive. Sebagaimana manusia, demikian juga negara. Bagi Plato

7
konstitusi atau bentuk negara mununjuk langsung pada siapa yang

memerintah! Artinya, menunjuk ke karakter yang memerintah. Ada beberapa

bentuk negara berdasarkan karakter dimana setiap karakter tidak sama

pemerintahannya. Karakter ini tentu saja masuk ke dalam sosial dan budaya

juga, karakter seorang pemimpin atau pemerintah yang jujur, bijaksana, dan

adil adalah sesuatu yang sangat lazim diinginkan oleh setiap warga negara.

Berbeda jika pemerintahan memiliki karakter yang menyimpang dari

kebijaksanaan seorang pemerintah.

Dalam dunia perpolitikan dewasa ini makin banyak para calon, para

anggota pemerintahan, dan para pejabat negara yang tidak mengamanahkan

tugasnya sebagaimana mestinya. Karakter para petinggi negara kini sudah

sulit dipercaya, kenapa? Tentu masyarakat sudah melihat, dari korupsi yang

semakin menjadi jadi, dari anggaran yang tidak sampai target, dan yang

paling sering adalah ketidak jujuran para kandidat yang menggunakan politik

uang dalam pemilu. Politik uang selalu ada dalam setiap pemilu meskipun

sudah dilarang keberadaannya. Dari sikap karakter yang tidak jujur ini sama

saja menciptakan seorang pemimpin yang tidak bijaksana dilihat dari cara

usahanya. Kejadian seperti ini memang sudah tidak asing lagi, cara berpolitik

yang tidak jujur menunjukkan bahwa tujuan ia mencalonkan diri bukanlah

untuk menyejahterakan masyarakat bersama tapi menyejahterakan diri

sendiri, dengan jabatan dan gaji yang diharapkan. Bahkan kadang karena

waktu pemilu menggunakan politik uang dengan dana yang tidak sedikit.

Akhirnya memberanikan diri untuk korupsi uang publik, dan mengembalikan

uang yang sebelumnya digunakan dalam memenangkan pemilu.

8
Itulah sosial dan budaya perpolitikan di Indonesia, tidak bersih dari

politik uang, kejujuran, dan kebijaksanaan para pemimpin. Ketiganya

berdampak pada meningkatnya jumlah korupsi. Dalam penjelasan ini dapat

diketahui bahwa moral, etika, dan karakter sosial dan budaya di Indonesia

kini harus benar-benar diperbaiki. Sepandai apapun petinggi negara, sebesar

apapun gaji petinggi negara jika tidak dilandaskan dengan kejujuran dan

kebijaksanaan maka tidak akan tercapai kesejahteraan masyarakat bersama

sampai kapanpun. Yang perlu kita perhatikan adalah karakter etika dan

moral yang harus mulai menciptakan kebiasaan dan kebudaayaan yang jujur,

disiplin, patuh terhadap aturan, dan sadar diri akan kebaikan dan kejujuran.

D. Upaya Dalam Sosial Budaya

Etika dan moral menjadi dasar dalam perkembangan sosial dan

budaya di Indonesia. Menciptakan etika dan moral yang baik juga menjadi

bagian dari upaya pembangunan sosial dan budaya. Di indonesia sekarang

ini, etika dan moral semakin sulit dimengerti lagi. Dari hal-hal kecil yang

seharusnya tidak dibesar-besarkan menjadi besar karena kesalah pahaman

dan etika moral yang tidak mementingkan lagi persaudaraan berbangsa dan

bernegara. Mungkin contoh etika dan moral dapat dijumpai dalam dunia

perpolitikan. Dimana beberapa bulan yang lalu diadakannya piilihan

presiden, para pendukung sudah masa bodoh dengan kedamaian dan

kesejahteraan negara demi membela calon yang didukungnya. Etika dan

Moral orang kini sangat mudah dicampur tangani oleh pihak lain yang tidak

bertanggung jawab, lebih tepatnya ada seorang provokator yang mudah

sekali menghasut para masyarakat yang tidak menahu apa apa.

9
Kehidupan masyarakat indonesia yang sekarang lebih ke individualis

juga menjadi faktor dalam beretika. Pergaulan masa kini membawa dampak

yang tidak mudah untuk diselesaikan. Terutama pengaruh dalam teknologi,

telephone genggam dari kalangan anak-anak hingga dewasa sudah banyak

yang menggunakannya, tetapi dalam penggunaanya tidak dibatasi, jaringan

internet yang sangat luas dapat memberikan dampak negatif jika tidak

diawasi dalam penggunannya terutama dalam penyaringan informasi yang

harus benar-benar ditekankan mulai sekarang. Berita hoax atau berita bohong

yang sering sekali muncul menimbulkan keresahan bagi masyarakat.

Misalnya pada tanggal 23 September 2019 lalu telah terjadi kerusuhan di

Wamena Papua yang disebabkan oleh hoax, kejadian ini sangat meresahkan

hingga warga sekitar harus mengungsi dan menyelamatkan diri dari

kerusuhan tersebut. Di era sekarang ini beretika dan berbudaya tidak hanya

dalam lingkungan saja, tetapi etika sosial budaya dalam dunia maya juga

harus mulai di antisipasi, melihat semakin banyak berita hoax yang sering

muncul dan meresahkan masyarakat. Banyak pengaruh kecil yang bisa

menjadi permasalahan dalam kehidupan sosial dan budaya, terutama dalam

beretika dan bermoral. Contoh perilaku dalam etika dan moral dapat kita

lihat dalam penerapan pancasila, jadikan pancasila sebagai pegangan bagi

masyarakat indonesia seluruhnya. Hal-hal kecil seperti ini harus dibiasakan,

meski kecil jika terjadi dalam skala besar dan menjadi kebiasaan juga dapat

berdampak buruk bagi kedamaian negara. Sekarang harus memulai

menciptakan sosial budaya yang berpancasila. Jangan sampai warga negara

Indonesia tidak mendapat kesejahteraan karena perilaku warga negaranya

sendiri.

10
Dunia pendidikan sekarang juga harus ikut berpartisipasi dan lebih

kuat dalam mengajarkan, mendukung, dan menciptakan sikap beretika,

bermoral,dan bersosial budaya sesuai pancasila. Agar generasi penerus

bangsa selanjutnya dapat menciptakan generasi yang mampu menjunjung

tinggi etika dalam bersosial dan berbudaya sesuai dengan pedoman negara

pancasila. Menciptakan generasi yang tidak mudah terprovokasi, menghargai

dan menghormati perbedaan yang ada, dan menjalin hubungan baik dalam

berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam buku “Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini” Plato

berpendapat bahwa natura manusia adalah jiwanya, yang terdiri atas

intelektualistasnya, semangatnya, dan nafsunya. Oleh sebab itu, struktur

negara identik dengan struktur jiwa manusia. Struktur jiwa manusia tercipta

secara alamiah, kodrat, dan dari lahir. Dalam jiwa manusia dapat diketahui

sesuatu yang menjadi kebiasan seseorang, dari kebiasaan tersebut

terbentuklah karakter dan sosial budaya dalam diri. Dari jiwa manusia yang

berkarakter, dan bersosial budaya manusia adalah kekuatan negara setelah

pancasila. Mengapa? Karena jiwa manusia menjadi bagian dari dasar

berdirinya negara dalam perkembangan kedepannya, jika jiwa manusia

memiliki karakter dan sosial budaya yang baik maka akan menciptakan

kesejahteraan dalam skala kecil yaitu dalam diri orang itu sendiri, tetapi jika

seluruh masyarakat mampu memiliki keduanya, kesejahteraan akan tercipta

dengan skala yang lebih besar, kesejahteraan dalam suatu negara setelah

peran pemerintah menyejahterakan masyarakatnya.

Sosial budaya di Indonesia sangat beragam. Dari daerah satu dengan

daerah yang lain memiliki karakteristik budaya yang tidak sama. Dari adat

11
istiadat, kepercayaan, dan bahasa dalam berkomunikasi. Budaya yang

berbeda sudah menjadi ciri khas di Indonesia, budaya yang ada lahir secara

alamiah sesuai dengan lingkungannya. Dalam berkebudayaan terdapat

budaya murni dan budaya kebiasaan, budaya murni ialah suatu kebiasaan

yang sudah ada dalam lingkunnya sejak seseorang dilahirkan, misalnya yang

dilahirkan di pulau jawa, mestinya sudah dari lahir cara berkomunikas dan

logat bahasa akan berbeda dengan daerah lain misalnya di sulawesi.

Sedangkan budaya kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan

berulang-ulang, misalnya dalam kedisiplinan. Kedisiplinan merupakan

bagian dari pembentukan karakter, jika kebiasaan disiplin sudah ditanamkan

sejak dini dan diajarkan secara berulang-ulang disiplin akan menjadi budaya

kebiasaan. Tetapi sayangnya kini pembentukan karakter seperti ini sudah

sulit diterapkan. Masyarakat berkebiasaan santuy, menunda-nunda

pekerjaan, dan tidak on time. Sesungguhnya budaya kebiasaan disiplin bisa

menjadi kebiasaan positif dalam kehidupan masyarakat, tapi memang sulit

jika tidak dibiasakan sejak dini.

Sosial dan budaya sudah harusnya menjadi hal paling penting dalam

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Misalnya dalam program

beasiswa di luar negeri yang difasilitasi pemerintah untuk para pelajar di

Indonesia, yang mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam

dunia pendidikan. Dalam penentuan siapa penerima beasiswa tentunya

diseleksi terlebih dahulu, dan dalam seleksi pasti dipilih beberapa yang

terbaik dari keseluruhan pendaftar beasiswa. Dari sini bisa dilihat bahwa

keunggulan dan kemampuan warga negara sendirilah yang akan membawa

kebaikan walaupun masih untuk individu, dan negara hanya faktor

12
pendorong dengan memfasilitasi beasiswa bagi pelajar di Indonesia. Dengan

adanya fasilitas beasiswa seperti ini, diharapkan akan membawa peubahan

bagi pendidikan di Indonesia juga. Masyarakat yang kreatif, inovatif, dan

kompetitif juga akan membawa kebaikan dalam perekonomian meski masih

dalam skala kecil. Menciptakan masyarakat yang produktif dan bergotong,

mewujudkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sumber Daya Manusia yang berkualitas akan berdampak bagi kesejahteraan

di Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan.

Pancasila dan sosial budaya memiliki hubungan yang saling terikat.

Dengan bersosial dan berbudaya sama dengan sudah mengamalkan nilai-

nilai pancasila. Sebagai warga negara Indonesia kita semua diamanahkan

untuk mengamalkan nilai nilai pancasila tersebut terutama dalam

bersosial dan berbudaya, dengan cara menjaga toleransi terhadap sesama,

mementingkan kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Kita semua membutuhkan generasi penerus yang lebih berkualitas,

agar dapat meningkatkan SDM yang menjunjung tinggi persatuan dan

kesatuan. Beberapa contoh dapat dimulai dari diri sendiri seperti

menghormati sesama tanpa memandang perbedaan yang ada,

membiasakan diri melakukan hal-hal positif, saling tolong menolong

terhadap sesama, dan mulai menghargai hal-hal kecil yang bersifat

positif. Memulai melestarikan kembali budaya-budaya di Indonesia agar

Indonesia memiliki citra yang baik akan budaya yang sangat banyak ini.

Berhati hati dalam bersosialisasi di media sosial, mengawasi dan

membatasi penggunakan teknologi, demi menghindari hoax yang

menimbulkan perpecahan terhadap saudara sebangsa dan setanah air.

Marilah kita ikut serta dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia

dengan sosial dan budaya, seperti visi Indonesia di usia 74 tahun ini

“SDM Unggul Indonesia Maju”. Mengedepankan sikap gotong royong,

14
menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di negara kita bersama

Indonesia.

B. Saran

Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:

1. Pancasila sebgai ideologi negara harusnya dapat menjadi pedoman dalam

mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia jika saja masyrakat ya

mengamalkan secara penuh nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

2. Kita sebagai warganegara Indonesia harusnya bias bertingkah laku atau

berprilaku sesua dengan nilai-nilai pancasila dan menerapkan asas

kekeluargaan serta asas kerohanian agar tujuan pancasila sebagai

kesatuan dan pemersatu bangsa bias terwujud.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Dewantara,

A. (2018). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (indonesia Dalam

Kacamata Soekarno).

16

Anda mungkin juga menyukai