Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anggie Widya Pratama

NIM : 221411009
Kelas : 2MED
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

1. Jelaskan dengan detil bagaimana Pancasila sebagai pandangan hidup dapat


membentuk karakter seseorang dalam kehidupan sehari-hari !

Jawab :

1. Pancasila dijadikan petunjuk menyelesaikan masalah. Pancasila bisa menjadi


seperti itu dikarenakan Pancasila sendiri sudah menjadi pedoman hidup bangsa
Indonesia dari awal kemerdekaan hingga sekarang, maka dari hal tersebut tidak
heran Pancasila menjadi pedoman arahan untuk masyarakat menyelesaikan
berbagai masalah yang ada.
2. Pancasila dijadikan penyelesaian masalah budaya hingga politik. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan Pancasila menjadi pedoman yang mana sila-silanya terdiri
dari nilai-nilai yang penting untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di
masyarakat agar rakyatnya dapat lebih baik. Seperti halnya KeTuhanan yang
Maha Esa memberikan solusi untuk perbedaan agama di Indonesia.
3. Pancasila sebagai acuan diri membangun negara dan diri sendiri sesuai cita-
cita bangsa. Ada banyak cita-cita Indonesia maka dari hal tersebut Pancasila
dihadirkan untuk pedoman agar memudahkan mencapai cita-cita dan memiliki
arahan jelas harus bagaimana untuk mencapai cita-cita yang ada. Maka tak heran
Pancasila sering menjadi arahan dasar menyelesaikan masalah.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup mempersatukan. Tanpa adanya pedoman
penting Pancasila akan mengalami kesulitan umum dalam mencapai kehidupan
yang relatif lebih baik dalam berbangsa bernegara. Maka dari hal tersebut
Pancasila sangat penting untuk persatuan.

2. Berikan analisis mendalam tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam


menjaga keberagaman budaya dan agama di Indonesia !

Jawab :

Mewujudkan Bhineka Tunggal Ika.


Bhineka tunggal ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Pancasila
menyatukan perbedaan suku, ras, etnis, agama, budaya, dan geografis dalam satu
titik dan membangun kebhinekaan pada masing-masing sila. Keberagaman
bukanlah perbedaan yang membatasi, melainkan sebagai hal yang melengkapi
dalam persatuan, kesatuan, dan kemajuan bangsa Indonesia. Pancasila
memanusiakan manusia dalam perbedaan, sehingga manusia tetap menjunjung
tinggi martabat dan memahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dalam
sebuah peradaban. Dengan terciptanya masyarakat yang saling memanusiakan
dalam perbedaan, terciptalah penghormatan kepada setiap elemen masyarakat
sehingga ikatan bangsa akan semakin kokoh dalam perbedaan. Prinsip bersatu
dalam perbedaan atau sering dikenal dengan istilah unity in divesity adalah
kesediaan masyarakat untuk bersama dalam satu Indonesia meskipun negara
memiliki suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama yang berbeda.

3. Apa peran masyarakat dalam menjaga dan memperkuat Pancasila sebagai


pandangan hidup, dasar negara, dan ideologi? Berikan ide-ide konstruktif untuk
melaksanakan peran tersebut !

Jawab :

1. Pancasila pada dasarnya terkandung dalam nilai-nilai budaya masyarakat salah


satunya dapat kita lihat dari lirik lagu daerah kebanggaan masyarakat Jawa
Barat, “Manuk Dadali” yang merupakan simbol dari Pancasila yang
mengajarkan kerukunan dan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Kita
juga dapat melihat nilai-nilai yang diadopsi dari Pancasila melalui alat musik
tradisional angklung yang melibatkan banyak pemain untuk menghasilkan
harmoni musik yang indah dan selaras. Filosofi angklung adalah kebersamaan,
pemersatu, disiplin, dan saling menghormati sesama yang menghasilkan
keharmonisan dan keindahan. Oleh karena itu, basis dari Pancasila pada
dasarnya dekat dengan nilai-nilai budaya yang sudah lebih dulu dipraktikan dan
diamalkan masyarakat Indonesia.
Strategi menyelamatkan Pancasila Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai
Pancasila di masyarakat dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui
pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan
hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pertama, nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan pendekatan budaya.


Pemerintah melalui Kemdikbud harus menyusun strategi yang tepat, efektif, dan
partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun fasilitas
atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka melestarikan sekaligus
mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat.

Kedua, penguatan nilai-nilai Pancasila di sektor pendidikan. Generasi muda


adalah masa depan bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal
mulai mengancam generasi-generasi muda kita. Pemerintah perlu memikirkan
strategi yang efektif agar nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dengan baik dalam
kurikulum pendidikan nasional. Jika perlu, pemerintah bisa mengintervensi
kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan tinggi.
Tidak sedikit sekolah-sekolah yang mengabaikan kurikulum berbasis nasional
khususnya yang terkait dengan pengetahuan kebangsaan dan kebudayaan.

Ketiga, penegakan hukum. Nilai-nilai Pancasila yang ada dalam konstitusi telah
tercermin dalam sejumlah peraturan dan instrumen internasional yang telah
diratifikasi untuk melindungi hak-hak warga negara. Pemerintah tak boleh
segan-segan untuk menegakkan aturan hukum demi menjaga persatuan dan
keutuhan bangsa.

4. Dalam konteks perkembangan teknologi dan digitalisasi, bagaimana Pancasila


sebagai pandangan hidup dapat menjadi landasan dalam penggunaan teknologi
yang bertanggung jawab dan beretika?

Jawab :

1. Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi mencakup lima hal sebagai berikut.
 Pertama, bahwa pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati
keyakinan religius masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang
tidak sejalan dengan keyakinan religious, tetapi tidak harus
dipertentangkan karena keduanya mempunyai logika sendiri.
 Kedua, ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan
dan dituntun oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan.
 Ketiga, iptek merupakan unsur yang “menghomogenisasikan” budaya
sehingga merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan
komunikasi antar masyarakat. Membangun penguasaan iptek melalui
sistem pendidikan merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan
membangun identitas nasional.
 Keempat, prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan iptek
harus merata ke semua masyarakat karena pendidikan merupakan
tuntutan seluruh masyarakat.
 Kelima, kesenjangan dalam penguasaan iptek harus dipersempit terus
menerus sehingga semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan
sosial. Hal kedua yang meletakkan Pancasila sebagai landasan etika
pengembangan iptek dapat dirinci sebagai berikut.
(1) Pengembangan iptek terlebih yang menyangkut manusia haruslah
selalu menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik;
(2) iptek haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang
maupun di masa depan;
(3) pengembangan iptek hendaknya membantu pemekaran komunitas
manusia, baik lokal, nasional maupun global.
(4) iptek harus terbuka untuk masyarakat; lebih-lebih yang memiliki
dampak langsung kepada kondisi hidup masyarakat;
(5) iptek hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin
lebih adil.

5. Dalam konteks globalisasi budaya dan media, bagaimana Pancasila sebagai


pandangan hidup dan ideologi dapat menjadi dasar dalam menjaga keutuhan dan
identitas budaya bangsa Indonesia?

Jawab :

1. Globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat


di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama. Dengan kata
lain, kultur-kultur yang berbeda antar bangsa seolah melebur menjadi satu.
Globalisasi kemudian menyentuh aspek-aspek penting kehidupan manusia dan
menciptakan tantangan baru dalam upaya untuk memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan.
Pancasila sebagai dasar negara kemudian dihadapkan pada fenomena
globalisasi. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghapus batas antar
negara. Dampak negatif dapat terasa jika banyak budaya asing masuk ke
Indonesia lalu menggerus nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Sebagai contoh,
globalisasi ini telah mempengaruhi salah satu aspek budaya kita, yaitu gotong
royong (Tinggi et al., 2011). Globalisasi membawa Indonesia pada masyarakat
yang lebih individualis. Padahal, seperti yang kita ketahui, gotong-royong
merupakan konsep yang dijunjung tinggi oleh para pendahulu kita melalui sila
keempat.
Pancasila memiliki kedudukan yang tetap sebagai ideologi, artinya isinya tidak
boleh diubah-ubah. Namun, bukan berarti Pancasila akan menjadi kuno.
Pancasila sendiri memiliki sifat yang lebih terbuka dan tidak tertutup terhadap
perubahan pola kehidupan yang terjadi pada masyarakat. Pancasila bersifat
aktual dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Yang
dimaksud “menyesuaikan diri” di sini tidak berarti bahwa Pancasila harus
mengubah nilai yang dikandungnya, tetapi ia mampu mengeksplisitkan wawasan
secara konkret, sehingga mempertajam kemampuannya untuk memecahkan
masalah-masalah teraktual. Maka dari itu, interpretasi ideologi harus
dilaksanakan secara rasional dan kritis dengan menghadapkan berbagai masalah
dan berbagai pandangan hidup yang silih berganti, sehingga terungkap makna
operasionalnya.
Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter (penyaring) nilai-nilai baru.
Rakyat Indonesia perlu untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap
perkembangan zaman, tetapi Pancasila diperlukan untuk mempertahankan nilai
budaya asli. Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang
dapat diserap untuk kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri.
Dengan begitu, Pancasila tidak kaku dan menutup jalan bagi adanya perubahan.
Pancasila justru memberi kesempatan bagi nilai-nilai baru untuk tumbuh dalam
negara dengan tetap berada di bawah kepribadian bangsa. Di era globalisasi,
dunia seakan berubah menjadi sebuah komunitas global dimana setiap
anggotanya saling berinteraksi satu sama lain tanpa memandang apakah negara
tersebut maju atau berkembang, desa atau kota, semuanya akan berinteraksi.
Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia masih harus berjuang untuk
peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Keadaan yang dimiliki setiap anggota
berbeda, dan hal inilah yang menjadi alasan mengapa Indonesia tidak dapat maju
jika mengikuti negara lain yang memiliki kondisi ataupun kebiasaan berbeda.
Apa yang dianggap baik bagi kita belum tentu baik bagi pihak lain, begitupun
sebaliknya. Berpegang teguh pada nilai bangsa yang tercantum pada Pancasila
mendorong negara untuk memahami kelemahan serta kekuatan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai