Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Solusi dari Permasalahan Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman &


Pengamalan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia,
Model Pewarisan Nilai-nilai Dasar tersebut, dan Bagaimana
Mengaktualisasikan Nilai-nilai Dasar Tersebut
Seiring perkembangan IPTEK yang kian maju dan modern yang masuk ke
Indonesia mengakibatkan lunturnya nilai nasionalisme dan patriotisme khususnya
kalangan muda zaman millenial ini. Jiwa-jiwa nilai Pancasila pun luntur yang
akan menyebabkan hal buruk bagi bangsa dan negara. Maka dari itu, pendidikan
Pancasila harus diinternalisasaikan ke dalam mata kuliah perguruan tinggi, guna
memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai makna Pancasila. Tapi tidak
hanya untuk perguruan tinggi saja, untuk jenjang sekolah pun juga harus
ditetapkan.1
Maka dari itu perlu diadakan tentang penegasan dan mengembalikan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, dan ini merupakan hal yang sangat
penting karena sudah terlalu banyak terjadi kesalahan penafsiran tentang Pancasila
sebagai dasar negara. Dan penafsiran itu menyatakan bahwa Pancasila bukan
hanya sebagai dasar negara tetapi Pancasila sebagai alat kekuasaan yang dapat
mengendalikan semua apapun yang dilakukan negara Indonesia. Sebagai nilai
yang bersifat abstrak, Pancasila harus bersifat konkrit dan upaya agar menjadi
konkrit adalah dengan menjadikan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar
dan sumber normatif bagi penyusunan hukum negara Indonesia yang positif bagi
negara. Menerapkan Pancasila dalam kehidupan dan perilaku sehari-hari, salah
satu kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pandangan hidup
berbangsa. Yakni mengandung pengertian bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan
pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku yang menjadi pedoman. Bangsa
Indonesia harus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebenarannya. Jika tidak
diamalkan maka pandangan hidup tersebut tidak bermanfaat sama sekali dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam keadaan tersebut, bangsa Indonesia akan mudah
dimanfaatkan pihak-pihak tertentu sehingga terjadi perpecahan. Menurut Rajasa,
generasi muda harus mengembangkan karakter nasionalisme melalui tiga proses
yaitu:
a. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan
membangun karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk
menjunjung nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada kehidupan
nyata.
b. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model
dari pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif
membangun kesadaran kolektif denhgan kohesivitas tinggi, misalnya
menyerukan penyelesaian konflik.
c. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan
berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam
proses pembelajaran dalam pengembangan karakter positif banmgsa sesuai
dengan perkembangan zaman.
Maka dari itu, lima butir yang terdapat di Pancasila dapat diterapkan dengan
cara:
a. Memiliki satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama yang diikuti
dengan ketakwaan pada Tuhan serta tidak memaksa seseorang untuk masuk
ke agama yang diyakini karena setiap orang memiliki hak untuk memilih
agama sesuai yang dikehendaki.
b. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyaknya
suku, agama, ras. Serta menjaga adab dan kesopanan, budi pekerti di dalam
berbagai kondisi.
c. Cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah
masyarakat karena menyadari bahwa kita bertanah air satu, Indonesia serta
meningkatkan kreativitas karya yang kita hasilkan.
d. Mengawasi dan memberikan saran terhadap jalannya penyelenggaraan
kedaulatan rakyat yang dilakukan pemerintah dan mengutamakan
pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan
suatu permasalahan, baik kepentingan dua orang atau lebih.
e. Senantiasa berusaha membantu orang lain yang dilanda kesusahan,
menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita,
serta berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain.1
Nilai-nilai luhur Pancasila dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah,
tetapi penerapan nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur, yang diakibatkan
kemajuan IPTEK dan arus globalisasi. Apabila salah satu nilai Pancasila
diterapkan, maka nilai sila-sila yang lain akan terlaksana juga karena antar sila
satu dengan yang lain memiliki kaitan yang kuat sehingga berfungsi sebagai
filter untuk menyaring pengaruh buruk dari luar agar tidak masuk kedalam
kehidupan sehari-hari, khususnya generasi bangsa yang hidup di zaman
millenial.1
Menurut Hartati Susmasdi, pelaksanaan akan pengamalan Pancasila yang
subyektif tidak mungkin dapat dilakukan dengan sekaligus saja, tetapi harus
dengan cara berangsur dengan jalan pendidikan di sekolah, dalam masyarakat,
dalam keluarga, dalam diri sendiri sehingga dapat diproleh secara berturut-turut :
a. Pengetahuan dalam arti pengetahuan biasa, pengetahuan secara ilmiah
maupun filsafat dari pada isi ata essensi Pancasila itu sendiri.
b. Kesadaran, dengan penuh rasa sadar orang selalu ingat dan setia kepada
Pancasila.
c. Ketaatan, dengan ketaatannya orang selalu bersedia melaksanakan Pancasila
secara lahir dan batin.
d. Kemampuan, atas dasar kemampuan ini orang dapat melakukan perbuatan
melaksanakan atau mengamalkan Pancasila.2
Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai
berikut ini:
a. Pancasila harus dijadikan sebagai ideologi dan inspirasi dalam membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat pilar kebangsan atau
nasionalisme perlu diimplementasikan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Upaya ini
akan diwujudkan lewat rencana aksi nasional oleh suatu lembaga untuk
melakukan sosialisasi dan penguatan nilainilai Pancasila secara formal
melalui pendidikan Pancasila dan konstitusi.
b. Membangun gerakan memasyarakatkan Pancasila melalui sikap positif
terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka.
c. Menjadikan Pancasila menjadi satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Melestarikan nilai-nilai Pancasila sekaligus melaksanakan dan
mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Melaksanakan norma-norma konstitusi sehingga mampu membatasi
kekuasaan penguasa dan menjamin hak warga negara
f. Menjadikan norma konstitusi sebagai petunjuk petunjuk di mana negara akan
dibawa.
g. Membentuk lembaga yang berwenang dan mengawal eksistensi Pancasila.2
Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dilihat dari aspek keharusan moral, subyektif, ketaatan moral,
kesadaran moral, internalisasi nilai-nilai moral Pancasila, proses pembentukan
kepribadian Pancasila, dan implementasi nilai-nilai Pancasila. Implementasi
dalam menjalankan nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila harus di sadari oleh
masyarakat Indonesia itu sendiri. Karena datangnya dari keinginan diri sendiri,
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus dijadikan pegangan dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tentunya, situasi ini tidak akan
timbul dengan sendirinya, namun diperlukan upaya agar timbul adanya kebutuhan
tersebut. Masyarakat Indonesia yang bersifat plurastik dapat menyebabkan adanya
perpecahan dalam segala aspek kehidupan. Hal ini memerlukan adanya pegangan
bersama agar bisa mengikat seluruh tatanan bangsa yang bersifat plurastik
tersebut.3
Pancasila merupakan common denominator dari berbagai keragaman adat dan
budaya bangsa Indonesia sehingga Pancasila dapat menyatukan segala keragaman
tersebut Pancasila ada dalam kehidupan Indonesia memberikan tuntunan dan
tuntutan yang harus dijalankan dan dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Jika
hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka sangat mungkin terjadi perpecahan.
Untuk mengantisipasinya, ada upaya untuk berdialog secara transformasi antar
warga negara. Dengan mengedepankan dialog transformatif, warga negara bisa
menjaga hubungannya dengan negara sebagai satu kesatuan dalam
menyejahterakan kehidupan bangsa Indonesia yang terdapat dalam sila kelima
Pancasila.3

Referensi:
1. Anggraini D, Fathari F, Anggara JW, Amin MDAA. Pengamalan nilai-
nilai pancasila bagi generasi milenial. Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan
Politik (JISoP). 2020; 2(1): 15-7.
2. Suwito A. Pengamalan nilai-nilai pancasila dan normanorma konstitusi
melalui wadah komunitas belajar “gerbang adik” di sma negeri 1 lasem.
Jurnal Ilmiah CIVIS. 2021; 10(1): 24-5.
3. Nurafifah W, Dewi DA. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jurnal Penelitian Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. 2021; 1(4): 4.

PPT
 Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai dasar Pancasila,
terdapat lima butir nilai Pancasila yang dapat diterapkan dengan cara:
a. Memiliki satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama yang
dianutnya.
b. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat.
c. Rasa cinta pada tanah air.
d. Mengawasi dan memberikan saran terhadap jalannya penyelenggaraan
kedaulatan rakyat.
e. Senantiasa berusaha membantu orang lain yang dilanda kesusahan,
menghormati hasil musyawarah, serta berani memperjuangkan keadilan.
 Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan rendahnya pemahaman dan pengamalan akan nilai Pancasila
antara lain sebagai berikut:
a. Pancasila harus dijadikan sebagai ideologi dan inspirasi dalam
membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Membangun gerakan memasyarakatkan Pancasila melalui sikap positif
terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka.
c. Menjadikan Pancasila menjadi satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Melestarikan nilai-nilai Pancasila sekaligus melaksanakan dan
mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
e. Melaksanakan norma-norma konstitusi sehingga mampu membatasi
kekuasaan penguasa dan menjamin hak warga negara
f. Menjadikan norma konstitusi sebagai petunjuk petunjuk di mana negara
akan dibawa.
g. Membentuk lembaga yang berwenang dan mengawal eksistensi
Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai