Semester :I
Fakultas/Prodi : Kedokteran
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Oktober 2020
Nama : Alvyna Mutiara Laksita Jayanti
NIM : 2013010048
Dosen : Dr. H. Wakhudin
2. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia yang baik, bagaimana kita menjadi warga
negara yang ber-Pancasila?
Sebagai Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter
nasionalisme melalui tiga proses yaitu :
1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan membangun
karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral
serta menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model dari
pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun kesadaran
kolektif denhgan kohesivitas tinggi, misalnya menyerukan penyelesaian konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan berprestasi
dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran dalam
pengembangan karakter positif banmgsa sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari konsep Rajasa tersebut dapat dianalisa bahwa generasi muda sebagai pilar
bangsa memiliki peran yang sangat penting. Masa depan bangsa tergantung dari para
generasi muda dalam bersikap dan bertindak. Menjunjung nilai-nilai moral yang baik
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sangat
penting dilakukan. Rasa nasionalisme yang harus ditumbuhkan di kalangan generasi
muda bukan nasionalisme yang sempit, akan tetapi nasionalisme yang menjunjung tinggi
bangsa dan negara sendiri akan tetapi masih menghargai bangsa lain,
Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism
di kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang dilakukan harus selalu
didasrakan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila satu
yang lain saling menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki
makna yang sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah
laku. Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk menggantikan ideologi
Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar
negara dan sebagai ideologi sejati di negara Indonesia.
5. Anda akan menjadi dokter ber-Pancasila. Jelaskan maksudnya dan apa yang akan Anda
lakukan?
Profesi dokter dengan nilai-nilai Pancasila memiliki hubungan yang erat. Saya
melihat hubungan erat tersebut dipengaruhi oleh profesi kedokteran yang berkedudukan
di wilayah negara Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai norma dasar bernegara.
Pancasila itu sendiri merupakan nilai universal yang sebenarnya tidak hanya diberlakukan
bagi negara Indonesia saja, namun memiliki nilai universal yang bisa digunakan oleh
profesi kedokteran yang ada di negara lain. Ini karena Pancasila memiliki nilai
transendental yang dapat diaplikasikan dalam moral dan etika yang harus dimiliki oleh
dokter untuk memberi pelayanan medis kepada pasien dengan sikap yang penuh hati
nurani. Dalam menjalankan profesi dokter, baik secara personal maupun secara
organisasi, tidak bisa melepaskan nilai-nilai Pancasila. Ini karena Pancasila memiliki
kaitan dan pertanggungjawaban secara transendental kepada Allah Swt, serta dengan
manusia itu sendiri sebagai wujud dari kemanusiaan yang adil dan beradab, atau dalam
Islam dikenal dengan raḥmatan lil ’ālamīn, artinya keadiran manusia di muka bumi harus
memberi manfaat bagi orang lain. Pancasila pada Orde Baru hanya dimanfaatkan oleh
kekuasaan untuk mengamankan kekuasaan, dan bukan untuk tujuan membangun negara
dan masyarakat dengan nilai-nilai Pancasila sebagai pijakan dasar bernegara, sehingga
dampaknya sekarang nilai-nilai Pancasila terasa asing khususnya bagi profesi dokter itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen diterjemahkan oleh Drs. Soejono Soemargono. 1990.
Pengantar Filsafat Ilmu. PT. Tiara Wacana Yogya:Yogyakarta
H.M. Tama Sembiring, Prof., Drs., SH, MM., dkk, Manur Pasaribu, SH., dan H. Chairul Alam,
Drs., MM., 2012. Filsafat dan Pendidikan Pancasila. Yatama Printing:Jakarta.
Saswinadi Sasmojo dkk (eds.), 1991. Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan Teknologi
dan Seni. Penerbit ITB, Bandung
Surono, ed. 2010. Nasionalisme dan Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Pusat Studi
Pancasila Press.
Yonas B’oa, Fais. 2018. Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Buamona, Hasrul. 2017. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Profesi. Indonesia : Jurnal Hukum
Novelty.