Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ana Oktaviani

NIM: 1105620029

Prodi: PGPAUD A

Dosen Pengampu: Dr. Otib Satibi Hidayat, M.Pd

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

1. Mengapa sebagai calon guru Anda wajib mempelajari Pancasila di Perguruan


Tinggi?
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang diyakini sebagai tolok ukur
dalam bertingkah laku di masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan
mempelajari Pancasila di perguruan tinggi memberikan pemahaman mendalam
kepada calon pendidik mengenai pentingnya berperilaku sesuai dengan nilai
Pancasila, seperti bertanggungjawab dengan perilakunya, mampu menghadapi
permasalahan dan mencari jalan keluar, bersikap adil dan jujur terhadap sesama
manusia yang memiliki nilai moral.

2. Jelaskan hakikat dari Pancasila sebagai hasil dari Konsensus Nasional The
Founding Fathers!
Pancasila adalah bentuk dasar konsensus Indonesia yang bersifat final yang mana
sudah disepakati oleh para founding fathers. Pancasila merupakan hasil final dari tiga
rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Muh. Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir.
Soekarno. Pancasila merupakan lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Pancasila menjadi pilihan yang
terbaik bagi bangsa Indonesia karena dapat mengatasi keberagaman dalam
masyarakat Indonesia dengan sifat tetap toleran terhadap banyaknya perbedaan yang
ada. Setiap sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang
mana masing-masing silanya tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan,
sehingga unsur pembentukkan Pancasila merupakan unsur mutlak yang mempunyai
kedudukan yang sama.

3. Jelaskan argumentasi ilmiah Anda sebagai generasi milineal terhadap Eksistensi


Pancasila bagi Kehidupan Seluruh Bangsa Indonesia!
Eksistensi Pancasila bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia selalu mengalami
perubahan yang dinamis dari masa orde lama, orde baru, dan reformasi. Pada era
reformasi Pancasila seperti kehilangan spiritnya dibandingkan pada masa orde baru.
Pada masa orde baru, pemerintah bertekad untuk menjaga Pancasila dengan cara
melaksanakan pemerintahan secara murni dan konsekuen berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, sehingga cita-cita masyarakat yang adil dan makmur terwujud walaupun
pada sistem pemerintahannya bersifat diktator. Saat ini eksistensi Pancasila sering kali
menghadapi beberapa tantangan yang mengancam eksistensinya, seperti paham
radikal. Dengan mudahnya akses internet menjadikan ladang untuk penyebaran
paham radikal. Selain itu dengan adanya globalisasi, banyak sekali nila-nilai asing
yang masuk dan mengikis nilai-nilai Pancasila. Disamping itu, generasi muda
cenderung lebih banyak tidak peduli dengan penerapan Pancasila dalam
kehidupannya dan lebih menggunakan gaya hidup bebas mengikuti perkembangan
zaman. Padahal eksistensi Pancasila jika dilaksanakan sesuai dengan aturannya dapat
memberikan dampak positif bagi kehidupan bangsa Indonesia, seperti kehidupan yang
adil, makmur, dan sejahtera.

4. Bagaimana pendapat Anda terhadap sekelompok manusia yang secara verbal


menungkapkan “Saya Pancasila”. Apakah deklarasi seperti itu adalah perilaku
yang nasionalis dan cinta NKRI atau seperti apa?
Pendapat saya terhadap sekelompok orang yang secara verbal mengungkap “saya
Pancasila” adalah tidak selalu orang tersebut benar-benar nasionalis dan cinta NKRI
karena pada kenyataannya banyak sekali orang biasa hingga pejabat yang
mengungkapkan “saya nasionalis, saya pancasila” tetapi tingkah laku dan
perbuatannya tidak menunjukkan bahwa mereka benar-benar cinta tanah air malah
seringkali merugikan masyarakat. Deklarasi tersebut tidak selalu salah namun banyak
yang menyalahgunakan alih-alih menutupi kesalahannya.

5. Mengapa Pendidikan Ideologi dan Moralitas di Negara Jepang dan Finlandia


jauh lebih berhasil daripada di negara Indonesia?
Di Jepang fokus pendidikan dasarnya menitikberatkan pada pentingnya moral. Moral
menjadi pondasi yang ditanamkan secara sengaja pada anak-anak di Jepang. Di
jepang terdapat satu mata pelajaran khusus yang mengajarkan anak tentang moral dan
nilai moral diserap pada seluruh mata pelajaran dan kehidupan. Pendidikan moral di
Jepang tidak terlepas dari sejarahnya. Penanaman moral dan ideologi di Jepang
ditanamkan sejak usia dini, bukan hanya di sekolah, tetapi di rumah dan masyarakat
ditanamkan nilai-nilai moral sehingga terjalin keselarasan antara sekolah, rumah, dan
masyarakat. Di Finlandia masyarakatnya sangat percaya dengan kejujuran karena
kejujuran adalah resep makmur dan bahagia. Mereka percaya dengan kejujuran yang
dimiliki setiap aparat, pejabat, anggota parlemen, akan menjadikan negaranya
makmur tanpa perlu menjadi pintar dalam bidang pendidikan. Masyarakat Finlandia
memiliki dua prinsip yaitu Sisu dan Talkoo, sisu semacam ketekunan yang gigih dan
gagah berani, talkoo semacam kesetaraan. Hal ini yang membuat pendidikan ideologi
dan moralitas di Finlandia berhasil. Di Indonesia pendidikan ideologi dan moralitas
masih sangat memprihatinkan karena sumber daya manusianya yang masih kurang
berkualitas, kurangnya penanaman moral sejak usia dini, masyarakat yang hedonisme
dan egois, pada kenyataannya masyarakat di Indonesia cenderung suka mengurusi
urusan orang lain. Bahkan masyarakat Indonesia lebih sering memberikan kritik dan
komentar terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dibandingkan dengan
menjalaninya dan mengevaluasi.

Anda mungkin juga menyukai