Anda di halaman 1dari 10

“FILSAFAT PANCASILA DI ERA MILENIAL”

KELOMPOK 4
Nama Anggota :
1. Annisa Rahayu Suwarningrum [18.50.078]
2. Istiqomah [18.50.008]
3. Irvan [18.51.011]
4. Joko Prastiyo Wibowo [18.50.170]
5.Arsandy Masdar [18.50.181]
1. PENGERTIAN FILSAFAT

Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi”


adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan
sebagai “cinta kearifan”, kata philosophia tersebut berakar pada kata “philos” 
(pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan  pengertian bahasa tersebut
filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau
kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan.
Berdasarkan makna kata  tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan
upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi
konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia.
Seorang ahli piker didalam filsafat disebut sebagai filosof. Kata ini mula-mula
dipakai oleh Herakleitos yang merupakan seorang filsuf Yunani Kuno pra-Sokratik
yang tidak tergolong mazhab apapun, meski begitu ia dapat digolongkan lewat
asal munculnya sebagai pemikir mazhab Ionia atau filsuf yang muncul di wilayah
Asia Minor.
2. PENGERTIAN PANCASILA

• Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Secara Etimologis
Perkataan Pancasil mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha yaitu dalam Kitab
Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk
mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 J [idem].
• Secara Termitologis
Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI. Untuk melengkapai alat-alat
Perlengkapan Negara, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
berhasil mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4
Alinea didalamnya tercantum rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut secara
Konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI yang disahkan oleh PPKI yang
mewakili seluruh Rakyat Indonesia, Pancasila Berbentuk Hirarkis (berjenjang) dan
Piramid.
3. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA

• Filsafat Pancasila adalah gabungan dari beberapa konsep – konsep seperti


Rasionalisme, Sosiodemokrasi, Demokrasi Humanisme, dan Nasionalisme.
• Menurut Abdulgani Pancasila merupakan Filsafat Negara yang lahir
sebagai Collective Ideologi (cita-cita bersama ) dari seluruh bangsa
Indonesia.
• Menurut Soekarno Pancasila merupakan Filsafat asli Indonesia yang
diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
( Hindu-Budha ), Barat ( Kristen ) dan Arab ( Islam ).
• Dapat disimpulkan bahwa pengertian Filsafat Pancasila adalah kumpulan
nilai-nilai dan norma-norma yang dibentuk berdasarkan pemikiran yang
dalam dan proses yang panjang untuk dijadikan dasar dan pedoman
Indonesia dalam bernegara secara sebenar-benarnya. Konsep Filsafat
Pancasila dibuat berdasarkan konsep kemanusiaan dalam bersosialisasi
dan beretika sehingga terbentuk negara yang berketuhanan, adil,
4. LANDASAN FILSAFAT PANCASILA

• Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
• Landasan Ontologis Pancasila. Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang
meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan
artinya dengan metafisika. Secara Ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai Filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat
mutlak yaitu Monopluralis, atau Monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar
Antropologis.
• Landasan Epistemologis Pancasila. Epistemologi adalah cabang filsafat yang
menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi
meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan
validitas ilmu pengetahuan. Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar Epistemologis Pancasila sangat
berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
• Landasan Aksiologis Pancasila. Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
5. PANCASILA DI ERA MILENIAL
• Generasi milenial merupakan generasi dengan tingkat penggunaan internet tertinggi saat
ini. Sementara di sisi lain, ideologi Pancasila mereka anggap tidak menarik, kuno atau out-
of-date. Akhirnya, yang terjadi mereka lebih menggandrungi ideologi- ideologi baru dan
bahkan menjadikannya sebagai gaya hidup. Oleh karena itu, penjelasan tersebut
menjadikan Pancasila dan generasi Milenial merupakan dua hal yang harus diperhatikan
lebih untuk saat ini. ketimpangan sosial yang terjadi saat ini adalah dikarenakan
kurangnya perhatian masyarakat indonesia terutama generasi milenial terhadap nilai-nilai
Pancasila.
• Globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia pada
saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun
dari dalam negeri. Dengan demikian, di era seperti sekarang ini peran Pancasila tentulah
sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Lebih dari
itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga
Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
• Selain itu, agar generasi milenial tetap memiliki pondasi pancasila, maka dibutuhkan
pemahaman mengenai ideologi pancasila, hal tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan
formal, informal, maupun di kehidupan sehari-hari. Mengembangkan sikap-sikap yang
mencerminkan nilai pancasila, seperti menjadi lebih kritis dalam menerima informasi dan
6. TANTANGAN BANGSA DALAM MEMAHAMKAN PANCASILA DI ERA
MILENIAL

Generasi Muda Milenial yang cenderung memiliki sifat individualis, cuek,


dan tak bisa lepas dari teknologi, sehingga tidak mudah unuk membuat
mereka mau belajar atau menjalankan filsafat Pancasila didalam kehidupan
sehari-hari mereka karena generasi milenial memiliki anggapan bahwa
Pancasila merupakan hal yang tdak menarik, kolot atau ketinggalan jaman
sehingga disadari atau tidak mereka lebih memilih menggandrungi
ideologi yang lebih bebas dan modern yang dijadikan sebagai Life Style
(gaya hidup). Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa untuk
memberikan pemahaman tentang Pancasila secara sempurna kepada
Generasi mudanya.
7. KEWAJIBAN GENERASI MILENIAL DALAM MENJUNJUNG NILAI-
NILAI PANCASILA

Walaupun pada saat ini teknologi semakin berkembang pesat dan kita
seakan terhanyut didalamnya, tapi dengan penanaman nilai-nilai dan moral
Pancasila didalam diri kita, maka itu tak akan menggerus jiwa Nasionalisme
kita. Selain itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap Generasi bangsa
terutama Generasi Milenial yang segala sesuatunya serba Teknologi untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, hal ini dilakukan untuk menjaga ideologi yang selama ini kita
pegang dan dasar negara kita agar tidak rusak oleh ideologi lain yang
dibawa oleh arus Globalisasi melalui perkembangan Teknologi. Sehingga
kedamaian dalam hidup bermasyarakat tidak terganggu oleh kemungkinan
terjadinya perpecahan. Karena tidak mungkin bagi mereka yang paham
makna Pancasila dan Falsafahnya untuk memecah belah persatuan bangsa
Indonesia.
8. MEMBUDAYAKAN PANCASILA UNTUK GENERASI
MILENIAL

• Tantangan yang dihadapi masyarakat milenial saat ini ialah perkembangan sosial
media (sosmed) yang begitu cepat. Teknologi ibarat pedang bermata dua atau janji
yang tidak ada akhirnya. Masyarakat sekarang masuk pada dunia teknologi.
Harapannya dengan adanya perkembangan teknologi memberikan kesejahteraan
masyarakat bukan kerusakan.
• Pada dasarnya, strategi membudayakan Pancasila pada generasi milenial dapat
dilakukan melalui beberapa contoh seperti Soekarno menekankan Jiwa, kemauan,
tindakan. Notonagoro melalui pengamalan subjektif dan objektif, dan Kuntowijoyo
menekankan pada internalisasi, eksternalisasi, dan objektivasi. Oleh karena itu,
untuk membudayakan Pancasila harus memahami dengan benar tentang kedudukan
dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
9. REAKTUALISASI PANCASILA PADA GENERASI MILENIAL

• Era Globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Oleh karena itu, perlu adanya
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi Milenial. Melakukan reaktualisasi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia merupakan suatu Imperatif Yuridis dan
Imperatif Politis. Karena Pancasila adalah dasar Filsafat negara Indonesia dalam segi Yuridis dan
Politis.
• Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama adalah
dengan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik formal dan non formal.
• Langkah kedua adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara
langsung dalamn kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan juga lingkungan masyarakat. Contohnya adalah
aktualisasi melalui keteladanan para pemimpin. Dengan keteladanan yang dijiwai nilai-nilai
Pancasila, diharapkan masyarakat luas akan mengikuti.
• Dan langkah ketiga adalah reaktualisasi Pancasila melalui media sosial. Cara pertama yang
harus dilakukan adalah melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang berpotensi
mengunggah ataupun menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan pornografi, pornoaksi,
premanisme dan sejenisnya. Tentunya hal ini juga memerlukan dukungan dari pihak keluarga,
sekolah, pemerintahan dan juga masyarakat. Kemudian selanjutnya adalah dengan
memasukkan konten-konten mengenai Pancasila dan kebangsaan dalam setiap media cetak

Anda mungkin juga menyukai