Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PANCASILA

“KASUS YANG TERKAIT DENGAN KEDUDUKAN PANCASILA


SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU “

DISUSUN OLEH :

NAMA : RISTARULI ARITONANG

NIM : 1805121029

PROGRAM STUDI MICE

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

TAHUN AJARAN 2018/2019

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


Contoh kasus yang terkait dengan kedudukan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
yang memperlihatkan sikap bertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar pada
prinsip Musyawarah dan Mufakat dalam kehidupan ilmiah :

1.Bermusyawarah/mufakat saat memilih atau melakukan sesuatu melahirkan sesuatu yang baru.

Dalam sejarah Bangsa Indonesia membangun Negaranya telah menunjukan bahwa


"Musyawarah/Mufakat" merupakan metoda yang benar dan baik di gunakan dalam mengangkat
Pemimpin. seperti bunyi yang terdapat dalam Pancasila sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan", dalam sila
keempat Pancasila terkandung nilai bahwa pentingnya mengutamakan musyawarah untuk
mengambil keputusan, musyawarah untuk mufakat. Karena setiap warga negara memiliki
kedudukan, hak, serta kewajiban yang sama, termasuk mengeluarkan pendapat dan suaranya
dalam bermusyawarah. Ini dapat kita lihat pada 28 Oktober 1928 dimana "lahirnya Bangsa
Indonesia" melalui "sumpah pemuda" dengan menggunakan musyawarah/mufakat sebagai
metoda , pada saat itu di ikuti oleh kurang lebih 700an Jong-Jong dari seluruh organisasi
kepemudaan.

Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia ini pun berlanjut. Berdasarkan Risalah sidang
"Dokuritsu Junbi Cosakai" pada 1 Juni 1945 penetapan Pancasila sebagai Dasar Indonesia
Merdeka yang di gagas oleh BPUPKI ini pun menggunakan metoda Musyawarah/Mufakat dalam
pengambilan keputusannya, Dua bulan lebih kemudian tepatnya Pada 17 Aguatus 1945 Dengan
Proses Musyawarah/Mufakat Sukarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Kemudian pada keesokan harinya Disahkanya UUD 1945 dan di Angkatnya Sukarno dan
Hatta sebagai Presiden/wakil Presiden dengan Musyawarah/Mufakat.Dari uraian di atas sudah
cukup jelas bahwa Musyawarah/Mufakat di gunakan dalam mengangkat pemimpin Maupun
menetapkan keputusan-keputusan penting yang menyangkut dengan hajat hidup orang
banyak.Inilah metoda yang sesuai dengan perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia. Kita patut
berfikir kembali bahwa Demokrasi dengan perangkat lunaknya Partai Politik dan perangkat
kerasnya Uang yang kemudian menggiring seluruh rakyat baik secara sadar ataupun tidak untuk
terlibat dalam proses PEMILU (Pilpres,Pileg,Pilkada dll) ini merupakan tindakan penyesatan
terhadap Sejarah Bangsa.

Aristoteles mengatakan Demokrasi dengan penetapan jumlah suara adalah Buruk !


namun Sampai artikel ini di buat masih terus berlanjut bahkan sampai ke desa- desa di seluruh
wilayah NKRI. Berikut ini pengkondisian strategi untuk melihat bagaimana proses Demokrasi
berjalan dan di mana posisi Rakyat, Elit Dan Parpol , Ilmuan dan Akademisi serta Ulama.
Kondisi Rakyat: Rakyat saat ini mengalami ketidak tahuan akan sejarah Bangsa
Indonesia yang benar tetapi menganggap apa yang di kerjkanya benar inilah komposisi terbesar
yang ada saat ini sehingga masih mau terlibat Proses PEMILU dengan menjadi pemilihKondisi
Elit dan Parpol : Terdiri dari orang-orang yang tahu kebenaran sejarah Bangsa Indonesia tetapi
tetap menjalankan PEMILU agar di katakan sebagai Negara Modern komposisiya praktisi, Elit
dan Parpol Kondisi Ilmuan dan Akademisi : Terdiri dari orang yang tahu sejarah Bangsa
Indonesia tetapi menghendaki sejarah bangsa di hilangkan dan di ganti dengan sejarah Bangsa
Lain sehingga selalu mengacu kepada Bangsa Lain, ini adalah penginkaran terhadap kebenaran
sejarah Bangsa komposisiya ilmuan, akademisi dan cendikiawan ereka ini dapat di katakan
sebagai operator.Kodisi Ulama; Terdiri dari orang-orang yang mengetaahui kebenaran sejarah
Bangsa Dan menginginkan Bangsa Indonesia kembali kejati dirinya untuk membangun
Kepemipinan Bangsa yang sesuai dengan Kebenaran Sejarah , komposisi ulama sangatlah sedikit
di banding tiga pengkondisian di atas.

Ini adalah Kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara kita dewasa ini apabila PEMILU
terus berlanjut akan berdampak pada mental elit partai politik dan elit-elit lembaga Negara serta
Rakyat Inilah kondisi jika musyawarah/Mufakat di gunakan dalam metoda Mengangkat
Pemimpin yang sesuai dengan Perjanan Kebenaran sejarah Bangsa Indonesia.Sejarah telah
menujukan Bahwa hanya Musyawarah/Mufakatlah Yang dapat menghantarkan rakyat
Indonesia kedepan pintu kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka bersatu, berdaulat, adil
dan makmur berdasarkan Pancasila bukan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai