Anda di halaman 1dari 11

1.

Jelaskan 3 (Tiga) Landasan Pendidikan dibawah ini

a. Landasan Historis

Di dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut prinsip hidup yang tersimpul di


dalam pandangan hidup atau fisafat hidup bangsa (jati diri) yang oleh para
pendiri bangsa/Negara dirumuskan dalam rumusan sederhana namun mendalam
yang meliputi lima prinsip, yaitu Pancasila.

Sejarah / historis adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian
atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh
denganinformasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori,
praktik,moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya (Pidarta, 2007: 109). Secara
historis,Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar
NegaraIndonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan
hidup masyaraka

Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi


pengembangan pendidikan Pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan,
pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan evaluasinya.
Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang
dipakai sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

b. Landasan Kultural

Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam


nilai-nilai budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya sebagai nilai dasar
berkehidupan berbangsa dan bernegara dirumuskan dalam Pancasila.

Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas


nilai-nilai yang diagungkan, dan karenanya disepakati dalam kehidupan
nasional. Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga
harus diwariskan ke generasi penerus.

Ø Landasan Filosofis

Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat Negara, maka dalam aspek


penyelenggaraannya Negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila
termasuk system perundang-perundangan di Indonesia

Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila


untuk mengembangkan Pendidikan Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut
berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Pancasila yang merupakan
filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara
negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai
pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk
system peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalam
realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan
suatu keharusan bahwa pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, social
budaya, maupun pertahanan dan keamanan.

2. Jelaskan Pengertian Pancasila dibawah ini

a. Pancasila secara etimologi

Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari

dua kata, Panca dan Sila. Panca berarti lima dan Sila berarti dasar. Sila juga
diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa;
kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.

b. Pancasila secara Historis

Secara historis, pengertian Pancasila adalah sebuah rumusan yang tidak bisa

dipisahkan dari sejarah panjang bangsa Indonesia sampai memproklamasikan


kemerdekaannya.mProses perumusan Pancasila diawali dengan adanya sidang
pertama BPUPKI yang membahas mengenai rumusan dasar negara. Pada sidang
tersebut, tiga tokoh nasional merumuskan dasar negaranya, yaitu Moh. Yamin,

Soepomo, dan Soekarno. Hingga akhirnya, pada 1 Juni 1945, Soekarno


berpidato mengenai rumusan dasar negaranya yang disebut dengan Pancasila.
Lalu, pada 17 Agustus 1945 saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dan
pengesahan UUD 1945, Pancasila termasuk di dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut.

c. Pancasila secara terminologis

Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar negara.
Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI
mengadakan sidang sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan
negara yang telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil mengesahkan
UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan nama UUD
1945.

Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh PPKI,
naskah Pancasila yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Pesatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Jelaskan secara singkat isi makna Pancasila dari sila pertama sampai sila
kelima Makna dari sila pertama sampai sila kelima, yaitu:

Sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa“ memiliki makna bahwa seluruh
rakyat Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap
warga negara Indonesia berhak atas kebebasan memilih kepercayaan dan
menjalankannya sesuai dengan agamanya masing masing. Oleh sebab itu, kita
harus saling menghormati antar umat beragama di Indonesia.

Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab“ memiliki makna bahwa setiap
individu yang ada memiliki kedudukan dan derajat yang sama sehingga kita
harus saling menghormati, menghargai dan membantu sesama agar tercipta
keadilan dan keberadaban. Sila ini juga berarti bangsa Indonesia setara dengan
bangsa-bangsa lain dan setara di hadapan Tuhan.

Sila ketiga bermakna “Persatuan Indonesia“ memiliki makna bahwa bangsa


Indonesia bersatu untuk membela dan melindungi negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi serta memiliki rasa cinta tanah air. Selain
itu, bangsa Indonesia tidak boleh mudah terpecah belah karena perbedaan atau
keragaman bangsa seperti suku, agama, budaya, dan yang lainnya.

Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan / perwakilan“ bermakna bahwa sebagai warga negara kita
harus mengutamakan musyawarah dan mufakat untuk mengambil keputusan
bersama serta tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain karena
setiap warga negara indonesia berhak untuk mengeluarkan pendapatnya masing
masing. Rakyat Indonesia juga perlu memerhatikan kepentingan bersama dan
bermusyarawah untuk mengambil keputusan.

Sila kelima “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia“ bermakna bahwa
kita sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk dapat selalu bersikap
dengan adil di segala aktivitas yang dilakukan, dalam pengambilan keputusan
yang harus disepakati bersama dengan melakukan gotong royong.. Seluruh
masyarakat Indonesia berhak mendapatkan keadilan tanpa dibeda-bedakan latar
belakangnya.

4. Uraikan pandangan anda mengenai kajian sejarah bangsa Indonesia,sejak era


orde lama,orde baru sampai era reformasi

Ø Pancasila Era Orde Lama

Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966. Pada masa itu berlaku demokrasi
terpimpin. Setelah menetapkan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden
Soekarno meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi
terimpin yaitudemokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak


sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya dan bahkan terkenal
menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin oleh kepentingan-
kepentingantertetu.
Masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan
dengan pancasila dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu
belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena
penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang presiden
danlemahnya control yang seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-
kebijakan.

Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang


berkepanjangan sehingga situasi politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi
makin memburuk puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan
G30S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara.
Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku presiden RI
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret
1969 (Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi
terjaminnya keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta kesetabilan jalannya
pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde
Baru.

Ø Pancasila Era Orde Baru

Era Orde Baru dalam sejarah republik ini merupakan masa pemerintahan yang
terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai masa pemerintahan yang paling stabil.
Stabil dalam artian tidak banyak gejolak yang mengemuka, layaknya keadaan
dewasa ini. Stabilitas yang diiringi dengan maraknya pembangunan di segala
bidang. Era pembangunan, era penuh kestabilan, menimbulkan romantisme dari
banyak kalangan.

Diera Orde Baru, yakni stabilitas dan pembangunan, serta merta tidak lepas dari
keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi alat bagi pemerintah untuk semakin
menancapkan kekuasaan di Indonesia. Pancasila begitu diagung-agungkan;
Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya kepada rakyat; dan
rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang mengganjal.

Menurut Hendro Muhaimin bahwa Pemerintah di era Orde Baru sendiri


terkesan “menunggangi” Pancasila, karena dianggap menggunakan dasar negara
sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Disamping hal tersebut,
penanaman nilai-nilai Pancasila di era Orde Baru juga dibarengi dengan praktik
dalam kehidupan sosial rakyat Indonesia. Kepedulian antarwarga sangat kental,
toleransi di kalangan masyarakat cukup baik, dan budaya gotong-royong sangat
dijunjung tinggi. Selain penanaman nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari
penggunaan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi,
yang menyatakan bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, baik itu
organisasi masyarakat, komunitas, perkumpulan, dan sebagainya haruslah
mengunakan Pancasila sebagai asas utamanya.

Pada era Orde Baru sebagai era “dimanis-maniskannya” Pancasila. Secara


pribadi,Soeharto sendiri seringkali menyatakan pendapatnya mengenai
keberadaan Pancasila, yang kesemuanya memberikan penilaian setinggi-
tingginya terhadap Pancasila. Ketika Soeharto memberikan pidato dalam
Peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1967. Soeharto mendeklarasikan
Pancasila sebagai suatu force yang dikemas dalam berbagai frase bernada
angkuh, elegan, begitu superior. Dalam pidato tersebut, Soeharto menyatakan
Pancasila sebagai “tuntunan hidup”, menjadi “sumber tertib sosial” dan “sumber
tertib seluruh perikehidupan”, serta merupakan “sumber tertib negara” dan
“sumber tertib hukum”. Kepada pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda
tanggal 28 Oktober 1974, Soeharto menyatakan, “Pancasila janganlah
hendaknya hanya dimiliki, akan tetapi harus dipahami dan dihayati!” Dapat
dikatakan tidak ada yang lebih kuat maknanya selain Pancasila di Indonesia,
pada saat itu, dan dalam era Orde Baru.

Ø Pancasila Era Reformasi

Memahami peran Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai


dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap
warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki
persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi kerangka


berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia
sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai negara hukum,
setiap perbuatan baik dari warga masyarakat maupun dari pejabat-pejabat harus
berdasarkan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam
kaitannya dalam pengembangan hukum, Pancasila harus menjadi landasannya.
Artinya hukum yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan
dengan sila-sila Pancasila. Substansi produk hukumnya tidak bertentangan
dengansila-sila pancasila.

5. Jelaskan pengertian Etika, Moral, Norma dan Nilai

Menurut bahasa (etimologi) istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos,
secara harfiahyang berarti adat-istiadat (kebiasaan), perasaan batin,
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan atau mengajarkan tentang
keluhuran budi baik-buruk. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Etika adalah Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang Hak dan Kewajiban
moral (Akhlak).

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan“Moral” berasal dari kata “mos”


yang berarti kebiasaan. Kata “mores” yang berarti kesusilaan, dari “mos”,
“mores”. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain- lain yang meliputi akhlak budi
pekerti; dan susila.

Menurut KBBI moral didefinisikan sebagai (ajaran tentang) baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dansebagainya atau
dapat dikatakan akhlak, budi pekerti, susila. Sedangkan arti kata bermoral
adalah sikap yang dapat mempertimbangkan baik buruk suatu perilaku;
bertingkah laku baik. Moral merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wewenang-
wewenang, patokan-patokan, kumpulan peraturan, baik lisan maupun tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia
yang baik.

Norma adalah kaidah atau aturan yang berlaku bagi segala tingkah laku manusia
yang berisi perintah, larangan dan sanksi. Norma merupakan aturan yang
dibentukkarena adanya suatu kebutuhan masyarakat akan ketertiban yang ingin
dicapai dalam kehidupan sehari-hari, dan jika norma atau peraturan yang ada
dilanggar, orang tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan kesepakatan
yang sudah berlaku.

Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk di dalam masyarakat.
Nilai dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam menentukan
sikap serta mengambil keputusan.
6. Berikan Contoh Kode Etik Profesi sesuai bidang Profesi yang Anda cita-
citakan

Kode etik profesi dalam bidang kedokteran gigi, yaitu disebut Kodekgi (Kode
Etik Kedokteran Gigi) adalah etika profesi kedokteran gigi diterbitkan oleh
Persatuan Dokter Gigi Indonesia yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh
Dokter Gigi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Contoh kode etik bidang kedokteran gigi, yaitu:

Pasal 1

Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah


dan atau janji dokter.

Pasal 2

Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional


secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran
yang tertinggi.

Pasal 3

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh


dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.

Pasal 4

Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri.

Pasal 5

Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan
psikis, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

Pasal 6

Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau


menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.

Pasal 7

Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 8

Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan


secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa
kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 9

Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani
pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau
yang melakukan penipuan atau penggelapan.

7. Berikan pandangan anda mengenai Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu


Pengetahuan, sesuai Landasan Yuridis yang ada di Negara Indonesia

Pancasila sebagai paradigma artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif


menjadi kerangka acuan setiap aspek pembangunan nasional di Indonesia. Ini
merupakan konsekuensi pengakuan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai
dasar negara. Pancasila sebagai sistem nilai akan mantap berfungsi sebagai
paradigma ilmu, apabila para akademisi dan praktisi, warga negara maupun
penyelenggara negara, telah meyakini

kebenaran nilai-nilai Pancasila dan menjadikannya sebagai acuan dalam berolah


ilmu maupun beramal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan adalah aktualisasi Pancasila di


bidang keilmuan selain sebagai panduan etik pengembangan ilmu. Menurut
KBBI, istilah paradigma berarti daftar semua bentukan dari sebuah kata yang
memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut; model dalam teori ilmu
pengetahuan; kerangka berpikir.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai
acuan, kerangka acuan berpikir, pola acuan berpikir atau sebagai sistem nilai
yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka
arah/tujuan bagi 'yang menyandangnya.

8. Sebutkan dan jelaskan Landasan Yuridis Perkuliahan Pancasila di Pendidikan


Tinggi Di Indonesia

Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada
di universitas. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang
No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal tersebut menyatakan
bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan
agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa
Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah pendidikan ideologi
di Indonesia. Asas-asas hukum yang melandasi Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi adalah asas kepentingan umum/kesejahteraan umum
merupakan hukum tertinggi (salus publica suprema lex) dan asas adanya
peraturan definitive.

Tujuan pendidikan Pancasila menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem


Pendidikan Nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen Dikti.
No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna menunjukan arah tujuan pada moral dan
diharapkan dapat terealisasi di kehidupan bermasyarakat setiap hari.

Adapun tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:

1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa


melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam


pemikiran, sikap, dan tindakan.

3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar


Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI
Tahun 1945.

5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai


ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal
dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai