Anda di halaman 1dari 45

PANCASILA SEBAGAI

SISTEM ETIKA DAN


IMPLEMENTASI PANCASILA

R. CHANDRA PRADANA , S.Kep.,Ns. MPH


APA ITU ETIKA?
 Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket
atau moralitas
 Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos, yang artinya watak
kesusilaan atau adat.
 Istilah etiket identik dengan moral yang berasal
dari bahasa Latin, mos yang jamaknya mores,
yang juga berarti adat atau cara hidup.
 Moral atau moralitas digunakan untuk perbuatan
yang sedang dinilai, sedangkan etika digunakan
untuk mengkaji sistem nilai yang ada
PENGERTIAN SISTEM
Secara etimologis, sistem berasal dari kata “sys” dan
“Thema”.
Sys berarti “disatukan’ atau “sama”
“Thema” berarti “suatu topik” atau “suatu obyek”
atau “suatu persoalan”

Jadi ditinjau berdasarkan pada asal kata,


“Sistem” berarti obyek-obyek yang
dipersatukan atau dirangkaikan
“Kumpulan dari obyek-obyek yang satu
sama lain terdapat hubungan kerja
sedemikian rupa ke arah tujuan yang
sama sehingga keseluruhan obyek-
obyek itu merupakan suatu kesatuan
yang fungsional dan organis”

Sistem yaitu sekelompok bagian-bagian


(alat-alat dsb) yang bekerja bersama-
sama untuk melakukan sesuatu maksud”
Ciri-ciri Sistem sebagai berikut :
a. Suatu kesatuan bagian-bagian
b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri
c. Saling berhubungan dan saling
ketergantungan
d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai
suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang
kompleks.
ETIMOLOGI ETIKA

 Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethes”


berarti kesediaan jiwa akan kesusilaan, atau secara
bebas dapat diartikan kumpulan dari peraturan-
peraturan kesusilaan.

 Aristoteles juga memberikan istilah “ethica” yang


meliputi dua pengertian yaitu etika meliputi
kesediaan dan kumpulan peraturan, yang mana
dalam bahasa Latin dikenal dengan kata Mores
yang berarti kesusilaan, tingkat salah satu perbuatan
(lahir, tingkah laku), kemudian perkataan Mores
tumbuh dan berkembang menjadi Moralitas yang
mengandung arti kesediaan jiwa akan kesusilaan.
KEDUDUKAN ETIKA

1. Etika sebagai ilmu, kumpulan tentang


kebajikan, penilaian dari perbuatan
seseorang
2. Etika sebagai perbuatan, perbuatan
kebajikan.
3. Etika sebagai filsafat, mempelajari
pandangan-pandangan, persoalan-persoalan
yang berhubungan dengan kesusilaan.
TUJUAN ETIKA
“… Mengarahkan ke hidup baik, bersama dan untuk
orang lain, dalam rangka memperluas lingkup
kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil
(Paul Ricoeur, 1990).

Etika politik merupakan pedoman yang dijadikan


ukuran dalam melakukan tindakan yang
seharusnya.  

Hakekat Etika
ALIRAN – ALIRAN ETIKA
Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran
besar, yaitu :
1. Deontologi
2. Teleologi
3. Keutamaan
Setiap aliran memiliki sudut pandang
sendiri sendiri dalam menilai apakah suatu
perbuatan dikatakan baik atau buruk.
1. ETIKA DEONTOLOGI
Etika deontologi memandang bahwa
tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan
apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan
kewajiban. Dimana Etika deontologi ini tidak
mempersoalkan akibat dari tindakan
tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah
ketika seseorang melaksanakan apa yang
sudah menjadi kewajibannya.
ETIKA DEONTOLOGI
Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat dari
tindakan tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah
ketika seseorang melaksanakan apa yang sudah
menjadi kewajibannya.
• Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Immanuel
Kant (1734-1804)
• Etika deontologi menekankan bahwa
kebijakan/tindakan harus didasari oleh motivasi dan
kemauan baik dari dalam diri, tanpa mengharapkan
pamrih apapun dari tindakan yang dilakukan
• Ukuran kebaikan dalam etika deontologi adalah
kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi
bebas
2. ETIKA TELEOLOGI
Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan
etika deontologi, yaitu bahwa baik buruk suatu
tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat
dari perbuatan itu. Etika teleologi membantu
kesulitan etika deontologi ketika menjawab
apabila dihadapkan pada situasi konkrit ketika
dihadapkan pada dua atau lebih kewajiban yang
bertentangan satu dengan yang lain. Jawaban
yang diberikan oleh etika teleologi bersifat
situasional yaitu memilih mana yang membawa
akibat baik meskipun harus melanggar
kewajiban, nilai norma yang lain.
Etika Teleologi dapat digolongkan menjadi dua :
a) Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang
baik adalah tindakan yang berakibat baik untuk
pelakunya.
b) Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknya
suatu perbuatan tergantung bagaimana
akibatnya terhadap banyak orang. Tindakan
dikatakan baik apabila mendatangkan
kemanfaatan yang besar dan memberikan
kemanfaatan bagi sebanyak mungkin orang.
3. ETIKA KEUTAMAAN
 Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu
tindakan, tidak juga mendasarkan pada penilaian
moral pada kewajiban terhadap hukum moral
universal, tetapi pada pengembangan karakter
moral pada diri setiap orang.
 Orang tidak hanya melakukan tindakan yang
baik,melainkan menjadi orang yang baik.
 Karakter moral ini dibangun dengan cara
meneladani perbuatan-perbuatan baik yang
dilakukan oleh para tokoh besar.
ETIKA DAN KEPEMIMPINAN

Ethical shaping as a function of


leadership

Cultural values of adaptability,


achievement, bureaucratic cultures,
environmental conditions

Basic philosophy of human


nature and appraoch to
leadership

Relationships between values


and leadership

Leadership challenge and


individual values in an
organisational context
NILAI PANCASILA
SEBAGAI SUMBER ETIKA

Nilai Ketuhanan
Nilai Kemanusiaan
nilai
spiritualitas Nilai Persatuan
nilai
, ketaatan,
kesusilaan, Nilai Kerakyatan
dan nilai cinta
tolong
toleransi tanah air,
menolong, Nilai Keadilan
pengorbana nilai
penghargaan
n menghargai
, nilai
penghormata perbedaan,
kesetaraan kepedulian,
n, kerjasama kesejajaran
ekonomi,
kemajuan
bersama

Shibu lijack
ETIKA PANCASILA

 Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik


dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
 Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila, namun juga
sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
 Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka
Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-
nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga
realistis dan aplikatif.
 Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada
dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam
realitas kehidupan. Nilai-nilai tersebut dalam istilah Notonagoro
merupakan nilai yang bersifat abstrak umum dan universal,
yaitu nilai yang melingkupi realitas kemanusiaan di manapun,
kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap tindakan dan
munculnya nilai-nilai yang lain
ETIKA PANCASILA
Etika Pancasila tidak memposisikan secara
berbeda atau bertentangan dengan aliran-
aliran besar etika yang mendasarkan pada
kewajiban, tujuan tindakan dan
pengembangan karakter moral, namun justru
merangkum dari aliran-aliran besar
tersebut.Etika Pancasila adalah etika yang
mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan.
Contoh realitas nilai dalam Pancasila
 Nilai Ketuhanan akan menghasilkan nilai
spiritualitas, ketaatan, dan toleransi.
 Nilai Kemanusiaan, menghasilkan nilai
kesusilaan, tolong menolong, penghargaan,
penghormatan, kerjasama, dan lain-lain.
 Nilai Persatuan menghasilkan nilai cinta
tanah air, pengorbanan dll.
 Nilai Kerakyatan menghasilkan nilai
menghargai perbedaan, kesetaraan, dll.
 Nilai Keadilan menghasilkan nilai kepedulian,
kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama dll
NILAI PANCASILA

Sesuatu yang berharga

ARTI Sifat dari suatu hal, benda atau pribadi yang


NILAI dihargai atau sebagai sarana mencapai tujuan

Sesuatu yang membawa kita ke tujuan


Unsur-unsur nilai Macam-macam Nilai

•Berguna (Prof. Dr. Notonegoro)


•Berharga •Nilai material
(kebenaran)
•Indah (estetika)
•Nilai vital
•Baik (moral/etika) •Nilai kerohanian
•Religius (agama)

Hirarki nilai Nilai kerohanian

• Nilai kenikmatan Nilai kebenaran


• Nilai kehidupan  Nilai keindahan
• Nilai Kejiwaan  Nilai
• Nilai kerohanian moral/kebaikan
 Nilai religius
Pancasila sebagai
norma moral

merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat fundamentil


dan universil bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

harus dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat


praktis berupa norma-norma yang jelas yang kemudian
menjadi suatu pedoman.

Norma moral : merupakan ajaran-ajaran, wejangan-


wejangan, patokan-patokan kumpulan peraturan baik
lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.

Pancasila telah dijabarkan dalam suatu norma moralitas


sehingga Pancasila merupakan sistem etika dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia.
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat
mendasar dalam kehidupan manusia. Nilai yang pertama
adalah ketuhanan.Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan
sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang
bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari
nilai ini.Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak
bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan.

Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan


bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah
dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan
antara manusia maupun alam pasti akan berdampak
buruk. Misalnya pelanggaran akan kaidah Tuhan tentang
menjalin hubungan kasih sayang antar sesama akan
menghasilkan konflik dan permusuhan. Pelanggaran
kaidah Tuhan untuk melestarikan alam akan
menghasilkan bencana alam, dan lain-lain.
Nilai yang kedua adalah kemanusiaan, suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam
nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan
keadaban.
Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara
lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan
sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk
Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan.
Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia
dibanding dengan makhluk lain.
Nilai yang ketiga adalah persatuan.Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila dapat
memperkuat persatuan dan kesatuan.Sikap egois
dan menang sendiri merupakan perbuatan buruk,
demikian pula sikap yang memecah belah
persatuan. Sangat mungkin seseorang seakan-
akan mendasarkan perbuatannya atas nama
agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan
tersebut dapat memecah persatuan dan
kesatuan maka menurut pandangan etika
Pancasila bukan merupakan perbuatan baik.
Nilai yang keempat adalah kerakyatan. Dalam kaitan
dengan kerakyatan ini terkandung nilai lain yang
sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan
permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan
berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai
kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan,
pandangan minoritas belum tentu kalah dibanding
mayoritas. Pelajaran yang sangat baik misalnya
peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila
pertama Piagam Jakarta. Dengan demikian,
perbuatan belum tentu baik apabila
disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun
perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah yang
didasarkan pada konsep hikmah/kebijaksanaan.
Nilai yang kelima adalah keadilan.Apabila
dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka
kata tersebut lebih dilihat dalam konteks
manusia selaku individu.Adapun nilai keadilan
pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks
sosial.Suatu perbuatan dikatakan baik apabila
sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak.
PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PERSOALAN
BANGSA DAN NEGARA
 Moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi
krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah,
maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi.
 Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip
baik yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia
yang akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak.
 Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial,
sehingga akan tampak perbedaan antara masyarakat yang
bermoral tinggi dan rendah.
 Istilah moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat
universal yang berlaku di manapun dan kapanpun, moralitas
yang terkait dengan keadilan, kemanusiaan, kemerdekaan,
dan sebagainya.
PENERAPAN NILAI 5 SILA
PANCASILA DALAM PRAKTEK
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT.

 Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME.


 Hormat menghormati dan bekerjasama
antar pemeluk agama dan kepercayaan
yang berbeda.
 Saling menghormati dan kebebasan
menjalankan ibadat sesuai agama dan
kepercayaannya.
 Tidak memaksakan agama dan
kepercayaan kepada orang lain.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak,


dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
 Saling mencintai sesama manusia
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
 Berani membela kebenaran dan keadilan
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap saling menghormati dengan
bangsa lain.
3. PERSATUAN INDONESIA
 Menempatkan persatuan, kesatuan,
kepentingan serta keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara.
 Cinta tanah air dan bangsa
 Bangga sebagai bangsa Indonesia
bertanahair Indonesia.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang berBhinneka Tunggal
Ika.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur
 Keputusan yang diambil harus dapat
dipertangggungjawabkan kepada tuhan YME, menjungjung
tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kegotongroyongan.
Bersikap adil
Meenjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak-hak orang lain,
Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
Tidak bersikap boros.
Tidak bergaya hidup mewah
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
Suka bekerja keras
Menghargai karya orang lain
Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
FUNGSI DAN PERANAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Pancasila sebagai sumber dari segla sumber hukum di
Indonesia
Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup yang
mempersatukan bangsa Indonesia
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia
Pancasila sebagai moral pembangunan
Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
MAKNA LIMA SILA
DALAM PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

 Perkataan “Ketuhanan” berasal dari kata Tuhan. Yang Maha Esa


berarti Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, Esa dalam dzat-
Nya, sifat-Nya maupun dalam perbuatan-Nya.
 Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya
keyakinan terhdap Tuhan Yang Maha Tunggal yang menciptakan
alam semesta beserta isinya.
 Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang sebagai
konsekuensinya, maka negara menjamin kepada warga negara
dan penduduknya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya, seperti tertuang dalam Pasal 29 UUD
1945; 1). Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha esa,
dan 2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing untuk beribadat
menurut agama dan kepercayaannya itu.
KETUHANAN YANG MAHA ESA
 Indonesia bukanlah negara agama, dan juga bukan
negara sekuler, tetapi negara Pancasila atau negara
yang didirikan atas landasan Pancasila. Dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ketiga disebutkan: “Atas
dasar rakhmat Allah Yang Maha Kuasa…”.
 Tiga model kerukunan hidup menurut Alamsyah Ratu
Perwiranegara (mantan menteri agama RI), meliputi:
Kerukunan hidup antar umat seagama; Kerukunan
hidup antar umat beragama; Kerukunan hidup antar
umat beragama dan Pemerintah.
 Sila I ini menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia, yang menjiwai dan mendasari serta
membimbing perwujudan sila II sampai dengan sila V.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB
 Perkataan “kemanusiaan” berasal dari kata
manusia, yakni makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, yang memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan
cipta.
 Kata “adil” mengandung makna bawa suatu
keputusan dan tindakan didasarkan atas
ukuran/norma-norma yang objektif, dan tidak
subjektif, sehingga tidak sewenang-wenang.
 Kata “beradab” berasal dari kata adab, artinya
budaya. Jadi adab mengandung arti berbudaya,
yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang
selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama
norma sosial dan kesusilaan/moral.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB
 Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung
pengertian adanya kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi budi
ruhani manusia dalam hubungannya dengan
norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik
pada diri pribadi, sesama manusia maupun pada
alam sekitarnya/lingkungan.
 Manusia harus saling menghormati, tidak
memandang rendah atau merendahkan satu sama
lain, apalagi memperbudak terhadap sesamanya,
karena di hadapan Tuhan status manusia sama,
sedang yang membedakan hanyalah ketakwaan
terhadap-Nya.
3. PERSATUAN INDONESIA
 Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh, tidak
terpecah-pecah; persatuan mengandung pengertian
bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan.
 Indonesia mengandung adanya dua makna, yaitu makna
geografis, yang berarti sebagian bumi yang membentang
dari 95-141 derajat bujur timur dan dari 6 derajat lintang
utara sampai 11 derajat lintang selatan, serta makna
bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup dalam
wilayah tersebut.
 Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia ini bersatu karena didorong untuk mencapai
kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara
yang merdeka dan berdaulat.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
 Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang dalam hubungannya
dengan sila ini menunjukkan makna bahwa kekuasaan yang
tertinggi berada di tangan rakyat. Kerakyatan bermakna pula
“kedaulatan rakyat”, artinya rakyat yang memerintah atau
pemerintahan dengan mengikutsertkan rakyat.
 Hikmat kebijaksanaan mengandung arti adanya penggunaan
pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa,
kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan
bertanggungjawab serta didorong oleh iktikad baik sesuai hati
nurani.
 Permusyawaratan adalah suatu tata cara untuk merumuskan
dan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat
sehingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan
pendapat atau mufakat.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
 Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata
cara atau prosedur dengan mengusahakan turut
sertanya rakyat untuk mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara melalui badan atau lembaga-
lembaga perwakilan yang ada.
 Jadi yang dimaksud sila IV ini ialah kekuasaan
yang dijalankan dengan mengatasnamakan itu
ditempuh melalui sistem perwakilan, dan
keputusan-keputusan yang diambil
diselenggarakan melalui jalan musyawarah yang
dipimpin oleh rasa tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa, maupun kepada rakyat yang
diwakilinya/rakyat banyak.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA
 Keadilan berasal dari kata adil, yang berarti tidak
berat sebelah. Keadilan sosial berarti keadilan yang
berlaku dalam musyawarah di segala bidang
kehidupan, baik materil maupun spiritual.
 Seluruh trakyat Indonesia berarti setiap orang yang
menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam di
wilayah kekuasaan negara RI maupun warga negara
Indonesia yang berada di luar negeri.
 Sila ini merupakan tujuan dari empat sila yang
mendahului, sebagai tujuan bangsa Indonesia dalam
bernegara, yang perwujudannya ialah tata
masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai