Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN
IDENTITAS NASIONAL,
NEGARA & KONSTITUSI,
DEMOKRASI INDONESIA

2018/2019
IDENTITAS NASIONAL
1.  Pengertian
a. Identitas : ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat
pada sesuatu untuk membedakan dari sesuatu yang
lain.
b. Nasional : “nation” kata sifat ruang lingkup, bentuk
berupa bangsa yang telah mengidentifikasi diri dalam
kehidupan bernegara dan menegara.
 Nation, kolektif manusia dengan suatu solidaritas yang
ditujukan kepada suatu Negara yang berdaulat, yang terbentuk
karena persamaan fisik seperti budaya, agama, bahasa.
kesamaan nonfisik seperti Keinginan, cita-cita dan tujuan.
(collective action/ atribut nasional).
Identitas Bangsa Indonesia adalah PANCASILA.

• Hakikat identitas nasional bangsa Indonesia adalah


Pancasila yaitu nilai-nilai dasar yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat di Indonesia dan
merupakan living reality (kenyataan hidup)
 • Identitas Nasional Pancasila diwujudkan dalam norma
hukum, system pemerintahan dan nilai-nilai etika yang
secara normative diterapkan didalam pergaulan nasional /
internasional.
• Pancasila sebagai filsafat, ideology, dasar Negara
merupakan identitas Nasional.
Fungsi dan kedudukan
Pancasila.
1. Pancasila sebagai filsafat bangsa adalah pandangan hidup
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia
dan menjadi kenyataan hidup.
2. Pancasila sebagai Ideologi Negara adalah Pancasila
sebagai cita-cita Negara yang menjadi basis, teori dan
praktek penyelanggaraan Negara dan pemerintahan
sebagaimana diatur dalam pembukaan dan batang tubuh
UUD’45.
3. Pancasila sebagai dasar Negara adalah pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Unsur pembentukan Identitas Nasional.

1.  Wilayah Geografi, seluruh wilayah Nusantara yang meliputi seluruh wilayah
bekas jajahan Belanda.
2.  Suku bangsa.
 
a. Kelompok Imigran, dari Asia (Tionghoa, Arab, India), Eropa (Belanda,
Jerman, Italia), Amerika dan Kanada, Afrika (Mesir, Nigeria), ada 300
suku bangsa.
b. Agama (pembentuk identitas nasional)
c. Indonesia Negara agamis terdiri dari berbagai agama. Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha, Konghucu yang hihup sudah rukun
berdampingan.
d. Kebudayaan, pembentukan identitas nasional karena kebudayaan
dipelihara dan berkembang di lingkungan setiap suku bangsa yang
merupakan nilai-nilai dasar Pancasila.
e. Bahasa Indonesia, dari berasal bahasa Melayu (sebagai bahasa
penghubung sebelum kemerdekaan) ditetapkan sebagai bahasa
persahihan pada 28 oktober 1928 dalam ikrar Sumpah Pemuda.
Konsep Pancasila sebagai
Identitas Nasional
 1.  Konsep tentang hakekat eksistensi manusia.
 Eksistensi manusia -> konsep pokok -> memahami / mampu medahulukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, hal ini sudah terlepas dari
hakikat eksistensi alam semesta.
 2.  Konsep Pluralitas.
 Dari konsep pluralitas -> pancasila tidak sepaham dengan azas individualism
yang mengagung-agungkan kepentingan prbadi. Menurut Pancasila kedudukan
pribadi yang sesuai dengan harkat dan martabat tertuang dalam PP No. 66
tahun 1951 tentang lambung Negara Bhineka Tunggal Ika.
 3.  Konsep Harmonis dan Keselerasan
 Harmonis dan selaras antara manusia dengan alam sekelilingnya dalam arti
masing-masing berfungsi secara ketertiban, keteraturan, ketentraman dan
kedamaian hingga tercipta harmonisasi dan keselarasan.
 *4 pilar (tiang) Negara Indonesia
 a. UUD’45
 b. PANCASILA
 c. NKRI -> Kesatuan wilayah (sabang-merauke)
 d. Bhineka Tunggal Ika -> Perbedaan fisik maupun nonfisik tetapi tetap bersatu.
 4.  Konsep kekeluargaan dan gorong royong.
 Kekeluargaan adalah paham statis, gotong royong adalah paham dinamis
(Ir.Soekarno 01 juni 1945) segala sesuatu pekerjaan dll diselesaikan secara
bersama-sama (gotong-royong) tidak pandang bulu, kaya miskin, asli
keturunan, agama
 5.  Konsep Intgralistik
 Konsep Intgralistik adalah paham Negara persatuan(penjelasan UUD’45) baca
pidato Supomo didepan BPUPKI. Paham ini mengatasi paham individualisme
atau golongan seluruh komponen yang terlibat dalam kehidupan masyarakat
dalam berbangsa dan bernegara, membentuk suatu kesatuan yang integral.
 6.  Konsep kerakyatan
 Konsep kerakyatan bangsa Indonesia menganut azas demokrasi atau
kedaulatan hidup bernegara ada di tangan rakyat.
 7.  Konsep berbangsa
 Konsep berbangsa Negara Indonesia terbentuk dimulai dari mengenal paham
kebangsaan yang dicetuskan oleh paguyuban Mahasiswa Kedokteran Budi
Utomo pada 1908. Paham ini dilanjutkan dengan munculnya peristiwa Sumpah
Pemuda 1928 yang mendeklarasikan menyatakan bahwa hanya satu bangsa
yaitu bangsa Indonesia. Setelah peristiwa itu peristiwa lain yang berkaitan
dengan bangsa adalah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pengaruh globalisasi
Globalisasi dapat berpengaruh positif dan negative
terhadap kehidupan bangsa Indonesia baik secara
individu maupun secara nasional.
1. Pengaruh Positif, yang dimaksud pengaruh positif
globalisasi adalah pengaruh yang dapat
membangkitkan semangat kerja keras, meningkatkan
pengetahuan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan, membangun sikap dan nilai budaya
ingin maju yang berorientasi pada masa depan yang
menghargai waktu dan disiplin.
Pengaruh negative globalisasi, ditandai berkembangya
paham individualism dan sekularisme. Mengilhami
ideology liberalism terutama di bidang budaya.
 Globalisasi dapat berpengaruh positif dan negative terhadap
kehidupan bangsa Indonesia baik secara individu maupun secara
nasional.
 1.  Pengaruh Positif, yang dimaksud pengaruh positif globalisasi
adalah pengaruh yang dapat membangkitkan semangat kerja keras,
meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan, membangun sikap dan nilai budaya ingin maju yang
berorientasi pada masa depan yang menghargai waktu dan disiplin.
 2.  Pengaruh negative globalisasi, ditandai berkembangya paham
individualism dan sekularisme. Mengilhami ideology liberalism
terutama di bidang budaya.
 • Globalisasi Budaya
 Globalisasi budaya adalah alat yang paling efektif yang melahirkan
berbagai sikap, perilaku yang bertentangan dengan nilai keimanan dan
ketaqwaan yang merupakan nilai tertinggi dari PANCASILA.contoh :
 1.  Gaya hidup bebas seperti kumpul kebo, homo, lesbi, pornografi,
pornoaksi
 2.  Maraknya pelanggaran HAM seperti perampokan, pemerkosaan,
narkoba, pencucian uang, terorisme dll
  • Globalisasi Ekonomi
 perdagangan bebas dimana perdagangan antar Negara hampir
tidak perlu lagi ada batas Negara, yang perlu diperhatikan
dalam hal globalisasi ekonomi adalah system ekonomi
Pancasila yang mengutamakan ekonomi rakyat, bukan
kapitalisme. Kegiatan eksplorasi sumber daya alam jangan
sampai bertentangan dengan pasal 33 UUD’45.
 • Globalisasi politik
 Negara-negara besar / kuat berusaha mendesak Negara-negara
kecil / lemah senantiasa mengikuti garis politik yang dianut
Negara-negara liberal.
 • Globalisasi Hankam
 Globalisasi Hankam dapat berupa transaksi jual beli senjata,
pelatihan bersama (militer), pendidikan dan pelatihan antar
Negara dan pertahanan bersama. Globalisasi hankam sering
memunculkan sifat arogan/ingin menang sendiri.
 • cara-cara penanggulangan globalisasi :
 1.  Memperkuat Keimanan
 2. Memperkuat kesadaran terhadap ideology
Pancasila.
 3.  Memperkuat daya tahan dari serangan
ideology liberal/asing lainnya.
 4.  Meningkatkan daya saing SDM Indonesia.
 5.  Memperkuat semangat kebangsaan
 a.  Definisi Negara
 Negara adalah suatu organisasi atau sekelompok manusia yang mendiami
satu wilayah tertentu dan mengakui adanya pemerintahan yang mengurus
keselamatan, ketertiban dan kesejahteraan sekelompok/beberapa kelompok
manusia.*Pemerintah (presiden dan pembantunya)*pemerintahan (Lembaga
tinggi Negara (LETINA) DPR; MPR; BPK; MA; KY; MK)
 b.  Sifat-sifat Negara
 1.  Sifat memaksa secara legal (sah) menggunakan peraturan /
perundangan yang berlaku. Contoh, setiap warga Negara wajib bayar pajak.
Jika melanggar akan dipaksa oleh Negara dengan cara “sanksi hukum”
kurungan / denda.
 2.  Sifat monopoli, perbuatan monopoli adalah dilarang di Indonesia bagi
siapa saja termasuk Negara, namun dalam hal menyangkut kepentingan
public Negara boleh melakukan monopoli. Contoh, listrik, BBM, air.
 3.  Sifat mencakup semua. Setiap peraturan perundangan yang dilakukan
oleh Negara baik di pusat maupun di daerah adalah berlaku u/semua tanpa
kec. sesuai dgn. tingkat wilayah masing2
Unsur – unsur Negara
1.  Wilayah
Suatu Negara akan diakui apabila memiliki satu wilayah yang
tetap dan jelas batas-batasnya.
2.  Rakyat
Suatu Negara harus memiliki rakyat sebagai penduduk di wilayah
tersebut.
3.  Pemerintahan
Suatu Negara harus ada yang mengurus dan mengatur
kepentingan rakyatnya.
4.  Suatu Negara akan diakui apabila memiliki kedaulatan ke
dalam dan keluar.
Ke dalam contohnya Mendagri membuat e-ktp yg tidak
dperbolehkan pihak asing terlibat, dan kedaulatan ke luar
contohnya urusan luar negeri seperti irak, ada kalanya kita tdk
terlibat apabila itu melenceng dari UUD’45, tpi jg tetap berdaulat
dgn pihak luar yg sesuai UUD’45
 KONSTITUSI
 a.  Definisi
 Menurut ilmu politik, konstitusi adalah keseluruhan system aturan
yang menerapkan / mengatur tentang tata kehidupan kenegaraan
melalui system pemerintahan Negara dan terdapat hubungan
timbal balik antara pemerintah Negara dengan warga Negaranya.
 • keseluruhan system aturan = disuatu Negara diatur segala
sesuatu yang bersifat garis besar sampai yang bersifat rinci mulai
dari pemerintah pusat sampai ke pelosok negera.
 • Mengatur tata kehidupan kenegaraan = di dalam konstitusi diatur
tata kehidupan bernegara baik di pusat maupun di daerah.
 • Pemerintahan Negara = seluruh lembaga tinggi Negara yang
diatur. (Pemerintahan = Presiden/eksekutif).
 • Hubungan timbal balik antara pemerintah Negara dengan warga
negaranya = di dalam konstitusi diatur hak dan kewajiban Negara
dan warga negaranya.
Wujud Konstitusi
1.  Tidak tertulis (konfrensi / kebiasaan) contoh pidato presiden
tanggal 16/08 di hadapan sidang paripurna DPR
2.  Tertulis / hukum dasar / UUD’45 yaitu aturan yang bersifat
dasar juga memuat sanksi-sanksi di dalamnya.  
c.  Muatan Konstitusi
1.  Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan hak warna
Negara. Tertuang dalam batang tubuh UUD’45 pasal 28 A-J (HAM)
dan pasal 37 – 34 (Hak Warga Negara).
2.  Diterapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat
fundamental/mendasar. Yaitu system pemerintahan (Presiden,
Menteri, MPR, DPR, MA, MK, KY, BPK)
3.  Adanya pembagian & pembatasan kekuasaan dalam
ketatanegaraan yang bersifat fundamental, yaitu eksekutif
(Presiden), Legislatif (DPR), Yudikatif (MA & MK)
 d.  Sifat-sifat konstitusi
 1.  Bersifat formal artinya pembuatan konstitusi dilakukan secara
istimewa karena isinya sangat penting menyangkut kepentingan
Negara & rakyat seluruhnya.
 2.  Bersifat material artinya isi konstitusi menyangkut hal-hal yang
bersifat dasar bagi rakyat & negara.
 3.  Bersifat fleksibel artinya mudah mengikuti perkembangan zaman &
perubahannya, namun perubahannya tidak perlu cara-cara yang
istimewa. Contoh konstitusi yang fleksibel adalh batang tubuh UUD’45
dapat diubah-ubah sesuai perkembangan zaman, terbukti UUD’45 telah
diamandemen sebanyak 4 kali (1999,2000,2001,2002)
 4.  Bersifat kaku artinya tak mudah mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan memerlukan prosedur yang istimewa dan dainggap sangat perlu
oleh rakyat. Contoh konstitusi yang kaku adalah pembukaan UUD’45 walaupun
telah dilaksanakan amandemen sebanyak 4 kali, namun pembukaannya tetap
di pertahankan/tidak dirubah karena alasan-alasan tertentu seperti terdapat
nilai-nilai sejarah berdirinya bangsa Indonesia, terdapat tujuan negara dan
terdapat sikap terhadap penjajahan di dunia, dan terdapat Dasar Negara.    
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai