Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PANCASILA

Dosen : Dr. Drs Ida Bagus Seloka, M,Si

Oleh :
Nama : I Wayan Agus Nindi Hartawan Saputra
No Absen : 30
NIM : 2102612010324
Kelas : Manajemen J Pagi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
Soal :
1. Pancasila dinilai sebagai kristalisasi nilai-nilai yang hidup dan dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia. Kemukakan pendapatmu, apa yang Saudara fahami terhadap
kenyataan itu!
2. Jelaskanlah, kenapa generasi muda termasuk di dalamnya mahasiswa dituntut untuk
senantiasa mengkhayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila untuk menghadapi era kesejagatan (globalisasi)!
3. Dalam era globalisasi ada upaya secara terstruktur, sistematis, dan massif yang
dilakukan sekelompok orang untuk mengganti Pancasila baik sebagai Dasar Negara,
Pandangan Hidup Bangsa, Perjanjian Luhur Bangsa dengan ideology yang lain!
Jelaskanlah, apa yang Saudara fahami terhadap kenyataan itu!
4. Ada tokoh yang menyatakan bahwa Pancasila merupakan entitas yang bersifat abstrak.
Apakah yang Saudara fahami terhadap pendapat tokoh dimaksud!
5. Kemukakan beberapa Contoh Kasus yang terjadi di dalam masyarakat, baik dalam
skala nasional maupu negional yang bertentangan atau tidak sejalan dengan nilainilai
yang terkandung dalam Pancasila!

Jawaban :

1. Pancasila dianggap sebagai kristalisasi nilai-nilai yang hidup dan dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia karena ia merefleksikan nilai-nilai yang telah berkembang di
masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Nilai-nilai seperti gotong royong,
kebersamaan, toleransi, dan menghargai perbedaan, dapat dilihat tercermin dalam
prinsip-prinsip Pancasila. Selain itu, Pancasila juga menjadi pegangan bagi bangsa
Indonesia dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan maju. Pancasila menjadi
pedoman bagi seluruh warga negara dalam bertindak dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai yang telah ditetapkan. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia.

2. Dalam era globalisasi yang semakin kompleks dan cepat perubahan, mahasiswa
sebagai generasi muda memiliki peran yang sangat penting untuk mengamalkan nilai-
nilai Pancasila. Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus mampu
menjadi agen perubahan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

Mengamalkan nilai-nilai Pancasila akan membantu mahasiswa untuk menghadapi


berbagai tantangan yang ada di era globalisasi, seperti perubahan sosial dan teknologi
yang cepat, tantangan ekonomi global, dan keberagaman budaya yang semakin
kompleks. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat membentuk
karakter yang kuat dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di
tingkat global. Selain itu, dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, mahasiswa dapat
memperkuat identitas nasional dan mengembangkan rasa cinta tanah air. Dengan
demikian, mahasiswa dituntut untuk senantiasa mengkhayati dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila agar dapat menghadapi era globalisasi dengan sikap yang baik dan
memperkuat jati diri sebagai warga negara Indonesia.

3. Indonesia memiliki dasar negara yang tercantum dalam Pancasila. Pancasila bukan
hanya sebagai dasar negara, namun juga sebagai pandangan hidup bangsa serta
perjanjian luhur bangsa yang menentukan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, dalam era globalisasi
saat ini, terdapat upaya dari sekelompok orang untuk mengganti Pancasila dengan
ideologi yang lain. Hal ini tentu sangat merugikan bagi bangsa Indonesia karena
Pancasila telah menjadi identitas dan jati diri bangsa Indonesia selama puluhan tahun.
Jika upaya ini dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan massif, maka dapat
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta mengganggu stabilitas
negara.

Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia harus tetap menghargai dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara yang tidak bisa diganti dengan
ideologi lain. Sebagai sebuah negara demokrasi, setiap orang memiliki hak untuk
memiliki pandangan politik dan ideologis yang berbeda-beda. Namun, hal tersebut
tidak seharusnya dilakukan dengan cara mengganti dasar negara yang telah disepakati
bersama.

4. Pernyataan bahwa Pancasila adalah entitas yang bersifat abstrak merujuk pada
karakteristik bahwa Pancasila tidak hanya sekadar sebuah dokumen atau bendera,
melainkan lebih dari itu. Pancasila merupakan suatu konsep atau gagasan yang bersifat
universal dan mengandung nilai-nilai yang dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh
setiap individu atau kelompok.

Dalam arti lain, Pancasila memiliki sifat yang tidak dapat dilihat atau diukur secara
fisik, namun memiliki pengaruh dan implikasi yang sangat besar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pancasila dapat dianggap sebagai entitas
abstrak yang selalu mengalami proses interpretasi dan re-interpretasi oleh setiap
generasi dan komunitas yang berbeda. Penting bagi kita untuk memahami bahwa
Pancasila tidak hanya sekadar sebuah slogan atau dokumen formal, melainkan juga
merupakan sebuah pandangan hidup dan filosofi yang melandasi tata nilai dan norma
yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

5. Berikut adalah beberapa contoh kasus yang terjadi di dalam masyarakat, baik dalam
skala nasional maupun regional yang bertentangan atau tidak sejalan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila:
a. Intoleransi: Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dan budaya merupakan
nilai yang sangat penting dalam Pancasila. Namun, masih sering terjadi kasus
intoleransi, seperti penolakan terhadap perbedaan agama atau kepercayaan, yang
bertentangan dengan nilai-nilai ini. Contohnya kasus pada saat hari raya Nyepi
kemarin, ada oknum yang memaksa untuk keluar pada saat umat Hindu sedang
melaksanakan hari suci Nyepi. Contoh lainnya adalah umat Kristen di Bogor
dilarang ibadah Natal.
b. Penggunaan kekerasan dalam penyelesaian konflik: Penggunaan kekerasan dalam
penyelesaian konflik, baik oleh masyarakat sipil maupun aparat keamanan,
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menempatkan perdamaian dan
keamanan sebagai prinsip utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Contohnya dalam kasus tragedi Kanjuruhan, Malang, pada saat itu terjadi
kerusuhan sporter akan tetapi aparat keamanan menembakan gas air mata ke arah
tribun yang menyebabkan penonton berdesakan keluar dan beberapa dari mereka
tidak selamat. Contoh lainnya dalam beberapa tragedi demo masih ada beberapa
orsng yang bersikap anarkis.

Anda mungkin juga menyukai