II. Pancasila dalam pandangan integralistik merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak terpisahkan.
a. Bagaimanakah pemahaman sila sila Pancasila secara komprehensif integral?
Jawab :
Pancasila dalam pandangan integralistik merupakan satu kesatuan yang bulat
dan utuh dari kelima silanya. Masing masing sila tidak dapat dipahami dan
diberi arti secara terpisah dari keseluruhan sila sila lainnya.
Sila ketiga merupakan penegasan dari paham integralistik yang tercermin
dalam pokok pikiran pertama dalam pembukaan UUD 1945 ; “Negara”
begitu bunyinya “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Penjelasan UUD ’45)
Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh kepada Allah yang Maha
kuasa.
Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara sosial maupun ekonomi.
Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk
dapat berada dalam kaitannya HAM dengan Pancasila sebagai dasar negara
kita.
Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
Menjadi negara nasionalis dan cinta tanah air Indonesia.
III. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka mempunyai nilai dasar, instrumental dan
praktis.
a. Jelaskan perbedaan antara ketiga nilai tersebut.
Jawab :
1) Nilai Dasar Pancasila
Nilai Dasar adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil dengan sifat
mutlak, maksudnya sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah:
Nilai ketuhanan
Nilai kemanusiaan
Nilai persatuan
Nilai kerakyatan
Nilai keadilan
Nilai dasar adalah esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat
universal sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Kelima batasan dari keterbukaan ideologi Pancasila itu tentu saja sudah dibuat
sesuai dengan poin-poin penting dari Pancasila yang dijadikan sebagai ideologi
terbuka Indonesia sehingga tidak akan merugikan masyarakat dan bisa
menjadikan negara Indonesia ini sebagai negara yang maju sesuai dan kondusif
sesuai dengan kelima pancasila.
IV. Upaya sosialisasi dan pembudayaan Pancasila dapat ditempuh melalui jalur
pendidikan.
a. Berikan penjelasan tentang peranan pendidikan informal dalam
pembudayaan Pancasila.
Jawab :
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional
tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3.
Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan
bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan.
Alasan pemerintah menggagas pendidikan informal adalah:
Pendidikan dimulai dari keluarga
Informal diundangkan juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional dimulai dari keluarga
Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.
Anak harus dididik dari lahir
Peran Keluarga Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
sekolah, masyarakat atau pemerintah. Sekolah sebagai pembentuk kelanjutan
pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh
anak adalah dalam keluarga. Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA), seorang
sahabat utama Rasulullah Muhammad (SAW) menganjurkan: Ajaklah anak pada
usia sejak lahir sampai tujuh tahun bermain, ajarkan anak peraturan atau adab
ketika mereka berusia tujuh sampai empat belas tahun, pada usia empat belas
sampai dua puluh satu tahun jadikanlah anak sebagai mitra orang tuanya. Ketika
anak masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal, dasar-dasar karakter ini
sudah terbentuk. Anak yang sudah memiliki watak yang baik biasanya memiliki
achievement motivation yang lebih tinggi karena perpaduan antara intelligence
quotient, emosional quotient dan spiritual quotient sudah terformat dengan baik.
Peran orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:
Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anakanaknya
Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan
menyiapkan ktenangan jiwa anak-anak
Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak
Mewujudkan kepercayaan
Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak) Selain
itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan,
akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia