Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA
Tentang
PANCASILA DAN KEHARUSAN REAKTUALISASI

Disusun Oleh :
Kelompok 13
ANISA FADILAH : 2314070279
NUR AZIZAH AULIA FADILLA : 2314070275
NADYA WULANDARI : 2314070274
Dosen Pengampu :
FAUZA DJALAL, S. H.,M.Pd

PROGRAM STUDI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Pancasila Dan Keharusan
Reaktualisasi”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai sosok yang sanagat kita muliakan karena akhlaknya dan
kepribadiannya yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis yang telah diriwayatkan
oleh banyak sahabat.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kuliah pancasila. Selain itu kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Fauza Djalal, S.H., M.
Pd selaku dosen pengampu mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 28 Agustus 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

COVER---------------------------------------------------------------------------------------i
KATA PENGANTANTAR --------------------------------------------------------------ii
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------
iii
BAB I PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------------
1
Latar Belakang -----------------------------------------------------------------------------
1
Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------------
1
Tujuan Penulisan---------------------------------------------------------------------------
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reaktulisasi---------------------------------------------------------------
2
B. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di era Mellenial-------------------------------
2
C. Nilai-Nilai Pancasila dalam Sistem Demokrasi di Indonesia------------------
3

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------------9
Saran -----------------------------------------------------------------------------------------9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pertimbangan politik, Pancasila perlu diaktualisasikan dalam
lingkungan masyarakat, kebangsaan, dan kenegaraan mengingat Pancasila
sebagai ideologi nasional yang merupakan visi kebangsaan Indonesia (yang
membina persatuan bangsa) yang dipandang sebagai sumber demokrasi yang
baik di masa depan dan yang lahir dari sejarah kebangsaan Indonesia. Visi
kebangsaan dan sumber demokrasi Indonesia ini perlu diterapkan sebagai
nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan etika untuk melandasi dan mengawal
perubahan politik dan pemerintahan yang sedang terjadi dari model
sentralistik (otoriter yang birokratis dan executive-heavy) menuju model
desentralistik (demokrasi yang multipartai dan legislative-heavy).
Latarbelakang seperti itu didorong pula oleh realita penerapan
Pancasila selama ini yang dipersepsi publik sebagai untuk kepentingan (alat)
penguasa, yang ditantang oleh globalisasi ideologi asing (terutama
Liberalisme), yang gagal dalam mengatasi penyakit korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) sebagai akibat adanya salah-urus mengelola negara, serta
yang perwujudan praktek demokrasinya berkonotasi buruk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan reaktualisasi
2. Apa saja reaktulisasi tentang nilai-nilai pancasila

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti reaktualisasi
2. Untuk mengetahui nilai nilai reaktulisasi pancasila

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reaktulisasi
Reaktualisai berasal dari bahasa Inggris actual yang berarti sebenarnya
atau sesungguhnya, dan actualize yang berarti mewujudkan dan
melaksanakan. Kata tersebut disusun dari kata re dan actualize menjadi
reactulization yang berarti menghidupkan kembali atau mewujudkan dan
membangun kembali.
Menurut Julianda B. Manalu, nilai adalah konsep umum tentang
sesuatu yang dianggap baik, patut, layak, pantas keberadaannya dicita-citakan,
diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadi tujuan kehidupan bersama di dalam kelompok masyarakat tersebut,
mulai dari unit kesatuan sosial terkecil hingga suku, bangsa dan masyarakat
internasional.
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila adalah bagaimana cara
mengamalkan, meralisasikan, mengejawantahkan kembali nilai-nilai yang
tersurat dan tersirat dalam sila-sila Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi
nasional, falsafah bangsa, pandangan hidup bangsa, akar budaya bangsa dalam
kehidupan berbangsa, berbudaya, dan bernegara di dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di era Mellenial


Ada tiga macam nilai dalam ideologi Pancasila. Tiga macam nilai itu
diantara lain:

1. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, yang
terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip yang
bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan kandungan
kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai
dasar berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan,
tatanan dasar dan ciri khasnya.
Nilai dasar Pancasila tumbuh dari bumi Indonesia, tumbuh dari sejarah
perjuangan bangsa, tumbuh dari cita-cita yang ditanamkan dalam agama dan
tradisi-budaya dari suatu masyarakat yang berketuhanan, berperikemanusiaan,
berkebangsaan, kerakyatan dan berkeadilan.

2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut,
yang merupakan arah kenerjanya untuk kurun waktu tertentu dan dengan
tuntutan zaman. Namun nilai instrumental haruslah mengacu pada nilai dasar
yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dalam
batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar. Dari kandungan nilainya,
maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem,
rencana, program, bahkan juga proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai
dasar tersebut.

3. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari,
berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai
Pancasila. Nilai praksis terdapat pada demikian banyak wujud penerapan nilai-
nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang
eksekutif, legislative, maupun yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial
politik, oleh organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh
pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warga negara secara perseorangan.
Dari segi kandungan nilainya, nilai praksis merupakan gelanggang
pertarungan antara idealism dan realitas.

C. Nilai-Nilai Pancasila dalam Sistem Demokrasi di Indonesia.


Indonesia merupakan negara yang merdeka melalui proses perjuangan
panjang, berperang dengan senjata maupun strategi untuk merebut kebebasan
dari penjajahan Belanda selama ratusan tahun, hingga terbentuk suatu ideologi
sebagai landasan pertahanan Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai ideologi atau
gagasan maupun pemikiran utama bagi Indonesia merdeka, Pancasila yang
mengandung nilai kebangsaan, ketuhanan, mufakat, kesejahteraan, dan juga
internasionalisme seperti yang dikemukakan oleh Ir.Soekarno, tentu bertujuan
untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia sehingga mampu menciptakan
negeri yang damai dan tanpa perpecahan antar sesama.
Persatuan dan semangat untuk meraih kemerdekaan dan kebebasan
diantara rakyat Indonesia semakin meningkat berkat adanya penindasan oleh
kapitalisme dan feodalisme yang mengambil secara paksa seluruh hak milik
rakyat Indonesia dan mengeksploitasi segala sumber daya alam yang
Indonesia miliki. Dengan adanya perlawanan yang disertai dengan eratnya
persatuan maka tidak ada permasalahan yang tidak dapat diatasi, baik secara
fisik maupun secara pemikiran seperti musyawarah untuk menuju suatu
mufakat.
Hal ini juga ditekankan oleh Drs. Mohammad Hatta, terutama dalam
menyikapi adanya kapitalisme, liberalisme, dan kolonialisme di Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan hal pokok dan
pedoman bagi hidup seluruh rakyat Indonesia karena semua sila tersebut
sudah mencakup segala aspek kehidupan. Selain menjadi ideologi bangsa,
Pancasila juga merupakan sistem filsafat negara. Susunan pada sistem tersebut
menunjukkan bahwa setiap sila pada Pancasila bersifat organis, karena setiap
unsur yang terkandung di dalamnya memiliki fungsi masing-masing namun
masih terkait satu sama lain. Secara tidak langsung, Pancasila merupakan satu-
kesatuan yang majemuk tunggal, sehingga sila satu dengan yang lain pasti
saling terkait dan tidak mungkin bertentangan.
Kembali pada esensi dari Pancasila, sebenarnya dalam setiap sila
terdapat patologi budaya Pancasila, yakni segala bentuk dan sifat yang
mengancam atau bahkan mampu menghancurkan eksistensi dari nilai
Pancasila itu sendiri. Hal itu terbukti dengan masih adanya kerusuhan,
korupsi, dan hal buruk lainnya yang melanggar moral dan etika dalam
kehidupan, yang telah diatur dalam kelima sila tersebut. Sebuah ideologi pasti
memiliki relasi dengan realitas sosial yang ada, karena ideologi merupakan
hasil refleksi dari kehidupan manusia itu sendiri.
Maka kita sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya menanamkan
ideologi Pancasila juga empertahankannya dalam kehidupan, serta
mempelajari dan menelaah fenomena yang terjadi pada Indonesia agar negara
kita dapat bertahan di era terkikisnya identitas dan jati diri bangsa seperti saat
ini.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik akibat belajar.
perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal.
Setiap proses belajar memengaruhi perubahan perilaku pada dominan tertentu
pada diri peserta didik, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan
tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku yang diinginkan terjadi setelah siswa
belajar.
Hasil belajar bertujuan memberikan informasi tentang kemajuan
peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan Pendidikan, Memberikan
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi
belajar peserta didik dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan
merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan. Teknik pengolahan dan
pengubahan skor hasil tes hasil belajar adalah Skala nilai, pendekatan
penilaian acuan normatif (PAN), Penilaian Acuan Patokan (PAP).
B. Saran
Pemakalah berharap dengan selesainya makalah tentang “Pengolahan
Tes Hasil Belajar”, pembaca dapat memahami makalah ini dengan baik. Pada
hakikatnya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, kami
memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami
memerlukan saran dan kritik dari pembaca untuk menjadi acuan bagi kami,
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lebih baik lagi
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas


Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Latif, Yudi. 2014. Pancasila dalam Perbuatan, Bandung: Mata Air Keteladanan.

Anda mungkin juga menyukai