Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIO

NAL BANGSA INDONESIA

Mata kuliah : Pancasila


Dosen pengampu : Khairul Mulkan, M.Hum

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :


Asep Sahputra (0206211016)
Aura Balqis (0206212037)
Bagas Bizikry (02062110200)
Bunga Putri Ayu Nasution (0206212034)
Kelas Hukum 1-A

PRODI HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021
Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara 20371
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pancasila Sebaga
i Ideologi Nasional Bangsa Indonesia” ini dapat tersusun samp
ai dengan selesai.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantua


n dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumb
angan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menamb


ah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami b
erharap lebih jauh lagi, agar makalah ini bisa pembaca terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat men
gharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dem
i kesempurnaan makalah ini.

Medan, September  2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Makalah..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PANCASILA IDEOLOGI NASIONAL
B. PERANAN IDEOLOGI PANCASILA DI DALAM INTEGRASI NASIONAL

BAB III PENUTUP


A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila di jadikan pedoman oleh masy
arakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai nilai yang terkandug dal
am kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehi
dupan beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.

B. Rumusan Masalah

- Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia

C. Tujuan Masalah

- Untuk memahami makna sesungguh nya berdasarkan sumber yang vali


d

- Mampu mengamalkan nya dalam kehidupan sehari hari


D. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat dan perubahan yan
g terjadi itu ikut mewarnai kehidupan bangs akita secara fundamental. Ada
beberapa penulis buku yang melalui konsep – konsepnya telah berhasil me
motret realitas zaman yang sedang kita jalani ini. Di antaranya adalah Row
an Gibson (1997) yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di de
pan kita nanti akan sangat lain dari masa lalu, dan karenanya di perlukan p
emahaman yang tepat tenteng masa depan itu.
New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda di
perlukan bentuk organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi.
Where do we go next, dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap orag
nisasi termasuk oragnisasi negara perlu merumuskan dengan tepat arah ya
ng ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa ke depan terjad
o perubahan dari detail complexity menjadi dynamic complexity cosmopoli
tan, dan karenanya setiap pelakunya, termasuk pelaku bisnis dan politik dit
untut memiliki 4C yaitu concept, competence, connection, dan confidence .
Yang membuat interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi san
gat mendadak dan tidak menentu. Rossabeth Moss Kanter (1994) juga me
nyatakn bahwa masa deapan akan didominasi oleh nilai-nilai dan pemikira
n.

disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarka


n Pancasila. Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosia
l, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif b
agi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.
BAB II
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIO
NAL BANGSA INDONESIA

A.PENGERTIAN PANCASILA IDEOLOGI NASIONAL

1. Pancasila Ideologi Nasional


Kita semua mengetahuI bahwa pancasila merupakan pedoman hidup rakyat Indo
nesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide PANCASILA itu
muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari PANCASILA sebagai ide
ologi nasional?
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebe
narannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang disebut de
ngan ideologi. Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set
of beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu s
Istem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi k
ekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipand
ang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan ca
ra bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap persoalan yan
g dihadapinya.
Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya Pancasila
merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh peme
rintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/m
engatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pe
merintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau
golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia se
cara keseluruhan.

2. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melal


ui :
1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di d
alamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-nila
i itu akan merupakan cita- cita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa da
n negara.
2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan ber
bagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan be
rsama dari suatu bangsa.
3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri ne
gara (the fouding father).
4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi
kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.
5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara
dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam
perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga bu
kan sebagai alat kekuasaan.

3. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimens


i:
a. Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan
cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersum
ber dari nilai- nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi mili
k mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
c. Dimensi normalitasartinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat men
gikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuh
i atau ditaati yang sifatnya positif.
d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan
jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkemb
angan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

4. Pancasila merupakan Ideologi terbuka


Pancasila dapat menerima dan mengembangkan ideologi baru dari luar, dapat be
rinteraksi dengan perkembangan/perubahan zaman dan lingkungannya, bersifat de
mokratis dalam arti membuka diri akan masuknya budaya luar dan dapat menamp
ung pengaruh nilai-nilai dari luar yang kemudian diinkorporasi, untuk memperkay
a aneka bentuk dan ragam kehidupan bermasyarakat di Indonesia juga memuat em
pat dimensi secara menyeluruh.
Setiap negara memiliki ideologi tersendiri. Ada yang memiliki ideologi individu
alistik yang memandang manusia dari sisi hak asasinya, ideologi komunistik yang
memendasarkan diri pada premise bahwa semua materi berkembang mengikuti hu
kum kontradiksi, dengan menempuh proses dialektik yang mana di dalam diri ma
nusia tidak ada yang permanen sehingga kontradiksi terhadap lingkungan selalu m
enghasilkan perubahan yang menentukan diri manusia dan faham agama yang ber
sumber dari falsafah agama yang termuat dalam kiblat suci agama. Indonesia send
iri menganut ideologi pancasila yang memandang manusia selaku makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan yang lain.
Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga
pemahaman dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di
dalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang memberikan kese
mpatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan kepercayaan terhadap T
uhan YME sehingga atheis tidak berhak hidup di bumi Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu derajat, sama h
ak dan kewajiban, serta bertoleransi dan saling mencintai.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam memeran
gi penjajah dan bersatu dalam mengembangkan negara Indonesia.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawara
tan/Perwakilan,mengandung nilai kedaulatan berada di tangan rakyat atau demokr
asi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang rill dan wajar.
Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil, men
ghormati hak orang lain dan bersikap gotong royong yang menjadi kemakmuran
masyarakat secara menyeluruh dan merata.

B. PERANAN IDEOLOGI PANCASILA DI DALAM INTEG

RASI NASIONAL

Pancasila adalah ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia disebabkan


memiliki nilai nilai sebagai pegangan berbangsa dan bernegara. Pancasila,

sebagai ideologi, dijadikan sebagai pegangan untuk mencapai suatu tujuan

kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai

ketetapan bagi warga negara Indonesia mengandung nilai-nilai yang tersira

t dalam sila-sila dan, selanjutnya, gagasan dasar dari sila-sila dalam Pancas

ila terwujud dan terjabar lebih lanjut dalam sikap, perilaku dan pandangan

serta pribadi bangsa. Pancasila sebagai ideologi bersifat khas, yang berlaku

bagi bangsa Indonesia yang akan tercermin dalam segi kehidupan. Berbica

ra tentang Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik tentunya ya

ng dimaksudkan adalah bagaimana peran dan fungsi Pancasila sebagai lan

dasan dan sekaligus tujuan dalam kehidupan politik bangsa kita.

Relevansi Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik bangsa Indonesia

terletak pada kualitas nyata yang terkandungdalamdirimasyarakatitusendiri dalam

mengaktualisasikan sila-sila dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Di sampi

ng itu, relevansi mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari hari juga terletak pad

a posisi komperatif ideologi tersebut terhadap ideologi-ideologi lain seperti neolib

erallisasi sehingga bangsa kita yang meyakini ideoligi Pancasila dapat memahami

dan menghayati betul, mengapa Pancasila sebagai ideologi yang terbaik untuk dip

akai sebagai landasan dan sekaligus upaya membangun diri masyarakat itu sendiri

dalam berbagai bidang kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

termasuk kehidupan politik pada pengambilan kebijakan politik dan pemerintaha

n. Atas dasar itu, apabila kita membahas Pancasila sebagai ideologi tidak dapat dil

epaskan dari pandangan mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka sesuai deng

an tuntutan zaman. Karena sejarah menunjukkan bahwa betapa kokohnya suatu id


eologi bila tidak memiliki fleksibilitas atau keterbukaan maka akan mengalami ke

sulitan bahkan mungkin kehancuran dalam menanggapi tuntutan zaman. Contoh k

asus yang dapat diambil pelajaran adalah ideologi komunis. Sebagaimana kita tah

u, setelah hampir 70 tahun ideologi komunis ditinggalkan oleh pengikutnya di ero

pa timur di bawah naungan di negara asalnya yaitu Uni Soviet.

Menurut Alfian (1990), sebuah ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat beri

nteraksi dengan perkembangan zaman, dan adanya dinamika internal. Dinamika in

ternal itu membawa peluang pada masyarakat yang menganutnya untuk mengemb

angkan pemikiran baru yang relevan dan sesuai dengan kenyataan dari masa ke m

asa. Hal demikian itu akan membuat ideologi tersebut selalu aktual. Ideologi terbu

ka membutuhkan adanya dialog yang terus menerus tentang nilainilai ideal yang t

erkandung di dalamnya dengan realita yang ada dalam masyarakat.

Sementara itu, Soeprapto (1993/1994) mengatakan bahwa keterbukaan ideologi

bukan saja merupakan suatu penegasan kembali dari pola pikir yang dinamis dari

para pendiri negara kita dalam tahun 1945. Akan tetapi juga merupakan suatu keb

utuhan konseptual dalam dunia modern yang berubah dengan cepat. Pancasila seb

agai ideologi terbuka, di satu pihak kita diharuskan mempertajam kesadaran akan

nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi. Di lain pihak, didorong untuk mengemban

gkannya secara kreatif dan dinamis untuk menjawab kebutuhan zaman. Selanjutny

a, Ilmu pengetahuan menjelaskan fungsi dan peranan ideologi sebagai pemersatu

bangsa serta pemberi arah, tujuan, dan cara mencapai kehidupan bangsa yang dicit

a-citakan. Ideologi juga berperan membentuk serta memberikan identitas kelompo

k atau bangsa, sehingga membedakannya dengan bangsa lain. Dalam artian demik

ian, ideologi berperan mempersatukan suatu bangsa, yang berarti berperan mewuj
udkan integrasi nasional suatu bangsa. Akan pentingnya peranan suatu ideologi ad

alah wajar, bahkan suatu kebutuhan. Hal ini dikarenakan, ideologi itu dapat timbul

dengan wajar dan dimiliki oleh setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat, b

erbangsa dan bernegara.

Menurut Oetojo Oesman (1993/1994), ideologi senantiasa berperan dalam integr

asi nasional, maka perlu dikaji bagaimana upaya yang harus dilaksanakan agar ide

ologi senantiasa dapat berperan sebagai faktor integratif. Oleh karena itu, perlu me

miliki tiga dimensi, yaitu: dimensi idealis, realis dan fleksibilitas. Pertama-tama d

apat dibedakan antara ideologi yang memiliki kerangka yang ideal dan menjunjun

g nilai-nilai moral, etik yang luhur dalam substansi maupun implementasinya, den

gan ideologi yang tidak memilikinya.

Kedua, ideologi yang baik tersebut perlu memiliki dimensi fleksibilitas untuk m

enyongsong kebutuhan bangsa dan perkembangan dunia. Seperti diketahui, ideolo

gi berkembang dari pandangan hidup suatu bangsa, sehingga lebih jelas perumusa

nnya. Namun, ideologi dapat memiliki beberapa sisi negatif, antara lain: ideologi

cenderung melebih-lebihkan sudut pandangnya, bahkan tidak jarang menjadi dokt

riner, dalam arti cenderung memonopoli seluruh kebenaran, atau sering memberik

an ruang gerak bagi pengembangan pemikiran terhadapnya. Keadaan demikian, ak

an dapat menjelma menjadi sumber timbulnya faktor disintegrasi, manakala tidak

ada lagi ruang gerak bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat akan merasa te

rkungkung. Keadaan demikian, merupakan suatu kondisi yang bukan saja tidak se
suai dengan laju perkembangan zaman. Oleh karena itu, bagaimanapun dipertahan

kan maka pada saatnya akan meledak dan mengakibatkan terjadinya perpecahan b

angsa dan disintegrasi nasional.

Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan adanya suatu upaya yang perlu sena

ntiasa dilaksanakan seirama dengan gerak perkembangan kehidupan masyarakat,

bangsa dan negara yang dinamis, sehingga ideologi Pancasila dapat diimplementa

sikan secara nyata tidak sekedar wacana belaka. Dengan terbentuknya Unit Kerja

Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP), maka menjadi tugas lembaga i

ni untuk lebih ”membumikan” ideologi Pancasila ke seluruh kelompok-kelompok

masyarakatnya yang berbhineka tunggal ika, sehingga masyarakat Indonesia yang

tersebar dari Sabang hingga Meuroke serta dari Miangas sampai Pulau Rote meras

a memiliki adanya ideologi Pancasila tersebut. UKP-PIP tentunya tidak bisa beker

ja sendirian harus memberdayakan kalangan cerdik pandai dari berbagai kampus d

i tanah air serta berbagai kalangan yang merasa ”concern” dengan perkembangan i

deologi Pancasila yang mengalami pasang naik dan turun seirama pergantian rezi

m pemerintahan yang berkuasa. Oleh karena itu, dengan kehadiran peran-serta pe

merintah dan partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional tersebut berla

ndaskan ideoligi Pancasila, dengan demikian, peranan ideologi Pancasila dalam in

tegrasi nasional sangat mempunyai peranan penting dalam mewujudkan dan menj

aga kesetaraan dan keselarasan antar masyarakat dalam negara.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Penerapan Pancasila sebagai ideologi yang mempunyai sila-sila dalam Pancasila

mempunyai peranan dalam integrasi nasional disebabkan bermacam puak dan kel

ompok masyarakat di berbagai wilayah tanah air sudah saatnya diaktualisakan dal
am kehidupan keseharian dan harus disosialiasikan secara terus menerus. Pancasil

a sebagai ideologi bangsa sudah final, hanya yang perlu terus dikritisi adalah dala

m rangka pengimplementasian di dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan

berbangsa menghadapi pengaruh neo-liberlaisasi diera globalisasi sekarang, tentu

ada dinamika politik. Implementasi Pancasila dapat dikritisi terus menerus oleh be

rbagai kalangan masyarakat di Indonesia, sehingga makna Pancasila tertanam dala

m hati dan didalam kehidupan masyarakat keseharian dalam menghadapi tantanga

n era neo-liberalisasi dan era globalisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu ada

nya suatu upaya yang perlu senantiasa dilaksanakan seirama dengan gerak perkem

bangan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang dinamis, sehingga ideolog

i Pancasila dapat diimplementasikan secara nyata dalam praktik kehidupan keseha

rian. Dengan terbentuknya Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (U

KPPIP), maka menjadi tugas lembaga inilah yang secara formal untuk mendorong

lebih ”membumikan” ideologi Pancasila ke seluruh kelompok masyarakat di Indo

nesia yang berbhineka-tunggal-ika, sehingga masyarakat Indonesia yang tersebar

dari Sabang hingga Meuroke serta dari Miangas sampai Pulau Rote merasa memil

iki adanya ideologi Pancasila tersebut. UKP-PIP tentunya tidak bisa bekerja sendi

rian harus memberdayakan kalangan cerdik pandai dari berbagai kampus di tanah

air serta berbagai kalangan yang merasa ”concern” dengan perkembangan ideolog

i Pancasila sebagai perekat integrasi nasional.


DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.ipdn.ac.id/

https://repository.unikom.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai