Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa segala rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Konsep dan Urgensi
Pancasila”. Kegiatan pembuatan makalah ini adalah salah satu tugas untuk mata kuliah Pendidikan
Pancasila, tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan untuk menambah
pemahaman terhadap Pendidikan Pancasila. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu
Sri Kiswati, MM selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila. Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga
Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila sebagai
dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan
kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan
pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-
hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia
Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup
dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar
Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa.
Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa
Indonesia yang majemuk. begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia,
Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia
seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna
kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
TEORI
Penanaman dan penguatan kesadaran nasional tentang hal-hal tersebut sangat penting
karena apabila kesadaran tersebut tidak kembali disosialisasikan, diinternalisasikan, dan diperkuat
implementasinya, maka masalah yang lebih besar akan segera melanda bangsa ini, yaitu
musnahnya suatu bangsa (meminjam istilah dari Kenichi Ohmae, Ybb_ yaitu, the end of the nation
state).
2
pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta hubungan antara negara dan
masyarakat.
• Perspektif politik, yaitu melihat Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang
menjadi acuan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila merupakan pedoman dalam menentukan arah kebijakan, tujuan nasional,
serta sikap dan perilaku warga negara.
Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring
dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan.
Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak
terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik
nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan dating. Oleh karena itu,
diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia. Ada empat
konsep yang ditimbulkan dari digunakannya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu:
Y. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah
tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
D. Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila
sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
F. Nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di
Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan
cara bertindak bangsa Indonesia.
^. Setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia
sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).
3
Y. Yuridis Konstitutional; Pancasila sebagai Dasar Negara menjadi landasan dalam
penyelenggaraan negara, termasuk melandasi tatanan perundang-undangan yang berlaku
dalam setiap tindakan dari aparat pemerintahan dan pejabat negara selalu mengingat dan
mempertimbangkan nilai-nilai luhur Pancasila, agar dapat mencerminkan kepribadian dan
karakter bangsa yang akan menjadi panutan bagi rakyatnya.
D. Objektif Ilmiah; Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan suatu nilai kerohanian,
sehingga penalaran dan penjabarannya harus secara objektif dan juga ilmiah. Objektif ;
Pancasila buksn milik subjek tertentu, tetapi milik semua masyarakat Indonesia, untuk
memahaminya melalui berbagai sudut pandang. Ilmiah ; sebagai Ilmu Pengetahuan
penalaran dan penjabarannya berdasarkan teori-teori ilmiah, yaitu sistematis, metodologis,
objektif dan berkesimpulan sebagai hasil analisis.
4
• Pendidikan Pancasila merupakan tanggung jawab moral dan sosial mahasiswa sebagai
warga negara yang harus berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara yang
berdasarkan Pancasila.
Paul Ricoeur menegaskan bahwa bila ditinjau dari sudut pandang filsafat sosial-politik,
setidak-tidaknya dapat dibeberkan tiga fungsi ideologi dalam bermasyarakat. Pertama, secara
negative ideologi dapat berfungsi sebagai distorsi realitas sosial. Ideologi adalah pandangan yang
sangat kuat dibebani oleh kepentingan kelompok maupun golongan sehingga orang secara sadar
atau tidak sadar memalsukan fakta-fakta sosial demi kepentingan kelompoknya tersebut.
Kedua, ideologi dapat juga berfungsi sebagai legitimasi kekuasaan. Setiap kekuasaan yang
ada dalam masyarakat cenderung untuk melegitimasi kekuasaannya. Legitimasi diperlukan karena
adanya kesenjangan antara klaim kewenangan yang dibuat oleh penguasa dan kepatuhan yang bisa
ditunjukan oleh warga negara. Ideologi seringkali digunakan oleh penguasa untuk menjembatani
kesenjangan antara klaim yang dibuat oleh penguasa dan kepatuhan dari warga masyarakat.
Ketiga, fungsi positif ideologi adalah sebagai bentuk integrasi sosial. Ideologi dianggap
sebagai pandangan dengan makna simbolik yang kuat dan mendalam sehingga mampu
mempersatukan sekelompok manusia yang berbeda-beda dalam sebuah kehidupan Bersama dalam
sebuah masyarakat. Di sini ideologi dipandang sebagai sebuah sistem ajaran tentang makna
kehidupan, tentang nilai-nilai dasar yang mengarahkan cara seharusnya manusia hidup dan
bertindak. Ideologi akhirnya menjadi sumber keyakinan terdalam manusia akan kehidupan yang
dipegangnya dengan teguh. Ideologi menuntut agar orang mengesampingkan penilaiannya sendiri
dan bertindak sesuai dengan ajarannya.
Dilihat dari fungsi dari ketiga ideologi di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa Pancasila
telah memainkan fungsinya yang terbaik sebagai ideologi yang mampu mengintegrasikan atau
mempersatukan berbagai macam kelompok, agama, etnis, dan budaya yang ada di Nusantara
dalam satu kesatuan Negara Republik Indonesia. Pancasila menjadi sumber keyakinan bersama
seluruh masyarakat Indonesia sehingga nilai-nilai tersebut menjadi sumber inspirasi kehidupa
bersama yang utuh dan harmonis.
Pendidikan Pancasila sangat penting bagi generasi muda, tidak hanya untuk mengajarkan
anak-anak muda ini untuk patuh dan taat kepada negara, tetapi juga untuk mengajarkan toleransi
dan kemandirian generasi muda lainnya. Pendidikan seperti itu harus diteruskan kepada generasi
mendatang.
5
Namun, perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat membawa banyak dampak
negatif bagi generasi muda saat ini. Begitu banyak generasi penerus kita, generasi muda kita, telah
terpapar ideologi asing, kecintaan mereka pada tanah air berkurang, dan banyak yang menjadi
pengguna narkoba. Hal ini cenderung berdampak negatif bagi penduduk Indonesia.
Oleh karena itu, dalam konteks ini seluruh rakyat Indonesia, khususnya generasi muda
masa kini, yang banyak berteman dengan teknologi haruslah pula diberi pendidikan Pancasila
untuk mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta memiliki sikap berkorban kepada
negaranya.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
H. Budiyono, Kabul. DEYE. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.
M. Setiadi, Elly. DEE_. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pranarka, A.M.W, Ybi_. Sejarah Perkembangan Pemikiran tentang Pancasila sebagai Ideologi,
Dasar Negara, dan Sumber Hukum. Jakarta: CSIS
Alimul, Fadzli. DEDD. Urgensi Pendidikan Pancasila Bagi Generasi Masa Depan. Kumparan.
Diakses pada D^ September DEDF. https://kumparan.com/alimul-fadzli.