Anda di halaman 1dari 11

Paper Kewarganegaraan

“ Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Di Lingkungan


Masyarakat”

PAPER

OLEH:
YUDYA LAILIYATUN NABILAH
061910054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila dianggap sebagai suatu yang sakral yang sertiap warga


negaranya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam Pancasila tersebut. Sebagian
besar warga negara Indonesia hanya menganggap Pancasila sebagai dasar negara
atau ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam
kehidupan.
Kehidupan bermasyarakat tidak lepas dari nilai Pancasila, mulai dari adat
istiadat, norma yang berlaku didalam lingkungan masyarakat. Sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri dari lima (5) sila yang harus
diberlakukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sesungguhnya merupaka ideologi yang memiliki hubungan dasar
negara dengan konstitusi. Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia
merupakan sebuah pedoman serta tuntunan dalam menjalankan roda
pemerintahan, sebagai bagian dari usaha membangun bangsa dan negara agar
dapat tercipta keinginan meraih cita-cita bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nilai dan Pancasila?
2. Bagaimana penerapan nilai Pancasila dalam masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian nilai dan Pancasila.
2. Untuk mengetahui penerapan nilai Pancasila dalam bermasyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Nilai
Pengertian nilai secara umum adalah konsep umum tentang sesuatu
yang dianggap baik dimana keberadaannya dicita-citakan, diinginkan,
dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari dan menjadi
tujuan kehidupan bersama di dalam kelompok masyarakat tersebut, mulai
dari unit kesatuan sosial terkecil hingga yang terbesar, mulai dari lingkup
suku, bangsa, hingga masyarakat internasional.
Menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan
oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam
situasi sosial tertentu. Sedangkan Menurut Richard T. Schaefer dan Robert
P. Lmm nilai adalah suatu gagasan bersama-sama (kolektif) mengenai apa
yang dianggap penting, baik, layak dan diinginkan, sekaligus mengenai
yang dianggap tidak penting, tidak baik, tidak layak dan tidak diinginkan
dalam hal kebudayaan. Nilai merujuk kepada suatu hal yang dianggap
penting pada kehidupan manusia, baik itu sebagai individu ataupun
sebagai anggota masyarakat.
B. Pancasila
Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengertian pancasila menurut Soekarno ialah isi jiwa bangsa
Indonesia secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu
oleh kebudayaan barat, dengan demikian Pancasila tidak saja falsafah
negara, tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia. Sedangkan
Pengertian pancasila menurut Muhammad Yamin adalah lima dasar yang
berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila berarti sendi,
asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai dan Pancasila


Nilai merupakan alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa “ cara
pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan
cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.”
Secara umum pengertian nilai bisa diartikan sebagai gagasan terkait apa
yang dianggap baik, indah, layak, dan juga dikehendaki oleh seluruh lapisan
masyarakat dalam kehidupan.
Menurut Wood nilai merupakan petunjuk umum yang berlangsung lama.
Petunjuk ini mampu mengarahkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan keberagaman yang terjadi dalam masyarakat dan adat istiadat yang
berlaku.
Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Pacasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bgai
seluruh rakyat Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata, dari Sansekerta: Panca
berarti lima, dan sila berarti prinsip.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alenia ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Berdasarkan ketetapan MPR No.II/MPR/1978 butir-butir pengamalan
pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban antar sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
e. Berani membela kebenaran dan keadilan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
3. Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadiatau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat
kekeluargaan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur dan
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.

b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan terhadap orang lain.
B. Penerapan Nilai Pancasila dalam Masyarakat
Nilai nilai dasar Pancasila memiliki banyak nilai-nilai kehidupan
yang tercermin dari makna di dalamnya. Penerapan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sangatlah penting dalam memaknai Pancasila
sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini perlu dikembangkan oleh
setiap warga negara agar berpartisipasi dalam melaksanakan nilai-nilai
Pancasila dalam membangun karakter bangsa di era globalisasi.
Beberapa contoh sikap positif yang sesuai dengan nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari:

1. Sikap yang sesuai dengan sila pertama


Sila pertama pancasila berbunyi : Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.

Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai ajaran agama
yang dianut masing-masing,
b. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-
masing,
c. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain,
2. Contoh sikap yang sesuai dengan sila kedua
Sila kedua pancasila berbunyi : Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila
ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai manusia yang pada
hakikatnya semuanya sama didunia ini.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:

a. Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna


kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan,
b. Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan,
c. Membela kebenaran dan keadilan,
d. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama,
e. Tidak melakukan diskriminatif.
3. Contoh sikap yang sesuai dengan sila ketiga.
Sila ketiga pancasila berbunyi : Persatuan Indonesia. Sila ini berhubungan
dengan perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu
membangun negeri ini.

Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:

a. Cinta pada tanah air dan bangsa


b. Menjaga nama baik bangsa dan Negara
c. Tidak membangga banggakan bangsa lain dan merendahkan
bangsa sendiri
d. Ikut serta dalam ketertiban dunia
e. Menjunjung tinggi persatuan bangsa
f. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
4. Contoh sikap yang sesuai sila keempat
Sila keempat pancasila berbunyi : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila ini berhubungan
dengan perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan
masalah.

Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:

a. Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat


dalam menyelesaikan masalah
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
c. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara
d. Menghormati hasil musyawarah
e. Ikut serta dalam pemilihan umum
5. Contoh sikap yang sesuai sila kelima.
Sila kelima pancasila berbunyi : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil
pada semua orang.

Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:

a. Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan


b. Menghargai hasil karya orang lain
c. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
d. Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
e. Menghormati hak dan kewajiban orang lain.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai merupakan alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa “ cara


pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan
cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.”
Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Pacasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bgai
seluruh rakyat Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata, dari Sansekerta: Panca
berarti lima, dan sila berarti prinsip.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alenia ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ketetapan MPR No.II/MPR 1978.

Pembukaan UUD 1945 Alenia ke-4.

Salikun dan Lukman Surya, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,


Jakarta: Pusat Kurikulum dan Penerbitan, Balitbang, Kemendikbud.
Sikap nilai-nilai Pancasila pada Idukasi.blogspot.com/2014/09

Anda mungkin juga menyukai