Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

POLITEKNIK NEGERI MALANG

Mata Kuliah : Pancasila


Waktu : 80 Menit
Sifat Ujian : Open Book
Dosen : Dr. Mohamad Sinal, S.H.,M.H.

Petunjuk Mengerjakan Soal


1. Kerjakan 10 soal yang ada, sesuai dengan nomor urut.
2. Soal dikumpulkan bersamaan dengan lembar jawaban.

Soal

1. Salah satu tujuan pendidikan Pancasila adalah agar mahasiswa memiliki wawasan
dan pendekatan integral dalam bersikap terhadap segala permasalahan kehidupan
bangsa. Apa maksud pernyataan tersebut dan berilah contoh masalah kehidupan
bangsa dari segi budaya dan politik!

2. Hakikat pendidikan Pancasila adalah pendidikan nilai. Anda sebutkan dan


jelaskan satu per satu nilai-nilai yang dimaksud!

3. Fakta sejarah membuktikan bahwa di masa lalu sebelum dasar negara Pancasila
terbentuk telah terjadi perdebatan antara golongan nasionalis san agamis. Anda
jelaskan apa subtansi perdebatan tersebut, dan solusi apa yang dicapai pada saat
itu.

4. Dilihat dari segi filsafat, Pancasila merupakan falsafah bangsa Indonesia.


Mengapa Pancasila dikatakan sebagai falsafah bangsa Indonesia?

5. Ada yang mengatakan bahwa Pancasila itu merupakan cerminan realitas


sosiokultural bangsa Indonesia. Anda jelaskan apa maksud pernyataan tersebut!

6. Terdapat bermacam-macam ideologi di dunia, seperti ideologi fasisme, komunis,


liberalis, dan nasionalis. Apakah ideologi tersebut berpengaruh terhadap
Pancasila? Jelaskan pengaruh yang ada!

7. Dalam Pancasila juga terdapat kandungan norma dan moral. Jelaskan norma dan
moral yang terkandung pada Sila I - V Pancasila tersebut!

8. Apa arti Pancasila sebagai paradigma politik dan hukum di Indonesia? Berikan
contoh!

9. Nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai dasar pengembangan IPTEK. Jelaskan


hubungan antara nilai-nilai Pancasila dan IPTEK!

10. Jelaskan tiga sudut pandang yang menunjukkan hubungan antara IPTEK dan
nilai-nilai ekternal di luar IPTEK!

*** Selamat Mengerjakan***


Nama : Alif Ridlho Budi C

Kelas : 2 E TMPP

Absen : 1

NIM : 1941230032

Jawaban UTS PANCASILA

1. – politik

Dalam bidang politik dan pengembangan bidang politik harus menhilhami


dasar Ontologi manusia, sebab secara kenyataan objektif bahwa manudia
adalah duatu objrk nrgara, karenanya kehiduoan politik harus benar benar
merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.

- Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspeksosial budaya hendaknya
disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia
melakukan reformasi disegala bidang kehidupan. Sebagai anti-klimaks proses
reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat,
sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia
terjadiberbagai gejolak yang sangat meresahkan dan memprihatinkan seperti
amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat
satu dengan lainnya yang muaranya adalah masalah politik.

2. Nilai-nilai Pancasila :

1. Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan ada pada sila pertama. Maksud dari nilai ketuhanan yang ada
di sila pertama adalah Indonesia itu negara beragama. Jadi, setiap rakyat
Indonesia memiliki agama yang dipercaya.

Kita bisa menerapkan sila pertama dengan cara melakukan beberapa hal,
contohnya:

- Beribadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut.


- Menghargai orang lain yang agamanya berbeda dengan kita.
- Tolong menolong, meski memiliki agama yang berbeda.

2. Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan ada pada sila kedua. Maksud dari nilai kemanusiaan ini
adalah kita harus bersikap adil dan manusiawi kepada setiap orang, meskipun
orang itu memiliki perbedaan dengan kita.

Kita bisa menerapkan sila kedua dengan melakukan hal-hal di bawah ini:

- Tidak membeda-bedakan orang yang ada di sekitar kita.


- Saling membantu, misalnya melakukan kerja bakti atau memberi bantuan
pada korban bencana alam.
3. Nilai Persatuan

Nilai persatuan ada pada sila ketiga. Maksud dari nilai persatuan adalah kita
sebagai rakyat Indonesia harus bersatu, tidak boleh terpecah belah hanya
karena sedikit perbedaan.

Sila ketiga ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
melakukan hal ini:

- Mencintai negara Indonesia dengan cara menjaga warisan budaya yang ada.
- Menjaga hubungan baik dengan teman-teman satu negara, meski beda suku,
agama, dan bahasa.

4. Nilai Kerakyatan

Nilai kerakyatan ada pada sila keempat. Maksud dari nilai kerakyatan ini
adalah negara kita mengutamakan rakyat. Jadi, rakyat Indonesia harus
diutamakan.

Kita bisa menerapkan sila keempat dengan melakukan beberapa hal,


misalnya:

- Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.


- Tidak memaksakan kehendak kita saat bermusyawarah.
- Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada.

5. Nilai Keadilan

Nilai keadilan ada pada sila kelima. Maksud dari nilai keadilan ini adalah kita
harus bisa bersikap adil terhadap semua orang, tidak boleh membeda-bedakan
orang.

Sila kelima ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
melakukan:

- Bersikap adil kepada setiap orang yang ada di sekitar kita.


- Menjalankan kewajiban kita dan menghormati hak orang lain.

3. Substansi perdebatan tersebut adalah pada sila pertama yang berbunyi Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya yang
dianggap kurang netral bagi golongan nasionalis.

Solusi yang dicapai adalah mengganti sila pertama dengan Ketuhanan yang Maha Esa

4. Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang digali dari akar budaya
bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi hingga
sekarang, baik nilai-nilai agama, adat istiadat, kebersamaan, keseteraan, keadilan,
maupun perjuangan untuk melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan. Nilai-nilai
luhur ini mengkristal dalam rumusan Pancasila sebagai perwujudan filsafat
kemanusiaan yang mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia dan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Falsafah Pancasila ini
merupakan suatu pandangan hidup yang telah diyakini bangsa Indonesia sebagai
suatu kebenaran oleh karena itu dijadikan falsafah hidup bangsa.
Falsafah Pancasila meliputi nilai untuk hidup saling tolong menolong atau semangat
gotong royong, rukun, saling menjaga keamanan dan pertahan serta saling
menghargai dan memberi kebebasan beragama, dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

5. Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi Indonesia yang berperan sebagai
dasar kehidupan serta pedoman hidup bersama bagi seluruh warga Indonesia karena
Pancasila merupakan perwujudan cita-cita luhur serta tujuan utama bangsa Indonesia.

6. Sangat berpengaruh karena dari ideologi-ideologi tersebut dapat menyebabkan


perpecahan karena tidak sepaham dengan ideologi Pancasila. Pengaruh yang ada
yaitu ketika Ideologi Komunis masih legal di Indonesia, terjadi pembunuhan dan
peperangan dimana-mana karena Ideologi Komunis tidak mengenal Sila Ketuhanan
dan tidak mengerti Sila Kemanusiaan.

7. 1. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :


a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Bearadab:
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
anatar sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sika tenggang rasa dan tepa-selira.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Persatuan Indonesia :
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika.
4. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan :
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Dengan itikat baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

5. Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
a.  Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka member pertolongan kepada orang lain.
f.  Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak bersifat boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil karya orang lain.
l. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
8. Pancasila Sebagai Paradigma Politik Hukum di Indonesia. Peristiwa reformasi
1998, salah satu sub sistem kemasyarakatan yang mengalami rusak parah selama
pemerintahan Orde Baru adalah Hukum. Oleh sebab itu, jika orang berbicara tentang
reformasi, maka bidang hukum selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan, di
samping bidang politik dan ekonomi. Satu hal yang menarik adalah kenyataan bahwa
tidak ada yang mempersoalkan Pancasila atau mengusulkannya untuk dijadikan
bagian dari program reformasi. Tidak ada yang ingin agar Pancasila diganti. Semua
bersepakat bahwa Pancasila masih harus dijadikan dasar dan Ideologi Negara.
Berdasarkan kajian penelitian ini, bahwa Pancasila dijadikan paradigma Politik
Hukum di Indonesia, dikarenakan kualitas yang terkandung di dalam Pancasila yang
sanggup mempersatukan perbedaan pandangan politik yang ada di Indonesia.
Sehingga Pancasila harus dijadikan paradigma (kerangka berpikir, sumber nilai, dan
orientasi arah) dalam pembangunan politik hukum Indonesia yang akan menjadi cikal
bakal sistem hukum nasional Bangsa Indonesia. Dengan sistem hukum nasional yang
baik dan berkualitas tentunya masyarakat Indonesia dapat hidup dengan damai dan
aman dalam keberaneka ragaman. Kata Kunci : Pancasila, Politik Hukum, Paradigma
Politik Hukum PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini seruan
bagi upaya pembaruan hukum di Indonesia semakin kuat. setelah peristiwa 21 Mei
1998, saat Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden Republik
Indonesia. Dikatakan bahwa salah satu sub sistem kemasyarakatan yang mengalami
rusak parah selama pemerintahan Orde Baru adalah Hukum. Produk Hukum, baik
materi maupun penegakannya,dirasakan menjauh dari nilainilai keadilan dan
keamanusiaan sehingga subsistem ini tidak mampu menjadi pelindung bagi
kepentingan masyarakat atau pengarah yang imperative bagi penyelenggara
pemerintahan yang bersih dan demokratis. Oleh sebab itu, jika orang berbicara
tentang reformasi, maka bidang hukum selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan, di
samping bidang politik dan ekonomi. Dan itulah relevansi kuat yang memberi alasan
untuk membicarakan pembaharuan hukum di negeri Majalah Ilmiah Untab, Vol. 15
No. 1 Maret 2018 ini guna memanfaatkan peluang yang kini terbuka untuk itu
(Moh.Mahfud MD,2010,49-50) Dalam wacana Reformasi kehidupan di segala
bidang, terutama dalam bidang politik dan hukum, telah mencuat berbagai pandangan
tentang perlunya amademen, bahkan perubahan atas Undang-Undang Dasar
Dikatakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 yang beberapa pasalnya bersifat multi
interpretable dan memberikan porsi kekuasaan besar kepada Presiden hal inilah yang
memberi kontribusi bagi terjadinya krisis politik dan mandulnya hukum dalam
memfungsikan dirinya sebagai penjamin keadilan dan penegak ketertiban. Oleh sebab
itu upaya reformasi tidak boleh mematikan wacana untuk memperbaiki konstitusi
baik melalui perubahan langsung maupun melalui amademen. Hal yang paling kuat
dari gagasan reformasi konstitusi itu adalah dilakukannya amademen atas Undang-
Undang Dasar 1945, bukan perubahan menyeluruh.
9. Perkembangan teknologi saat ini memang sudah sangat pesat. Semua orang tidak
akan lepas dari perkembangan teknologi, tetapi apakah perkembangan teknologi
sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Dan apakah sikap kita sudah menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam menggunakan teknologi? Pertanyaan-pertanyaan itu
muncul karena banyak orang meyalahgunakan perkembangan iptek.
Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di
Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal
pengembangan iptek itu sendiri.
Ketiga, nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan
iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih
dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).
Pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu mengandung konsekuensi
yang berbeda-beda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri
berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi
dengan nilai-nilai Pancasila. Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal, mengandaikan bahwa sejak
awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun,
keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat
mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.
Pengertian selanjutnya bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus
disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada
jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan
iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus
mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan
iptek dan aturan main.
Pengertian berikutnya yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus
berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses
indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di
Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di
kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi
bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.
Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dapat ditelusuri ke dalam
hal-hal sebagai berikut; Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan
bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan
dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan
refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan
keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Kedua, dampak negatif
yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir
yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam pengembangan iptek
di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat
dengan politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa
Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan.
Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal
pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa
Indonesia.
10. 1) Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa indonesia dewassa
ini seiring dengan kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan dalam cara
pandang manusia tentang kehidupan.
2) Dampak negatif yang ditimbulkam IPTEK terhadap lingkungan hidup berada
dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan dating.
3) Perkembangan IPTEK yang didominasi negara barat dengan politik global
ikut mengancam nilai khas dalm kehidupan bangsa indonesia seperti
spiritualitas,gotong royong,solidaritas,musyawarah,dan cita rasa keadilan.
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mengilhami dasar ontologis
manusia. Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek
Negara, Karenanya kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi
harkat dan
martabat manusia.

Anda mungkin juga menyukai