Pertemuan 9
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Pengantar
Sebagai ideologi bangsa, Pancasila terdiri dari seperangkat nilai dan norma yang seyogyanya
terinternalisasi dalam diri setiap rakyat Indonesia. Pancasila adalah ruh yang menggerakkan
aktivitas keseharian bangsa. Karena itulah pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
kita sehari-hari menjadi sebuah urgensi.
Dalam konteks kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya adalah identitas bangsa
Indonesia. Kehadirannya membuat bangsa ini utuh. Oleh karena itu, tanpa dasar negara,
bangsa Indonesia tidak memiliki identitas serta arah tujuan yang sama, sehingga ancaman
perpecahan akan lebih mudah terjadi. Jadi, pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat berupa sikap
yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki wawasan
mengenai pengamalan nilai-nilai Pancasila serta Kewarnegaraan Bangsa Indonesia. Buku
berjudul Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan: Merajut Kebinekaan dalam Menghadapi
Tantangan Revolusi Industri yang dibuat oleh Muhammad Ridha Iswardhana ini diharapkan
dapat memahami serta mengaplikasikan nilai Pancasila yang ada ke dalam kehidupan sehari-
hari.
Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, maka setiap bangsa Indonesia perlu
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
beberapa tujuan dari pengamalan nilai-nilai Pancasila, yaitu:
Supaya kita lebih mudah dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila, maka kita perlu mengetahui
contoh pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah cara
melakukan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:
Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan dengan adanya enam agama yang
secara resmi diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan bagi setiap warga negara untuk
beribadah sesuai agama yang diyakininya tersebut. Hal ini sesuai amanah UUD 1945, terutama
Pasal 28E Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah
sesuai agamanya.”
Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa juga menjadi dasar negara
serta ideologi politik religius, yang menyatakan bahwa setiap kelompok agama tidak memiliki
alasan untuk membenturkan dasar negara nasional yang ada dengan keimanan yang diyakini.
Berikut ini adalah butir-butir pengamalan sila pertama Pancasila:
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
4. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
5. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Dengan tuntunan butir-butir tersebut, masyarakat diharapkan makin mudah untuk melakukan
pengamalan nilai-nilai pancasila sila pertama dimanapun mereka berada. Berikut adalah
beberapa contoh praktik pengamalan nilai ketuhanan tersebut:
Nilai ini termaktub dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Adanya
nilai tersebut mengandung makna bahwa kemanusiaan haruslah diutamakan dalam aktivitas
keseharian masyarakat Indonesia. Terlebih lagi negeri ini berdiri di atas berbagai macam
perbedaan, seperti yang tersurat dalam semboyan negara Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika”.
Nilai kemanusiaan menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Selain itu, dengan nilai kemanusiaan, maka HAM
akan dijunjung tinggi. Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga
negaranya memiliki kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini
sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945.
Pasal tersebut berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
Nilai kemanusiaan juga menjamin setiap manusia memiliki persamaan derajat. Hal ini seperti
tercantum dalam makna sila kedua menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu
menghargai dan menghormati antar sesama manusia serta memiliki persamaan derajat. Secara
lebih mendetail, pengamalan nilai-nilai pancasila sila kedua dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit, dan sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran serta keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Berikut ini adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dalam sila kedua Pancasila pada kehidupan
sehari-hari:
Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai persatuan ini. Maknanya adalah
bahwa seluruh warga negara Indonesia harus bersatu tanpa memandang perbedaan suku,
bahasa, agama, dan latar belakang budaya lainnya.
Nilai persatuan salah satunya dapat diwujudkan dengan cara memiliki jiwa nasionalisme yang
tinggi. Nasionalisme sendiri berarti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.
Pancasila bukan hanya dijadikan sebagai slogan, semboyan, maupun wacana, tetapi menjadi
nilai yang tertanam dalam diri.
Lebih jelasnya, pengamalan nilai-nilai pancasila sila ketiga dijabarkan, sebagai berikut:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi, serta
keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila juga harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari-
hari. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah
6. Dengan itikad baik serta rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah
7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan di dalam
musyawarah
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai kebenaran dan
keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bangsa
10. Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Pengamalan nilai-nilai pancasila Nilai kerakyatan ini hendaknya dapat tertanam dalam diri
setiap rakyat Indonesia, serta dapat diterapkan di mana pun. Berikut contoh penerapan nilai
kerakyatan dalam sila keempat tersebut:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Untuk memandu pengamalan nilai-nilai pancasila sila keadilan, butir-butir sila kelima Pancasila
pun dirumuskan sebagai berikut:
Nilai keadilan juga seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut
adalah beberapa contoh penerapan nilai keadilan dalam berbagai lingkungan: