Anda di halaman 1dari 7

Tujuan dari Pengamalan Pancasila

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, maka setiap bangsa Indonesia perlu
pengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
beberapa tujuan dari pengamalan nilai-nilai Pancasila, yaitu:
1. Untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.
2. Untuk menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia.
3. Untuk menghubungkan rasa tanggung jawab antara masayarakat dengan pemrintah.

Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Supaya kita lebih mudah dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila, maka kita perlu mengetahui
contoh pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah cara
melakukan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:

1. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Sila Pertama (Ketuhanan)


Nilai ini terkandung pada sila pertama Pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Nilai ketuhanan pada sila pertama tersebut mengandung dua nilai turunan, yaitu
nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan. Nilai kepercayaan diwujudkan dalam bentuk
keyakinan dan pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan dengan adanya enam agama
yang secara resmi diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan bagi setiap warga negara untuk
beribadah sesuai agama yang diyakininya tersebut. Hal ini sesuai amanah UUD 1945,
terutama Pasal 28E Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan
beribadah sesuai agamanya.”
Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa juga menjadi dasar
negara serta ideologi politik religius, yang menyatakan bahwa setiap kelompok agama tidak
memiliki alasan untuk membenturkan dasar negara nasional yang ada dengan keimanan yang
diyakini. Pada buku Islam, Pancasila dan Deradikalisasi oleh Syaiful Arif dijabarkan
mengenai wacana keislaman serta kebangsaan yang ditempatkan pada konteks dreradikalisasi
agama.

Butir Pengamalan Sila Ke-1 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003


Untuk membantu memahami pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ketuhanan tersebut,
terdapat butir-butir sila pertama sebagai penjelas bagi masyarakat. Menurut TAP MPR Nomor
I/MPR/2003, berikut ini adalah butir-butir pengamalan sila pertama Pancasila:
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
c. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Penerapan nilai ketuhanan di rumah
a. Membiasakan keluarga untuk menjalankan kewajiban ibadah dengan rajin, seperti, salat
lima waktu atau beribadah ke gereja
b. Membiasakan berdoa tiap sebelum dan setelah melakukan aktivitas, misal, saat makan,
tidur, atau bepergian
c. Menghormati orang tua serta menaati nasihat dan perintahnya
Penerapan nilai ketuhanan di masyarakat
a. Saling menghormati antar tetangga walaupun berbeda keyakinan
b. Memperkuat toleransi di antara para pemeluk agama dengan cara memberikan kesempatan
untuk menjalankan ibadah masing-masing
c. Memperlakukan tetangga dengan baik, misalnya dengan saling berbagi oleh-oleh, makanan,
atau hadiah
Penerapan nilai ketuhanan di sekolah
a. Menganggap semua teman sama meskipun berbeda-beda agamanya
b. Saling menghormati dan bertoleransi antar teman dengan keyakinan yang berbeda
c. Bergaul dengan positif dan produktif, misalnya, saling mendukung untuk mencapai
kesuksesan, saling membantu, juga bermain dan belajar bersama.

2. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-2 (Kemanusiaan)


Nilai ini termaktub dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”
Adanya nilai tersebut mengandung makna bahwa kemanusiaan haruslah diutamakan dalam
aktivitas keseharian masyarakat Indonesia. Terlebih lagi negeri ini berdiri di atas berbagai
macam perbedaan, seperti yang tersurat dalam semboyan negara Indonesia, “Bhinneka
Tunggal Ika”.
Nilai kemanusiaan menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil
tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Selain itu, dengan nilai kemanusiaan,
maka HAM akan dijunjung tinggi. Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh
warga negaranya memiliki kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini
sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945.
Pasal tersebut berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam
hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.”
Butir Pengamalan Sila Ke-2 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Nilai kemanusiaan juga menjamin setiap manusia memiliki persamaan derajat. Hal ini
seperti tercantum dalam makna sila kedua menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
yaitu menghargai dan menghormati antar sesama manusia serta memiliki persamaan derajat.
Secara lebih mendetail, pengamalan nilai-nilai pancasila sila kedua dijabarkan dalam butir-butir
sesuai TAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit, dan sebagainya
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
f. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
h. Berani membela kebenaran serta keadilan
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
j. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Berikut ini adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dalam sila kedua Pancasila pada kehidupan
sehari-hari:
Penerapan nilai kemanusiaan di rumah
a. Menghormati, menghargai, dan menyayangi orang tua serta saudara
b. Membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
c. Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah orang tua
d. Tidak semena-mena terhadap orang tua dan sesama saudara
e. Memiliki sikap tenggang rasa dan menjaga kerukunan di dalam rumah
Penerapan nilai kemanusiaan di masyarakat
a. Menghormati tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan
b. Menjaga kerukunan antar tetangga
c. Menolong tetangga yang membutuhkan bantuan
d. Menjaga norma kesopanan di lingkungan tetangga
e. Melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang disepakati di lingkungan masyarakat,
misalnya, menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut kerja bakti
f. Tidak main hakim sendiri
g. Mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat dengan jalan musyawarah.
Penerapan nilai kemanusiaan di sekolah:
a. Memperlakukan sesama teman dengan baik tanpa membedakan suku, ras, agama, dan
golongan
b. Menghormati guru
c. Menghargai teman
d. Membantu guru dan teman yang mengalami kesulitan.
Dalam penerapan nilai Pancasila yang ada, sangat penting untuk jika kita dapat
mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari. Pada buku Komik Pancasila yang ditulis oleh
ImmaLevav dan W.B. Atmoko, penerapan nilai Pancasila yang ada akan digambarkan melalui
gambar yang ada sehingga Grameds dapat memahaminya dengan lebih mudah.
3. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-3 (Nilai Persatuan)
Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai persatuan ini.
Maknanya adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia harus bersatu tanpa memandang
perbedaan suku, bahasa, agama, dan latar belakang budaya lainnya.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nilai persatuan salah satunya dapat
diwujudkan dengan cara memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme sendiri berarti
rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.
Langkah-langkah yang dapat diambil dalam meningkatkan jiwa nasionalisme pada
bangsa Indonesia dapat Grameds pahami pada buku berjudul Mengobarkan Kembali Api
Pancasila oleh Sayidiman Suryohadiprojo yang menyatakan dengan adanya persatuan
tersebut, Pancasila bukan hanya dijadikan sebagai slogan, semboyan, maupun wacana, tetapi
menjadi nilai yang tertanam dalam diri.
Butir Pengamalan Sila Ke-3 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Lebih jelasnya, pengamalan nilai-nilai pancasila sila ketiga dijabarkan dalam butir-butir sesuai
TAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi,
serta keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila juga harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari-
hari. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya:
Penerapan nilai persatuan di rumah
a. Menanamkan jiwa dan semangat patriotisme serta cinta tanah air bagi seluruh anggota
keluarga. Misalnya dengan membiasakan mengonsumsi produk-produk lokal buatan Indonesia
b. Mengajarkan kepada anggota keluarga untuk menjaga nama baik Indonesia
c. Menumbuhkan sikap saling menghormati, menyayangi, dan menghargai di antara anggota
keluarga.
Penerapan nilai persatuan di masyarakat
a. Saling bekerja sama dan menghormati antar tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras,
dan golongan
b. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau keluarga
c. Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain
d. Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
e. Di tengah lingkungan yang majemuk dengan berbagai latar belakang budaya, bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa pergaulan.
Penerapan nilai persatuan di sekolah
a. Berteman tanpa memandang status sosial ekonomi, agama, suku, ras, dan golongan
b. Menjaga kerukunan dan toleransi di antara teman dan guru
c. Membantu teman yang kesusahan dengan tulus ikhlas
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah.
Namun, ditengah masyarakat saat ini sendiri, kita masih sering melihat banyaknya ketimpangan
antara status sosial yang dimiliki seseorang. Seperti contohnya ketimpangan gender yang terjadi
pada perempuan. Hal ini dibahas pada buku berjudul Melintas Perbedaan: Suara Perempuan,
Agensi, dan Politik Solidaritas yang dibuat oleh Rachmi Diyah Larasati & Ratna Noviani. Jika
Grameds tertarik, klik “beli buku” yang ada di bawah ini.
4. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-4 (Nilai Kerakyatan)
Nilai kerakyatan terkandung pada sila keempat Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Nilai tersebut bermakna kekuasaan
tertinggi ada di tangan rakyat.
Nilai kerakyatan terkait erat dengan pemerintahan di Indonesia yang menerapkan sistem
demokrasi, yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selain nilai tersebut,
sila keempat juga bermakna pengambilan keputusan dari pendapat-pendapat yang berbeda
diutamakan melalui mekanisme musyawarah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun membedah makna sila keempat sebagai berikut:
· Kata hikmat kebijaksanaan diartikan sebagai penggunaan akal sehat dalam melakukan segala
sesuatu
· Permusyawaratan dimaknai sebagai musyawarah untuk mengambil keputusan dan mencapai
mufakat
· Perwakilan mengacu kepada sistem yang dianut, yaitu perwakilan rakyat.
Butir Pengamalan Sila Ke-4 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Pengamalan nilai-nilai pancasila sila keempat dijabarkan dalam butir-butir sesuai TAP MPR
Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah
6. Dengan itikad baik serta rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan di dalam
musyawarah
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai kebenaran dan
keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bangsa
10. Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Pengamalan nilai-nilai pancasila Nilai kerakyatan ini hendaknya dapat tertanam dalam diri setiap
rakyat Indonesia, serta dapat diterapkan di mana pun. Berikut contoh penerapan nilai kerakyatan
dalam sila keempat tersebut:
Penerapan nilai kerakyatan di rumah
a. Anak mendengarkan dan menuruti nasihat orang tua
b. Orang tua mau mendengarkan dan menerima saran dari anak
c. Menghargai dan melaksanakan keputusan.
Penerapan nilai kerakyatan di masyarakat
a. Mengikuti pemilihan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga RT dan RW
b. Aktif mengikuti kegiatan musyawarah warga dan memberikan pendapat
c. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah.
Penerapan nilai kerakyatan di sekolah
a. Aktif mengikuti organisasi kesiswaan
b. Mengambil keputusan untuk kepentingan bersama lewat jalan musyawarah
c. Mendengarkan pendapat guru dan teman
d. Tidak memaksakan pendapat dan kehendak kepada teman.
5. Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Sila Ke-5 Nilai Keadilan
Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.” Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan kesejahteraan.
Mewujudkan rakyat yang sejahtera tanpa kesenjangan ekonomi, sosial, budaya, juga politik,
merupakan tujuan dari bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai keadilan dapat diwujudkan.
Nilai keadilan yang ada itu sendiri berbeda pada setiap pandangan seseorang. Dalam buku
berjudul Perihal Keadilan Pencarian Makna Fairness Imparialitas Dan Dasar Hidup Bersama
yang dibuat oleh Sunaryo ini mengajak Grameds untuk lebih memahami ide dasar dari keadilan,
seperti fairness, imparsialitas, serta politik.
Sementara itu, mewujudkan kemakmuran rakyat juga merupakan amanah dari Undang-Undang
Dasar 1945. Hal tersebut tersurat dalam Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa untuk mencapai keadilan sosial
maka seluruh masyarakat haruslah mendapatkan hak serta melaksanakan kewajibannya.
Butir Pengamalan Sila Ke-5 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Untuk memandu pengamalan nilai-nilai pancasila sila keadilan, butir-butir sila kelima Pancasila
pun dirumuskan melalui TAP MPR Nomor I/MPR/2003 sebagai berikut:
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Nilai keadilan juga seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan nilai keadilan dalam berbagai lingkungan:
Penerapan nilai keadilan di lingkungan rumah:
a. Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sesuai peranan masing-masing anggota
keluarga
b. Saling membantu dan mendukung antar anggota keluarga
c. Menghormati hak masing-masing anggota keluarga.
Penerapan nilai keadilan di lingkungan masyarakat:
a. Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat
b. Membantu tetangga yang membutuhkan tanpa melihat status sosial
c. Mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Penerapan nilai keadilan di lingkungan sekolah:
a. Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai siswa
b. Menghargai teman dan menghormati guru
c. Saling membantu dan berbagi antar teman.

Anda mungkin juga menyukai