Anda di halaman 1dari 7

Pancasila muncul dari pemikiran para pejuang

kemerdekaan pada tahun 1945. Falsafah hidup bangsa


Indonesia terdiri dari lima dasar, salah satunya terdapat
dalam sila ke 2. Bagaimana isi sila ke 2?

Pancasila secara resmi diakui dan termaktub dalam


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada ayat
keempat. Dalam sejarah kemerdekaan, Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) merumuskan rancangan UUD 1945.

Kemudian, setelah BPUPKI dibubarkan, Panitia


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk dan
menetapkan serta mengesahkan UUD 1945 sehari
setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pancasila terdiri dari lima prinsip dasar yang saling


berkaitan erat untuk membangun bangsa Indonesia
menjadi berdaulat, adil, dan makmur.

Pengertian Pancasila

Pancasila diartikan sebagai lima prinsip dasar negara, di mana Pasca


kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, serta keesokan harinya PPKI
mengadakan sidang sebagai salah satu sarana untuk melengkapi alat-alat
kelengkapan negara yang telah merdeka.

Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh


PPKI, naskah Pancasila yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD
1945 adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila-sila yang terdapat di Pancasila, tentu memiliki lambang dan maknanya


masing-masing. Lambang atau simbol tersebut terdapat di perisai pada
dada Garuda Pancasila. Layaknya sebuah rumah, negara juga tentu
membutuhkan fondasi atau dasar yang kokoh, agar bisa melindungi orang-
orang di dalamnya. Pancasila terdiri dari dua suku kata yaitu panca dan
sila. Panca memiliki arti lima dan sila berarti dasar. Secara keseluruhan
Pancasila berarti lima dasar dari negara Indonesia.

● Sila ke-2 Pancasila berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan


Beradab”.

Sila Ke-2 dilambangkan dengan rantai emas pada bagian kiri bawah
perisai Garuda. Lambang rantai terlihat terdiri dari mata rantai berbentuk
bulat dan mata rantai berbentuk persegi yang saling berkaitan. Sembilan
mata rantai berbentuk bulat menggambarkan bagian perempuan, dan mata
rantai berbentuk persegi menggambarkan bagian laki-laki. Sehingga
jumlah mata rantai lambang sila ke-2 adalah 17 mata.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 66 tahun 1951


tentang Lambang Negara, ke-17 mata rantai tersebut saling menyambung
dan tidak terputus, sesuai dengan sifat manusia yang saling terikat dan
turun-temurun.

Mata rantai yang saling berkaitan melambangkan bahwa manusia baik laki-
laki maupun perempuan saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga
jika keduanya bersatu akan membentuk rantai kemanusiaan yang kuat.
Dilansir dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, sila ke-2
memberikan makna:

1. Mengamalkan sikap tenggang rasa


2. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar sesama
manusia
3. Tidak semena-mena pada orang lain
4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
5. Berani membela dan menegakan kebenaran juga keadilan.

Dengan diterapkannya makna sila ke-2 tersebut, akan tercipta


kemanusiaan sesuai dengan lambing rantai emas. Dimana individu akan
sama-sama kuat, dan ketika bersatu akan terjalin kemanusiaa yang adil
dan beradab tanpa pandang tanpa adanya diskriminasi.

Rantai emas sila-ke 2, memiliki warna emas yang berarti kejayaan,


kebesaran bangsa, dan keluhuran bangsa. Adapun warna merah yang
melatarbelakangin lambing rantai emas berarti keberanian. Sehingga dapat
diartikan bahwa sila ke-2 berani menegakkan kemanusiaan yang adil dan
beradab untuk membangun persatuan dan kesatuan.

● Sebelum mengetahui makna sila ke 2, kita wajib mengenal dasar


kedudukan dari pancasila itu sendiri.

pancasila memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara.

Kedudukan pancasila didefinisikan sebagai berikut:

1. Sebagai jiwa bangsa Indonesia


2. Sebagai tujuan atau cita-cita bangs
3. Sebagai sumber dari segala huku
4. Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia
5. Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia
6. Sebagai dasar negara
7. Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia
didirikan.

Dari poin-poin tersebut, dapat diartikan bahwa pancasila adalah pedoman


bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam arti lain, pancasila adalah dasar negara Indonesia yang juga
menjadi petunjuk dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa.

● Makna Sila ke 2 Pancasila

Makna sila ke 2 dari Pancasila sangatlah mendalam.

Ada banyak nilai-nilai yang dapat diresapi dalam kalimat yang kesannya
singkat ini.
1. Makna Kemanusiaan

Kata “kemanusiaan” dalam sila ke 2 memiliki makna rasa empati dan kasih
sayang terhadap sesama manusia.

Artinya, setiap warga negara Indonesia diharapkan bisa ikut merasakan


kesedihan jika ada yang sedih.

Selain itu juga menyayangi sesama manusia, memberi pada yang


membutuhkan, dan memiliki rasa empati yang tinggi.

Makna sila ke 2 ini juga bisa berarti harapan untuk menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan.

Ini bermanfaat untuk memberi rasa tenang dalam hidup, karena tidak perlu
membanding-bandingkan.

Sehingga prinsip kemanusiaan ini menegaskan bahwa setiap individu


memiliki hak asasi yang sama dan harus dihormati tanpa memandang
suku, agama, ras, dan golongan.

2. Makna Adil

pada kata “adil” dalam sila ke 2 memiliki makna kesamaan derajat


manusia.

Artinya segala tindakan dan kebijakan yang diambil haruslah berpihak


pada keadilan.

Meski ada banyak suku, ras, budaya, dan agama, semua manusia
mempunyai derajat yang sama.

Tidak ada diskriminasi dan perlakuan tidak adil terhadap siapapun,


termasuk dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan
kesempatan lainnya.

3. Makna Beradab

Sementara kata “beradab” memiliki makna kesopanan dan adab.

Beradab berarti bertindak dengan sopan, menghormati norma-norma


sosial, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dalam pergaulan sehari-
hari.

Ini berarti harapan untuk masyarakat Indonesia berperilaku sopan kepada


sesama manusia lainnya.
B. Butir-Butir Pancasila Sila ke-2

Pancasila sila ke-2 berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab".


Berikut butir-butir Pancasila sila ke-2.

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.

Contoh Pengamalan Sila ke 2 di Lingkungan Sekolah

Berikut adalah beberapa contoh pengamalan Sila ke-2 di lingkungan sekolah:

1. Melakukan kewajiban sebagai seorang pelajar dengan sungguh-


sungguh dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang
diberikan.
2. Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan dalam belajar atau
dalam kehidupan sosial di sekolah.
3. Menerima hak yang sama sebagai seorang pelajar dan tidak
membedakan teman-teman berdasarkan latar belakang sosial, agama,
atau ras.
4. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan seperti mengumpulkan
donasi untuk korban bencana alam atau melakukan aksi sosial lainnya
untuk membantu masyarakat.
5. Menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan nyaman untuk
belajar serta tidak merusak fasilitas sekolah.
6. Menghormati guru dan staf sekolah serta menerima kritik atau saran
untuk meningkatkan kualitas diri.
7. Mengembangkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan pendapat
atau pandangan teman-teman di sekolah.

Contoh Pengamalan Sila ke 2 di Lingkungan Keluarga

Contoh pengamalan Sila ke-2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” di


lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga, seperti


membersihkan rumah, menjaga kebersihan dan kerapian, membantu
memasak, dan lain sebagainya.
2. Menolong anggota keluarga yang mengalami kesusahan atau kesulitan,
seperti membantu mengurus adik yang sakit, memberikan dukungan
kepada anggota keluarga yang sedang menghadapi masalah, dan lain
sebagainya.
3. Menerima hak sebagai anggota keluarga, seperti hak untuk
berpendapat, hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil, dan lain
sebagainya.
4. Gemar melakukan kegiatan untuk kepentingan bersama, seperti
bermain bersama, berkumpul untuk makan malam bersama, dan lain
sebagainya

Contoh Pengamalan Sila ke 2 di Lingkungan Masyarakat

Contoh pengamalan sila ke-2 di lingkungan masyarakat adalah sebagai


berikut:

1. Menghargai hak-hak dan kewajiban yang dimiliki setiap orang, sehingga


tidak terjadi pelanggaran hak asasi manusia.
2. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan.
3. Tidak membedakan dan tidak melakukan diskriminasi terhadap suku,
agama, ras, dan golongan tertentu.
4. Menumbuhkan sikap empati dan gotong-royong terhadap sesama,
dengan membantu orang yang membutuhkan dan saling mendukung
dalam kegiatan kemanusiaan.
5. Menjaga kerukunan dan perdamaian antar warga, serta menghindari
tindakan yang dapat memicu konflik dan permusuhan di masyarakat.
6. Membantu menjaga lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan lestari,
dengan mengurangi sampah dan merawat alam sekitar.
7. Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial dan kegiatan
masyarakat, seperti kegiatan gotong-royong, pengajian, dan kegiatan
lainnya yang dapat mempererat tali persaudaraan antarwarga.
8. Menghargai dan menjaga keberagaman budaya dan adat istiadat yang
ada di masyarakat, serta menghormati orang yang berbeda pendapat
atau keyakinan.

Anda mungkin juga menyukai