Anda di halaman 1dari 4

Soal

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala


aktivitas dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai
yang terdapat di dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa
lebih tertat dan teratur baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan
bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari
sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

Jawaban

3. Internalisasi merupakan proses penanaman sesuatu, sikap, keyakinan


dan nilai-nilai yang wajib melekat pada manusia itu sendiri. Dalam Internalisasi
Pancasila, kita melakukan penghayatan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

Internalisasi nilai-nilai dari sila Pancasila dapat dilakukan dalam kehidupan


sehari-hari, diantaranya dengan cara:

1) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Pertama (Ketuhanan)

Simbol dalam sila pertama adalah bintang emas, sila pertama berbunyi
"Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama sangat mengedepankan aspek
ketuhanan dalam segi kehidupan. Nilai ketuhanan pada sila pertama terbagi
lagi atas dua nilai, yakni nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan. 

Nilai kepercayaan berbentuk keyakinan dan pengakuan terhadap adanya


Tuhan Yang Maha Esa. Pada konteks kewarganegaraan, keyakinan itu berwujud
dengan adanya enam agama yang diresmikan dan diakui oleh Pemerintah,
yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. 

Nilai ketakwaan mempunyai arti bahwa setiap warga negara bebas untuk
beribadah sesuai dengan agama yang diyakininya. 

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila pertama


dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:
 Membiasakan diri dan keluarga untuk rajin melaksanakan kewajiban
ibadah.
 Membiasakan diri untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan aktivitas.
 Menghormati orang tua, menaati perintahnya dan mendengarkan
nasihatnya.
 Menjaga toleransi dan saling hormat-menghormati antar umat
beragama agar tercapai kenyamanan dan kedamaian bersama. 

2) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Kedua (Kemanusiaan)

Simbol dalam sila kedua adalah rantai emas, sila kedua berbunyi "Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab". Nilai ini mengandung arti bahwa kemanusiaan harus
diutamakan dalam aktivitas keseharian warga negara Indonesia. Sila kedua ini
mewakilkan kehendak bangsa Indonesia untuk berada dalam posisi yang
setara dengan bangsa lainnya. 

Nilai kemanusiaan menjamin warga negara untuk memperlakukan sesama


manusia dengan adil tanpa memandang dan membedakan ras, suku, golongan
dan agama. 

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila kedua dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya:

 Menghormati tetangga tanpa harus membedakan ras, suku, golongan


dan agama.
 Menjaga kerukunan dan menolong tetangga apabila membutuhkan
bantuan. 
 Tak melakukan diskriminasi pada siapapun.
 Mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat dengan
melakukan musyawarah.

3) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Ketiga (Persatuan)

Simbol dalam sila ketiga adalah pohon beringin, sila ketiga berbunyi "Persatuan
Indonesia" yang mengandung nilai persatuan. Artinya ialah seluruh warga
negara harus bersatu dengan tak melihat perbedaan suku, bahasa, agama, dan
latar belakang budaya. Persatuan dalam warga negara menjadi kekuatan dasar
dalam mempertahankan dan pertahanan Indonesia, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. 
Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila ketiga dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya:

 Menanamkan rasa cinta tanah air untuk menjaga persatuan dan


kesatuan bangsa.
 Menumbuhkan sikap saling menghormati, menyayangi, dan menghargai
sesama anggota keluarga.
 Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan
bangsa Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
 Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain.

4) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Keempat (Kerakyatan)

Simbol dalam sila keempat adalah kepala banteng, sila keempat berbunyi
"Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan". Nilai ini memiliki arti bahwa kekuasaan tertinggi
berada ditangan rakyat, kepala banteng menjadi perumpaan warga negara
dalam mengambil keputusan harus dengan tegas. 

Nilai kerakyatan yang berhubungan dengan Pemerintah Indonesia yaitu


dengan diterapkannya sistem demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. 

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila keempat


dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

 Menghargai dan melaksanakan keputusan.


 Orang tua mau mendengarkan dan menerima saran dari anaknya.
 Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan
pendapat kita dan melaksanakannya dengan sepenuh hati.
 Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar menyetujui apa yang kita
katakan atau lakukan. Begitu pula sebaliknya, tidak ada yang dapat
memaksakan kehendaknya pada kita.

5) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Kelima (Keadilan)

Simbol dalam sila kelima adalah padi dan kapas, sila keempat berbunyi
"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Nilai ini memiliki arti bahwa
setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan. Dengan adanya sila ini diharapkan dapat mewujudkan keadilan
bagi seluruh warga negara Indonesia. 

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila kelima dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya:

 Meningkatkan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang


membantu sesama, seperti bakti sosial, donor darah, dsb.
 Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sesuai peranan masing-
masing anggota keluarga. 
 Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga
masyarakat.
 Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain dan membantu orang lain untuk memperjuangkan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai