Anda di halaman 1dari 22

Makalah Pengalamanku Melaksanakan Nilai-nilai dari

Masing-masing Sila Pancasila


0 komentar
Posted in Label: Pendidikan
undefined
undefined
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk pedoman
bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila memiliki fungsi
sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa, sebagai kepribadian bangsa,
sebagai pandangan hidup bangsa, yang kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jika kita mengamati kejadian di
lingkungan masyarakat sekitar kita, kita dapat mengetahui berapa jauh perubahan norma manusia
yang melenceng dari kaidah dan nilai Pancasila. Maka, agar Pancasila itu benar- benar terasa
dalam kehidupan sehari-hari dan sekaligus melestarikan Pancasila, maka rakyat Indonesia harus
berusaha melaksanakan pedoman pengamalan Pancasila, dengan mendarah dagingkan nilai
nilai yang luhur yang terkandung dalam Pancasila.

B.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari?


2. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Ketuhanan Yang Maha Esa?
3. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?

4. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Persatuan Indonesia?


5. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan?
6. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?
C.

Tujuan

1. Mengetahui penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


2. Mengetahui fenomena penyimpangan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Mengetahui fenomena penyimpangan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
4. Mengetahui fenomena penyimpangan sila Persatuan Indonesia.
5. Mengetahui fenomena penyimpangan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
6. Mengetahui fenomena penyimpangan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Penerapan Sila-sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari seperti :
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
1.

Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan
sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha
Bijaksana dan sebagainya.

2.

Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan
menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di
sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, harus
dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk
Tuhan yang lain.
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita
tinggal menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat beragama,
mengakui Tuhan-Nya dan saling menghormati antar umat beragama. Ini dimaksudkan, kita harus
mengembangkan sikap saling menghormati agama orang lain, menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing masing juga membina kerukunan antar pemeluk umat
agama. menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain, sehingga orang lain pun akan
mnghormati dan menghargai kepercayaan yang yang kita anut. Seperti yang kita tahu, Indonesia
sungguh kaya akan budaya. Bahkan di Indonesia ada 5 agama yang diakuin. Ada Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, dan Buddha. Kita semua hidup berdampingan, dan diharapkan dapat menjaga
hubungan baik diantara pemeluk agama lainnya.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai antara lain sebagai
berikut :
1.

Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban asasinya.

2.

Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap
Tuhan.

3.

Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari yaitu:
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama, tidak membeda-bedakan suku, ras, agama,
dan keturunan, agar tidak menimbulkan perpecahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kegiatan kemanusiaan, dan berani membela
kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa
dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan
bekerja sama dengan bangsa bangsa lain.

Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang
menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1.

Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib
membela dan menjunjung tinggi (patriotisme).

2.

Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa


(berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.

3.

Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).


Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
Dengan menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat agar tidak
terjadi konflik-konflik atau perbedaan pendapat yang memecah belah bangsa dan negara
kita. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit,
serta menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan, rasa Nasionalisme, dan cinta tanah air
Indonesia.

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan


Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni:
1.

Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.

2.

Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.

3.

Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama.

4.

Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil rakyat.


Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
Sebagai Warga Negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
dan harus selalu mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama, agar tidak terjadi perbedaan pendapat yang berkepanjangan.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial.
Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain :
1.

Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya.

2.

Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia.

3.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4.

Menghormati hak milik orang lain.

5.

Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh rakyat
Indonesia.

6.

Cinta akan kemajuan dan pembangunan.


Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong royong
Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah menjadi kodrat
manusia sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong menolong antar sesama, gotongroyong, tenggang rasa sesama manusia tanpa membedakan ras, suku, jenis kelamin dan agama.
Namun, dimasa sekarang nampaknya sikap tersebut sudah meluntur. Banyak orang yang bekerja
sehari suntuk hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap
acuh tak acuh dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Seharusnya kita
sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila lebih mementingkan
kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan kontra antar
manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang sama
dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu, memperlakukan manusia sama dengan yang lain
tanpa membedakan suku, ras, agama,jenis kelamin.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela negaranya.
Rakyat indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 1945. Hak
asasi manusia tersebut mencakup hak atas kwdudukan yang sama dalam hukum, hak atas
penghidupan yang layak, hak atas kehidupan berserikat dan , berkumpul, hak atas kebebasan
mengeluarkan pendapat, hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk mendapatkan

pengajaran,

dsb.

Dengan

dirumuskannya

hak

asasi

dalam

UUD

1945,

mengandung pengertian bahwa UUD mewajibkan pemerintah dan lain lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta
memegang teguh cita- cita moral rakyat yang luhur.
4. Menghormati hak orang lain
Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak lahir yaitu
hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa perbedaan atas dasar
bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan manusia
lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang
dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama orang lain di
masyarakat.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor pertambangan,
perkebunan, pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut menjadikan Indonesia kaya akan
hasil bumi.walaupun demikian banyak kekayaan Indonesia, kita sebagai rakyat Indonesia tidak
diperbolehkan menggunakan kekayaan negara tersebut dengan berlebihan dan gaya hidup
mewah. Karena diantara sumber daya alam tersebut ada sebagian yang tidak dapat diperbaharui

dan masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan yang tak layak. Sedangkan Indonesia
memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut di nikmati seluruh rakyat Indonesia.
7. Tidak menggunakan hak hak milik untuk hal hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum.
Sering kita mendengar kasus kasus koruptor yang menjamur di Indonesia. Korupsi
dapat jadi karena koruptor melaksanakan hak hak asasi manusia cenderung untuk berlebihlebihan,

sehingga

merugikan

negara

dan

masyarakat.

Seharusnya,

manusia

lebih

memprioritaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut


hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
8. Suka bekerja keras
Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan menjadi terwujud.
Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar, sesuai dengan hukum.
Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan keinginannya tersebut dengan cara yang
tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila. Semisal menyuap. Hendaknya kita sebagai
bangsa Indonesia yang berpedoman Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu yang ia
inginkan dengan kerja keras. Bukan mencari jalan pintas guna keinginannya terwujud.
9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil karya anak
Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan kita dukung hasil karya
mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi kepada anak negri Indonesia lainnya untuk
tetap terus berkarya.

B.

Fenomena Penyimpangan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Hal tersebut menunjukan jika bangsa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas
ketuhanan. Indonesia mengakui adanya Tuhan sebagai sumber dari adanya suatu kehidupan di
dunia ini. Dengan diakuinya beberapa kepercayaan sebagai agama nasional, menunjukan betapa
bangsa Indonesia begitu menjunjung tinggi nilai agama sebagai salah satu landasan hidup. Selain
sebagai wujud pandangan hidup, sila pertama juga menunjukan kebebasan yang diberikan
kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masingmasing. Tak ada paksaan ataupun intimidasi dalam menganut sebuah kepercayaan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Agama seperti sebuah permainan bagi rakyat Indonesia. Sebagai contoh yang sederhana,
pasangan yang hendak menikah namun memiliki perbedaan kepercayaan. Salah satu dari
pasangan mengalah untuk memeluk agama pasangan yang lainnya agar kemudian prosesi
pernikahan dapat berlangsung dan setelah prosesi tersebut selesai, maka semua akan kembali
seperti semula. Pancasila memberikan kebebasan untuk memilih, namun bukan lantas menjadi
sebuah permainan. Ada contoh lagi yang sering kita dengar. Banyak sekali orang-orang,
manusia-manusia menyebut nama Tuhannya ketika ia menyatakan sumpah atau janji. Namun
kenyataannya? Nonsense! Nama Tuhan seolah-olah hanya sebagai formalitas untuk sebuah acara
atau janji bagi seseorang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar (Para pejabat yang
melakukan korupsi dan pelanggaran lainnya sebelumnya telah dilantik melalui sumpah yang
mengatasnamakan Tuhan sebagai dasarnya. Namun setelah mereka duduk ditempat yang
nyaman, maka sumpah itupun hilang tak berbekas. Itulah yang dimaksud hanya sebagai
formalitas saja).

C.

Fenomena Penyimpangan Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Menempatkan manusia sesuai hakekatnya sebagai makhluk Tuhan. Seluruh rakyat Indonesia
adalah manusia yang memiliki moral, yang memiliki etika, yang memiliki adab dalam segala
kehidupannya. Menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi hakhak asasi manusia dimana setiap rakyat memiliki kedudukan yang sama di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tidak ada satupun rakyat Indonesia yang kebal terhadap hukum. Tidak
ada satupun rakyat Indonesia yang dapat berbuat sekehendak dirinya.
Fakta yang sekarang terjadi :
Rakyat Indonesia 80% saya katakan tidak memiliki moral, etika dan adab dalam
kehidupannya. Sebagai contoh, para wakil rakyat yang duduk di kursi terhormat di DPR
berlomba-lomba untuk membuat video porno. Selain itu, publikasi sex bebas seakan menjadi
tontonan kartun yang mudah untuk ditonton dan didapatkan. Pada saat sekarang ini, si kaya
mampu membeli si miskin dan memperlakukan si miskin layaknya hewan peliharaan yang
diperlakukan sekehendak hati sang majikan. Hukum di Indonesiapun pada era sekarang
sangatlah buruk. Yang kaya mampu bebas dengan mudahnya walaupun kasus yang dihadapi
cukup berat. Sedangkan si miskin terkurung di dalam sel durjana dengan kasus yang tidak
seberapa. Si miskin semakin miskin dan si kaya semakin kaya.
D.

Fenomena Penyimpangan Sila Persatuan Indonesia


Dua kata yang memiliki makna begitu dalam. Jika bangsa Indonesia adalah bangsa yang
bersatu. Bangsa yang utuh. Sesuai dengan semboyan kita, Bhineka Tunggal Ika yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Meskipun bangsa Indonesia memiliki kemajemukan yang
banyak, namun hal tersebut tidaklah meruntuhkan keutuhan jiwa bangsa. Semua saudara, semua
satu hati dan semua satu keinginan. Dari ujung barat di kota Sabang hingga ujung timur di kota

Merauke, semua bersatu di bawah naungan Pancasila sebagai manusia yang memiliki perasaan
senasib dan sepenanggungan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Sekarang rasa persaudaraan dan sepenanggungan telah terkikis oleh ego pribadi masingmasing. Ada beberapa daerah yang mencoba melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia seperti Aceh dan Papua. Ada contoh lain, yaitu berbagai konflik yang terjadi akibat
perbedaan suku, agama ataupun ras yang terjadi di berbagai pelosok Indonesia. Konflik di Papua
adalah salah satu bentuk konflik antar suku. Konflik di Ambon adalah salah satu contoh bentuk
konflik agama dan masih banyak lagi konflik-konflik yang didasari sebab di atas. Semua
unsur yang menyebabkan adanya perpecahan bukan tidak mungkin akan
menjadi penyebab kehancuran bangsa Indonesia dalam beberapa waktu ke
depan. Sumpah Amukti Palapa yang dikumandangkan oleh Mahapatih
Gadjahmada pada masa Kerajaan Majapahit hanyalah akan menjadi kiasan
yang tidak pernah dilihat oleh anak cucu kita kelak.
E.

Fenomena Penyimpangan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan Perwakilan
Nilai

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,


dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering kali
para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika menyelesaikan
suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan

kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan berekspresi dan


berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai
Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan anggota DPR
dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan
selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya
menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.
F.

Fenomena Penyimpangan Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah
atapun

batiniah.

Fakta yang sekarang terjadi :


1.Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan
alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini sebenarnya
didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang masih tergolong
rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya adalah ketidak merataan
pembangunan dibeberapa daerah sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai
kemiskinan yang rendah sedangkan daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi.
Jadi ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial
masyarakat Indonesia yang menyebabkan kemiskinan.
2. Ketimpangan dalam pendidikan
Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan
banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program untuk

mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah BOS (Biaya Operasional
Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih belum merata diseluruh wilayah Indonesia dan
masih banyak dipotong oleh pihak-pihak tertentu. Selain itu program sekolah gratis 9 tahun yang
berlaku diwilayah DKI Jakarta juga belum bisa meratakan pendidikan di wilayah DKI Jakarta.
3. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia.
Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program jaminan
kesehatan masyarakat miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin)
sehingga munculnya anggapan orang miskin dilarang sakit karena biaya berobat di Indonesia
bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke atas.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Sebenarnya kita telah melaksanakan dan mengamalkan pancasila dalam kehidupan seharihari sesuai kamampuan, dan bahkan kita menyadari manakala kita berbuat atau bertingkah laku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga timbul rasa cemas, menyesal dan kecewa
karena yang kita lakukan dikeseharian sebenernya bertentangan dengan hati nurani kita.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian luhur memiliki jiwa dan
kepribadian yang sesuai dengan nila-nilai pancasila yang telah dimiliki sejak jaman nenek
moyang. Nilai-nilai yang telah tertanam dalam jiwa, hati dan sanubari bangsa Indonesia yang
dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, yang hubungannya dangan Tuhan Yang Maha Esa
maupun dengan sesamanya.

Sila KeTuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara yang didirikan
merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhna Yang Masa Esa. Contoh dalam
kehidupan kita yaitu dengan kita dengan kita melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang beradab. Contoh dalam
kehidupan kita yaitu harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat
manusia terutama hak-hak kordat sebagai hakl asasi.
Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan sifat kodrat
manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosail. Perbedaan bukannya
untuk menjadi konflik dan permusuhan malainkan diarahkan pada sesuatu yang saling
menguntungkan, yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Tanpa harus kita mendengar adanya gereja dibomlah, tawuran antar agama di kehidupan kita.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaraan dan
perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat
manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Contohnya dalam kehidupan kita
musyawarah, bergotong royong, dll.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang merupakan
tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya dalam kehidupan kita yaitu
kesejahteraan seluruh warganya, melindungi, mencerdaskan kehidupan seluruh warganya.
B.

Saran
Hendaknya seluruh elemen bangsa Indonesia mengimplementasikan nilai-nilai luhur
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya masyarakat bangsa yang

bernasionalisme tinggi. Dan mahasiswa sebagai penerus bangsa harus menanamkan semangat
Bhinneka Tunggal Ika , agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan nilai-nilai pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

http://teguh212.blog.esaunggul.ac.id/2012/07/11/pancasila-dalam-krisis-ideologi-bangsa/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/24/pancasila-menangis/
http://rumahsehatkiita.wordpress.com/2011/12/09/prilaku-yang-bertentangan-dengan-nilai-nilaipancasila/
http://batasakhirketikan.wordpress.com/2011/11/10/pancasila-sebagai-dasar-negara-danaplikasinya-dalam-kehidupan-bernegara/
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/10/penerapan-pancasila-500098.html

KASUS PENYIMPANGAN PEMERINTAH TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA

KASUS PENYIMPANGAN PEMERINTAH TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA


1. Penyimpangan sila ke-1 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa
indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga
memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama. Bukti pelanggaran dari sila pertama Pancasila :
a) Amuk Massa di Kupang
Amuk Massa di Kupang terjadi pada tanggal 30 November 1998. Amuk massa tersebut
bermula dari aksi perkabungan dan aksi solidaritas warga Kristen NTT atas peristiwa Ketapang,
yaiti bentrok antara warga Muslim dan Kristen dengan disertai perusakan berbagai tempat
ibadah. Aksi perkabungan dan solidaritas itu sendiri diprakarsai oleh organisasi-organisasi
kemahasiswaan dan kepemudaan Kristen, seperti GMKI, PMKRI, Pemuda Katholik NTT, dan
mahasiswa di Kupang.
Karena isu pembakaran gereja, massa tersebut kemudian bergerak menuju masjid di
perkampungan muslim kelurahan Bonipoi dan Solor, setelah sebelumnya melakukan perusakan
masjid di Kupang. Amuk massa tanggal 30 November tersebut mengakibatkan setidaknya 11
masjid, 1 mushola, dan beberapa rumah serta pertokoan milik warga muslim rusak.
Amuk massa tersebut tidak hanya berhetnti pada tanggal 30 November itu saja. Dua
hari setelahnya, yaitu tanggal 1 dan 2 Desember 1998 kerusuhan masih terjadi dan
mengakibatkan beberapa kerusakan. Sasaran amuk massa tersebut mencakup rumah milik
ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), masjid dan toko-toko milik orang Bugis.
Kerusuhan Kupang tersebut berakar dari persaingan kelompok masyarakat, yaitu antara
penganut Kristen yang umumnya warga asli dan warga muslim, yang sebagia adalah
pendatang. Kecepatan pertumbuhan masjid dan perkembangan ekonomi umat Islam yang baik,
karena mereka sulit menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), menimbulkan kecemburuan sosial.
Amuk massa tanggal 30 November 1998 adalah momentum di mana kecemburuan tersebut
mendapatkan ekspresinya lewat idiom agama.

b) Bom Bali I
Bom Bali 2002 atau bisa disebut Bom Bali I adalah rangkaian tiga peristiwa
pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Okteber 2012. Dua ledakan pertama
terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta,Bali. Sedangkan ledakan
terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan.
Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh
pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005.

Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan
wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut.
Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
c) Konflik Poso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan
kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan Poso I (25
- 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15 Juni 2000). Pada 20
Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani antara kedua belah pihak yang bertikai dan
diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.

2. Penyimpangan sila ke-2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab


Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Bukti dari pelanggaran sila kedua
Pancasila :

a) Tragedi Trisakti
Dua belas tahun lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta
sedang genting. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri
Presiden Soeharto kian membesar tiap hari. Dan kita tahu, aksi itu akhirnya melibatkan rakyat
dari berbagai lapisan.
Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah
peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia Lesmana, Heri
Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie
Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di
kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi yang diikuti sekira
6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu berlangsung sejak pukul 10.30 WIB.
Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-rekan
mereka. Justru sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di seluruh kampus di
Indonesia. Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis oleh televisi. Keempat
mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan reformasi.
Puncak dari perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden pada
Kamis, 21 Mei 2008.
b) Hutang Ciptakan Ketidakadilan bagi Rakyat Miskin
Upaya pemerintah untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang yang dinilai sudah
mencapai taraf membahayakan telah memunculkan ketidakadilan bagi rakyat kecil pembayar
pajak. Pasalnya, saat ini, penerimaan pajak, baik dari pribadi maupun pengusaha, digenjot
untuk bisa membayar pinjaman, termasuk utang yang dikemplang oleh pengusaha hitam
obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hal ini berarti rakyat kecil pembayar pajak

seakan dipaksa menyubsidi pengusaha kaya pengemplang BLBI. Akibatnya, kemampuan


penerimaan negara dari pajak justru kian berkurang untuk program peningkatan kesejahteraan
pembayar pajak seperti jaminan sosial, pendidikan, dan kesehatan.

c) Tragedi Kemanusiaan etnis Tionghoa (13-15 Mei 1998 )


Sebelas tahun sudah tragedi (13-15) Mei 1998 berlalu. Tragedi kemanusiaan ini
menyisakan banyak keprihatinan dan tanya bagi banyak orang, khususnya bagi para keluarga
korban yang harus kehilangan keluarga dengan cara paksa, perempuan yang menjadi korban
pemerkosaan dan etnis Tionghoa yang dijadikan korban kekejaman para pihak yang tidak
bertanggungjawab. Ratusan manusia menjadi korban, dengan amat mengenaskan mereka
terpanggang kobaran api di dalam Yogya Plaza, Kleder, Jakarta Timur. Tragedi ini tidak hanya
terjadi di Jakarta, namun terjadi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tragedi ini
merupakan rentetan kejadian yang memilukan, dimana sehari sebelumnya (12 Mei 1998) empat
mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban penembakan oleh aparat TNI pada saat
menggelar aksi menuntut Reformasi. Kejadian 11 tahun silam tersebut adalah sejarah kelam
bangsa ini. Namun sampai dengan saat ini tak juga ada pertanggungjawaban pemerintah atas
terjadinya tragedi Mei 1998.
3. Penyimpangan sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia

Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.. Bukti pelanggaran sila ketiga Pancasila :

a) Organisasi Papua Merdeka (OPM)


Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan
tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari
pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan
Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.
OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang
lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun
1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda
menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang
merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan
satu penjajah kepada yang lain.

b) Gerakan Aceh Merdeka

GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini mengusung
nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan
nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada.

c) Lepasnya Timor Timur dari NKRI


Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka
bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur
pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan
enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Sebagai sebuah negara sempalan Indonesia, Timor
Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor
Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor
Leste" sebagai nama resmi negara mereka.

4. Penyimpangan sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila :

a) Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu
diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan
berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang
DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama
halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undangundang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil
dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada
rakyat.

b) Hukuman Antara Koruptor Dengan Pencuri Kakao, dan Semangka


Saya tidak tahu apakah Polisi dan Jaksa kita kekurangan pekerjaan sehingga kasus
pengambilan 3 biji kakao senilai Rp 2.100 harus dibawa ke pengadilan. Begitu pula dengan
kasus pencurian satu buah semangka, di mana kedua tersangka disiksa dan ditahan polisi
selama 2 bulan dan terancam hukuman 5 tahun penjara. Sebaliknya untuk kasus hilangnya
uang rakyat senilai rp 6,7 trilyun di Bank Century, polisi dan jaksa nyaris tidak ada geraknya

kecuali pak Susno Duadji yang ke Singapura menemui Anggoro salah satu penerima talangan
Bank Century. Ini juga membuktikan bagaimana Indonesia yang kaya alamnya ini tidak
memberi manfaat apa-apa bagi rakyatnya. Pihak asing bebas mengambil minyak, gas, emas,
perak, tembaga senilai ribuan trilyun/tahun dari Indonesia. Tapi rakyat Indonesia mayoritas
hidup miskin. Baru mengambil 3 biji kakao saja langsung dipenjara. Itulah gambaran hukum
yang terjadi di Indonesia.
Tidak adanya keadilan hukuman antara rakyat miskin dengan orang yang berkuasa. Hal
in menunjukkan bahwa hukum di Indonesia dapat dengan mudahnya diperjual belikan bagi
mereka yang mempunyai uang. Memang sungguh ironis ini terjadi dinegara kita, yang
notabennya adalah negara hukum, tetapi hukum yang berjalan sangatlah amburadul.
Seharusnya pemerintah lebih tegas kepada mafia hukum, yang telah banyak mencuri hak-hak
rakyat kecil. Satgas pemberantasan mafia hukum seharusnya segera melakukan langkahlangkah penting. Salah satu yang perlu dilakukan adalah memberikan efek jera kepada para
pejabat yang ketahuan memberikan fasilitas lebih dan mudah kepada mereka yang terlibat
dalam kejahatan. Selain itu, kepada para pelaku kejahatan yang terbukti mencoba atau
melakukan transaksi atas nama uang, harus diberikan hukuman tambahan. Memberikan efek
jera demikian akan membuat mereka tidak ingin berpikir melakukan hal demikian lagi.

5. Penyimpangan sila ke-5 yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah
atapun batiniah. Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila :

a) Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan
alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Hal ini sebenarnya
didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang pendidikan yang masih tergolong
rendah dan kualitas moral para pemimpin yang tidak baik. Maksudnya adalah ketidak merataan
pembangunan dibeberapa daerah sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai
kemiskinan yang rendah sedangkan daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi
ini adalah bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang
menyebabkan kemiskinan.

b) Ketimpangan dalam pendidikan


Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan
banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya beberapa program untuk
mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya sekolah BOS (Biaya Operasional
Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih belum merata diseluruh wilayah Indonesia
dan masih banyak dipotong oleh pihak-pihak tertentu. Selain itu program sekolah gratis 9 tahun

yang berlaku diwilayah DKI Jakarta juga belum bisa meratakan pendidikan di wilayah DKI
Jakarta.

c) Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan


Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia.
Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program jaminan
kesehatan masyarakat miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin)
sehingga munculnya anggapan orang miskin dilarang sakit karena biaya berobat di Indonesia
bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke atas

d) Kehidupan Antara Warga Jakarta dengan Papua


Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat berbeda,
yang penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi kehidupan mereka sangat
jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang memakai koteka, pembangunan di derah
tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan saja dengan kehidupan masyarakat di Jakarta,
banyak orang-orang memakai pakaian yang berganti-ganti model, banyak bangunan
menjulang tinggi.

KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan nilai pancasila pada saat ini masih sangat memprihatikan karena
banyak kasus penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila tersebut. Pada sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa, contoh kasusnya yaitu Amuk Masa di Kupang, Bom Bali I, dan
Konflik Poso. Pada sila ke-dua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, contoh kasusnya seperti
Tragedi Trisakti, Hutang Ciptakan Ketidakadilan bagi Rakyat Miskin, dan juga Tragedi
Kemanusiaan Etnis Tionghoa. Pada sila ke-tiga Persatuan Indonesia, contoh kasusnya berupa
Organisasi Papua Merdeka (OPM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan Lepasnya Timor Timur
dari NKRI. Pada sila ke-empat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebikasanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, contoh kasusnya yaitu Ulah Memalukan Para Wakil Rakyat
yang Harusnya Berjuang untuk Rakyat, serta Hukuman Antara Koruptor dengan Pencuri Kakao
& Semangka. Pada sila ke-lima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia contoh
kasusnya seperti Kemiskinan, Ketimpangan dalam Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan dan
juga Kehidupan Antara Warga Jakarta dengan Papua. Dengan kasus-kasus tersebut sangat
terlihat dengan jelas bahwa nilai-nilai pancasila saat ini belum dijalankan / dilaksanakan dengan
maksimal oleh pemerintah maupun warga NKRI.

SUMBER :

http://icecreamcocholate.blogspot.com/2012/02/penyimpangan-nilai-pancasila.html
http://wisnupendem.blogspot.com/2014/06/makalah-pancasila-dan-penyimpangannya.html
http://pokkel212.blogspot.com/2011/08/penyimpangan-terhadap-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai