Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KORUPSI DAN SANKSI KORUPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Masail Fiqiyah Jinayah
Dosen Pengampu : Akhmad Faisal, Lc, M.A.

Di Susun Oleh :
TAUFIK HIDAYAT / 2021.10.3.1.00082
SYAEFUL MAARIF / 2021.10.3.1.00080

PROGRAM STUDI HPI (HUKUM PIDANA ISLAM)


INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2022
Jl. Widarasari III, Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153
i

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah dengan mengucap Puji syukur kepada Allah SWT akhirnya


Makalah Masail Fiqiyah Jinayah pada Sub Materi Korupsi dan Sanksi Korupsi telah
selesai kami susun, Makalah ini kami susun bukan tanpa alasan, namun yang
memperkuat penulis menyusun Makalah ini selain dari Tugas Mata Kuliah yang paling
penting yaitu bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya
dan kepada seluruh pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa tugas mata kuliah Masail Fiqiyah Jinayah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap saran dan krtitik yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan tugas makalah ini. Kami berharap Makalah
ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk banyak pihak, terutama
mahasiswa.

Cirebon, 19 Agustus 2022


Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2. Perumusan Masalah..............................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................3

1.4. Metode Penulisan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHSAN....................................................................................................4

2.1 Pengertian Korupsi................................................................................................4

2.1.1 Korupsi Menurut Hukum Formal............................................................4

2.1.2 Korupsi Menurut Hukum Pidana Islam..................................................5

2.2 Sanksi Korupsi.......................................................................................................7

2.2.1 Sanksi Korupsi Menurut Hukum Formal...............................................7

2.2.2 Sanksi Korupsi Menurut Hukum Pidana Islam......................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................10

3.1. Kesimpulan...........................................................................................................10

3.2. Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Islam agama yang mempunyai ciri universal dan menyeluruh, karena ia
berlaku bagi seluruh umat manusia dan ketentuan hukumhukumnya mencakup
semua segi kehidupan, sehingga Negara yang merupakan bagian dari agama,
laksana dua sisi mata uang yang saling bertemu dan bersatu yang mampu
mengIslamisasi segala tata hukum, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-
lainnya.1
Kata korupsi berasal dari bahasa inggris, yaitu corruption, artinya
penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagainya,
untuk kepentingan pribadi atau orang lain.2
Di Indonesia, masalah menjaga amanat masih perlu diperhatikan oleh
banyak pihak, lebih-lebih masalah besar yaitu korupsi yang kini hampir terjadi
disemua lingkungan, baik dikalangan eksekutif, legislatif, maupun yudikatif,
baik di pusat maupun di daerah. Masalah korupsi di negeri ini sudah memasuki
seluruh bidang kehidupan sosial dan pemerintahan serta sudah bersifat mengakar
dalam budaya hidup, perilaku, dan cara berpikir.3
Korupsi di negeri ini berada dalam situasi yang mengkhawatirkan.
Tindakan-tindakan korupsi terjadi di berbagai daerah, mulai dari kota besar
sampai pelosok negeri. Mulai dari pejabat pemerintahan, swasta, hingga tukang
parker semua pernah melakukan korupsi. Rasa bersalah tertutupi dengan
kebanggaan semu hasil tindakan tercela itu. Tidak heran jika masyarakat
internasional menempatkan negara ini sebagai salah satu negara terkorup di
dunia.4

1
Zakaria Syafe‟i, Negara Dalam Prespektif IslamFiqih Siyasah, (Jakarta Timur: Hartomo Media Pustaka,
2012), h. 81
2
Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al Fiqhiyah, (Jakarta: Diadit Media, 2007), h. 194
3
M. Nurul Irfan, Korupsi Dalam hukum Pidana Islam, (Jakarta,: Pena Grafika, 2012), h. 4
4
4Diana Napitupulu, KPK In Action, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2010), h. 5.

Halaman │ 1
Setelah bergulirnya kekuasaan dari Presiden Soeharto sampai pada
Presiden Megawati Soekarnoputri nyatanya tidak menghasilkan suatu eliminasi
dari perbuatan korupsi. Bahkan semakin deras saja pendapat bahwa sekarang ini
dengan bergulirnya kekuasaan semakin bergulir pula korupsi kekuasaan (power
coruption), dan hal ini tambah semakin buruknya sistem dalam menanggulangi
korupsi. Ibarat penyakit, korupsi di Indonesia telah berkembang begitu cepat,
terdapat tiga tahap yaitu elitis, endemic, dan sistemik :
Pada tahap elitis(terpandang), korupsi masih menjadi patologi sosial yang
khas di lingkungan para elit/pejabat. Pada tahap endemic(wabah), korupsi
mewabah menjangkau lapisan masyarakat luas.
Lalu ditahap yang keritis, ketika korupsi menjadi sitematik, setiap individu
di dalam sistem terjangkit penyakit serupa. Boleh jadi penyakit korupsi di bangsa
ini telah sampai pada tahap sistematik. Meningkatnnya tindak pidana korupsi
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi
masyarakat, sehingga tindak pidana korupsi tidak dapat digolongkan sebagai
kejahatan biasa (ordinary crimes) melainkan telah menjadi kejahatan luar biasa
(extra ordinary crimes). Sehingga pemberantasannya tidak lagi dapat Dilakukan
“secara biasa”, tetapi “dituntut dengan cara-cara yang luar biasa” (extra ordinary
enforcement).5

1.2. Perumusan Masalah


Agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam penyusunan makalah ini, maka saya
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Korupsi (Menurut Hukum Formal dan Hukum Pidana Islam)
2. Sanksi Korupsi (Menurut Hukum Formal dan Hukum Pidana Islam)

5
Ermansjah Djaja, Mendesain Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Implikasi Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 012-016-019/PPU-IV/2006, (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2010), h. 25-26

Halaman │ 2
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk
mengetahui:
1. Pengertian Korupsi (Menurut Hukum Formal dan Hukum Pidana Islam)
2. Sanksi Korupsi (Menurut Hukum Formal dan Hukum Pidana Islam).

1.4. Metode Penulisan


Metode yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan yaitu
memberikan gambaran tentang materi-materi yang berhubungan dengan
permasalahan melalui literatur buku-buku yang tersedia, tidak lupa juga penulis
ambil sedikit dari media masa/internet.

Halaman │ 3
BAB II
PEMBAHSAN

2.1 Pengertian Korupsi


2.1.1 Korupsi Menurut Hukum Formal
Istilah korupsi tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Dibaca di media cetak, ditonton di televisi atau didengar di radio, istilah
korupsi seakan tak lepas dari kehidupan kita - tentu bukan hal yang patut
dibanggakan. Tapi apakah kita betul-betul paham pengertian korupsi.
Karena bukan cuma menilap uang negara, ada hal-hal lain yang masuk
dalam kategori korupsi.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus.
Corruptio memiliki arti beragam yakni tindakan merusak atau
menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan
dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.6
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata
corruption atau dalam bahasa Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie
dalam bahasa Belanda masuk ke dalam perbendaharaan Indonesia
menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan
pribadi atau orang lain.
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun
2000, yaitu “korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk
keuntungan pribadi". Definisi World Bank ini menjadi standar
internasional dalam merumuskan korupsi.
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development
Bank (ADB), yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan
6
Pusat Edukasi Anti Korupsi https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220411-null (Cipta
Karya Berdaya 2022)

Halaman │ 4
melawan hukum dari pegawai sektor publik dan swasta untuk
memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-orang
ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan
hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.
Dari berbagai pengertian di atas, korupsi pada dasarnya memiliki
lima komponen, yaitu: 
a. Korupsi adalah suatu perilaku.
b. Ada penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. 
c. Dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
d. Melanggar hukum atau menyimpang dari norma dan moral.
e. Terjadi atau dilakukan di lembaga pemerintah atau swasta.

2.1.2 Korupsi Menurut Hukum Pidana Islam


Korupsi dalam syariat Islam diatur dalam fiqh Jinayah. Berikut ini
akan dibahas beberapa jenis tindak pidana (korupsi) menurut Fiqh
Jinayah, Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang bersifat
praktis dan merupakan hasil analisis seorang mujtahid terhadap dalil-dalil
yang terinci, baik yang terdapat dalam Al-quran maupun hadist. Secara
terminologis, jinayah didefinisikan dengan semua perbuatan yang
dilarang dan mengandung kemudaratan terhadap jiwa atau selain jiwa.7
Jinayah adalah sebuah tindakan atau perbuatan seseorang yang
mengancam keselamatan fisik dan tubuh manusia serta berpotensi
menimbulkan kerugian pada harga diri dan harta kekayaan manusia
sehingga tindakan atau perbuatan itu dianggap haram untuk dilakukan
bahkan pelakunya harus dikenai sanksi hukum, baik diberikan di dunia
maupun hukuman Allah kelak di akhirat.
Fiqh Jinayah adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang digali
dan disimpulkan dari nash-nash keagamaan, baik Alquran maupun
hadist, tentang kriminalitas, baik berkaitan dengan keamanan jiwa

7
https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/balai-diklat-kepemimpinan-magelang-
korupsi-menurut-hukum-islam-2019-11-05-9bb24de7/

Halaman │ 5
maupun anggota badan atau menyangkut seluruh aspek pancajiwa syariat
yang terdiri dari : Agama, Jiwa, Akal, Kehormatan atau Nasab, Harta
Kekayaan maupun diluar panca jiwa syariat tersebut.

Jenis Tindak Pidana Korupsi Dalam Fiqh Jinayah


Beberapa jenis tindak pidana (jarimah) dalam fiqh jinayah dari
unsur-unsur dan definisi yang mendekati pengertian korupsi di masa
sekarang adalah:
a. Ghulul (Penggelapan)
b. Risywah (Penyuapan)
c. Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang Lain)
d. Khianat
e. Sariqah (Pencurian)
f. Hirabah (Perampokan)
g. Al-Maks (Pungutan Liar), Al-Ikhtilas (Pencopetan), dan Al-Ihtihab
(Perampasan) 

Menggelapkan uang Negara dalam Syari’at Islam disebut Al-


ghulul, yakni mencuri ghanimah (harta rampasan perang) atau
menyembunyikan sebagiannya (untuk dimiliki) sebelum
menyampaikannya ke tempat pembagian,8 meskipun yang diambilnya
sesuatu yang nilainya relatif kecil bahkan hanya seutas benang dan
jarum. Mencuri atau menggelapkan uang dari baitul maal (kas Negara)
dan zakat dari kaum muslimin juga disebut dengan Al-ghulul.
Berdasarkan hadits-hadits dari Rasulullah maka yang termasuk Al-
ghulul, adalah sebagai berikut:
Adapun dasar hukum dari Al-ghulul, adalah dalil-dalil baik yang
terdapat dalam QS. Ali-Imran ayat 161 maupun Hadits sebagai berikut:
“Tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta
rampasan perang). Barang siapa yang berkhianat (dalam urusan
8
Abu Fida’ Abdur raft’, 2006, Terapi Penyakit Korupsi dengan Takziyatun Nafs, Republika, Jakarta

Halaman │ 6
rampasan perang) maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa
yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi
pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan)
setimpal, sedang mereka tidak dianiaya”9
Adapun unsur-unsur Al-Ghulul / Penggelapan adalah sebagai Berikut :
a. Mencuri harta rampasan perang (Al-ghulul)
b. Menggelapkan uang dari kas Negara (baitul maal)
c. Menggelapkan zakat
d. Hadiah untuk para pejabat

2.2 Sanksi Korupsi


Sanksi adalah hukuman atas pelanggaran disiplin kerja dan/kode etik yang
dilakukan karyawan dalam bentuk teguran, peringatan tertulis, skorsing dengan
tujuan untuk memperbaiki dan mendidik karyawan yang bersangkutan, serta
pengakhiran hubungan kerja apabila karyawan sudah tidak bisa dibina.

2.2.1 Sanksi Korupsi Menurut Hukum Formal


Dalam Tindak Pidana Korupsi ada sanksi yang menjerat bagi
pelakunya dan telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Peubahan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.10
Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan dalam Pasal 2
(1) “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
9
QS. Ali-Imran ayat 161
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Peubahan Atas Undang-Undang
10

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Halaman │ 7
sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana
mati dapat dijatuhkan.

Sanksi dalam Pasal 2 Ayat 2 tersebut diatas merupakan


Pemberian Sanksi atau hukuman seberat-beratnya, hal ini dilakukan
untuk memberi rasa jera bagi koruptor lain serta merupakan bentuk
pencegahan korupsi. Namun, hingga saat ini, Indonesia belum pernah
menjatuhkan hukuman mati koruptor. Pada tindak pidana korupsi,
hukuman paling berat adalah vonis seumur hidup.
Contoh kasus yang telah ada di indonesia yang menurut Unsur
yang cukup memenuhi dalam Pasal 2 Ayat 2 tersebut yaitu Kasus Bansos
Dana Covid-19 yang dilakukan oleh Juliari Batubara seorang laki-laki
yang lahir di Jakarta pada tanggal 22 Juli 1972 ini merupakan Menteri
Sosial yang dilantik pada tahun 2019, yang kemudian Juliari Batubara ini
melakukan perbuatan Korupsi berupa dana Bansos Covid 19.
Dalam Hal ini jika sekilas dilihat dari kasusnya Juliari Batubara
melakukan Tindak Pidana Korupsi yaitu sedang adanya Bencana Dunia
dan bisa dikatakan dalam keadaan tertentu, namun fakta mengatakan lain
dipersidangan, Juliari Batubara dinyatakan bersalah karena diduga kuat
melakukan Tindak Pidana Korupsi berupa Suap dan di Vonis Hukuman
selama 12 Tahun Penjara.11
Masyarakat pada saat kejadian tersebut memang merasa tidak adil
dengan vonis yang diberikan oleh Hakim, namun apa boleh buat vonis
tersebut sudah dijatuhkan kepada Juliari Batubara.

11
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/24/05390081/juliari-divonis-12-tahun-dalam-korupsi-
bansos-ini-rincian-uang-yang-dia

Halaman │ 8
2.2.2 Sanksi Korupsi Menurut Hukum Pidana Islam
Dalam hukum pidana islam hukuman yang dijatuhkan sesuai
dengan tingkatan korupsi yang dilakukan yang dapat berupa hukuman
penjara, hukuman denda, masuk dalam daftar orang tercela, hukum
pemecatan, hukum potong tangan bahkan sampai hukuman mati.
Melalui ijtihad hakim, untuk menentukan apakah kejahatan yang
telah dilakukan itu termasuk dalam kategori hudud atau bukan. Selain
menilai dari sisi kejahatan yang telah dilakukan oleh terpidana, hakim
juga harus melihat tujuan agama atas penetapan hukuman itu sendiri,
dimana ada nilai-nilai sosial atau prinsip-prinsip yang tidak boleh
diacuhkan.
”Penegasan Alquran yang mengatakan orang yang mencuri harus
dipotong tangannya, itu menunjukkan untuk memberi ketenangan dan
keamanan bagi umat. Itu pun tentu tidak asal menjatuhkan sanksi, tapi
harus melalui proses yang diajukan ke pengadilan dengan berbagai bukti
serta menghadirkan dua orang saksi laki-laki,” papar Kiai Anwar.
Seperti yang di jelaskan pada sebelumnya bahwa Korupsi itu
seperti yang terdapat pada Al-Ghulul / Penggelapan yaitu, Mencuri harta
rampasan perang (Al-ghulul), Menggelapkan uang dari kas Negara
(baitul maal), Menggelapkan zakat, Hadiah untuk para pejabat, maka
Sanksi yang diberikan pada pelaku Korupsi sama dengan hal-hal
tersebut.

Halaman │ 9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Korupsi merupakan kejahatan yang sudah tidak bisa di tolerir lagi, karena
kejahatan korupsi merupakan kejahatan yang terstruktur, sistematis dan masif
dan dapat di pastikan kejahatan tersebut tidak akan dilakukan oleh satu orang
pelaku saja.
Kejahatan korupsi yang terjadi dinegara kita sudah menjadi hal yang tidak
asing lagi, bahkan masyarakat indonesia merasakan bahwa hukum mengenai
tindak pidana korupsi ini seperti hukum yang tajam ke bawah dan tumpul keatas,
meski demikian para Penegak Hukum telah melakukan kinerja semaksimal
mungkin demi tegaknya hukum di indonesia sehingga hukuman yang diberikan
kepada pelaku korupsipun dianggap telah maksimal sesuai dengan bukti dan
fakta yang ada dilapangan.
Korupsi merupakan sebuah kejahatan berupa penggelapan namun dalam
hal korupsi yang dirugikan itu adalah keuangan Negara, sanksi yang diancamkan
oleh undang-undangpun sudah sangat jelas seperti yang dijelaskan pada Pasal 2
Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Peubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa pelaku bisa diberikan
sanksi maksimal sampai Hukuman Mati jjika perbuatan dilakukan pada waktu
tertentu (dalam kedaan bencana).
Bahkan di Hukum Pidana Islampun disebutkan bahwa Korupsi sama
Halnya dengan Al-Ghulul yang didalamnya terdapat unsur Mencuri harta
rampasan perang (Al-ghulul), Menggelapkan uang dari kas Negara (baitul maal),
Menggelapkan zakat, Hadiah untuk para pejabat dan sanksinyapun sama dengan
hal tersebut yaitu dijatuhkan sesuai dengan tingkatan korupsi yang dilakukan
yang dapat berupa hukuman penjara, hukuman denda, masuk dalam daftar orang
tercela, hukum pemecatan, hukum potong tangan bahkan sampai hukuman mati.

H a l a m a n │ 10
3.2. Saran
Adapun saran yang bisa penulis berikan :
1. Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap
bisa meluruskannya.
2. Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan
dengan pembahasan ini sehingga diharapkan akan bisa lebih
menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.

H a l a m a n │ 11
DAFTAR PUSTAKA

Syafe‟i, Zakaria, Negara Dalam Prespektif IslamFiqih Siyasah, (Jakarta Timur:


Hartomo Media Pustaka, 2012), h. 81
Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al Fiqhiyah, (Jakarta: Diadit Media, 2007), h. 194
Irfan, M. Nurul, Korupsi Dalam hukum Pidana Islam, (Jakarta,: Pena Grafika, 2012), h.
4
Napitupulu, Diana, KPK In Action, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2010), h. 5.
Djaja, Ermansjah, Mendesain Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Implikasi Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 012-016-019/PPU-IV/2006, (Jakarta Timur: Sinar
Grafika, 2010), h. 25-26
Pusat Edukasi Anti Korupsi
https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220411-null (Cipta
Karya Berdaya 2022)
https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/balai-diklat-kepemimpinan-magelang-
korupsi-menurut-hukum-islam-2019-11-05-9bb24de7/
Abdur raft Abu Fida’, 2006, Terapi Penyakit Korupsi dengan Takziyatun Nafs,
Republika, Jakarta
QS. Ali-Imran ayat 161
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Peubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999, tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/24/05390081/juliari-divonis-12-tahun-
dalam-korupsi-bansos-ini-rincian-uang-yang-dia

H a l a m a n │ 12

Anda mungkin juga menyukai