Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RIKETSIA

Dosen Pengajar :

Dinda Nurfajri Hidayati Bunga, S.Kep,Ns,M.Kep

Disusul Oleh :

Rika Alfian

19.156.01.11.028

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MEDISTRA INDONESIA

Tahun 2020/2021

Jl. Cut Mutia No. 88A, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat
17113
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang sudah ditentukan. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas dari Mata
Kuliah “Ilmu Dasar Keperawatan”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah dengan baik.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Bekasi, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.......................................................................................1

B.Rumusan Masalah..................................................................................1

C.Tujuan.....................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

1.Struktur Riketsia..................................................................................2

2.Siklus Hidup Riketsia...........................................................................2

3.Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Riketsia...............................3

4.Proses Infeksi Riketsia.........................................................................4

5.Proses Transmisi Riketsia....................................................................8

6.Pencegahan Transmisi Riketsia...........................................................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................9

B. Saran................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riketsia adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan
ditularkan ke manusia melalui artropoda, kecuali demam Q. Rickettsia merupakan spesies
yang dibawa oleh banyak kutu, dan menyebabkan penyakit pada manusia seperti tipus,
rickettsialpox, demam Boutonneuse, demam gigitan kutu Afrika, demam Rocky Mountain,
Australia Tick Tifus, Pulau Flinders Spotted Demam tifus dan Queensland tick. Bakteri
riketsia juga dikaitkan dengan berbagai penyakit tanaman. Riketsia hanya tumbuh di dalam
sel-sel hidup, sama seperti virus. Nama rickettsia sering digunakan untuk setiap anggota
Rickettsiales. Mereka dianggap sebagai kerabat terdekat bakteri yang berasal dari organel
mitokondria yang ada di dalam sebagian besar sel eukariotik. Metode tumbuh Rickettsia pada
embrio ayam ditemukan oleh Ernest William Goodpasture dan rekan-rekannya di Vanderbilt
University di awal 1930-an.
Pada bulan Maret 2010 peneliti Swedia melaporkan kasus meningitis bakteri pada wanita
disebabkan oleh Rickettsia Helvetica. Di Amerika Serikat, ada sekitar 500 sampai 1.000
kasus setiap tahun, dengan angka kematian sekitar 7%, jika pengobatan antibiotik tidak
dimulai segera. Kasus tersebut  hanya terjadi pada belahan bumi bagian Barat, sedangkan
belahan Timur memiliki demam kutu jenis lain . Suatu mikroba tergantung pada Ixodidae
tertentu, atau kutu keras yang mendukung kelangsungan hidupnya. Umumnya, penyakit yang
ditularkan oleh kutu yang ditemukan di Belahan Timur lebih ringan dari yang ditemukan di
Barat.
Riketsia pernah menjadi epidemik di belahan Eropa, Meksiko dan Afrika Utara pada
tahun ±1083. Dari berbagai kejadian di atas, maka kita perlu memahami dan
mengetahui  struktur bakteri Riketsia beserta penyakit yang ditimbulkan dari infeksi Riketsia
serta hal-hal lainnya yang terkait dengan riketsia.

B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana struktur Riketsia?
2.Bagaimana siklus hidup riketsia?
3.Apa saja faktor yang mempengaruhi transmisi riketsia?
4.Bagaimana proses infeksi riketsia?
5.Bagaimana proses transmisi riketsia?
6.Bagaimana cara pencegahan transmisi riketsia?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui struktur Riketsia
2.Untuk mengetahui siklus hidup riketsia
3.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi transmisi riketsia
4.Untuk mengetahui proses infeksi riketsia
5.Untuk mengetahui proses transmisi riketsia
6.Untuk mengetahui cara pencegahan transmisi riketsia
BAB II
PEMBAHASAN

1.Struktur Ricketsia
Rickettsia berasal dari Phylum : Proteobacteria,Kelas : Alpha Proteobacteria Ordo :
Rickekettsiales Famili : Rickettsiaceae Genus : Rickettsia, Gram-negatif, non-sporeforming,
bentuknya  pleomorfik yang pada umumnya berukuran 1 – 0,3 mikron dapat hadir sebagai
cocci (0,1 pM diameter), batang (1-4 pM panjang) atau benang seperti (10 pM
panjang). Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat didalam sel, Rickettsia bukanlah
termasuk virus melainkan golongan bakteri. Rickettsia mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan sifat-sifat bakteri yaitu mengandung asam nukleat yang terdiri dari RNA dan DNA ,
berkembang biak dengan pembelahan biner, dinding sel mengandung mukopeptida,
mempunyai ribosom, mempunyai enzim yang aktif pada metabolisme, dihambat oleh obat-
obat anti bakteri dan dapat membentuk ATP sebagai sumber energi .Rickettsia dapat
berbentuk batang pendek, kokoid atau pleomorf (kokobasilus pleomorfik). Rickettsia
mempunyai struktur dinding sel gram negative sehingga mempermudah untuk hidup didalam
kuning telur embrio yang terdiri dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat dan
asam diaminopimelat. Pada rickettsia, bagian yang tumbuh berbeda-beda.

2.Siklus Hidup Riketsia

Inang yang paling umum untuk bakteri R. rickettsii adalah caplak. Kutu yang membawa R.
rickettsia jatuh ke dalam keluarga kutu Ixodidae , juga dikenal sebagai kutu "bertubuh
keras". Kutu adalah vektor, reservoir, dan amplifier penyakit ini. 
Saat ini ada tiga spesifik centang yang dikenal yang umumnya membawa R. rickettsii . 
 Kutu anjing Amerika ( Dermacentor variabilis ) 
 Kutu Kayu Rocky Mountain ( Dermacentor andersoni ) 
 Kutu anjing coklat ( Rhipicephalus sanguine). 

Kutu dapat mengontrak R. rickettsii dengan banyak cara. Pertama, kutu yang tidak terinfeksi
dapat terinfeksi ketika memakan darah inang vertebrata yang terinfeksi; seperti kelinci,
selama tahap larva atau nimfa, mode penularan ini disebut transmisi transstadial . Setelah
kutu terinfeksi patogen ini, mereka terinfeksi seumur hidup. Kedua kutu anjing Amerika dan
kutu kayu Rocky Mountain berfungsi sebagai reservoir jangka panjang untuk Rickettsia
rickettsii , di mana organisme berada di tick diverticula posterior midgut, usus kecil dan
ovarium. Selain itu, kutu jantan yang terinfeksi dapat menularkan organisme ke betina yang
tidak terinfeksi selama kawin.Setelah terinfeksi, kutu betina dapat menularkan infeksi ke
keturunannya, dalam proses yang dikenal sebagai jalur transovarian .
3.Faktor yang Mempengaruhi Transmisi Riketsia

Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan
minuman yang telah tercemar oleh tinja. Rickettsia prowazekii. Tifus epidemik disebarkan
oleh kutu badan. Tifus endemik disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang disebarkan
oleh kutu.

faktor pembatas penyakit rickettsia adalah

 Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor pembatas ternyata tidak saja berperan sebagai
faktor pembatas minimum, tetapi terdapat pula faktor pembatas maksimum. Bagi
vektor misalnya faktor lingkungan seperti suhu udara atau kadar garam (salinitas)
yang terlalu rendah/sedikit atau terlalu tinggi/banyak dapat mempengaruhi berbagai
proses fisiologinya. Upaya pengendalian populasi vektor, merupakan kunci
keberhasilan program pemberantasan penyakit rickettsia di masyarakat. Vektor
mempunyai kebiasaan menghuni berbagai bagian di sekitar penghunian manusia.
setiap kawasan memiliki kemampuan tertentu dalam kehidupan vektor. kemampuan
ini berhubungan dengan kemudahan untuk memperoleh makanan, tempat
persembunyian, ruang kehidupan dan berbagai kebutuhan pokok vektor. Yang harus
di lakukan untuk memerangi penyakit rickettsia adalah memberantas vektor dari
penyakit tersebut dengan cara, yaitu :

1) Perbaikan sanitasi lingkungan


a. penyimpanan sampah

b. penyimpanan barang yang tidak berguna

c. pengumpulan sampah

d. pembuangan sampah

2) pemberantasan vektor

a. pengendalian vektor

b. pengendalian pinjal

 Kontruksi bangunan
Kontruksi bangunan atau gedung sangat penting peranannya dalam perkembang
biakan vektor penyakit. Bangunan yang tidak memiliki syarat, akan mempermudah
masuknya vektor untuk berkembang biak dan menyebarkan penyakitnya.
 Suhu dan kelembaban
Vektor sangat menyenangi tempat yag gelap dan lembab karena vektor mempunyai
sifat menghindari cahaya, suhu dan kelembaban yang disenangi vektor berkidar antara
20-30 derajat celcius dan untuk kelembaban 80-90%

4.Proses Infeksi Riketsia

Infeksi yang dapat disebabkan  akibat terinfeksi oleh bakteri pathogen Rickettsia pada tubuh
manusia yaitu :
·         Mual (Tahap Awal)
·         Muntah (Tahap Awal)
·         Sakit kepala (Tahap Awal)
·         Demam (Tahap Awal)
·         Kehilangan nafsu makan (Tahap Awal)
·         Ruam Berbintik (Tahap Menengah)
·         Lesi (Merah) (Tahap Lanjutan)
·         Diare (Tahap Lanjutan)
·         Rasa Sakit/Nyeri - Perut (Tahap Lanjutan)
·         Rasa Sakit/Nyeri - Sendi (Tahap Lanjutan)
·         Malaise

 Namun untuk pembahasan lebih lanjut infeksi yang spesifik dapat dijelaskan  berdasarkan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri pathogen Rickettsia itu sendiri , seperti :
1.      Tifus Murin

Tifus Murin (Tifus Kutu Tikus, Tifus Malaya) adalah infeksi yang ditularkan oleh tikus, yang
menyebabkan demam dan ruam.Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, sering menyebabkan
wabah, terutama di daerah perkotaan yang padat, dimana tikus banyak ditemukan.
PENYEBAB
Rickettsia typhi.
Bakteri ini hidup pada kutu tikus, mencit dan hewan pengerat lainnya. Kutu tikus inilah yang
menularkan riketsia kepada manusia.
GEJALA
Gejala timbul dalam waktu 6-18 hari setelah terinfeksi.
Biasanya gejala awal berupa menggigil, sakit kepala dan demam. Demam berlangsung
selama 12 hari.Ruam yang sedikit menonjol dan berwarna merah muda akan timbul setelah 4-
5 hari pada 80% penderita. Pada mulanya ruam hanya terdapat di sebagian kecil tubuh dan
sulit dilihat.Setelah 4-8 hari, ruam akan memudar secara bertahap.Gejala lainnya yang bisa
ditemukan pada penderita adalah:
- sakit punggung
- sakit persendian
- mual dan muntah
- batuk kering
- nyeri perut.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.Pemeriksaan darah bisa menunjukkan
adanya peningkatan kadar antibodi terhadap tifus.
PENGOBATAN
Untuk meredakan infeksi dan mengatasi gejala-gejalanya, diberikan antibiotik (tetrasiklin,
doksisiklin, kloramfenikol).Tetrasiklin biasanya tidak diberikan kepada anak-anak karena
dapat mengganggu pertumbuhan gigi.Kebanyakan penderita akan sembuh sempurna. Tetapi
kematian bisa terjadi pada penderita dengan usia lebih tua dan dengan gangguan sistem
kekebalan.
PENCEGAHAN
Hindari tempat-tempat yang banyak mengandung kutu tikus.

2.    Demam Berbintik Rocky Mountain

PENYEBAB
Ricketsia ricketsii
Mikroorganisme ini khas untuk belahan bumi barat. Pertama kali ditemukan di negara bagian
Rocky Mountain, tapi juga terdapat di seluruh Amerika, kecuali di Maine, Hawai dan
Alaska. Penyakit ini biasanya timbul pada bulan Mei-September, dimana kutu dewasa sangat
aktif dan orang-orang berada di daerah yang banyak ditemukan kutu.Di negara bagian
selatan, penyakit ini terjadi sepanjang tahun. Resiko tinggi terinfeksi adalah anak-anak
berusia dibawah 15 tahun, karena mereka banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, di
tempat dimana kutu banyak ditemukan. Kutu yang terinfeksi menularkan riketsia kepada
kelinci, bajing, rusa, beruang, anjing dan manusia.Penyakit ini tidak ditularkan secara
langsung dari orang ke orang. Riketsia hidup dan berkembang-biak di dalam dinding
pembuluh darah. Yang sering terinfeksi adalah pembuluh darah di kulit, dibawah kulit, di
otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati dan limpa. Pembuluh darah bisa tersumbat oleh bekuan
darah.
GEJALA
Gejala dimulai secara tiba-tiba dalam waktu 3-12 hari setelah gigitan kutu. Makin cepat
gejala timbul, makin berat gejalanya. Terjadi sakit kepala hebat, menggigil, kelelahan yang
luar biasa (postrasi) dan nyeri otot. Demam 39,4- 40,4°Celsius terjadi selama beberapa hari
dan pada kasus yang berat, tetap tinggi sampai selama 15-20 hari. Demam bisa menghilang di
pagi hari untuk sementara waktu. Penderita juga mengeluh batuk kering pendek. Pada hari
keempat demam, ruam muncul di pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan,
telapak kaki dan lengan bawah; dan dengan segera akan menyebar ke leher, muka, ketiak,
bokong dan daerah yang tertutup celana pendek. Pada mulanya ruam tampak datar dan
berwarna merah muda, tapi selanjutnya akan menonjol dan berwarna lebih gelap. Mandi air
hangat akan lebih memperjelas adanya ruam ini. Dalam waktu 4 hari, muncul area keunguan
(peteki) karena adanya perdarahan di dalam kulit. Bila beberapa area ini menyatu, bisa
terbentuk koreng. Bila pembuluh darah otak terkena, akan timbul sakit kepala, gelisah, sulit
tidur, penurunan kesadaran dan koma. Hati bisa membesar, peradangan hati menyebabkan
sakit kuning, meskipun jarang terjadi. Bisa terjadi peradangan saluran pernafasan
(pneumonitis). Juga bisa terjadi pneumonia, kerusakan otak dan kerusakan hati. Kadang
tekanan darah bisa menurun dan bahkan pada kasus yang berat, terjadi kematian mendadak.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan darah menunjukkan adanya
penurunan kadar trombosit dan sel darah merah. Biopsi kulit bisa menunjukkan adanya
mikroorganisme penyebab penyakit ini.
PENGOBATAN
Segera diberikan antibiotik. Yang sering digunakan adalah doksisiklin atau tetrasiklin, kepada
wanita hamil bisa diberikan kloramfenikol. Antibiotik telah mengurangi angka kematian dari
20% menjadi 7%. Kematian terjadi bila pengobatan tertunda. Penderita demam yang berat
sering memiliki sirkulasi darah yang tidak memadai, yang bisa menyebabkan gagal ginjal,
anemia, pembengkakan jaringan dan koma. Juga bisa terjadi kebocoran pada pembuluh darah
yang terinfeksi. Karena itu bisa diberikan cairan melalui infus dengan pengawasan ketat,
untuk menghindari peningkatan pengumpulan cairan di paru-paru dan otak, terutama pada
stadium lanjut.
PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin untuk demam berbintik Rocky Mountain. Sebaiknya digunakan repelen
(penolak serangga) seperti dietil-toluamid pada kulit dan pakaian orang-orang yang bekerja di
daerah dimana banyak ditemukan kutu. Repelen ini efektif tapi kadang-kadang menyebabkan
reaksi toksik, terutama pada anak-anak. Kebersihan badan dan pencarian kutu sangat penting
untuk pencegahan. Kutu harus diambil secara hati-hati, karena riketsia bisa ditularkan melalui
darah yang keluar bila kutu tertindas diantara jari-jari tangan. Bisa juga digunakan insektisida
untuk membasmi kutu.
3. Ehrlichioses : Demam dan Sakit Kepala karena Gigitan Kutu
Ehrlichioses adalah infeksi kutu borne yang menyebabkan demam, panas dingin, sakit kepala,
dan perasaan sakit umum (malaise). Gejala-gejala ini terjadi tiba-tiba.
PENYEBAB
Bakteri Ehrlichia, seperti Rickettsiae, dapat hidup hanya di dalam sel hewan atau manusia.
Meskipun begitu, tidak seperti Rickettsiae, bakteri Ehrlichia mendiami sel darah putih
(seperti granulosit dan monosit). Spesies lain mendiami jenis lain pada sel darah
putih. Erchilioses sangat sering terjadi di daerah Amerika Serikat Selatan dan Tengah
Selatan. Mereka juga terjadi di Eropa. Mereka lebih sering terjadi di antara musim semi dan
akhir musim gugur, pada waktu kutu paling aktif. Infeksi menyebar ke orang melalui gigitan
kutu, kadangkala dihasilkan dari kontak dengan hewan yang membawa kutu anjing coklat
atau kutu rusa.
GEJALA
Gejala-gejala biasanya dimulai 1 sampai 3 minggu setelah gigitan kutu. Gejala-gejala awal
adalah demam. Panas dingin, sakit kepala berat, sakit badan, dan malaise. Sebagaimana
kemajuan infeksi, gejala-gejala bisa terbentuk :
* Muntah
* Diare
* Kejang
* Pusing
* Koma
* batuk
* Kesulitan bernafas
Ruam kulit kurang umum dibandingkan infeksi Rickettsial. Kematian tidak sering terjadi
tetapi bisa terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang dilemahkan atau mereka yang
kulitnya tidak segera diobati dengan cukup.

DIAGNOSA
Dokter melakukan pemeriksaan darah, yang bisa mendeteksi jumlah sel darah putih rendah,
jumlah platelet rendah (thrombocytopenia), dan kelainan penggumpalan darah. Tetapi hal ini
ditemukan terjadi pada banyak gangguan lainnya. Pemeriksaan darah untuk memeriksa
antibodi terhadap bakteri ini kemungkinan sangat membantu, tetapi hasilnya biasanya tidak
positif sampai beberapa minggu setelah sakit tersebut dimulai. Tes Reaksi rantai polymerase
(PCR) kemungkinan lebih berguna. Hal itu meningkatkan jumlah DNA bakteri dan dengan
demikian membuat bakteri lebih mudah dikenali. Kadangkala sel darah putih mengandung
bercak berkarakter (morulae) yang bisa dilihat di bawah mikroskop. Kehadiran morulae
memastikan diagnosa pada ehrlichiosis.
PENGOBATAN
Jika orang yang telah terkena kutu yang terinfeksi mengalami gejala-gejala khusus,
pengobatan biasanya dimulai berdasarkan gejala-gejala orang tersebut sebelum hasil
pemeriksaan laboratorium tersedia. Doxycycline, chloramphenicol, dan tetrasiklin semuanya
efektif. Ketika pengobatan dimulai lebih awal, kebanyakan orang segera bereaksi dan
sembuh. Penundaan pada pengobatan bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk
kematian pada 2 sampai 5% penderita.
Infeksi Riketsia Yang Lainnya
5.Proses transmisi riketsia

Cara Penularan Tipes/Tifus :


Melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar oleh bakteri Salmonella. Pada penderita
Tifus, terdapat bakteri samonella pada aliran darah dan usus yang kemudian akan dikeluarkan
melalui kotoran.
 
Penderita dapat menularkan penyakit ini apabila penderita meyajikan, dan memasak makanan
atau memegang barang-barang yang biasanya digunakan untuk makan tanpa mencuci tangan
dengan bersih terlebih dahulu.
   
Bisa juga disebabkan karena air yang diminum atau yang dipakai untuk mencuci pealatan
makan seperti piring, gelas dan sebagainya atau mencuci sayur dan buah-buahan sudah
tercemar oleh bakteri.

Cara Perawatan Penyakit Tipes/Tipus


Penyakit ini bisa diatasi dengan Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-
sulfamethoxazole, dan ciproloxacin yang sering digunakan untuk merawat demam tipoid di
negara-

6.Pencegahan transmisi Riketsia

Upaya pencegahan melalui beberapa vaksin telah dikembangkan untuk mencapai tingkat
keamanan dan efektivitas yang diinginkan. Sebagian di antaranya dianggap menemui
kegagalan. Antibiotika sendiri bukan untuk pencegahan. Karena infeksi sering berisiko
terhadap para pelancong, peringatan diberikan untuk selalu waspada jika memasuki daerah
endemik. Penyakit ini bisa diatasi dengan Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol,
trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin yang sering digunakan untuk merawat
demam tipoid .
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan maka simpulan yang kami dapatkan
dalam makalah ini adalah : Rickettsia berasal dari Phylum : Proteobacteria,Kelas : Alpha
Proteobacteria Ordo : Rickekettsiales Famili : Rickettsiaceae Genus : Rickettsia, Gram-
negatif, non-sporeforming, bentuknya  pleomorfik yang pada umumnya berukuran 1 – 0,3
mikron dapat hadir sebagai cocci (0,1 pM diameter), batang (1-4 pM panjang) atau benang
seperti (10 pM panjang). Kemudian infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri rickettsia
menimbulkan penyakit typus, demam rocky mountain,dll. Mekanisme pertahanan tubuh
manusia ketika diinfeksi oleh bakteri pathogen ini bermacam-macam seperti tubuh akan
memngeluarkan sel NK(natural killer), hingga imunitas yg dikeluarkan secara langsung oleh
tubuh kita. Adapun cara pemberantasan atau pencegahan dari bakteri Rickettsia ini adalah
dengan memutus rantai infeksi, melakukan imunisasi, dan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Beberapa Tes yang sering digunakan : Tes Imunoflourensi Tidak Langsung
dengan Antigen Riketsia,Ikatan komplemen dengan antigen riketsia,Aglutinasi
riketsia,Hemaglutinasi tidak langsung dan tes aglutinasi lateks,EIA

B.Saran
Diharapkan mahasiswa bisa memahami dan mengerti tentang Ricckettsia, dan
klasifikasinya. Serta diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan
dari makalah ini.
 

DAFTAR PUSTAKA

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Rickettsia_rickettsii&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
https://id.scribd.com/document/177306393/riketsia

https://pemkomedan.go.id/artikel-12997-penyebab-gejala-pencegahan-serta-pengobatan-penyakit-
tipes-.html

Anda mungkin juga menyukai