OLEH :
KELOMPOK 3
Annisa Alzura Fatihah (203310683)
Fiona Yovita Timozi (203310695)
Indah Novia Hendra (203310698)
Mayang Mei Gusri (203310700)
Oviro Fajri (203310705)
Ranti Rahyuliani Putri (203310707)
Salsa Billa (203310711)
Yolanda Eka Putri (203310719)
DOSEN PEMBIMBING:
Metri Lidya, SKp., M. Biomed
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
rahmat dari-Nya saya bisa menyelesaikan makalah “Ricketsia dan Chlamydia”. Bagi
kami, mahasiswa/i Poltekkes KemenKes Padang Jurusan Keperawatan, makalah ini
nantinya berguna sebagai salah satu sumber bahan pelajaran mata kuliah kami,
khususnya mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
II yang membahas tentang ”Ricketsia dan Chlamydia”. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Metri Lidya, SKp, M. Biomed selaku dosen mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II yang telah memberikan tugas ini.
Semoga dengan adanya makalah “Ricketsia dan Chlamydia” ini, dapat berguna
bagi diri kami dan pihak yang membaca. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
akademis. Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
I. Latar Belakang....................................................................................................1
II. Rumuan Masalah................................................................................................1
III. Tujuan Penulisan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
I. Ricketsia..............................................................................................................2
A. Pengertian Ricketsia......................................................................................2
B. Struktur Ricketsia..........................................................................................2
C. Infeksi yang Disebabkan Oleh Ricketsia.......................................................3
D. Diagnosis Ricketsia.......................................................................................4
E. Pengobatan Ricketsia.....................................................................................4
II. Chlamydia..........................................................................................................5
A. Mikrobiologi Chlamydia...............................................................................5
B. Manifestasi Infeksi Chlamydia......................................................................6
C. Penularan Infeksi Chlamydia.........................................................................6
D. Gejala-Gejala Infeksi Chlamydia..................................................................6
III. Contoh Kasus Terkait Ricketsia dan Chlamydia..............................................8
A. Kasus Ricketsia.............................................................................................8
A. Kasus Chlamydia...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen, dan
bersifat sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor
yang saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor manusia atau
pejamu (host) dan faktor lingkungan.
Sebagai agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki sifat-sifat khusus yang
sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya. Sebagai makhluk hidup, mikroba
patogen memiliki ciri-ciri kehidupan, yaitu :
a. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang biak
b. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan hidupnya
c. Bergerak dan berpindah tempat
B. Struktur Ricketsia
Rickettsia berasal dari Phylum : Proteobacteria,Kelas : Alpha Proteobacteria Ordo
: Rickekettsiales Famili : Rickettsiaceae Genus : Rickettsia, Gram-negatif, non-
sporeforming, bentuknya pleomorfik yang pada umumnya berukuran 1 – 0,3 mikron
dapat hadir sebagai cocci (0,1 pM diameter), batang (1-4 pM panjang) atau benang
seperti (10 pM panjang). Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat didalam sel,
Rickettsia bukanlah termasuk virus melainkan golongan bakteri. Rickettsia mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat bakteri yaitu mengandung asam nukleat yang
terdiri dari RNA dan DNA , berkembang biak dengan pembelahan biner, dinding sel
mengandung mukopeptida, mempunyai ribosom, mempunyai enzim yang aktif pada
metabolisme, dihambat oleh obat-obat anti bakteri dan dapat membentuk ATP sebagai
sumber energi .Rickettsia dapat berbentuk batang pendek, kokoid atau pleomorf
(kokobasilus pleomorfik). Rickettsia mempunyai struktur dinding sel gram negative
sehingga mempermudah untuk hidup didalam kuning telur embrio yang terdiri dari
peptidoglikan yang mengandung asam muramat dan asam diaminopimelat. Pada
rickettsia, bagian yang tumbuh berbeda-beda.
Gejala riketsia lainnya mungkin juga akan muncul ruam serta bintik-bintik
berwarna gelap seperti gejala kudis/scabies di area tubuh yang digigit oleh kutu. Ruam ini
juga mungkin menyebar ke seluruh tubuh seperti wajah, telapak tangan, atau kaki.
Pada tipus scrub, gejala yang mungkin juga muncul dapat berupa perubahan
mental, seperti kebingungan hingga koma. Pada kondisi ini, gejala lainnya termasuk
kelenjar getah bening yang membesar.
D. Diagnosis Ricketsia
Gejala riketsia seringkali mirip dengan gejala penyakit lainnya. Hal ini membuat
penyakit ini sulit untuk diagnosis.
Pertama-tama, dokter akan memeriksa kondisi fisik berdasarkan gejala yang Anda
keluhkan. Dokter mungkin juga akan menanyakan riwayat bepergian Anda.
1. Tes darah atau biopsi kulit untuk menentukan jenis bakteri penyebab riketsia.
2. Tes darah menggunakan metode serologi yang diambil dua minggu secara terpisah.
Tes darah ini berfungsi untuk mendeteksi respon sistem kekebalan tubuh pasien
terhadap pasiennya.
E. Pengobatan Ricketsia
Penyakit ini bisa diatasi dengan antibiotik. Pengobatan menggunakan antibiotik
ini biasanya sudah dimulai sebelum hasil tes darah atau biopsi diketahui.
1. Tetracycline
2. Doxycycline
3. Chloramphenicol (lebih jarang digunakan)
A. Mikrobiologi Chlamydia
1. Morfologi
3. Siklus Hidup
Elementary body merupakan bentuk pathogen mirip seperti spora. Bakteri ini
akan merangsang endocytosisnya setelah kontak dengan sel host yang potensial. Sekali
memasuki sel, elementary body akan bertambah banyak sebagai hasil interaksinya
dengan glikogen, dan merubahnya menjadi bentuk vegetatif, relikulate body. Bentuk
retikulate membelah setiap 2-3 jam dan mempunyai masa inkubasi 7-21 hari dalam sel
hostnya. Setelah pembelahan, berubah kembali menjadi bentuk elementary dan
dilepaskan dari sel melalui exocytosis (Tolan, 2008; Karmila, 2001).
B. Manifestasi Infeksi Chlamydia
1. Infeksi Ocular
2. Infeksi Genital
Chlamydia merupakan penyakit menular seksual yang dapat ditularkan melalui hubungan
seksual baik secara oral, anal dan vagina dengan pasangan yang terinfeksi serta penularan
dari seorang ibu kepada bayinya saat persalinan.
Pada umumnya infeksi Chlamydia, biasanya tanpa gejala, atau pada orang yang terinfeksi
dan memperhatikannya, dapat diketahui gejala-gejala tertentu dalam beberapa minggu atau
bulan, tergantung keparahan dari infeksinya (severity) dan pengobatan yang dilakukannya.
Bila tidak tertangani dengan baik, gejalanya bisa berbeda-beda.Gejala-gejala ini dapat
berupa:
B. Kasus Clamidia
Sebagian besar kasus infeksi akibat bakteri klamidia tidak memiliki gejala.
Pria dan wanita berusia 15-24 tahun dan aktif berhubungan seksual
merupakan kelompok yang paling banyak terinfeksi.
Pada pria, bakteri klamidia menjadi penyebab umum epididimitis, yaitu
kondisi peradangan pada epididimis yang dapat terjadi pada anak dan dewasa.
Kondisi ini sering disertai dengan peradangan testis dan disebut dengan
epididimo-orkitis.
Selain akibat bakteri klamidia, dalam beberapa kasus tertentu, infeksi
saluran kemih juga bisa menyebabkan epididimitis. Adanya abnormalitas
anatomi pada kandung kemih, operasi saluran kemih atau prostat, duduk
dalam waktu lama, bersepeda, dan trauma turut meningkatkan risiko
terjadinya epididimitis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang
atau hewan. Pada infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara
lahiriah. Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi,
infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa
jenis dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam menimbulkan infeksi progresif dan
penyakit. Hanya dua sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan
penyakit. Pertama, agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan
memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu
mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang cukup
untuk pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk
menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama untuk mencapai jumlah kritis
yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau informasi bagi
mahasiswa keperawatan khususnya dan kalangan umum untuk melanjutkan pendidikan
selanjutnya. Mohon maaf bila banyak kekurangan dalam makalah ini dan mohon kritik
dan saran yang membangun.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjE_deJ0PLuAhV
MaCsKHTkSDYMQFjAAegQIAhAD&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2Fhandle%2F123456789%2F49422%2FChapter%2520II.pdf%3Fsequence
%3D4%26isAllowed%3Dy&usg=AOvVaw0-hX5GVX3Ywi9loM9pl4MX
http://khitacollections01.blogspot.com/2017/07/bakteri-riketsia.html
https://hellosehat.com/infeksi/tifus/fakta-makanan-minuman-saat-tifus-tipes/#gref