Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

“ RICKETSIA DAN CHLAMYDIA “


ILMU DASAR KEPERAWATAN II

OLEH :
KELOMPOK 3
Annisa Alzura Fatihah (203310683)
Fiona Yovita Timozi (203310695)
Indah Novia Hendra (203310698)
Mayang Mei Gusri (203310700)
Oviro Fajri (203310705)
Ranti Rahyuliani Putri (203310707)
Salsa Billa (203310711)
Yolanda Eka Putri (203310719)

DOSEN PEMBIMBING:
Metri Lidya, SKp., M. Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
SEMESTER GENAP 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
rahmat dari-Nya saya bisa menyelesaikan makalah “Ricketsia dan Chlamydia”. Bagi
kami, mahasiswa/i Poltekkes KemenKes Padang Jurusan Keperawatan, makalah ini
nantinya berguna sebagai salah satu sumber bahan pelajaran mata kuliah kami,
khususnya mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
II yang membahas tentang ”Ricketsia dan Chlamydia”. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Metri Lidya, SKp, M. Biomed selaku dosen mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II yang telah memberikan tugas ini.

Semoga dengan adanya makalah “Ricketsia dan Chlamydia” ini, dapat berguna
bagi diri kami dan pihak yang membaca. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
akademis. Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 18 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
I. Latar Belakang....................................................................................................1
II. Rumuan Masalah................................................................................................1
III. Tujuan Penulisan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
I. Ricketsia..............................................................................................................2
A. Pengertian Ricketsia......................................................................................2
B. Struktur Ricketsia..........................................................................................2
C. Infeksi yang Disebabkan Oleh Ricketsia.......................................................3
D. Diagnosis Ricketsia.......................................................................................4
E. Pengobatan Ricketsia.....................................................................................4
II. Chlamydia..........................................................................................................5
A. Mikrobiologi Chlamydia...............................................................................5
B. Manifestasi Infeksi Chlamydia......................................................................6
C. Penularan Infeksi Chlamydia.........................................................................6
D. Gejala-Gejala Infeksi Chlamydia..................................................................6
III. Contoh Kasus Terkait Ricketsia dan Chlamydia..............................................8
A. Kasus Ricketsia.............................................................................................8
A. Kasus Chlamydia...........................................................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................10


I. Kesimpulan.......................................................................................................10
II. Saran................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen, dan
bersifat sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor
yang saling berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor manusia atau
pejamu (host) dan faktor lingkungan.
Sebagai agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki sifat-sifat khusus yang
sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya. Sebagai makhluk hidup, mikroba
patogen memiliki ciri-ciri kehidupan, yaitu :
a. Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara berkembang biak
b. Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi kelangsungan hidupnya
c. Bergerak dan berpindah tempat

II. Rumusan Masalah


1. Ricketsia
2. Chlamydia
3. Contoh Kasus Terkait Ricketsia dan Chlamydia

III. Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Ricketsia
2. Untuk Mengetahui Chlamydia
3. Untuk Mengetahui Contoh Kasus Terkait Ricketsia dan Chlamydia
BAB II
PEMBAHASAN
I. Ricketsia
A. Pengertian Ricketsia
Ricketsia adalah suatu mikroorganisme yang mempunyai sifat antara bakteri atau
virus. Bentuknya pleomorfik, berbentuk coccus, coccobacillus, baccilus atau filament;
Gram negatif; ukuran; panjang antara 0,3-2,0 mikron dan tebal antara 0,3-0,5 mikron.
Mempunyai dinding sel yang jelas (seperti bakteri).dapat dilihat dengan mikroskop biasa
(seperti bakteri). Ricketsia adalah parasit intra seluler (seperti virus), untuk
pembenihannya perlu sel yang masih hidup.Berkembang biak dengan jalan membelah
diri (seperti bakteri). Rickettsia spesies yang dibawa oleh banyak kutu, tungau , dan
caplak, dan menyebabkan penyakit pada manusia seperti tipus, rickettsialpox, demam
Boutonneuse, demam gigitan kutu Afrika, melihat demam Rocky Mountain, Australia
Tick Tifus, Pulau Flinders Spotted Demam tifus dan Queensland tick. Penyakit karena
ricketsia dapat diobati dengan antibiotik. Ricketsia umumnya merupakan "parasit"pada
arthropoda di mana arthropoda sebagai host intermediate,merupakan bagian dari siklus
hidupnya. Ricketsia yang menumpang hidup pada arthropoda tidak menyebabkan
matinya arthropoda, sehingga hubungannya lebih bersifat simbiose mutualisme.
Menularnya kepada manusia melalui gigitan arthropoda atau melalui inhalasi udara yang
mengandung debu-debu feces arthropoda yang berasal dari pakaian atau tempat
tidur.Ricketsia memiliki kecenderungan untuk menyerang sel endothelial kapiler,
sehingga infeksi karena ricketsia selalu ditandai dengan adanya ruam di kulit (bintik
kemerahan di kulit) karena pecahnya pembuluh kapiler.

B. Struktur Ricketsia
Rickettsia berasal dari Phylum : Proteobacteria,Kelas : Alpha Proteobacteria Ordo
: Rickekettsiales Famili : Rickettsiaceae Genus : Rickettsia, Gram-negatif, non-
sporeforming, bentuknya pleomorfik yang pada umumnya berukuran 1 – 0,3 mikron
dapat hadir sebagai cocci (0,1 pM diameter), batang (1-4 pM panjang) atau benang
seperti (10 pM panjang). Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat didalam sel,
Rickettsia bukanlah termasuk virus melainkan golongan bakteri. Rickettsia mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat bakteri yaitu mengandung asam nukleat yang
terdiri dari RNA dan DNA , berkembang biak dengan pembelahan biner, dinding sel
mengandung mukopeptida, mempunyai ribosom, mempunyai enzim yang aktif pada
metabolisme, dihambat oleh obat-obat anti bakteri dan dapat membentuk ATP sebagai
sumber energi .Rickettsia dapat berbentuk batang pendek, kokoid atau pleomorf
(kokobasilus pleomorfik). Rickettsia mempunyai struktur dinding sel gram negative
sehingga mempermudah untuk hidup didalam kuning telur embrio yang terdiri dari
peptidoglikan yang mengandung asam muramat dan asam diaminopimelat. Pada
rickettsia, bagian yang tumbuh berbeda-beda.

C. Infeksi Yang Disebabkan Oleh Ricketsia


Infeksi yang dapat disebabkan akibat terinfeksi oleh bakteri pathogen Rickettsia
pada tubuh manusia yaitu : 

1. Mual (Tahap Awal)


2. Muntah (Tahap Awal)
3. Sakit kepala (Tahap Awal)
4. Demam (Tahap Awal)
5. Kehilangan nafsu makan (Tahap Awal)
6. Ruam Berbintik (Tahap Menengah)
7. Lesi (Merah) (Tahap Lanjutan)
8. Diare (Tahap Lanjutan)
9. Rasa Sakit/Nyeri - Perut (Tahap Lanjutan)
10. Rasa Sakit/Nyeri - Sendi (Tahap Lanjutan )
11. Malaise

Gejala riketsia lainnya mungkin juga akan muncul ruam serta bintik-bintik
berwarna gelap seperti gejala kudis/scabies di area tubuh yang digigit oleh kutu. Ruam ini
juga mungkin menyebar ke seluruh tubuh seperti wajah, telapak tangan, atau kaki.

Pada tipus scrub, gejala yang mungkin juga muncul dapat berupa perubahan
mental, seperti kebingungan hingga koma. Pada kondisi ini, gejala lainnya termasuk
kelenjar getah bening yang membesar. 
D. Diagnosis Ricketsia
Gejala riketsia seringkali mirip dengan gejala penyakit lainnya. Hal ini membuat
penyakit ini sulit untuk diagnosis. 

Pertama-tama, dokter akan memeriksa kondisi fisik berdasarkan gejala yang Anda
keluhkan. Dokter mungkin juga akan menanyakan riwayat bepergian Anda. 

Dokter selanjutnya akan melakukan pemeriksaan di bawah ini untuk menentukan


diagnosis:

1. Tes darah atau biopsi kulit untuk menentukan jenis bakteri penyebab riketsia.
2. Tes darah menggunakan metode serologi yang diambil dua minggu secara terpisah.
Tes darah ini berfungsi untuk mendeteksi respon sistem kekebalan tubuh pasien
terhadap pasiennya.

E. Pengobatan Ricketsia
Penyakit ini bisa diatasi dengan antibiotik.  Pengobatan menggunakan antibiotik
ini biasanya sudah dimulai sebelum hasil tes darah atau biopsi diketahui. 

Beberapa antibiotik yang sering direkomendasikan dokter adalah:

1. Tetracycline 
2. Doxycycline
3. Chloramphenicol (lebih jarang digunakan) 

Dikutip dari US National Library of Medicine, mengonsumsi tetracycline yang


diminum dapat menodai gigi. Oleh karena itu, biasanya obat ini tidak diresepkan untuk
anak-anak yang masih memiliki gigi susu. 

Selain antibiotik, penderita tipus epidemik mungkin membutuhkan bantuan


oksigen dan cairan intravena (IV). 
II. Clamidia

A. Mikrobiologi Chlamydia
1. Morfologi

Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak di


dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang
disebut Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara benary fision dalam badan
intrasitoplasma.

Chlamydia trachomatis berbeda dari kebanyakan bakteri karena berkembang


mengikuti suatu siklus pertumbuhan yang unik dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu
berupa Badan Inisial yang terdiri dari Elementary Body (EB) dan Reticulate Body (RB).
Badan elementer ukurannya lebih kecil (300 nm) terletak ekstraselular dan merupakan
bentuk yang infeksius, sedangkan badan retikulat lebih besar (1 um), terletak intraselular
dan tidak infeksius.

Morfologi inklusinya adalah bulat dan terdapat glikogen di dalamnya. Chlamydia


trachomatispeka terhadap sulfonamida, memiliki plasmid, dan jumlah immunotypenya
adalah 15 yaitu A-C menyebabkan trachoma, D-K menyebabkan infeksi saluran genital,
dan L1-L3 menyebabkan lymphogranuloma venerum (Debra, 2008; CDC, 2006;Karmila,
2001).
2. Klasifikasi

Klasifikasi ilmiah dari Chlamydia trachomatis adalah sebagai berikut: ordo


Chlamydiales, famili Chlamydiaceae, genus Chlamydia dan spesies Chlamydia
trachomatis.

3. Siklus Hidup

Siklus Hidup Secara singkat, siklus perkembangan Chlamydia trachomatis dapat


dilihat dalam Gambar dibawah ini. Chlamydia mempunyai siklus hidup yang unik,
dimana terjadi pergantian antara siklus non-replicating elementary body yang infeksius
dan siklus replikasi retikulat body yang tidak infeksius.

Elementary body merupakan bentuk pathogen mirip seperti spora. Bakteri ini
akan merangsang endocytosisnya setelah kontak dengan sel host yang potensial. Sekali
memasuki sel, elementary body akan bertambah banyak sebagai hasil interaksinya
dengan glikogen, dan merubahnya menjadi bentuk vegetatif, relikulate body. Bentuk
retikulate membelah setiap 2-3 jam dan mempunyai masa inkubasi 7-21 hari dalam sel
hostnya. Setelah pembelahan, berubah kembali menjadi bentuk elementary dan
dilepaskan dari sel melalui exocytosis (Tolan, 2008; Karmila, 2001).
B. Manifestasi Infeksi Chlamydia
1. Infeksi Ocular

Chlamydia trachomatis dapat menyebabkan trachoma dan inclusión conjunctivitis.


Trachoma ditandai dengan pengembangan folikel-folikel dan peradangan conjungtiva.
Kornea menjadi keruh disertai banyak pembuluh darah. Bila terjadi infeksi yang
berulang-ulang umumnya dapat menyebabkan kebutaan. Inclusión conjunctivitis
merupakan peradangan conjunctiva yang lebih ringan disertai adanya discharge yang
purulen.(Debra, 2008; CDC, 2006; Karmila, 2001).

2. Infeksi Genital

Beberapa strain Chlamydia trachomatis menyebabkan infeksi genital, termasuk


nongonococcal urethritis pada pria dan acute salphingitis dan cervisitis pada wanita.
Strain lain menyebabkan lymphogranuloma venerum, suatu lesi genital yang melibatkan
kelenjar lymp regional (buboes)(Debra, 2008; CDC, 2006; Karmila, 2001).

3. Infeksi Saluran Pernafasan

Chlamydia psittaci biasanya menyebabkan psitacosis, suatu penyakit seperti


influenza. Chlamydia pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia atipik pada manusia.
Penyakit-penyakit pada manusia yang disebabkan oleh Chlamydia.

C. Penularan Infeksi Chlamydia

Chlamydia merupakan penyakit menular seksual yang dapat ditularkan melalui hubungan
seksual baik secara oral, anal dan vagina dengan pasangan yang terinfeksi serta penularan
dari seorang ibu kepada bayinya saat persalinan.

D. Gejala-Gejala Infeksi Chlamydia

Pada umumnya infeksi Chlamydia, biasanya tanpa gejala, atau pada orang yang terinfeksi
dan memperhatikannya, dapat diketahui gejala-gejala tertentu dalam beberapa minggu atau
bulan, tergantung keparahan dari infeksinya (severity) dan pengobatan yang dilakukannya.
Bila tidak tertangani dengan baik, gejalanya bisa berbeda-beda.Gejala-gejala ini dapat
berupa:

a) Pada wanita pre-pubertas: adanya vaginal discharge dan berbau (vaginitis)


b) Pada wanita post pubertas: adanya dischargedan bau yang berasal dari cerviks yang
terinfeksi.
c) Pada wanita dewasa: hampir 80% tidak ada gejala (asimptomatik). Wanita dapat
membawa bakteri ini berbulan-bulan bahkan bertahun tanpa menyadarinya. Disinilah
pentingnya skri ning. Gejala dapat timbul dalam 3 minggu setelah terinfeksi, berupa:
sakit perut bawah yang menetap, mild, milky, yellow mucus-like dischargedari
vaginal, mual dan demam, sakit sewaktu buang air kecil, sakit sewaktu melakukan
hubungan seksual, spotting diluar haid.
d) Pada pria: rasa terbakar/panas sewaktu buang air kecil, dischargeyang mild, sticky,
milky atau mucus-like dari penis, sakit dan pembengkakan testis (yang bila tidak
diobati dapat menimbulkan infertilitas). Infeksi pada pria ini sering disebut Non-
Spesifik Uretritis (NSU)Chlamydia dapat menyebabkan (Bebear, 2009):
a. Cervicitis
Sekitar 5-13% wanita yang terinfeksi Chlamydia akan mengalami
cervicitis. Chlamydia trachomatis menyerang epitel silindris mukosa cerviks.
Tidak ada gejala-gejala yang khas membedakan cervicitis karena Chlamydia
trachomatis dan cervicitis karena organisme lain. Pada pemeriksaan dijumpai
duh tubuh yang mukopurulen dan cerviks yang ektopi. Pada penelitian yang
menghubungkan cervicitis dengan ektopi cerviks, prevalensi cervicitis yang
disebabkan Chlamydia trachomatis lebih banyak ditemukan pada penderita
yang menunjukkan ektopi cerviks dibandingkan yang tidak ektopi.
Penggunaan kontrasepsi oral dapat menambah resiko infeksi
Chlamydiatrachomatis pada cerviks, oleh karena kontrasepsi oral dapat
menyebabkan ektopi cerviks.
b. Endometritis
Cervicitis oleh karena infeksi Chlamydia trachomatis dapat meluas ke
endometrium sehingga terjadi endometritis. Tanda dari endometritis antara
lain menorrhagia dan nyeri panggul yang ringan. Pada pemeriksaan
laboratorium, Chlamydiadapat ditemukan pada aspirat endometrium.

c. Salpingitis atau Pelvic Inflammatory Disease (PID)


Merupakan penyebab utama infertilitas, kehamilan ectopic dan chronic
pelvic pain. Sebagian besar kasus PID disebabkan oleh infeksi Chlamydia
yang sering tanpa gejala, dimana pada tuba fallopi akan terjadi scar (tubal
scarring) yang akan menutup saluran tuba dan menghalangi terjadinya
fertilisasi. Juga akan mempengaruhi jalannya sel telur yang telah dibuahi
menuju uterus sehingga sel telur terimplantasi pada saluran tuba fallopi dan
terjadilah tubal pregnancy (ectopic pregnancy).
d. Perihepatitis (Fitz - Hugh - Curtis Syndrome)
Infeksi Chlamydia trachomatis dapat meluas dari cerviks melalui
endometrium ke tuba dan kemudian parakolikal menuju ke diafragma kanan.
Beberapa dari penyebaran ini menyerang permukaan anterior liver dan
peritoneum yang berdekan sehingga menimbulkan perihepatitis. Parenchym
hati tidak diserang sehingga tes fungsi hati biasanya normal.

III. Contoh Kasus Terkait Ricketsia dan Chlamydia


A. Kasus Ricketsia
Penyakit Rickettsia atau tifus adalah berbagai penyakit yang disebabkan
oleh bakteri familia Rickettsia. Penyakit ini disebarkan oleh arthropoda,
khususnya kutu, tungau, dan caplak.Tiga jenis typhus utama adalah tifus
epidemik, tifus endemik, dan tifus belukar. Jenis lain tifus yang juga sering
ditemukan adalah penyakit Brill-Zinsser, yang merupakan tifus epidemik yang
muncul kembali setelah bertahun-tahun sembuh. Tifus epidemik dan penyakit
Brill-Zinsser disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii. Tifus epidemik
disebarkan oleh kutu badan. Tifus endemik disebabkan oleh bakteri Rickettsia
typhi, yang disebarkan oleh kutu. Tifus belukar disebabkan oleh bakteri
Rickettsia tsutsugamushi (dahulu bernama Orientia tsutsugamushi), dan
disebarkan oleh tungau dan caplak. Jenis tifus lainnya antara lain demam
berbintik gunung Rocky, Rickettsialpox, demam Boutonneuse, tifus caplak
Siberia, tifus caplak Australia, dan demam berbintik Oriental.

B. Kasus Clamidia
Sebagian besar kasus infeksi akibat bakteri klamidia tidak memiliki gejala.
Pria dan wanita berusia 15-24 tahun dan aktif berhubungan seksual
merupakan kelompok yang paling banyak terinfeksi.
Pada pria, bakteri klamidia menjadi penyebab umum epididimitis, yaitu
kondisi peradangan pada epididimis yang dapat terjadi pada anak dan dewasa.
Kondisi ini sering disertai dengan peradangan testis dan disebut dengan
epididimo-orkitis.
Selain akibat bakteri klamidia, dalam beberapa kasus tertentu, infeksi
saluran kemih juga bisa menyebabkan epididimitis. Adanya abnormalitas
anatomi pada kandung kemih, operasi saluran kemih atau prostat, duduk
dalam waktu lama, bersepeda, dan trauma turut meningkatkan risiko
terjadinya epididimitis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang
atau hewan. Pada infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara
lahiriah. Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi,
infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa
jenis dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam menimbulkan infeksi progresif dan
penyakit. Hanya dua sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan
penyakit. Pertama, agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan
memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu
mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang cukup
untuk pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk
menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama untuk mencapai jumlah kritis
yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau informasi bagi
mahasiswa keperawatan khususnya dan kalangan umum untuk melanjutkan pendidikan
selanjutnya. Mohon maaf bila banyak kekurangan dalam makalah ini dan mohon kritik
dan saran yang membangun.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjE_deJ0PLuAhV
MaCsKHTkSDYMQFjAAegQIAhAD&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2Fhandle%2F123456789%2F49422%2FChapter%2520II.pdf%3Fsequence
%3D4%26isAllowed%3Dy&usg=AOvVaw0-hX5GVX3Ywi9loM9pl4MX

http://khitacollections01.blogspot.com/2017/07/bakteri-riketsia.html

https://hellosehat.com/infeksi/tifus/fakta-makanan-minuman-saat-tifus-tipes/#gref

Anda mungkin juga menyukai