Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

PENERAPAN PERILAKU HIDUP SEHAT BAGI PENGRAJIN TAHU


MELALUI PEMANFAATAN MINYAK KELAPA FERMENTASI (MKF)
YANG DIPERKAYA EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa)
UNTUK MENCEGAH DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI)

Cicik Sudaryantiningsih1), Yonathan Suryo Pambudi2)


1,2
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta
Email : mamanyaaldo@gmail.com

ABSTRAK
Meningkatnya jumlah produksi tahu mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan kulit
tangan pengrajin tahu di Krajan, Mojosongo, Surakarta, yaitu Dermatitis Kontak Iritan
(DKI). Kejadian DKI menyebabkan pengrajin harus beristirahat sehingga produktivitas
menurun, dan penghasilan berkurang. Ada cara mencegah terjadinya DKI yaitu dengan
mengoleskan minyak kelapa fermentasi yang diperkaya dengan ekstrak bawang merah
(MKF). Tujuan dari penelitian yaitu mendeskripsikan kesadaran para pengrajin tahu akan
perilaku hidup sehat dengan menjalankan personal hygiene (kebersihan diri) dengan baik;
mendeskripsikan pengaruh perilaku hidup sehat dengan menjalankan personal hygiene
(kebersihan diri) terhadap terjadinya DKI pada tangan pengrajin tahu dan mengetahui
potensi minyak kelapa fermentasi (MKF) yang diperkaya bawang merah (Allium cepa)
untuk mencegah DKI pada kulit tangan pengrajin tahu. Metode penelitian ini adalah
eksperimen semu, dengan rancangan One Group Pre-Test and Post-Test, dengan satu
kelompok yang diamati. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengrajin tahu di Krajan, Mojosongo
Surakarta memiliki tingkat personal hygiene yang rendah, yaitu 64%; kejadian DKI
terjadi pada pengrajin yang memiliki tingkat personal hygiene yang rendah, dengan
kriteria DKI rendah 37,50%, sedang 43,75% dan parah 18,75%.
Kata kunci: Perilaku hidup sehat, Dermatitis Kontak Iritan, Minyak Kelapa Fermentasi,
bawang merah (Allium cepa)

ABSTRACT
The increasing amount of tofu production resulted in the occurrence of skin health
problems in the hands of tofu craftsmen in Krajan, Mojosongo, Surakarta, namely Irritant
Contact Dermatitis (DKI). The Jakarta incident caused the craftsmen to have to rest so
that productivity decreased and income was reduced. There is a way to prevent the
occurrence of DKI, by applying fermented coconut oil enriched with onion extract
(MKF). The purpose of the research is to describe the awareness of the craftsmen know
the behavior of healthy living by running personal hygiene well; describe the effect of
healthy living behavior by running personal hygiene on the occurrence of DKI in the
hands of tofu craftsmen and knowing the potential of fermented coconut oil (MKF)
enriched with shallots (Allium cepa) to prevent DKI on the skin of the hands of tofu
craftsmen. This research method is quasi-experimental, with a One Group Pre-Test and
Post-Test design, with one group being observed. The sampling technique is done by
purposive sampling. The results showed that the tofu craftsmen in Krajan, Mojosongo
Surakarta had a low level of personal hygiene, which was 64%; DKI incident occurred in
craftsmen who had low levels of personal hygiene, with low DKI criteria 37.50%,
moderate 43.75% and severe 18.75%.
Keywords: Healthy behavior, Irritant Contact Dermatitis, Fermented Coconut Oil, onion
extract (Allium cepa)

51
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

1. PENDAHULUAN mencuci tangan. Tangan merupakan bagian


Pengrajin tahu bekerja lebih lama dari tubuh yang selalu aktif melakukan kegiatan.
biasanya agar dapat memproduksi lebih Berbagai jenis mikroorganisme, baik yang
banyak lagi. Hal ini akan menimbulkan tidak berbahaya, maupun yang dapat
permasalahan yang baru bagi para pengrajin menyebabkan penyakit, dapat ditularkan
tahu, yaitu terjadinya Dermatitis Kontak oleh tangan. Selain itu, berbagi penyakit
Iritan (DKI), yang ditandai dengan dapat masuk ke dalam tubuh tubuh melalui
timbulnya kemerahan pada tangan, gatal- tangan, misalnya saat makan.
gatal, kulit bersisik, mengeras. Proses pembuatan tahu menghasilkan
Berdasarkan hasil penelitian penulis dua macam limbah yaitu limbah padat dan
terdahulu yang dilakukan di Krajan, limbah cair. Limbah padat tahu berupa
Mojosongo Surakarta, tahun 2018, kotoran yang tercampur dengan kedelai,
prevalensi terjadinya dermatitis iritan adalah misalnya kerikil, kulit dan batang kedelai,
62%. Selanjutnya dengan pemberian minyak kedelai yang rusak/busuk, dan kulit ari
kelapa fermentasi yang diperkaya ekstrak kedelai yang berasal dari pengupasan
bawang merah, masalah dermatitis dapat kedelai. Selain itu proses produksi tahu
teratasi. Tetapi ternyata, jika pengrajin tahu menghasilkan limbah padat yang sangat
ini bekerja memproduksi tahu lagi, maka besar prosentasenya, yaitu ampas tahu.
gangguan kesehatan Dermatitis iritan akan Dalam keadaan baru ampas tahu ini tidak
muncul kembali. berbau, namun setelah kurang lebih 12 jam
Sementara itu hasil penelitian akan timbul bau busuk secara berangsur-
Ramadhani, L. (2017), yang dilakukan di angsur yang sangat mengganggu lingkungan
Krajan RW 03 Mojosongo, Surakarta, (Asmoro, Y., dkk. 2008).
terjadinya dermatitis iritan pada pengrajin Bagi pengrajin tahu, perilaku mencuci
tahu di sebabkan oleh rendahnya personal tangan dengan air bersih sangat penting,
hygiene (kebersihan diri) seseorang. Hal ini mengingat setiap saat tangan terpapar
sesuai pernyataan Cahyawati dkk (2011), limbah tahu yang bersifat asam. Jika tidak
bahwa terdapat hubungan antara personal segera dicuci, limbah cair tahu akan
hygiene dengan penyakit dermatitis dengan menempel pada kulit, lalu mengering.
adanya kecenderungan bahwa responden Berdasarkan survey awal yang dilakukan
yang menderita dermatitis memiliki personal peneliti, kondisi seperti ini menyebabkan
hygiene buruk. tangan terasa gatal-gatal, apabila digaruk
Perilaku hidup sehat adalah kesadaran akan menimbulkan luka. Menurut Sularsito
seseorang untuk mempertahankan dan dan Djuanda (2011), terjadinya luka
meningkatkan derajat kesehatan dirinya, disebabkan karena rusaknya lapisan tanduk
serta mencegah timbulnya penyakit dan lapisan lemak.
(Harjanti, N., 2015). Perilaku hidup sehat, Penggunaan sabun dalam mencuci
dapat dimulai dari menjaga kebersihan diri tangan, akan menghilangkan sisa-sisa asam
(personal hygiene) yang meliputi kebersihan yang menempel pada kulit, serta membunuh
rambut, kaki, tangan, kuku, kulit, dan cara mikroorganisme. Perilaku mencuci tangan
berpakaian (Laily, I. dan Sulistyo A, 2012). dengan air bersih dan sabun dapat mencegah
Perilaku hidup sehat sebenarnya merupakan terjadinya DKI.
program pemerintah melalui menteri Tujuan penelitian ini adalah untuk.
kesehatan, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesadaran para pengrajin
meningkatkan derajat kesehatan bangsa. tahu akan perilaku hidup sehat dengan
Upaya ini dilakukan melalui program menjalankan personal hygiene (kebersihan
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diri) dengan baik; mendeskripsikan
(PHBS) (DEPKES RI, 2011). pengaruh perilaku hidup sehat dengan
Menurut Yusriani (2012), perilaku menjalankan personal hygiene (kebersihan
hidup sehat yang paling utama adalah diri) terhadap terjadinya DKI pada tangan

52
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

pengrajin tahu; dan mengetahui potensi membilas dengan air bersih, serta melap
minyak kelapa fermentasi (MKF) yang badan dengan handuk yang kering dan
diperkaya bawang merah (Allium cepa) bersih.
mampu mencegah dermatitis kontak iritan Sebagian besar pengrajin tidak mencuci
(DKI) kulit tangan pengrajin tahu. tangan dan kaki saat beristirahat sejenak dari
pekerjaan. Andaipun mencuci tangan, tidak
2. METODE PENELITIAN menggunakan sabun, dan tidak dilap dengan
Metode penelitian digunakan dengan handuk kering. Dari hasil wawancara,
eksperimen semu, dengan rancangan One mereka tidak mencuci tangan dengan bersih
Group Pre-Test and Post-Test, dengan satu karena pekerjaan belum selesai. Selain itu
kelompok yang diamati. Teknik mereka hanya istirahat sebentar, nanti akan
pengambilan sampel dilakukan secara melanjutkan pekerjaan lagi.
purposive sampling didapatkan sebanyak 30 Paparan limbah cair tahu pada tangan
orang masing-masing 13 orang dari RW 03, saat bekerja, akan mengering saat pekerja
dan 17 orang dari RW 01. istirahat, dan terasa lengket. pH limbah ini
tetap asam, dan dapat mengakibatkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dermatitis kontak kritan (Sudaryantiningsih,
Pengetahuan yang baik dan perilaku C., 2019). Selain iritasi, juga menyebabkan
hidup sehat yang menunjang para pengrajin gangguan kulit lainnya, misalnya gatal-gatal,
tahu akan meningkatkan kinerjanya. Hasil kemerah-merahan, kulit kering dan pecah-
penelitian, dianalisis berdasarkan tingkat pecah serta koreng yang tidak cepat sembuh
kesadaran dan perilaku hidup sehat (personal (Chafidz, M. dan Endang D. 2017).
hygiene) para pengrajin tahu sebagai Pada umumnya, setelah semua pekerjaan
berikut: membuat tahu selesai, pengrajin pengrajin
a. Kesadaran para pengrajin tahu akan baru mandi. Padahal untuk menyelesaikan
perilaku hidup sehat untuk menjalankan semua mereka membutuhkan waktu sekitar
personal hygiene (kebersihan diri) 7 jam. Ini berarti limbah tahu yang pertama
dengan baik menempel pada tubuh akan mengering
Dari kuesioner 1 tentang personal bersama keringat. Ini akan memacu
hygiene (kebersihan diri), diperoleh data tumbuhnya berbagai gangguan kesehatan
sebagai berikut: kulit.
Berdasarkan hasil wawancara kepada
Tabel 1. Karakteristik kebersihan pengrajin yang tidak menjalankan
Kriteria Jumlah % kebersihan diri (personal hygiene), setelah
Menjalankan 18 orang 36 bekerja 2 minggu mereka akan merasakan
kebersihan diri adanya gangguan kesehatan kulit tangan,
(personal hygiene) dimulai dari gatal-gatal, kulit kemerahan,
Tidak menjalankan 32 orang 64 hingga luka karena kulit tangan terkelupas.
kebersihan diri
(personal hygiene)
Jumlah 50 orang 100
b. Pengaruh Personal Hygiene (kebersihan
diri) Terhadap Terjadinya Dermatitis
Dari tabel 1 terlihat 64% responden Kontak Iritan pada Tangan Pengrajin
tidak melakukan praktek kebersihan diri. Tahu
Pada tahap ini pengrajin tahu yang tidak
Salah satu praktek kebersihan diri yang
dimaksud di sini adalah membersihkan menjalankan personal hygiene (kebersihan
tangan dan kuku menggunakan sabun dan air diri) dengan baik, yaitu sejumlah 32 orang,
bersih setiap berhenti sejenak saat bekerja digunakan kuesioner 2. Hasil pengamatan di
(misalnya saat istirahat sejenak untuk lapangan, ternyata diperoleh data sebagai
berikut:
makan). Dan jika semua pekerjaan telah
selesai barulah mandi menggunakan sabun,

53
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

Tabel 2. Pengaruh kebersihan terhadap Berdasarkan hasil pengamatan di


terjadinya DKI lapangan, awalnya pengrajin tahu merasakan
No Kriteria Jumlah % gatal-gatal pada kulit tangan, yang
Dermatitis merupakan gejala dermatitis ringan. Apabila
1 Ringan 5 kondisi seperti ini tidak segera diatasi,
2 Ringan 3 selanjutnya kulit akan lecet dan merasakan
3 Ringan 4 perih, dan disebut DKI kriteria sedang. Dari
Total 12 37,50
hasil pengamatan, ternyata sebagian besar
4 sedang 5
sampel menderita dermatitis kontak iritan
5 Sedang 6
6 Sedang 3 kriteria sedang, yaitu 43%.
Total 14 43,75 Sementara itu data penderita Dermatitis
7 Parah 3 Kontak Iritan kriteria parah sejumlah 25%.
8 Parah 1 DKI kriteria parah ditandai dengan
9 Parah 2 timbulnya luka pada kulit tangan, disertai
10 Parah 0 rasa sakit/nyeri. Pada kondisi seperti ini
11 Parah 0 biasanya pengrajin berhenti bekerja, dan
Total 6 18,75 beristirahat untuk menyembuhkan luka.
Penyembuhan DKI memerlukan waktu 2-5
Dari tabel 2 di atas terlihat semua sampel hari tergantung pada kondisi luka.
yang tidak menjalankan kebersihan diri
(personal hygiene), mengalami dermatitis c. Potensi Minyak Kelapa Fermentasi
kontak iritan, meskipun dalam kriteria yang (MKF) dengan Ekstrak bawang merah
berbeda-beda. Dermatitis Kontak Iritan ini (Allium cepa) untuk Mencegah DKI
biasanya terjadi apabila pekerja mengolah Kulit Tangan Pengrajin Tahu
tahu selama 2 minggu tanpa libur Tahap ini merupakan eksperimen yang
(Sudaryantiningsih, C. 2018). dilakukan kepada 18 orang pengrajin tahu,
Selama bekerja, para pengrajin ini terus yang menjalankan personal hygiene dengan
menerus terpapar limbah cair tahu yang baik, sehingga kondisi tangan mereka bersih
bersifat asam. Asam yang kuat ini diperoleh dan tidak mengalami dermatitis kontak
dari bahan penggumpal sari kedele. Bahan iritan. Mereka diminta mengoleskan 2 tetes
iritan (dalam hal ini limbah cair tahu) MKF sebelum dan setelah bekerja. Hasil
merusak membran lipid, dan selanjutnya yang diperoleh seperti terlihat pada tabel 3
menembus membran sel dan merusak berikut:
lisosom, mitokondria, atau komponen inti.
Kerusakan ini akan mengaktifkan Tabel 3. Potensi MKF untuk mencegah DKI
fosfolipase, dan melepaskan asam Kulit Tangan
arakidonat (Sularsito, S. A, dan Djuanda, S., Hari ke Jumlah pengrajin dengan Ket. Gangguan
2011). kondisi kulit
Selanjutnya asam arakidonat dirubah Baik Gangguan % baik
menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien 3 18 0 100 -
(LT). Kemudian PG dan LT akan 6 18 0 100 -
menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan 9 18 0 100 -
permeabilitas vascular sehingga 12 15 3 83,3 Kulit merah
dan gatal-gatal
mempermudah transudasi komplemen dan
15 17 1 94,4 Gatal-gatal
kinin. Selain itu, PG dan LT juga bertindak
sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit
Dari tabel 3 terlihat penggunaan MKF
dan neutrofil, serta mengaktifasi sel mas
yang teratur hingga hari ke-9 membuat
melepaskan histamine, LT dan PG lain, dan
100% kondisi tangan pengrajin tahu tidak
PAF, sehingga memperkuat perubahan
mengalami DKI. Pada hari ke-9 terdapat 3
vascular (Indriani, F., 2010).
orang mengalami gangguan kulit, yaitu kulit

54
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

merah dan gatal-gatal. Ini termasuk 4. KESIMPULAN


dermatitis kriteria ringan. a. Pengrajin tahu di Krajan Mojosongo
Menurut Rukmana, J., dkk (2017), Surakarta memiliki tingkat personal
minyak kelapa murni memiliki kandungan hygiene yang rendah, yaitu 64%.
asam lemak, terutama asam laurat dan asam b. Kejadian DKI terjadi pada pengrajin
oleat, sehingga bersifat sebagai pelembab yang memiliki tingkat personal yang
dan pelindung kulit. Hal ini diperkuat rendah, dengan kriteria DKI rendah
dengan hasil penelitian Lubis, Y.S., dkk. 37,50%, sedang 43,75% dan parah
(2015). Yang menyimpulkan bahwa asam 18,75%
laurat mampu mampu melembutkan kulit. c. Minyak kelapa fermentasi yang
Dengan menggunakan minyak kelapa maka diperkaya ekstrak bawang merah
kulit terasa lebih lembut, elastis dan tidak (Allium cepa) mampu mencegah
kaku. Minyak kelapa murni juga memiliki Dermatitis Kontak Iritan pada kulit
kandungan zat antibakteri sehingga mampu tangan pengrajin tahu.
mengatasi masalah DKI (Sudaryantiningsih,
C., 2019). 5. SARAN
Penggunaan MKF oleh pengrajin tahu a. Perlu dilakukan uji laboratorium untuk
menyebabkan permukaan tangan pengrajin mengetahui berbagai zat aktif yang
tahu terlapisi oleh minyak, sehingga terdapat dalam minyak kelapa
permukaan tangan terlindungi. Limbah tahu fermentasi yang diperkaya bawang
yang bersifat asam, yang mengenai kulit merah (Allium cepa), sehingga MKF
tangan tidak langsung mengenai kulit dapat digunakan untuk mencegah
tanduk, sehingga tidak terjadi iritasi pada gangguan kesehatan kulit selaim
kulit tanduk. Dermatitis Kontak Iritan. .
Selain itu MKF juga bersifat sebagai b. Perlu penelitian lebih lanjut tentang
pelembab, sehingga sel-sel kulit tangan manfaat fermentasi yang diperkaya
menjadi lentur dan tidak kaku. Hal ini bawang merah (Allium cepa), sehingga
mencegah terjadinya pecah-pecah pada bermanfaat juga untuk mengatasi
telapak tangan, sehingga kulit tetap halus gangguan kesehatan, selain gangguan
dan terhindar dari Dermatitis Kontak Iritan kesehatan kulit.
(DKI). Minyak Kelapa yang digunakan c. Perlu dilakukan sosialisasi manfaat
dalam eksperimen ini telah ditambah dengan fermentasi yang diperkaya bawang
ekstrak bawang merah. Menurut Oktavira, merah (Allium cepa) untuk mencegah
D. (2008) umbi bawang merah mengandung terjadinya Dermatitis Kontak Iritan.
sikloaliin, dan alliisin yang bersifat
antibakteri. Penggunaan MKF pada REFERENSI
pengrajin tahu menyebabkan tangan tidak Aminah, N. dan Supraptini. 2010. Minyak
mudah luka. Seandainya terjadi luka akan Kelapa Berpotensi Sebagai Pengawet
segera sembuh, karna adanya zat antibakteri Buah dan Sayur. Buletin Kesehatan Vol
dari bawang merah. 38 No.2.2010. Pusat Penelitian dan
Dalam penelitian ini, hingga Pengembangan Ekologi dan Status
pengamatan hari terakhir, 90% pengrajin Kesehatan. Jakarta.
tahu yang teratur menggunakan MKF tidak Chafidz, M. dan Endang D. 2017. Hubungan
mengalami DKI. Sementara 10% yang lain Lama Kontak, Jenis Pekerjaan Dan
mengalami DKI ringan. Factor prnyrbab Penggunaan Apd. Dengan Kejadian
munculnya DKI, tidak hanya disebabkan Dermatitis Kontak Pada Pekerja Tahu,
masalah kebersihan diri, tapi juga factor lain Kediri. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, Vol. 6,
No. 2 Mei-Agust 2017. Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

55
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu-ilmu


Universitas Airlangga, Surabaya Kesehatan dan Keolahragaan,
Daulay dan Andriani, R., 2016. Faktor- Universitas Negeri Gorontalo
faktor Penyebab Terjadinya Dermatitis Prasetyo, A. 2009. Karakteristik Pemukiman
Kontak Pada Pekerja Di Pabrik Tahu Kumuh di Kampung Krajan Kelurahan
Desa Suka Maju Binjai Tahun 2016. Mojosongo
Tesis Universitas Sumatera Utara. Purwanti, A. dan Haidar, H. 2014. Senyawa
Dewandono, D. 2014. Pemanfaatan VCO Bioaktif yang Terdapat pada Bawang
dengan Teknik Message dalam Merah dan Bawang Putih. Kompasiana,
Penyembuhan Luka Dekubitus Derajat 2 November 2014. Diakses pada 1 Juli
II pada Lansia. Stikes Kusuma Husada 2018
Surakarta. Rahmawati, F., 2013 Teknologi Proses
Garmini, R. 2014. Analisis Faktor Penyebab Pengolahan Tahu dan Pemanfaatan
Dermatitis Kontak Iritan Pada Pekerja Limbahnya. Materi Kegiatan Pelatihan.
Pabrik Tahu Primkopti Unit Usaha Fakultas Teknik Universitas Negeri
Kelurahan Bukit Sangkal Palembang Yogyakarta.
Tahun 2014. Prosiding Seminar Rauf, D. 2015. Pengaruh Penggunaan
Nasional Conference of Indonesian Minyak Kelapa (VCO) terhadap
Occupational Safety and Health. Kelembaban Kulit pada Penderita Kusta
Program Studi D4 Keselamatan dan di Kota Gorontalo. Skripsi, Program
Kesehatan Kerja Fakultas Ilmu Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Darussalam Kesehatan dan Keolahragaan,
Gontor Jl. Raya Siman Km 5, Siman, Universitas Negeri Gorontalo.
Ponorogo 63471. Rukmana, J.G., Komalasar, R., Hasibuan
Hilda, R., 2015. Faktor Yang Berhubungan SY., 2017. Penggunaan VCO dalam
Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Mencegah Luka Dekubitus pada Pasien
Pada Pekerja Industri Tahu Daerah Mobilitas. Nursing Current Vol 5 No.1,
Ploso Kecamatan Jati Kabupaten Kudus 2017. Jurnal Keperawatan UPH.
Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Ilmu Tangerang.
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Sinto, S. dan Tulus A. 2010: 39-41.
Keolahragaan Universitas Negeri Efektifitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Semarang. Terhadap Kandidiasis Secara Invitro.
Karouw, S. dan Santosa, B. 2015. Minyak Prosiding Seminar Nasional 2010
Kelapa sebagai Sumber asam Lemak Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Rantai Medium. Balai Penelitian Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Tanaman Palma, Manado. Semarang Fakultas Ilmu Keperawatan
Kusuma, A.N. 2016. Efektivitas VCO dan Kesehatan Universitas
(Virgin Coconut Oil) dengan Massage Muhammadiyah Semarang
dalam Penyembuhan Luka Combustio Sudaryantiningsih, C. dan Yonathan, S.
Derajat II pada Lansia. Jurnal 2019. Pemanfaatan Minyak Kelapa
KESMASDASKA Juli 2016. Stikes Fermentasi Yang Diperkaya Ekstrak
Kusuma Husada Surakarta. Bawang Merah (Allium cepa) Untuk
Mallini,D. dan Oktavira. 2008. Rahasia Mengatasi Gangguan Kesehatan Kulit
Alami Obat Tradisional Nusantara. Tangan Pengrajin Tahu Akibat Limbah
Nobel Edumedia, Jakarta. Cair Tahu. Jurnal Kesehatan. STIKES
Oktafiani F. 2015. "Formulasi dan Uji Kusuma Husada Surakarta..
Efektivitas Krim Ekstrak Etanol Umbi Sudaryantiningsih, C., 2009. Analisa
Bawang Merah (Allium cepa) Untuk Kandungan Asam Linoleat dan
Penyembuhan Luka". Karya Tulis Linolenat pada Tahu Kedelai dengan
Ilmiah, Program Studi DIII Farmasi Rhizopus oligosporus dan Rhizopus

56
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Januari 2020

oryzae sebagai Koagulan. Thesis. Suprapti, L., 2005. Pembuatan Tahu.


Biosains UNS Surakarta. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sulastri, S. 2005. Metode Pembuatan Tribun News. 2012. 60 Produsen Tahu
Minyak Kelapa. Materi Pelatihan dalam Tempe Solo Kolaps. Edisi Kamis 26
rangka Program Pengabdian Pada Juli 2012.
Masyarakat bagi Warga Dusun Yunanda, V. dan Rinanda, T. 2016.
Kaliwilut, Sentolo, Kulon Progo. Aktivitas Penyembuhan Luka Sediaan
Fakultas Mipa Universitas Negeri Topikal Ekstrak Bawang Merah (Allium
Yogyakarta. cepa) pada sayatan kulit mencit (Mus
Sumiasih, N., 2016, Virgin Coconut Oil musculus). Jurnal Veteriner. online pada
Mempercepat Penyembuhan Luka http://ojs.unud.ac.id/php.index/jvet
perineum di Puskesmas Rawat Inap (diakses 12 Juni 2017)
Kota Denpasar. Jurnal Skala Husada
Volume 13 Nomer 1. April 2016.

57

Anda mungkin juga menyukai