Sanitasi dalam
Industri
Makanan
Mata Kuliah Mutu dan Keamanan Pangan
Dosen Pengampu: Septy Handayani, S.TP., M.Sc.,
Kelompok 2
Zuwina Eka Puspita Arini 212110102018
Afif Fauziah 212110102027
Salsabilla Fitri Dwi Bawanti 212110102028
Nimas Kholilla 229919990008
Annisa Fitri Muwaddah 229919990089
Dian Aldyla 229919990171
Pengertian
Higiene sanitasi industri makanan adalah upaya untuk
mengendalikan factor makanan, orang, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam
industri makanan.
03 Pengolahan Makanan
02 Keracunan
03 Pembusukan
04 Pemalsuan
Pengaruh Limbah
Datangnya limbah dari industri merupakan dampak
negatif khususnya bagi kesehatan manusia. Limbah
industri akan memperburuk kondisi lingkungan dan
akan dapat meningkatkan penyakit pada manusia
serta kerusakan pada komponen alam lainnya.
Limbah cair dari industri paling sering menimbulkan
masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan
makanan pada manusia dan hewan, serta kematian
pada makhluk air lainnya. Limbah cair industri
umumnya mengandung bahan kimia seperti As, CN,
Cr, Cd
Penyelesaian
Permasalahan
Higiene dan
Sanitasi Industri
Makanan
Upaya pengamanan atau higiene dan sanitasi makanan pada dasarnya
meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan
makanan, peralatan pengolahan makanan, proses pengolahan makanan,
penyimpanan makanan dan penyajian makanan (Purnomo, 2009).
Langkah penting dalam mewujudkan higiene dan sanitasi makanan adalah
Permasalahan
Para penjual yang ada di Pasar Kaki Langit masih banyak yang tidak
memperhatikan hygiene dan sanitasi makanan, misalnya dilihat dari segi
penyimpanan makanan masih banyak yang dibiarkan terbuka.
Industri pabrik tahu di kampung Krajan ini secara tidak langsung menjadi faktor
utama penyebab timbulnya daerah kumuh di Kampung Krajan. Tingkat pendidikan
masyarakat pengrajin yang rendah ini mengakibatkan terbatasnya pengetahuan
akan masalah kebersihan, baik kebersihan diri (personal hygiene), maupun sanitasi
lingkungan tempat bekerja. Hal ini tentu menimbulkan berbagai resiko, diantaranya
gatal-gatal, kutu air, dan yang hamper selalu terjadi adalah dermatitis.
Sementara itu, sanitasi lingkungan pabrik yang tidak baik akan menyebabkan
produk tahu yang dihasilkan mudah mengalami pencemaran mikroorganisme yang
berbahaya. Pencemaran ini berasal dari sumber air yang tidak bersih, saluran air
yang tidak lancar, atau pencahayaan yang kurang. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Herman, M., dkk., (2015), fasilitas dan kebersihan lingkungan yang kurang
lebih berpotensi untuk menderita food borne disease.
Penyelesaian Permasalahan
1.Kebersihan Diri
Kesadaran seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan dirinya, serta mencegah timbulnya penyakit. Perilaku hidup sehat,
dapat dimulai dari menjaga kebersihan diri (Personal hygiene) yang meliputi
kebersihan rambut, kaki, tangan, kuku, kulit, dan cara berpakaian.
Perilaku hidup sehat yang paling utama adalah mencuci tangan. Bagi
pengrajin tahu, perilaku mencuci tangan dengan air bersih sangat penting,
mengingat setiap saat tangan terpapar limbah tahu yang bersifat asam. Jika
tidak segera dicuci, limbah cair tahu akan menempel pada kulit, lalu
mengering. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, kondisi seperti
ini menyebabkan tangan terasa gatal-gatal, apabila digaruk akan
menimbulkan luka.
Penyelesaian Permasalahan
2. Sanitasi Lingkungan Kerja
c. Kondisi lantai
Memperhatikan kondisi lantai agar tetap bersih dan tidak licin. Dalam
setiap tahap produksi tahu selalu membutuhkan air, sehingga wajar jika
kondisi lantai selalu basah. Akibat lantai yang basah antara lain banyak
mikroorganisme yang hidup pada lantai, sehingga berbahaya bagi
makanan, selain itu lantai yang basah dapat menyebabkan pekerja
tergelincir, dan dari sisi kesehatan dapat menimbulkan terjadinya rangen,
dan pengeroposan kuku.
d. Saluran air limbah cair
Kondisi saluran air limbah pabrik tahu harus mengalir dengan lancar, sebab jika
tidak, akan menyebabkan air limbah mampet dan menimbulkan bau busuk
(Samsudin, W., dkk., 2018). Saluran limbah yang mampet merupakan tempat yang
bagus bagi kecoa dan tikus. Tentu ini akan berbahaya bagi produk tahu. Selain itu
air limbah merupakan media yang baik bagi mikroorganisme, termasuk
mikroorganisme penyebab penyakit. Sehingga dapat menimbulkan pencemaran
pada produk tahu.
Sudaryantiningsih, C., & Pambudi, Y. S. (2021). KONDISI PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI PABRIK TAHU DI
SENTRA INDUSTRI TAHU KAMPUNG KRAJAN MOJOSONGO SURAKARTA DAN PENGARUHNYA TERHADAP
HYGIENITAS TAHU YANG DIPRODUKSI INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 34-38.
Habibi, Fadil. & Raedy Marwan. (2018). Pengaruh Limbah Terhadap Lingkungan dan Penyakit yang Timbul
Serta Penanggulangannya. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC
Widyastuti, N. & Almira, V. G., (2019). Higiene dan Sanitasi dalam Penyelenggaraan Makanan. 1 ed.
Yogyakarta: K-Media.
Terima Kasih^^