A. Perjalanan Makanan
Usaha hiegie dan sanitasi dalam makanan pastinya tidak dapat lepas dari asal mula
dan memperhatikan hal lain selain kebersihan, salah satunya yang harus diperhatiakan adalah
perjalanan makanan yang pastinya harus diperhatikan pada setiap tahap dari proses
perjalanan bahan makanan, yang dibedakan atas :
1) Sumber baha pangan, daerah peternkana dan daerah perikanan (darat ataupun laut).
Untuk mendapatkan bahan makanan yang terhindar dari pencemaran, sanitasi sumber
perlu diperhatikan dan dipelihara dengan baik.
2) Pengangankutan bahan makanan. Tujuan pengangkutan bahan makanan ke pasar
adalah pagar bahan makanan tidak sampai tercemar oleh zat-zat yang membahayakan
dan tidak rusak. Pengangkutan daging atau ikan segar sebaiknya dilakukan dengan
mempergunakan alat pengangkut yang dilengkapi pendingin tertutup.
3) Penyimpanan bahan makanan . bahan makanan yang diproduksi dengan skala besar
atau dibeli oleh keluarga belum tentu langsung dilakukan pengolahan atau dikonsumsi,
oleh karena itu perlu pengaturan dengan baik.
4) Pemasaran bahan baku. Usaha sanitasi perlu dilakukan apabila bahan tersebut di pasar,
terutama di dalam pasar tradisional. Di dalam pasar tradisional masih banyak
dilakukan pencampuran bahan makanan mentah antara yang sudah rusak (sisa yang
tidak laku hari sebelumnya) dengan bahan yang masih baik. Hal tersebut akan
mempercepat penjalaran perukan makanan sehingga jumlah bahan makanan yang
rusak menjadi semakin banyak dan kerugian yang diporoleh akan berkurang.
5) Pengolaha bahan makanan. Sanita dapur dan peraltan proses pengolahan perlu
diperhatikan dengan sebaik-baiknya, demikian, demikian pula dengan hygiene
penjamah/ pengelola makanan.
6) Penyajian makanan.makanan yang telah diolah kemudian disajikan untuk perlu
dimakan perlu usaha sanitasi, seperti kebersihan tangan penjamah, alat hiding dan
meja penghidang.
7) Penyimpanan makanan yang telah diolah. Makanan yang telah diolah kemungkinakan
tidak habis sekali makan atau sengaja dimasak dalam jumlah besar sehingga perlu
disimpan.usaha sanitasi yang dapat dilakukan yaitu menyimpang ditempat yang bersih
dengan suhu sesuai dengan sifat makanan tersebut. ( Siti Fathonah, 2005)
2) Lingkungan Tercemar
Pencemaran lingkungan akibat limbah dari hewan atau manusia pada saluran air
dapat menjadikan ancaman yang serius terhadap keamanan makanan. Salah satu
terjadinya penyemaran air dapat disebabkan pencemaran air oleh tinja, dimana
dapaat memasukan berbagai jenis bakteri pantogen, virus, protozoa yang
ditularkan pada manusia jika air yang digunakakn untuk minum dan
menyiapkan makanan. Air tercemar merupakan sumber infeksi utama dan akan
merintangi berbagai upaya yang dilakukan untuk mempratekan hygiene
personal dan hygiene makanan yang baik serta mengakibatkan penularan
penyakit. (Siti Fathonah, 2005)
3) Hama dan Binatang Peliharaan
Berbagai jenis ham dan hewan peliharaan dapat membawa penyakit di saluran
pencemaran manusia. Unggas dapat mrupakan sumber sthapyloccus aureus dan
dari unggas tersebut dapat menimbulkan virus H5NI yang memtikan dimana
virus tersebut dapat juga terbawa dan ditularkan oleh lalat. Selain unggas hama
lainnya juga dapat berperan dalam pengokontaminasiian pangan seperti kecoa,
tikus (hewan pengerat ) dan hewwan peliharaan yang tidak terawatt dengan baik.
4) Penjamah Makanan
Penanganan makan dapat memasukan dan menyebarkan mikroorganisme
pantogen. Penjamah makanan dapt membawa mikroorganisme pantogen tanpa
mengalami efek yang serius pada dirinya. Sekitar 20-50 % orang sehat dapat
membawa staphyloccus aerus pada kulit, hidung, tenggorokan dan lesi kulit
yang terinfeksi.penjamah makanan dapat pula sebagai carrier penyakit infeksi,
seperti demam typoid, virus hepatitis A dan virus penyebab diare. (Siti Fathonah,
2005)
5) Perlengkapan, Peralatan Masak dan Pratek di Dapur
Perlengkapan dan peralatan masak yang digunkaan dalam penyiapan makanan
dapat menjadi sumber kontaminasi. Pisau dan talenan yang digunkann untuk
memotong bahan mentah seperti daging mentah dapat mengkontaminasi
makanan apabila digunaakn kembali tanpa dibersihkan dengan benar, terutama
untuk makanan matang atau siap santap.
Penyajian Makanan
Proses terakhir dari prinsip higiene sanitasi makanan adalah penyajian makanan
atau penjajaan makanan. Dalam penyajian makanan harus diperhatikan tempat
penyajian, alat penyajian, dan tenaga penyaji. Makanan disajikan pada tempat
yang bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung, peralatan yang digunakan bersih,
dan orang yang menyajikan makanan harus berpakaian bersih, menggunakan
tutup kepala, dan tangan penyaji tidak boleh kontak langsung dengan makanan
yang disajikan
Adapun syarat penyajian makanan yang baik adalah sebagai berikut (Depkes RI,
2011):
1. Cara menyajikan makanan harus terhindar dari pencemaran
2. Peralatan yang dipergunakan untuk menyajikan makanan harus terjaga
kebersihannya
3. Makanan jadi yang disajikan harus diwadahi dan dijamah dengan
peralatan yang bersih
4. Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada
fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 600C
5. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian bersih
6. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Di tempat yang bersih
• Meja dimana makanan disajikan harus tertutup kain putih
atau tutup plastik bewarna menarik kecuali bila meja dibuat
dari formica, taplak tidak mutlak ada
• Tempat-tempat bumbu/merica, garam, cuka, saus, kecap,
sambal, dan lain-lain perlu dijaga kebersihannya terutama
mulut tempat bumbu
• Asbak tempat abu rokok yang tersedia di atas meja makan
setiap saat dibersihkan
• Peralatan makan dan minum yang telah dipakai, paling
lambat 5 menit sudah dicuci bersih
7. Lokasi penjualan juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Lokasi penjualan minimal 500 meter dari sumber pencemaran
• Lokasi penjualan harus terhindar dari serangga
• Lokasi penjualan dilengkapi dengan tempat sampah yang
memenuhi syarat kesehatan
• Lokasi penjualan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti
air bersih, SPAL, toilet, tempat sampah, dan tempat cuci
tangan
Definisi Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada
orang/para tamu untuk di santap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang di atur
dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang di susun secara menarik agar dapat
menambah nafsu makan.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari sanitasi dan hygiene makanan.
Penyajian makanan yang tidak baik dan etis bukan saja dapat mengurangi selera makan
seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri.
1. Makanan utama seperti daging harus diletakkan di piring bagian bawah, tempat untuk
makanan. Apabila ada simbol atau logo, maka makanan diletakkan di bawah simbol
atau logo yang terdapat pada piring tersebut.
2. Makanan pengiring seperti sayuran, diletakkan di atas sebelah kiri dari makanan
utama.
3. Saos diletakkan dipiring atau dipisahkan pada tempat saos.
4. Setiap penyajian makanan harus dihias (garnish) dengan bahan dan warna yang serasi
dan bahan tersebut dapat dimakan.
5. Menyajikan makanan dipiring lodor, misalnya untuk meja prasmanan, penyajian
harus tetap menarik dengan tetap dihias dan makanan utama dipisahkan dengan
makanan pengiring dan saosnya.
6. Sebelum penyajian, makanan harus diperiksa kembali terutama kebersihan dan
peralatannya.
a.stemglass
b. unstemglass
DAFTAR PUSTAKA
Fathonah, Siti. 2005. Higienedan Sanitasi Makanan, Panitia Pengadaan Buku Ajar
Gugus Pengembangan Mutu Akademik Pusat Penjamin Mutu Universitas Negeri
Semarangdan Penerbit Pres
Ningsih,Riyan.2014. Penyuluhan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman, Serta
Kualitas Makanan Yang Dijajakan Pedagang Di Lingkungan Sdn Kota Samarinda.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Sumiati, Tuti. 2013. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja Bidang Makanan 2,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
https://www.scribd.com/doc/257454143/ALAT-HIDANG-MAKANAN
https://www.scribd.com/doc/117969523/penyajian-makanan