PENDAHULUAN
Syarat bahan makanan seperti daging, susu, telor, ikan/udang, buah dan
sayuran harus dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk,
1
warna dan rasa, serta sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi. jenis
tepung dan biji-bijian harus dalam keadaan baik, tidak berubah warna, tidak
bernoda dan tidak berjamur.
2
2000). Food borne disease adalah suatu penyakit karena adanya agen yang masuk
ke dalam tubuh manusia melalui proses pencernaan makanan, seperti cholera,
helminthic infections (kecacingan), dysenter (disentri), dan lain-lainnya (Barakki
et al.,2005).
3
lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik
harus memenuhi persyaratan sanitasi.
Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena
erat kaitannya. Misalnya Higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan,
tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air
bersih,maka mencuci tangan tidak sempurna. (Depkes RI, 2004).
4
( Chandra, 2007 ) : 1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang
diproduksi. 2. Kebersihan individu dalam pengolahan makanan. 3. Keamanan
terhadap penyediaan air. 4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran. 5.
Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,
penyajian dan penyimpanan. 6. Pencucian dan pembersihan peralatan alat
perlengkapan.
Untuk mencapai tujuan makanan yang sehat, maka perlu adanya upaya hygiene
sanitasi makanan yang mendasar pada 6 (enam) prinsip Sanitasi Makanan, yaitu:
1. Upaya pengamanan bahan makanan
2. Upaya pengumpulan/penyimpanan bahan makanan
3. Upaya pengolahan bahan makanan
4. Upaya pengangkutan makanan
5. Upaya penyimpanan makanan
6. Upaya penyajian makanan
Kemutlakan adanya keenam Prinsip tersebut merupakan penting. Namun
demikian, dalam penyelenggaraan upaya-upaya tersebut perlu adanya klasifikasi
dan syarat penyelenggaraan/pengolahan makanan.
1. Pengamanan Bahan Makanan
Mengamankan bahan makanan adalah menjaga adanya kerusakan dan
pencemaran baik yang terbawa oleh bahan makanan ataupun faktor-
faktor lingkungan yang akan terkontaminasi dengan makanan. Penyebab
kerusakan dan pencemaran terhadap makanan terdiri dari beberapa jenis
yaitu, kerusakan dan pencemaran mikrobiologi, mekanis, fisik biologis
dan kimia.
5
sehingga dalam penyimpanan harus memperhatikan faktor-faktor
berikut:
a. penyimpanan bahan mentah harus dilakukan dalam suhu sesuai
dengan jenis bahan makanan
b. ketebalan bahan padat tidak lebih dari 10cm.
c. kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80-90% disamping
memperhatikan faktor tersebut, perlu diperhatikan dalam hal sanitasi
gudang yang dapat dilihat dari 2 hal pokok, yaitu :
- Segi pengaturan (arrangement)
- Segi kesehatan (sanitation)
3. Pengolahan Makanan Pengolahan makanan menyangkut 4 aspek yaitu :
- penjamah makanan
- cara penolahan makanan
- tempat pengolahan makanan
- perlengkapan/peralatan dalam pengolahan
Dalam mencuci bahan makanan harus memperhatikan hal-hal berikut :.
6
memerlukan syarat sanitasi, baik dari konstruksinya, perlengkapan yang ada
maupun tata letak perlengkapan yang lazim ada di dapur. Untuk konstruksi, hal-
hal yang harus diperhatikan yaitu lantai, dinding, atap dan langit-langit,
penerangan/pencahayaan, ventilasi, pembuangan asap persediaan air yang cukup
dan memenuhi syarat-syarat kesehatan, tersedia tempat/bak pencuci tangan dan
alat-alat dapur, perlindungan dari serangga ,tikus dan binatang perusak lainnya,
barang-barang yang mungkin dapat menimbulkan bahaya tidak diperbolehkan
disimpan di dapur, tersedianya alat pemadam kebakaran. Hal-hal tersebut diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986
7
Penyajian Makanan Ruang lingkup penyajian makanan meliputi tempat
penyajian, alat-alat penyajian dan tenaga penyaji yang kesemuanya harus
memenuhi dan menerapkan upaya hygiene sanitasi makanan.
PT.Griya Nutrisi yang berdiri sejak tahun 2003. Jasa Boga ini memiliki
beberapa cabang di kota Bandung maupun di Luar kota. Kami mengunjungi jasa
boga tersebut yang beralamat di Jalan Sempurna no.5 bandung. Jasa boga ini
menyediakan beberapa hidangan makanan, diantaranya snack, pastry, makanan
diet tanpa bahan pengawet dan diawasi juga oleh Ahi gizi. Kapasitas pegelolaan
dalam sehari mencapai 100- 500 porsi tergantung pemesanan.Adapun beberapa
masalah dalam jasa boga ini yaitu dari segi kelaikan fisik bangunan, mulai dari
syarat bangunan lantai kurang terpelihara, dinding yang tidak dilapisi oleh
keramik setinggi 2,4 meter sehingga percikan air menempel pada dinding tersebut.
Selain itu, belum adanya fasilitas 3 bak pencucian dengan tahap proses pencucian
yang tidak memenuhi persyaratan, sehingga kami perlu melakukan pengawasan
(audit) terhadap jasaboga tersebut.
8
Berdasarkan uraian di atas maka,peneliti merumuskan masalah yaitu “Bagaimana
melakukan pengawasan dan penilaian uji laik jasaboga sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986 tentang Persyaratan
Kesehatan Jasaboga.”
Berdasarkan laar belakang yang diuraikan diatas rumusan masalah sebagai berikut
:Bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian uji laik jasaboga sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986 tentang
Persyaratan Kesehatan Jasaboga ?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan uji laik jasaboga sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986
tentang Persyaratan Kesehatan Jasaboga.
B. Tujuan Khusus
1. Masasiswa mampu melakukan pengawasan administrative
hygiene sanitasi jasaboga
2. Mahasiswa mampu melakukan uji laik higyne sanitasi jasaboga
3. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan dan pemeriksaan
sampel
4. Mahasiswa mampu melakukan hasil kualitas makanan
minuman uji laboratorium :
- Sampel air bersih
- Sampel makanan
- Sampel usap alat makan
- Sampel usap dubur
9
- Mendapat wawasan yang lebih luas mengenai Hygiene Sanitasi baik
dari segi teori maupun praktek
- Menerapkan pengetahuan dan ilmu yang telah didapat selama masa
perkuliahan pada mata kuliah penyehatan makanan minuman
2. Bagi Perusahaan PT Griya Nutrisi
- Perusahaan dapat memberikan jaminan mutu kepada pelanggan.
- Mampu menerapkan persyaratan usaha jasa boga sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1096/MENKES/PER VI/2011.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
b) Pembuangan udara kotor atau asap harus tidak menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan.
3) Tempat cuci tangan dan tempat cuci peralatan Tersedia tempat cuci
tangan dan tempat cuci peralatan yang terpisah dengan permukaan halus dan
mudah dibersihkan.
4) Penyimpanan makanan Untuk tempat penyimpanan bahan pangan dan
makanan jadi yang cepat membusuk harus tersedia minimal 1 (satu) buah
lemari es (kulkas).
a. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan pengolahan
yang menggunakan dapur rumah tangga dan memperkerjakan tenaga kerja.
b. Persyaratan Teknis
1) Memenuhi persyaratan teknis jasaboga golongan A1.
2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a. Pengaturan ruang
b. Ruang pengolahan makanan harus dipisahkan dengan dinding
pemisah yang memisahkan tempat pengolahan makanan dengan
ruang lain.
c. Ventilasi/penghawaan
d. Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat pembuangan
asap yang membantu pengeluaran asap dapur sehingga tidak mengotori
ruangan.
e. Penyimpanan makanan
f. Untuk penyimpanan bahan pangan dan makanan yang cepat membusuk
harus tersedia minimal 1 (satu) buah lemari es (kulkas).
12
2.2.3. Jasaboga golongan A3
a. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan
pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan
tenaga kerja.
b. Persyaratan teknis
1) Memenuhi persyaratan teknis jasaboga golongan A2.
2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a. Pengaturan ruang
Ruang pengolahan makanan harus terpisah dari bangunan untuk
tempat tinggal.
b. Ventilasi/penghawaan :
Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat
pembuangan asap atau cerobong asap atau dapat pula dilengkapi
dengan alat penangkap asap (smoke hood).
c. Ruang pengolahan makanan
Tempat memasak makanan harus terpisah secara jelas dengan
tempat penyiapan makanan matang.Harus tersedia lemari
penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu –50C dengan
kapasitas yang cukup untuk melayani kegiatan sesuai dengan jenis
makanan/bahan makanan yang digunakan.
d. Alat angkut dan wadah makanan
Tersedia kendaraan khusus pengangkut makanan dengan konstruksi
tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut makanan siap
saji. Alat/tempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat
dari bahan kedap air, permukaan halus dan mudah dibersihkan.
Pada setiap kotak (box) yang dipergunakan sekali pakai untuk
mewadahi makanan, harus mencantumkan nama perusahaan,
nomor Izin Usaha dan nomor Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus
mencantumkan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta
13
nomor Sertifikat Laik Higiene Sanitasi di tempat penyajian yang
mudah diketahui umum.
14
- Tersedia ruang tempat pengolahan makanan yang terpisah dari ruang
tempat penyimpanan bahan makanan.
- Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu –5oC
sampai –10oC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan
jenis makanan yang digunakan.
15
b) Tersedia gudang tempat penyimpanan makanan untuk bahan makanan
kering, makanan terolah dan bahan yang tidak mudah membusuk. c) Rak
penyimpanan makanan harus mudah dipindahkan dengan menggunakan
roda penggerak sehingga ruangan mudah dibersihkan.
A. Bangunan
a. Halaman
1) Terpampang papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta nomor
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
2) Halaman bersih, tidak bersemak, tidak banyak lalat dan tersedia tempat
sampah yang bersih dan bertutup, tidak terdapat tumpukan barangbarang yang
dapat menjadi sarang tikus.
3) Pembuangan air limbah (air limbah dapur dan kamar mandi) tidak
menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara
kebersihannya.
b. Konstruksi
Konstruksi bangunan untuk kegiatan jasaboga harus kokoh dan aman. Konstruksi
selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barang-
barang sisa atau bekas yang ditempatkan sembarangan.
c. Lantai
Kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, kemiringan/kelandaian cukup dan mudah
dibersihkan.
16
d. Dinding
Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah dibersihkan dan
berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu kena percikan air, dilapisi bahan
kedap air setinggi 2 (dua) meter dari lantai dengan permukaan halus, tidak
menahan debu dan berwarna terang. Sudut dinding dengan lantai berbentuk
lengkung (conus) agar mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu/kotoran.
2. Langit-langit
4. Pencahayaan
d. Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle
meter)
5. Ventilasi/penghawaan/lubang angin
a. Luas tempat pengolahan makanan harus sesuai dengan jumlah karyawan yang
bekerja dan peralatan yang ada di ruang pengolahan.
b. Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan minimal dua meter persegi (2 m2)
untuk setiap orang pekerja.
d. Peralatan di ruang pengolahan makanan minimal harus ada meja kerja, lemari/
tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari gangguan
serangga, tikus dan hewan lainnya.
18
2.4 Fasilitas Sanitasi
a. Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan maupun
bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, saluran pembuangan
tertutup, bak penampungan air dan alat pengering.
b. Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dekat
dengan tempat bekerja.
Jumlah karyawan :
2. Air bersih
b. Kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
26 - 50 orang : 3 buah
31 - 60 orang : 2 buah
4.Kamar mandi
a. Jasaboga harus mempunyai fasilitas kamar mandi yang dilengkapi dengan air
mengalir dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
5. Tempat sampah
a. Tempat sampah harus terpisah antara sampah basah (organik) dan sampah
kering (an organik).
b. Tempat sampah harus bertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan
diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat
menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.
20
C. Peralatan
D. Ketenagaan
b. Penjepit makanan
c. Sendok garpu
a. Celemek/apron
b. Tutup rambut
a. Tidak merokok
22
i. Tidak menyisir rambut di dekat makanan yang akan dan telah
diolah
E. Makanan
Makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari
cemaran fisik, kimia dan bakteri.
1. Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil, potongan lidi, rambut, isi
staples, dan sebagainya Dengan penglihatan secara seksama atau secara
kasat mata
23
1) daging, susu, telor, ikan/udang, buah dan sayuran harus dalam
keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna
dan rasa, serta sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
Makanan olahan pabrik yaitu makanan yang dapat langsung dimakan tetapi
digunakan untuk proses pengolahan makanan lebih lanjut yaitu :
1) Makanan dikemas
24
2. Penyimpanan bahan makanan
Tabel 1
25
3) Sayur, buah 10oC 10oC 10oC
dan minuman
3. Pengolahan makanan
28
4) Simpan makanan jadi/masak yang belum waktunya dihidangkan
dalam keadaan panas
5) Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam
makanan karena akan menyebabkan kontaminasi ulang
6) Tidak menjamah makanan jadi/masak dengan tangan tetapi
harus menggunakan alat seperti penjepit atau sendok
7) Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu
dicuci.
29
e. Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis
makanan jadi dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tetapi
berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air.
f. Makanan jadi tidak dicampur dengan bahan makanan mentah.
g. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu sebagai berikut :
Penyimpanan makanan jadi /masak
Tabel 2
No Jenis makanan Suhu penyimpanan
Disajikan Akan segera Belum segera
dalam waktu disajikan disajikan
lama
1) Makanan 25o s/d 30oC
kering
2) Makanan >60Oc -10oC
basah
(berkuah)
3) Makanan > 65,5oC -5 s/d -1oC
cepat basi
(santan,
telur,susu)
4) Makanan 5oC s/d 10oC <10oC
disajikan
dingin
5. Pengangkutan makanan
a. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan
yang higienis.
3) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.
30
4) Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu dalam
keadaan dingin, diangkut dengan menggunakan alat pendingin
sehingga bahan makanan tidak rusak seperti daging, susu cair dan
sebagainya.
b. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan
jadi/masak dan harus selalu higienis.
3) Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing
dan bertutup.
4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai
dengan jumlah makanan yang akan ditempatkan.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan
yang mencair (kondensasi).
6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan
diatur agar makanan tetap panas pada suhu 600C atau tetap dingin
pada suhu 400C.
6. Penyajian makanan
a. Makanan dinyatakan laik santap apabila telah dilakukan uji organoleptik
dan uji biologis dan uji laboratorium dilakukan bila ada kecurigaan.
1) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti
dan menggunakan 5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat
(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma),
mendengar (bunyi misal telur), menjilat (rasa). Apabila secara
organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.
2) Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna
dan apabila dalam waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda – tanda
kesakitan, makanan tersebut dinyatakan aman.
3) Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran
makanan baik kimia maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini
31
diperlukan sampel makanan yang diambil mengikuti
standar/prosedur yang benar dan hasilnya dibandingkan dengan
standar yang telah baku.
b. Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan makanan ke
tempat penyajian serta hambatan yang mungkin terjadi selama
pengangkutan karena akan mempengaruhi kondisi penyajian. Hambatan di
luar dugaan sangat mempengaruhi keterlambatan penyajian.
c. Cara penyajian
Penyajian makanan jadi/siap santap banyak ragam tergantung dari pesanan
konsumen yaitu :
1) Penyajian meja (table service) yaitu penyajian di meja secara
bersama, umumnya untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok
dengan jumlah terbatas 10 sampai 20 orang.
2) Prasmanan (buffet) yaitu penyajian terpusat untuk semua jenis
makanan yang dihidangkan dan makanan dapat dilih sendiri untuk
dibawa ke tempat masing-masing.
3) Saung (ala carte) yaitu penyajian terpisah untuk setiap jenis
makanan dan setiap orang dapat mengambil makanan sesuai
dengan kesukaannya.
4) Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak plastik
yang sudah berisi menu makanan lengkap termasuk air minum dan
buah yang biasanya untuk acara makan siang.
5) Nasi bungkus (pack/wrap) yaitu penyajian makanan dalam satu
campuran menu (mix) yang dibungkus dan siap santap.
6) Layanan cepat (fast food) yaitu penyajian makanan dalam satu
rak makanan (food counter) di rumah makan dengan cara
mengambil sendiri makanan yang dikehendaki dan membayar
sebelum makanan tersebut dimakan.
32
7) Lesehan yaitu penyajian makanan dengan cara hidangan di
lantai atau meja rendah dengan duduk di lantai dengan menu
lengkap.
d. Prinsip penyajian
1) Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah
terpisah, tertutup agar tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat
memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat
kerawanan makanan.
2) Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi
(makanan berkuah) baru dicampur pada saat menjelang
dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak dan basi.
3) Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang
sama seperti dus atau rantang harus dipisah dari setiap jenis
makanan agar tidak saling campur aduk.
4) Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan
tetap dalam keadaan panas dengan memperhatikan suhu makanan,
sebelum ditempatkan dalam alat saji panas (food warmer/bean
merry) makanan harus berada pada suhu > 600C.
5) Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis,
utuh, tidak cacat atau rusak.
6) Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan
tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan
bibir.
7) Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang
dapat dimakan, bahan yang tidak dapat dimakan harus
disingkirkan.
8) Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus
tepat sesuai dengan seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat
tata hidang dan tepat volume (sesuai jumlah).
33
e. Sampel atau contoh
1) Setiap menu makanan harus ada satu porsi sampel (contoh) makanan
yang disimpan sebagai bank sampel untuk konfirmasi bila terjadi
gangguan atau tuntutan konsumen.
2) Penempatan sampel untuk setiap jenis makanan dengan menggunakan
kantong plasti steril dan sampel disimpan dalam suhu 100C selama 1 x 24
jam.
3) Sampel yang sudah tidak diperlukan lagi tidak boleh dimakan tetapi
harus dibuang.
4) Jumlah makanan yang diambil untuk sampel sebagai berikut :
(a) makanan kering/gorengan dan kue : 1 potong
(b) makanan berkuah : 1 potong + kuah 1 sendok sayur
(c) makanan penyedap/sambal : 2 sendok makan
(d) makanan cair : 1 sendok sayur
(e) nasi : 100 gram
(f) minuman : 100 cc
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu survei mengenai uji
laik jasa boga dan penerapan Hygiene dan Sanitasi di perusahaan Jasa
Boga PT Griya Nutrisi. Dalam hal ini penulis mengharapkan tentang
Hygiene Sanitasi Jasa Boga Permenkes No.1096/MENKES/PER/VI/2011
di PT Griya Nutrisi. Penulis melakukan observasi lapangan sehingga
metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode penelitian
secara deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan karena hasil penelitian
dan survei ini baik berupa pengamatan maupun observasi, tidak memiliki
pola perhitungan atau dengan kata lain tidak dalam bentuk angka. Pada
metode analisa data kualitatif tidak diperlukan perhitungan data. Hasil
penelitian yang diperoleh bukan merupakan angka tetapi lebih kepada
teknik analisa data yang mengadakan pembahasan dalam bentuk deskriptif
sesuai Permenkes no. 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Persyaratan
Hygiene dan Sanitasi Jasa Boga.
3.3.3 Instrument
Instrument yang digunakan pada penelitian kali ini adalah kuisioner
berbentuk table kegiatan dan kebiasaan – kebiasaan yang mungkin
dilakukan dalam penerapan Hygiene dan Sanitasi pada PT Griya
Nutrisi. Penerapan Higiene dan Sanitasi oleh para pegawai di PT Griya
Nutrisi instrument yang digunakan adalah kuisioner atau formulir
persyaratan uji laik jasa boga serta alat untuk mengukur pencahayaan
( lux meter) dan suhu kelembaban ( termohigrometer).
36
3.4 Teknik Analisis Data
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengawasan dan Kegiatan Audit
PT.Griya Nutrisi yang berdiri sejak tahun 2003. Jasa Boga ini memiliki
beberapa cabang di kota Bandung maupun di Luar kota. Kami mengunjungi jasa
boga tersebut yang beralamat di Jalan Sempurna no.5 bandung. Jasa boga ini
menyediakan beberapa hidangan makanan, diantaranya snack, pastry, makanan
diet tanpa bahan pengawet dan diawasi juga oleh Ahi gizi. Kapasitas pegelolaan
dalam sehari mencapai 100- 500 porsi tergantung pemesanan. Sasaran pelayanan
meliputi masyarakat khusus, karyawan pabrik, kantor, perusahaan, haji,
transmigrasi, offshore, on shore dan pengangkutan dalam negeri (Golongan B).
Cara menyajikan makanan dengan menggunakan tempat khusus seperti
Tupperware, lalu di beri label keterangan dan di angkut ke mobil khusus dan
motor yang di lengkapi dengan keamanan. Cara pengelolaan makanan di jasa
boga ini cukup baik karena bahan makanan yang baru dipesan tersebut langsung
di masak/ di kelola tidak menunggu atau menyimpan bahan makanan tersebut
terlalu lama dalam lemari es kecuali ada bahan makanan yang tersisa. Para tenaga
penjamah makanannya pun menggunakan Alat Pelindung Diri(APD) yang
lengkap saat mengolah makanan, di lakukan dengan professional. Jumlah
karyawan seluruhnya didalam kota maupun diluar kota sebanyak 240 karyawan
tetap, sedangkan jumlah karyawan di jln. Sempurna ini sebanyak 60 karyawan, 12
orang diantarana yaitu koki, dan yang lainnya penjamah tetap.
unit produksi,
Jasa Boga ini memiliki dapur khusus untuk mengolah makanan khusus
seperti makanan diet untuk pasien yang baru keluar dari rumah sakit, sedangkan
dapur umum untuk mengolah makanan yang sesuai pesanan, dengan luas
bangunan yaitu 500 meter2.
38
1. tempat penyimpanan bahan makanan yang dibedakan dengan
jenis makanan dan karakteristiknya, seperti daging yang segar
di masukan ke dalam freezer dengan suhu tertentu, sayuran
segar dimasukan kedalam chiller dan bahan makanan kering
disimpan pada rak tertutup, dan bumbu masakan pun di
masukan kedalam lemari khusus bumbu.
39
8. Kamar Mandi atau Toilet, untuk kamar mandi/toilet PT.Griya
Nutrisi mempunyai 2 Toilet yang cukup layak, dengan
banyaknya karyawan atau tenaga penjamah setiap toilet.
Untuk registrasi jasa boga yang berdiri sejak tahun 2003 sudah terdaftar pada
Dinas Kesehatan dan setiap 1 tahun diperiksa 2 kali.
40
2. Maka didapatkan score sebesar 84% yang dihitung dengan cara sebagai
berikut:
41
Penilaian diatas berdasarkan kriteria objek yang diteliti seperti dibawah
ini:
Lokasi
a. Halaman
b. Konstruksi
Kontruksi bangunan PT. Griya Nutrisi ini kuat dan kokoh,namun
terdapat barang-barang yang tidak bergunan atau barang sisa, dan
ketinggian bangunannya pun minimal 2,4 meter agar tidak terasa
sempit dan pengap.
c. Lantai
Lantai yang terbuat dari ubin, namun kedap air, terpelihara dan mudah
dibersihkan.
d. Dinding
43
Titik A 29,5 66 Suhu di ruang
29,4 66 Dapur tersebut
29,4 66 Berkisar antara
Titik B 29,3 55 29,3 – 29,5oC
29,3 67 Sedangkan,
29,4 67 Kelembaban
yaitu
Titik C 29,3 66 berkisar antara
55-64,6 %
29,3 69
29,3 70
Dari hasil data diatas, untuk suhu diruang dapur berkisar antara 29,3
– 29,5oC , dimana suhu tersebut kurang baik bagi tenaga penjamah karena dapat
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja, menurut permenkes No.1405 tahun
2002 tentag persyaratan kesehatan lingkungan kerja , suhu yang di perbolehkan
yaitu 18- 280C jadi untuk suhu di ruang dapur tidak memenuhi persyaratan yang
berlaku. Selain itu, kelembapan di ruang dapur setelah kami ukur berkisar antara
55-64,6 % , jika menurut permenkes No.1405 tahun 2002 tentag persyaratan
kesehatan lingkungan kerja, kelembapan di ruangan yang diperbolehkan yaitu
berkisar 40-60 % jadi, untuk suhu dan kelembapan diruangan tersebut tidak
memenuhi persyaratan. Adapun factor yang mempengaruhi ruangan tersebut yaitu
kurangnya penghawaan atau ventilasi, sehingga sirkuasi udara antar yang masuk
dan keluar tidak berjalan dengan baik, oleh karena itu, untuk sirkulasi udara yang
baik dan nyaman maka dapat ditanbah ventilasi ruangannya atau dapat
menggunakan blower / hood (penangkap asap), alat pembuang asap dan
dilengkapi dengan alat pengatur suhu udara yang dapat menjaga kenyamanan
ruangan dapur tersebut.
1. Air Bersih
44
Sumber air bersih aman , jumlahnya pun memenuhi serta bertekanan
yang cukup.
2. Air Kotor
Untuk pembuangan air dari dapur, kamar mandi, WC, dan saluran air
hujan di buang ke roil yang berada di belakang.
4. Pembuangan Sampah
Luas lantai dengan jumlah pekerja sesuai, dan terpisah dengan tempat
tidur, atau tempat mencuci pakaian. Ruangannya bebas dari barang
yang tidak berguna didalam ruang pengolah makanan.
6. Karyawan
Semua Karyawan selalu diperiksa rutin oleh dinkes, dan bebas dari
penyakit kulit, bisul, luka terbuka dan infeksi saluran pernafasan.
7. Makanan
45
Sumber makanan masih utuh, dan penangan makanan yang cukup baik
pada suhu cara, waktu yang memadai selama penyimpanan bahan makanan
hingga melunakkan makanan beku (thawing), makanan tersebut tidak disajikan
ulang karena mereka membuat jika ada pesanan saja.
8. Perlindungan Makanan
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengawasan
a. Dinding tidak memenuhi syarat karena terdapat percikan air, tidak
dilapisi bahan kedap air.
b. Pintu dan jendela tidak memenuhi syarat, pintu tidak membuka kedua
arah dan tidak terpasang penahan lalat dan bau.
c. Ruangan kurang bersih, dan terdapat barang yang tidak berguna.
d. Alat makan dan alat masak tidak memenuhi syarat, Karena
pemakaiannnya berulang-ulang.
e.Pertemuan sudut lantai tidak memenuhi syarat karena tidak konus.
f. Tidak dilengkapi saluran air panas untuk pencucian.
g. Tidak ada alat pengukur suhu.
2. Uji Laik Jasa Boga
a. Pemeriksaan air bersih secara bakteriologis dengan metode APM E.coli hasil
laboratorium menunjukkan memenuhi syarat.
b. Pemeriksaan formalin dengan bahan makanan yaitu tahu mentah hasil
menunjukkan negative mengandung formalin.
c.Pemeriksaan sampel makanan yaitu tahu oseng diperiksa dengan metode APM
Coliform hasilnya positif sebanyak 13 kuman/ml sampel tetapi memenuhi
persyaratan menurut SNI 7388 tahun 2009 tentang batas cemaran mikroba
pangan untuk makanan olahan sari kedelai salah satunya tahu oseng batas
maksimum yang diperbolehkan yaitu 20 koloni/ml sampel
d. Pemeriksaan sampel makanan yaitu pepes ayam diperiksa salmonella dan
shigella, hasilnya positif mengandung salmonella.
e. Pemeriksaan sampel makanan adalah sayur sop dengan pemeriksaan ALT total
kuman hasilnya control lebih dari 10 koloni sehingga tidak dapat di hitung.
48
f. Pemeriksaan alat makan dengan metode paket menggunakan pemeriksaan ALT
total kuman, hasilnya control lebih dari 10 sehingga tidak dapat di lanjutkan
perhitungan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas beberapa saran yang diajukan sebagai
berikut:
1.Hendaknya dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
terhadap calon pekerja dan pemeriksaan skala setiap 6 bulan
2.Hendaknya ada penanggung jawab yang terlatih untuk mengawasi
proses pengolahan makanan sehingga apabila terdapat titik rawan
pencemaran dapat segera diketahui dan dikendalikan guna keamanan
makanan
3.perlu adanya sarana penambahan yang belum ada seperti sarana air
panas untuk pencucian alat dan locker karyawan.
4.Perlu diperhatikan pula kebersihan di halaman, sebaiknya barang-
barang yang tidak digunakan di buang atau di jual ke tukang rongsok
agar tidak menjadi sarang serangga maupun binatang pengganggu.
49