PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik, faktor
kimia, dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak
mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur
ruangan yang panas dan lembap, dan sebagainya. Menghindari kerusakan makanan yang
disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta
tempat penyimpanan makanan. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia
karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan
makanan, obat-obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk
kemasan makanan, dan lain-lain. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor
mikrobiologi karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat
buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengonsumsi
makanan tersebut. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi 2
yaitu keracunan makanan dan penyakit bawaan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
Dan di dalam hal mencegah timbulnya penyakit, salah substansi yang diawasi
bersumber dari makanan. Makanan adalah Kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap
saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh atau
sumber energi satu-satunya bagi manusia. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah :
“Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform,
wich are part of human diet.” batasan makanan tidak termasuk air, obat-obatan, dan
substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. (WHO)
Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang
berguna bagi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kualitas minuman harus terjamin agar
konsumen sebagai pemakaian produk minuman dapat terhindar dari penyakit akibat minum
terlebih minuman yang mengandung bahan tambahan makanan seperti bahan pengawet
makanan. Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat
menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang
berbentuk padat seperti es krim dan es lilin. Minuman kesehatan adalah segala sesuatu yang
dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunyai efek
menguntungkan terhadap kesehatan.
Menurut Streeth, J.A. and Southgate,H.A, Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang
artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan. Dalam sejarah Yunani, Hygiene
berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari
Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu :
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani,
rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman
(sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau
binatang lainnya.
4. Menurut Brownell, hygiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan.
5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh
faktor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik
perorangan maupun melalui masyarakat.
1. Hygiene perorangan
2. Hygiene makanan dan minuman
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang,
makanan, tempat kerja atau peralatan tetap hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang
diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. Sanitasi adalah usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara
orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat
mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam
proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut
siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan
untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi kerusakan
makanan.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko
yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara
lain rumah tempat tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antara
perkantoran dan kawasan industri atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam
menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat
kita tinggal/bekerja seperti : dapur, restoran, taman, publik area, ruang kantor, dan rumah.
Berikut beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita,
misalnya :
1. Mikrobiologis. Contoh : busuk, terdapat telur cacing atau cacing, ada ulat.
2. Mekanis, terjadi akibat benturan antar hasil pertanian tersebut.
3. Fisiologis dan Biologis. Contoh : jatuh yang mengakibatkan mudah
terkontaminasi oleh mikrobiologis.
4. Fisik. Contoh : benturan dan jatuh
5. Kimiawi, terjadi karena pengaruh fotosintesis dan enzim
Jika penyimpanan dilakukan dalam gudang, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Lantainya bersih
b. Dinding terang
c. Kelembaban dan suhu dijaga
d. Terdiri dari rak-rak
e. Rak sebaiknya agak tinggi dari permukaan lantai dan tidak terlalu dekat
dengan atap gudang
f. Dilakukan pemantauan yang rutin tentang kebersihan gudang
1. Suhu penyimpanan yang baik untuk makanan jenis daging, ikan, udang adalah :
3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu
yaitu 7° sampai 10°c dan untuk tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (25°c).
Peralatan Penyimpanan
Penyimpanan suhu rendah dapat berupa :
a. Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 10° - 15°c untuk penyimpanan
sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan dan minuman
dingin.
b. Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 1°- 4°c dalam keadaan isi bisa
digunakan untuk minuman, makanan siap santap dan telur
c. Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -5°c, dapat digunakan untuk
penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
Penyimpanan suhu kamar yaitu, untuk makanan kering dan makanan olahan yang disimpan
dalam suhu kamar.
Cara Penyimpanan
1. Penjamah Makanan (food handler) adalah orang yang terlibat selama proses
memasak makanan
2. Cara Pengolahan terdiri dari alat yang sebaiknya harus bersih. Dan bahan,
bahan yang digunakan haruslah bahan yang masih bagus untuk bahan sayur
dan buah, perhatikan kebersihan saat mencucinya
Tempat Pengolahan
– Usahakan lantai jangan sampai licin dan dinding harus dicat bersih
Perlengkapan/Peralatan
– Pisahkan antara dapur basah dan dapur kering (jika tidak dipisah yang harus diperhatikan
adalah cara mengamankan makanan selama proses memasak sampai menyajikan makanan)
Tempat dimana makanan diolah menjadi makanan terolah atau makanan jadi disebut : dapur
a. Lantai
– Terbuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan dan tahan korosif
b. Dinding
– Permukaan dalam dinding harus rata, tidak menyerap air, mudah dibersihkan
d. Penerangan
– Untuk ruangan kerja 20 Fc, ruang makan dan tempat cuci antara 30-40 Fc.
e. Ventilasi
– Ventilasi yang memenuhi syarat akan efektif dan untuk pemeliharaan kenyamanan
f. Pembuangan asap
1. Harus ada penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan
kesehatan
2. Harus ada tempat sampah yang memenuhi persyaratan
3. Tersedia saluran pembuangan air bekas
4. Tersedia bak pencuci tangan dan alat
5. Perlindungan serangga dan tikus
6. Tidak menempatkan barang-barang berbahaya dalam dapur
7. Tersedia alat pemadam kebakaran
2) Peralatan masak
– Bahan yang digunakan harus anti karat, mudah dibersihkan dan tidak mudah berubah warna
– Bila bahan dari kayu dianjurkan tidak digunakan sebagai bahan yang kontak langsung
dengan makanan
– Bila bahan dari plastik dianjurkan yang aman dan mudah untuk dibersihkan
– Pencuci hamaan
– Pembilasan
– Pengeringan
b. Tenaga pengangkut
– Jika batuk harus menoleh berlawanan dari makanan atau lebih baik menggunakan masker
c. Teknik pengangkutan
1) Wadah
Setiap jenis makanan terpisah, wadah tertutup, pemisahan antara makanan basah dan kering.
2) Suhu
Pengaturan suhu sangat penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan.
Penyimpanan dingin
a) Penyimpanan sejuk, suhu sekitar 15- 25°c untuk minuman keras, umbi-umbian dan
sayuran
b) Pendinginan, suhu 5,6°c dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen
c) Penyimpanan beku, dengan menyelupkan bahan ke dalam refrigerant dengan
menggunakan udara dingin – 17,8 sampai dengan – 34,4
– Makanan yang dipak/dibungkus dengan karton tidak disimpan pada tempat yang basah
1. Tempat Penyajian, haruslah bersih dan jauh dari tempat penimbunan sampah
2. Alat-alat Penyajian, harus yang aman dan bersih
3. Tenaga Penyaji, harus memperhatikan hygiene perorangan dan pola PHBS.
1. Faktor Makanan
e. Pengolahan makanan
Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, terutama
berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.
f. Penyajian makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi selera makan pembeli.
g. Penyimpanan makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.
2. Faktor Manusia
Orang yang bekerja pada tahap pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan
sanitasi, seperti kesehatan individu. Individu tersebut tidak memiliki penyakit infeksi, dan
bukan carier dari suatu penyakit. Untuk personal yang menyajikan makanan harus memenuhi
syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun,
berpenampilan yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan teknik khusus, serta
ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan atau satu tahun.
3. Faktor Perawatan
Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus memenuhi
persyaratan sanitasi.
Bahaya keamanan pangan terdiri dari kontaminasi biologis, kimia, atau fisik yang
dapat menyebabkan makanan menjadi tidak aman untuk konsumsi manusia. Food-borne
Disease adalah setiap penyakit akibat kontaminasi makanan. Ketika
mikroorganisme menyebabkan penyakit karena makanan itu disebut kontaminasi biologis.
Berikut ini adalah daftar beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada makanan :
Meningkatkan keasaman makanan dengan asam seperti jus lemon atau cuka.
Batasi waktu menghabiskan makanan pada FDZ.
Jaga lingkungan dan makanan sekering mungkin, terutama selama
penyimpanan.
Kontaminasi kimia terjadi ketika zat beracun dari bahan kimia atau logam beracun di dapur
yang dapat masuk ke makanan :
Alergi bukan merupakan bagian dari Food-Borne Disease. Alergen adalah zat dalam
makanan yang menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang ketika dimakan. Orang-orang
yang memiliki reaksi ini dikatakan memiliki alergi makanan. Alergi makanan yang paling
umum adalah :
Produk susu
Telur
Ikan
Kerang
Kacang Pohon
Kacang
Gandum
Produk kedelai
2.6 UPAYA PENCEGAHAN KONTAMINASI MAKANAN
Harus ada pemisahan letak penyimpanan bahan baku baru dengan produk
yang selesai diolah.
Kamar kecil harus dibangun jauh dari tempat pengelolaan bahan pangan dan
harus dilengkapi dengan alat-alat pencuci tangan dengan sabun disinfektan.
Lantai, dinding, meja harus dari bahan yang mudah dibersihkan, berventilasi,
penerangan baik, atap dan dinding yang bersih.
Tempat pembuangan sampah jauh dari pabrik.
Menjaga kebersihan tempat pengelolaan dan kebersihan alat-alat.
Suhu penyimpanan bahan makanan yang baik adalah di bawah 4 derajat
Celsius atau di atas 60 derajat Celsius.
Bahan pangan yang mudah rusak, seperti buah, sayur, dan bahan pangan segar
harus dimasukkan ke dalam lemari es. Bahan pangan segar (daging, ayam, dll)
harus ditaruh di-freezer. Sayur dan buah cukup di dalam kulkas.
Makanan yang telah diolah sebaiknya langsung dimakan dalam waktu 1-2 jam
setelah dimasak.
Bahan-bahan yang telah dibekukan harus segera dimasak setelah dicairkan
(thawing) dan jangan dibiarkan dalam keadaan cair untuk jangka waktu yang
lama.
Jangan beli makanan atau minuman kemasan yang kemasan sudah agak
bonyok, bengkak atau sekedar terbuka.
Konsep first in first out harus diterapkan dalam penyimpanan berdasarkan
tanggal kadalurwasa dan keperluan dalam penggunaan proses pengolahan.
Menerapkan prinsip HACCP
1. Penggunaan peralatan masak seperti pisau dan talenan untuk berbagai jenis
makanan secara bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu.
2. Meletakkan makanan mentah berdampingan atau dekat dengan makanan yang
telah dimasak.
3. Serangga
4. Binatang peliharaan
5. Tubuh manusia
6. Tanah
7. Makanan hewan
b. Jangan campur daging mentah dengan sayuran mentah dalam satu kemasan.
e. Mencuci alat makan menggunakan ember sangat tidak disarankan, apalagi jika air di dalam
ember tersebut digunakan untuk membilas. Pembilasan harus dilakukan menggunakan air
bersih yang mengalir dan bertekanan tinggi, karena air yang mengalir dengan tekanan tinggi
akan membantu menjatuhkan kotoran dan sabun sisa-sisa pencucian. Air yang tidak mengalir
dalam ember akan mengendapkan kotoran dan kuman sisa pencucian. Jika digunakan
berulang-ulang dapat menyebabkan kontaminasi silang ke alat makna yang dibilas dengan air
tersebut.
g. Penggunaan lap untuk tangan dan untuk alat makan dibedakan karena di tangan terdapat
bakteri Staphylococcus sp.
a. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis klorofil
tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon
dioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang
dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen
(O2) yang lepas di udara.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah
larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi.
Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan non pati.
- Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.
- Pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya monosakarida dan disakarida. Frukotosa adalah gula paling manis.
- Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi umumnya
sebagai zat pembangun.
- Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna.
- Membantu pengeluaran feses, karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara
peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses.
b. Lipida
Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum di kenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatan
lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida mempunyai
sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar, seperti etanol, eter, kloroform,
dan benzema.
Sumber energi, lemak dan minyak merupakan sumber utama energi paling
padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram.
Sumber asam lemak esensial, lemak merupakan sumber asam lemak esensial
asam linoleat dan linolenat.
Alat angkut vitaminlarut lemak, lemak membantu transportasi dan absorpsi
vitamin lemak yaitu A, D, E, dan K.
Menghemat protein, lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis
protein, sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
Memberi rasa kenyang dan kelezatan, lemak memperlambat sekresi asam
lambung dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga lemak memberi
rasa kenyang yang lebih lama.
Sebagai pelumas, lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa
pencernaan.
Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan
mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat.
Pelindung organ tubuh, lapisan lemak menyelubungi organ-organ tubuh.
Klasifikasi yang penting dalam ilmu gizi menurut komposisi kimia dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Lipida sederhana
Lemak netral, monogliserida, digliserida, dan trigliserida (ester asam
lemak dengan gliserol).
Ester asam lemak dengan alkohol berbentuk molekul tinggi malam,
ester sterol, ester nonsterol, dan ester vitamin A serta ester vitamin D.
2. Lipida majemuk (compound lipids)
Fosfolipid
Lipoprotein
3. Lipida turunan
Asam lemak
Sterol
Kolesterol dan ergosterol
Hormon steroida
Vitamin D
Garam empedu
4. Lain-lain
Karotenoid dan vitamin A
Vitamin E
Vitamin K
c. Protein
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus
ulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling
penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separonya ada di dalam
otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan
selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein.
Di samping itu asam amino yang berbentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial
untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Fungsi lain dari
protein adalah sebagai berikut :
Protein adalah makro molekul yang mempunyai berat molekul antara lain lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, beberapa asam amino di samping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak
terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat
protein.
Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal
berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Berat
molekul protein bisa mencapai empat puluh juta, bandingkan dengan berat molekul
glukosa yang besarnya 180. Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 10 10-1012.
Ini dapat dibayangkan bila diketahui bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi
berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua puluh jenis asam amino yang
diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial (asam
amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan
sebelas asam amino nonesensial.
d. Vitamin
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan
pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut.
Vita berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri-beri yang
diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah vitamine
diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut ternyata tidak selalu dalam
bentuk ikatan amine. Usul perubahan nama ini datang dari Drummond, yang juga
mengusulkan pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh
McCollum dan Davis pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi.
Vitamin kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan
kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi.
- Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di
mana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk
tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar
matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena
dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi
suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D
perlu dipenuhi melalui makanan. Bahan makanan yang kaya akan vitamin D
ialah susu. Defisit vitamin D memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau
disebut pula penyakit Inggris karena mula-mula banyak terdapat dan dipelajari
di negara Inggris.
- Vitamin E
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji
yang sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi
tinggi. Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit,
yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E.
- Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau,
kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan
semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang
mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur,
serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Kekurangan vitamin K menyebabkan
darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi
terjadi pendarahan.
- Vitamin B
Sumber utama vitamin B adalah beras dan serealia. Defisit vitamin B
menyebabkan penyakit beri-beri.
Kandungan air tubuh relatif berbeda antar manusia, bergantung pada proporsi jaringan
otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung
lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air
pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih
banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera
(alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan)
mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling
rendah.
Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
Katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel
Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh
Fasilitator pertumbuhan atau sebagai zat pembangun
Pengatur suhu karena kemampuan air menyalurkan panas
Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam
kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
e. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang,
besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di
samping itu mineral berperang dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai
kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan
tubuh diperlukan untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan
asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Pasal 68
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya penyelenggaraan
Keamanan Pangan di setiap rantai Pangan secara terpadu.
Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan
Pangan.
Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan wajib
menerapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara bertahap berdasarkan
jenis Pangan dan skala usaha Pangan.
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina dan mengawasi
pelaksanaan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan
Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
Pasal 69
1. Sanitasi Pangan
2. Pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan
3. Pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa Genetik
4. Pengaturan terhadap Iradiasi Pangan
5. Penetapan standar Kemasan Pangan
6. Pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
7. Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
2. Sanitasi Makanan (Bagian Kedua Sanitasi Pangan)
Pasal 70
Sanitasi Pangan dilakukan agar Pangan aman untuk dikonsumsi.
Sanitasi Pangan dilakukan dalam kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan.
Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
persyaratan standar Keamanan Pangan.
Pasal 71
Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko
bahaya pada Pangan, baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi,
maupun dari perseorangan sehingga Keamanan Pangan terjamin.
Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib :
1. Memenuhi Persyaratan Sanitasi
2. Menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia.
Ketentuan mengenai Persyaratan Sanitasi dan jaminan Keamanan Pangan
dan/atau keselamatan manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 72
Pasal 73
“Bahan tambahan Pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam
Pangan untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk Pangan.”
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
75 ayat (1) dikenai sanksi administratif.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
1. Denda
2. Penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran
3. Penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen
4. Ganti rugi
5. Pencabutan izin
Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, besaran denda, tata cara, dan
mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 133
Pasal 134
Pasal 135
Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan yang tidak memenuhi
Persyaratan Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling
banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).”
Pasal 136
Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan yang dengan
sengaja menggunakan :
Pasal 137
Pasal 138
“Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan, yang
dengan sengaja menggunakan bahan apa pun sebagai Kemasan Pangan yang dapat
melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).”
Pasal 139
Pasal 140
Pasal 141
Pasal 142
“Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar terhadap
setiap Pangan Olahan yang dibuat di dalam negeri atau yang diimpor untuk
diperdagangkan dalam kemasan eceran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling
banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).”
Pasal 143
Pasal 144
Pasal 145
Pasal 146
Jika perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Pasal 138, Pasal 142,
Pasal 143, dan Pasal 145 yang mengakibatkan :
10. Luka berat atau membahayakan nyawa orang, pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
11. Kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
miliar rupiah).
Pasal 147
Pasal 148
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 sampai Pasal
145 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan pidana denda terhadap
pengurusnya, pidana dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda
dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda terhadap perseorangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai bahan
makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja di tambahkan ke dalam makanan untuk masuk
teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan
penyimpanan.
Dilihat dari asalnya, bahan tambahan makanan dapat berasal dari sumber alamiah
maupun buatan yang disentesis dari bahan yang mempunyai sifat serupa dengan bahan
alamiah yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat metabolismenya. Pada umumnya
bahan sintesis mempunyai lebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah tetapi ada
pula kelemahan yaitu sering terjadi ketidak sempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik yang dapat
merangsang terjadinya kanker. Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan
adalah bahan penyedap rasa.
Bahan penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Penyedap rasa dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma.
Penyedap rasa berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari
suatu bahan makanan.
Bahan-bahan yang termasuk dalam Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini
ada yang diperoleh dari alam berupa rempah-rempah, misalnya : bawang putih, bawang
bombai, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan, cengkeh,
cabai, laos, kunyit dan bahan lainnya. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat
diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil
sintesis bahan kimia. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari yang terdapat di
alam. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis :
1. Oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika
dicampur dengan zat penyedap ini.
2. Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada
makanan.
3. Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang.
4. Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan
beraroma seperti buah apel.
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG
(mononatrium glutamat). MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara
alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacang-
kacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu makanan yang
mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain.
Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat
membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan.
Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa). monosodium glutamat
(MSG) merupakan zat yang tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka
akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan
“Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing
dan berdenyut. Penggunaan monosodium glutamat akan merusak jaringan otak dan banyak
bahaya lain seperti kerusakan sel hipothalamus mencit, memicu hipertensi, asma,
hipokalimia, diabetes melitus, kelemahan otot dan tulang (kelumpuhan).
1. MSG menyebabkan syndrom restoran cina, antara lain rasa haus, pusing,
tubuh kejang dan jantung berdebar-debar.
2. MSG dituduh sebagai penyebab makanan snack yang disukai anak-anak
menjadi tidak menyehatkan.
3. Karena mengandung natrium, MSG dituduh sebagai pencetus hipertensi. Dari
rumus molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui kadar
natrium dalam MSG, yaitu 12%. Sementara itu garam mengandung 40%
natrium.