Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN

HYGIENE, SANITASI MAKANAN DAN


PRINSIP-PRINSINYA

OLEH :

Muhammad Fadhlan Fauza lbs


Priyanka
Muhmmad Aji Idgham Hafiz

TA.2019-2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia nya serta kesempatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah  Ilmu kesehatan masyarakat  tepat pada
waktunya. Adapun judul yang di bahas tugas kelompok pada makalah ini
adalah mengenai ‘’ HYGIENE, SANITASI MAKANAN DAN PRINSIP-PRINSINYA
MAKANAN ’’.

Makalah ini merupakan tugas C2.3 .Dan kami mengucapkan terima


kasih kepada Dosen serta semua pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak’’ penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan
kita semua.Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Beringin,25-03-2020
                                                           
                                                                                              Penulis
Muhammad Fadhlan Fauza lubis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.    Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Teori dasar Sanitasi makanan............................................................... 3
B.    Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan............................................. 5
C.     Factor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan............ 13
BAB IIIPENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................. 17
B.    Saran.............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.


Makanan borned yang dikonsumsi beragam jenis dengan cara pengolahannya
( Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi
penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah
satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan
yang aman, yaitu dengan memastikan makanan tersebut dalam keadaan bersih dan
terhindar dari wholesomeness (penyakit). Makananan yang dibutuhkan harus eshat
dalam arti memiliki nilai gizi, yang optimal seperti vitamin, mineral, hidrat arang,
lemak dan lainnya. Bila salah satu faktor tersebut terganggu maka makanan yang
dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan
makanan yang dihasilkan (Djarismarvati dkk’ 2004). Salah satu diantaranya
dikarenakan terkontaminasi.Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman
dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu
penyakit.Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut
penyakit bawaan makanan (food diseases).
Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan
dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan. Dalam
sanitasi makanan, permasalahan yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai
komposisi bahan makanan yang sesuai dengan tubuh jarang di perhatikan.Pada
dasarnya,kebanyakan orang tidak begitu menganggap penting hygiene dari
makanan dan sanitasi tempat makanan yang  mereka gunakan. Mereka hanya
memandang atas harga makanan dan rasanya saja.
B.   Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian dari hygiene dan sanitasi makanan ?
2.     Apa prinsip Higeine sanitasi makanan ?
3.     Apa saja factor yang menpengaruhi sanitasi makanan?
4.     Bagaimana perlakuan hygiene dan sanitasi makanan ?
5.     Bagaimana pengaruh makanan terhadap kesehatan ?
B.   Tujuan
Penulisan makalah yang berjudul “Higiene dan sanitasi makanan” ini kiranya
bertujuan untuk memberikan pengetahuan agar lebih memahami dan mengerti
tentang apa itu hygiene dan sanitasi makanan dan bagaimana cara pengolahan
makanan yang benar yang memungkinkan akan terjadinya kelangsungan hidup
yang nyaman dan sehat.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori dasar Sanitasi makanan


1.     Pengertian makananan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah “food included all substances, whetherin a
natural state of in a manufactured or preparedform, which are part of human diet”.
Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi
yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

 Syarat Minimal makanan sehat


Makanan sehat harus memenuhi persyaratan minimal seperti yang
diterapkan oleh menteri kesehatan. Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi
oleh masyarakat adalah bahan makanan yang akan diolah terutama yang
mengandung protein hewani seperti daging, susu, ikan, udang, dan telur harus
dalam keadaan baik dan segar. Demikian pula bahan sayur yang harus dalam
keadaan segar dan tidak rusak. Dengan demikian agar makanan yang diolah
memenuhi syarat, makabahan tersebut harus tidak berubah bentuk, warna, dan
rasa.Begitu juga dengan bahan makanan terolah yang dikemas dan makanan yang
tidak dikemas. Makanan yang dikemas harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a.     Mempunyai tabel dan harus bermerek.
b.     Sudah terdaftar dan bernomor pendaftaran.
c.      Kemasan tidak rusak, robek atau mengembung.
d.     Ada tanda kadaluarsa dan dalam keadaan belum kadaluarsa.
e.      Kemasan yang dipakai harus hanya sekali penggunaan.

          Makanan yang tidak dikemas harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
a.   Dalam keadaan fresh (baru dan segar)
b.  Tidak basi, busuk, rusak atau jamur.
c.   Tidak mengandung bahan terlarang, misalnya bahan kimia dan mikrobiologi.
Persyaratan makanan jadi agar sehat dikonsumsi oleh konsumen meliputi
sebagai berikut :
a.       Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan perubahan dari rasa,
bau, berlendir,  berubah warna, berjamur, berubah aroma, atau pengotoran lainnya.
b.       Memenuhi persyaratan bakteriologi berdasrkan ketentuan yang berlaku.
c.        Harus bebas dari kuman E.Coli pada makanan tersebut (0/gram makanan.
d.       Angka kuman E.Coli pada minuman harus 0/100 ml
e.        Tidak boleh mengandung residu bahan pestisida dan logam berat yang melebihi
ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.

2.       Higiene dan Sanitasi


Pengertian hygiene menurut Depkes RI (2004), hygiene adalah upaya
kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya seperti
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan,
mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan
yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Penanganan
makanan secara hygiene bertujuan untuk mengendalikan keberadaan pathogen
dalam makanan. Menurut Widyawati (2002), hygiene adalah suatu pencegahan
penyakit  yang menitik beratkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia
beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan,
mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk di konsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Menurut
Depkes RI 2004, Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari obyeknya. Misalnya, menyediakan air yang
bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk 
mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarang.
Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanaan dan kemurnian
makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan yang akan
merugikan pembeli, mengurangi kerusakan pemborosan makanan.
1.  Upaya Sanitasi
Upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus
diperhatikan seperti berikut :
a.   Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di produksi
b.  Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan
c.   Keamanan terhadap penyediaan air, pengelolaan pembuangan air limbah dan
kotoran
d.  Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan, penyajian
dan penyimpanan.
e.    Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.

2.  Tujuan penyehatan makanan


Upaya sanitasi meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditunjukan pada
semua tingkatan. Sejak makanan mulai dibeli, disimpan,diolah, dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Dengan demikian tujuan
sebenarnya dari upaya sanitasi makanan,antaralain:

a.       Menjamin keamanan dan kebersihan makanan


b.       Mencegah penularn wabah penyakit
c.        Mencegah beredarnya makanan yang merugikan masyarakat
d.       Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.

B.   Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan


Pengertian dari prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian
terhadap tempat bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan.Prinsip ini penting
untuk diketahui Karena berperan sebagai factor kunci keberhasilan usaha makanan.
Suatu usaha makanan yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik, jika
melalaikan prinsip-prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman, besar
kemungkinan pada suatu saat akan merugikan. Menurut Depkes RI, 2004, enam
prinsip hygiene makanan dan minuman yaitu:
 Prinsip 1: Pemilihan Bahan Makanan
Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan
mutunya dalam hal ini bentuk, warna, bau, dan lainnya.Bahan makanan yang baik
terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencernaran oleh bahan kimia
seperti pestisida.
A.Cirri-ciri bahan makanan yang baik
1.  Buah-buahan
a.   Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh atau tidak kotor
b.  Isinya masih terbungkus kulit dengan baik
c.   Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan, warna buatan
(karbitan) dan warna lain selain warna buah.
d.  Tidak berbau busuk bau asam basi atau bau yang tidak segar lainnya.
e.   Tidak ada cairan selain getah aslinya.

a.      Susu langsung diambil dari putting susu sapi, kerbau atau kambing, susu ini harus
steril. Pencemaran terjadi karena tangan pemerah, infeksi kulit atau peralatan yang
digunakan.
b.     Pasterisasi dan Strelisasi
Pasterisasi adalah prose pemanasan ssu secara berulang pada suhu 600 C untuk
membebankan susu dari kuman pathogen. Dengan cara ini susu tidak mengalami
perubahan tetapi kuman patogennya mati.
Streilisasi adalah pemanasan susu dengan suhu 1000C atau lebih untuk
memusnahkan semua jenis kuman pathogen. Dengancara ini pathogen mati tetapi
susunya  mengalami perubahanberupapemecahandan pengumpulan protein.
c.      Cirri-ciri susu yang baik
-         warna putih susu dan kental
-         cairannya konstan dan tidak menggumpal
-         aroma khas susu, tidak bau asam, tengik atau bau amis
-         kalau dimasak akan terbentuk lapisan busa lemak (foam)
-          bebas dari kotoran fisik seperti darah, debu, bulu, serangga dan lain-lain
d.     Makanan oalahan pabrik
a.  Terdaftar dibadan pengawasan obat dan makanan, ditandai dengan adanya kode
nomor:
                     ML: untuk makanan luar negeri (import)dan
                     MD: untuk makanan dalam negeri.
b.  Kemasan masih baik, utuh tidak rusak, bocor atau kembung
c.   Belum habis masa pukai (kadaluarsa)
d.  Segel penutup masih terpasang dengan baik
e.   Mempunyai merek dan label yang jelas nama public pembuatannya

B.   Sumber bahan makanan yang baik


Untuk mendapatkan bahan makanan yang tak perlu diketahui sumber-
sumber makanan yang baik.Sumber makanan yang baik sering kali tidak mudah
kita temukan karena jaringan perjalanan makanan yang demikian panjang dan
melalui jaringan perdagangan pangan (Depkes, RI 2004). Adapun sumber bahan
makanan yang baik adalah :
1.  Pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang dikendalikan
dengan baik (swalayan)
2.  Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah daerah
dengan baik.

 Prinsip 2 : penyimpanan bahan makanan


Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak
mudah rusak dan kehilangan nilai gzinya. Semua bahan makanan diberikan
terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci.
Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan
simpan dalam ruangan yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008).
Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri
melainkan menghambat pertumbuhan (berkembang biak bakteri). Apabila
makanan dikeluarkan dalam freezer dan temperature menjadi tinggi, maka bakteri
akan mulai perbanyak kembali. Bakteri baru berhenti tumbuh apabila makanan
disimpan pada temperature dibawah 300C (Moehyi,1992).
Dalam penyimpananbahan makanan hal-hal yang harus diperhatikan adalah
:
1.                Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan
memenuhi syarat.
2.                Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga
 Mudah untuk mengambilnya
 Tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus.
 Tidak mudah membentuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk
harusdisediakan tempat penyimpanan dingin.
 Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk keluar
masuk barang dengan sistem FIFO(First in First out).
Ada tiga cara penyimpanan makanan yang sesuai  dengan suhunya yaitu
(Depkes RI 2004)
1.  Penyimpan sejuk (cooling) yaitu suhu penyimpanan 1000C-1500C  untuk jenis
minuman buah, es krim, dan sayuran.
2.  Penyimpanan dingin (chilling) yaitu suhu penyimpanan 400C-1000C untuk bahan
makanan yang berprotein akan diolah kembali.
3.  Penyimpanan dingin sekali (frezen) yaitu suhu penyimpanan <1000C untuk bahan
makan protein yang mudah rusak untuk jangka >24 jam.

 Prinsip 3 : pengolahan makanan


Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan yang siap santap, pengolahan makanan yang baik adalah yang
mengikuti kaidah prinsip-prinsip hygiene sanitasi (Depkes RI, 2004). Dalam proses
pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi terutama 
menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan atau atau
disebut dapur serta kebersihan penjamah makanan(Kusmayadi, 2008).
a.   Penjamah makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah mulai dari
persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan.
Pengetahuan sikap dan tindakan seorang penjamah mempengaruhi kualitas
makanan yang disajikan penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan
penjmah yang sedang sakit flu, demam dan diare sebaiknya tidak dilibatkan dahulu
dalam proses pengolahan makanan. Jika terjadi luka penjamah harus menutup luka
dengan pelindung kedap air misalnya, plester atau sarung tangan plastic
(Kusmayadi, 2008).
Syarat-syarat penjamah makanan (Depkes RI,2003) :
1.  Tidak menderita penyakit mudah menular, missal : batuk, pilek, influenza, diare,
penyakit perut sejenisnya.
2.  Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya).
3.  Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian.
4.  Memakai celemek dan tutup kepala.
5.  Mencuci tangan setiap hendak menangani makanan.
6.  Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan atas tangan.
7.  Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga,hidung, mulut dan bagian
lainnya).
8.  Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa
menutup hidung atau mulut.

b.  Persiapan pengolahan makanan


Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standard an
persyaratan hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap
makanan.Beberapa hal yang penting dalam persiapan tempat pengolahan adalah:
1.  Vertifikasi harus cukup baik agar siap dan udara panas dapur keluar dengan
sempurna.
2.  Lantai, dinding, dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan  kemungkinan
pencemaran terhadap makanan.
3.  Meja peracikan bersih dari permukaannya/kuat, tahan goresan agar bekas irisan
tidak masuk kedalam makanan.
4.  Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap berupa
sungkup atau cerobong asap, agar aap tidak mengotori ruangan.
5.  Ruangan bebas lalat dan tikus.

c.    Peralatan makanan dan minuman


            Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti : piring, gelas,
mangkok, sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal yang harus
ddiperhatikan adalah :
1.  Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak, atau berlekuk-lekuktidak rata.
2.  Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang dibagian tempat makanan, minuman
atau menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran mikroba melalui jari
tangan.
3.  Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat menimbulkan
kecelakaan (melukai tangan) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran karena
tidak akan dicuci sempurna.
4.  Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali
pakai.
d.  Wadah penyimpanan makanan dan minuman
           
            Wadah penyimpanan baskom, panic, harus dalam keadaan bersih, wadah
penyimpanan perlu diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti untuk setiap
jenis makanan yang berada di dalam ruangan tempat penyimpanan. Makanan
kering dan bahan makanan basah serta makanan matang dan makanan mentah.

 Prinsip 4 : penyimpanan makanan


       
        Menyimpan makanan dan minuman yang sudah masak ditempat-tempat yang
tidak terjangkau tikus, serangga.Binatang pengganggu lainnya. Adapun
karakteristik dari pada pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus
dipantau dan dijaga adalah kadar air makanan, jenis makanan, suhu makanan.
a.     Wadah
b.     Setelah selesai proses pengadaan, pencemaran bahan makanan,
pencucian,peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, maka akan dilakukan
pengemasan atau pewadahan. Makanan dan minuman yang disiapkan harus dengan
wadah yang bersih dan aman bagi kesehatan dan tutup makanan dan minuman
harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makananan. Pada dasarnya
hygiene sanitasi dalam perwdahan mencakup beberapa hal, antara lain :
1.     Semua makanan harus mempunyai wadah masing-masing.
2.     Pemisahan didasarkan pada saat makanan mulai diolah jenis makanan.
3.     Setiap wadah mempunyai tutup, tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap
air.
4.     Makanan berkuah dipisahkan antara lauk dengan saus kuahnya.
c.      Suhu
1.     Makanan kering disimpan dalam suhu kamar (2500C-3000C)
2.     Makanan basah harus segar disajikan diatas suhu 6000C
3.     Makanan basah yang masih lama disajikan pada suhu dibawah 1000C.untuk
mencegah pertumbuhan bakteri, usahakanlah makanan selalu berada pada suhu
dimana bakteri tidak tumbuh yang dibawah 1000C atau diatas 6000C. Suhu 1000C-
6000C sangat berbahaya.
Prinsip 5 : pengangkutan makanan
Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah
terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan lebih tinggi resikonya
dari pada pencemaran pada bahan makanan.Oleh karena itu, titik berat
pengendalianyang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses
pengankutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan,
perwadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri.

a.   Pengangkutan bahan makanan


        Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa pencemaran
fisik, mikroba maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah membuang atau
setidaknya mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran dengan cara :
1.     Mengangkut bahan makanan tidak bercampur dengan dengan bahan berbahaya dan
beracun (B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan berbaya lainnya.
2.     Kendaraan pengangkutan makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut bahan
lain seperti untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang.
3.     Kendaraan yang dipergunakan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap akan
digunakan untuk makanan selalu dalamkeadaan bersih.
4.     Hindari peakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau pestida
walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran.
5.     Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama pengangkutan,
seperti perlakuan makanan yang ditumpuk dan dibuang.

b.  Pengangkutan makanan siap santap


        Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu yang
hati-hati. Oleh karena itu dalam pengangkutan makanan siap santap perlu
diperhatikan sebagai berikut :
1.     Setiap makanan mempunyai wadah-wadah masing.
2.     Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan
yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor.
3.     Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas 6000C
atau tetap dingin 4000C.
4.     Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam
keadaan tutup sampai ditempat penyaji.
5.     Kendaraan pengangkutan disediakan khusus dan tidak digunakan untuk keperluan
mengangkut bahan lain.

 Prinsip 6 : penyajian makanan


Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam
menarik pelanggan.teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai
cara asalkan memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan
pembungkus seperti plastic, kertas atau boks plastic harus dalam keadaan bersih
dan tidak berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun.
Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang
digunakan bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung,penyaji berpakaian bersih dan
rapi menggunakan tutup kepala atau celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung
dengan makanan yang disajikan.
C.   Factor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan

1.     Factor makanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan factor makanan diantaranya adalah :
a.     Keadaan bahan makanan.
b.     Cara penyimpanan bahan makanan
c.      Proses pengolahan
d.     Cara pengangkutan makanan yang telah dimasak
e.      Cara penyimanan makanan yang masak
f.       Cara penyajian makanan masak
2.     Factor peralatan
Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan diantranya adalah :
a.     Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan
b.     Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam yang lazim
dipakai dalam proses makanan.
c.      Apabila alat tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak akan
mengeluarkan bagian berat beracun berbahaya, seperti :
-         Seng (Zn)
-         Tembaga (Cu)
-         Arsenikum (As)
-         Timah hitam (Pb)
-         Cadmium (Cd)
-         Antimon (sintibium)
d.     Tutup wadah harus sempurna tertutup
e.      Criteria kebersihan ditenukan dengan angka kuman maksimum

100/cm permukaan bebas dari kuman E.coli.
3.     Factor makanan
Persyaratan untuk karyawan/tenaga pengolahan makanan diantaranya adalah :
a.     Kondisi badan sehat dengan surat keterangan dokter
b.     Bebas dari penyakit menular (TBC,thypus, kolera, dan lain sebagainya)
c.      Harus punya buku pemeriksaan kesehatan

D.   Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan


             
              Makanan merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk
kelangsungan hidupnya.Oleh karena itu, makanan merupakan hal yang penting
bagi manusia.Pentingnya makanan bagi manusia, selain dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Zat makanan dalam tubuh mempunyai fungsi :
a.     Sumber energy
b.     Zat pembangun
c.      Zat pengatur
        
              Oleh sebab itu, makanan yang cukup diperlukan agar badan mempunyai
tenaga yang cukup untuk mempertahankan kehidupan, jasmani dapat tumbuh
dengan baik, sehat dan kuat.Kecukupan makanan diperlukan agar tubuh tidak
menjadi sakit baik oleh sebab defisiensi atau sebab dari luar.
              Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan
yang harus diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vector/agen
penyakit yang ditularkan melalui makanan yaitu :
1.     Parasit-parasit seperti Taenia Saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum,
Trichinella spiralis dan sebagainya. Parasit-parasit ini masuk dalam tubuh manusia
melalui daging sapi,ikan, babi, yang terkena infeksi dan dimakan tanpa
memasaknya cukup lama agar larva-larva parasit yang ada didalam daging mati.
2.     Mikroorganisme seperti salmonella typhi, shigella dysentrie, fever, virus hepatitis
dan sebagainya, yang dapat mengkontaminaminasi makanan dan masuk
dalamtubuh manusia.
3.     Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri (exo-toxin) yang ada dalam makanan
misalnya entero toxin dari staphylococcus, exo toxin dari clostridium botulinum.
4.     Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun seabagai bahan makanan,
seperti jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya.
Beberapa factor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah :
1.  Air
Erat sekali hubungannya dengan makanan, oleh karena itu, air diperlukan dalam
semua prose pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat menentukan
kualitas makanan.
2.  Air kotor (sewage)
Berbagai macam bahan organic dan anorganik terlarut dalam air kotor Merupakan
sumber dari kuman-kuman pathogen, terutama untuk kuman-kuman yang berasal
dari saluran pencemaran.Berperan penting sebagai sumber pencemar bagi air dan
makanan.
3.  Tanah
Tanah yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan
dengan cara :
a.     Terbawa oleh alat-alat, masuk kedalam tempat makanan/penyimpanan makanan,
akhirnya sampai ke makanan.
b.     Terkait pada bagian tanaman-tanaman/sayuran dan sebagainya.
c.      Melalui makanan yang dibungkus dengan bahan/kertas yang tekontaminasi oleh
tanah yang mengandung mikroorganisme.
4.       Udara
Adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu,air
atau titik-titik ludah yang sudah disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau
berbangkis. Tergantung dari lokasi, musim, pergerakan udara.
5.     Manusia Merupakan sumber paten dari kuman-kuman Stahilococcus aurcus,
Salmonelia, Clostridium perfringen, Enterrococcus.
6.       Hewan ternak/piaraan
Bakteri-bakteri penting pada hewan ternak sering dihubungkan dengan peristiwa
keracunan makanan misalnya : Salmonella, Clostitridium perfringens.
7.       Bintang pengerat
Merupakan ancaman kontaminasi terutama bagi sayur-sayuran dan buah-buahan
sejak dipetik, diangkut,disimpan, sampai diolah dan disajikan. Misalnya :
Salmonella, Enteritidis.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.     Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala
aktivitas masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat
makanan. Kebiasaan-kebiasaan tradisional dalam mengelola makanan masih
menduduki posisi yang kuat dimsyarakat kita selam belum ada cara pengganti yang
berkenan.

2.     Pengertian dari prinsip ini adalah pengendalian terhadap tempat/bangunan,


peralatan,orang dan bahan makanan. Prinsipnya antara lain : pemilihan bahan
makanan,penyimpanan bahan makanan,penholahan makanan, penyimpanan
makanan masak, pengangkutan dan penyajian makanan.
3.     Agar makanan tetap aman dan sehat diperlukan beberapa cara yang meliputi
penyimpanan,pencegahan kontaminasi dan pembasmian organism dan toksin.
4.     Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah : air, air kotor (sewage), tanah, udara, manusia, hewan
ternak/piaraan, binatang pengerat.
5.     Sebagai akibat suatu kontaminasi terhadap makanan, pada umumnya akan disertai
dengan terjdinya proses pembusukan, pembususkan tidak selalu oleh adanya
kontaminasi, tetapi dapat juga terjadi oleh kegiatan enzim yang sudah terdapat
dalam makanan itu sendiri secara alami.
B.   Saran
Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup , makanan mempunyai
peranan penting dan peranan tersebut dapat di gambarkanbahwa setiap manusia
memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Manusia yang terpenuhi
semua kebutuhan makanannya akan terlindung dan terjamin kesehatannya dan
memiliki tenaga kerja yang produktif dan bahan makanan dapat merupakan
perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga media perantara dalam
penyebaran suatu penyakit.

Anda mungkin juga menyukai