DISUSUN OLEH:
ADELIA ARES
Dasar teori
Uji organoleptik disebut juga dengan pengukuran inderawi merupakan ilmu
pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur,
penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan
tekstur.
Objek yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi
mental) berupa kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga
penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis
(tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau,
aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi
kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan
pada susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan.
Kriteria-kriteria tersebut sudah dapat dikaitkan untuk mewakili kualitas
suatu bahan pangan, baik minuman maupun makanan. Selain itu, sistem ini sudah
banyak dibakukan dan dijadikan sebagai alat bantu dalam laboratorium dan bidang
lainnya. Namun, hasil yang didapat tidak 100 % menjamin kebenaran, karena
didalamnya hanya diperlihatkan perlakuan yang terbaik atau yang paling
disenangi oleh para panelis. Atau kekurangannya adalah penilaian dapat bersifat
subjektif. Karena itu uji organoleptik ini biasa disebut dengan uji hedonik.
Uji ini tidak akan memperlihatkan suatu produk yang disenangi oleh panelis karena
dalam pengujiannya telah diacak. Oleh karenanya dibutuhkan suatu analisis data
untuk menggabungkan berbagai penilaian yang telah didapat.
Buavita merupakan sebuah produk minuman yang menyajikan sari buah
segar. Varian yang ditawarkan oleh buavita sangat beragam dari berbagai buah
seperti jeruk, apel, jambu maupun mixfruit dengan sayur. Salah satu varian
buahvita yang populer yaitu buavita jambu biji. Berikut manfaat buavita jambu
biji.
1. Buah vita rasa jambu
Buah jambu biji terkenal dengan kandungan vitamin C yang tinggi. Buavita
jambu biji sebagai minuman sari buah menghadirkan kemudahan untuk
mengonsumsi jus jambu biji. Jus jambu biji dalam buavita diproduksi dengan
bersih dan berasal dari buah segar sehingga kandungan vitamin C bisa
didapatkan dengan baik. Mengonsumsi buahvita jambu biji akan mencukupi
kebutuhan vitamin c tubuh sehingga tubuh bisa tetap sehat dan menurunkan
resiko kekurangan vitamin C yang menyebabkan masalah kesehatan mulut
seperti sariawan, gusi berdarah, bibir pecah-pecah.
2. Buah vita rasa jeruk
Jeruk merupakan buah yang mengandung vitamin C, vitamin B6, antioksidan,
dan serat. Maka dari itu, mengkonsumsi buah jeruk setiap hari sangat baik
untuk kesehatan tubuh kita karena selain dapat memperlancar pencernaan, jeruk
dapat mengurangi resiko diabetes, menjaga kesehatan kulit, dan juga kekebalan
tubuh. Konsumsi jeruk ini dapat diberikan dari anak bayi hingga orang dewasa
karena sangat baik untuk kesehatan. Menggunakan perasan jeruk nipis atau
lemon dapat menghilangkan jerawat juga loh.
C. prosedur kerja
a. penyajian
1. siapkan piring dan gelas untuk menyajikan makanan dan minuman
2. berikan kode masing-masing piring dan gelas
3. bagikan sampel sama banyak pada piring dan gelas
4. sediakan aqua untuk menghilangkan rasa yang tertinggal pada lidah setelah
mencicipi sampel
5. sajikan sampel makanan secara acak
6. intruksikan mengenai cara penilaian
b. penyajian
1. cicip sampel yang diberi penyaji
2. minum dan berkumur dengan aqua setelah mencicipi sampel
3. cicip sampel yang lain dan lakukan prosedur kerja nomor 2 sehabis
mencicipi sampel
4. berikan penilaian terhadap sampel dengan mengisi lembar penilaian
HASIL UJI ORGANOLOPTIK
A. Hasil
1. Uji skor pada buahvita
Tanggal :
Nama panelis :
Produk minuman : Buahvita
Instruksi : nyatakan penilaian dan berikan tanda (√ ) pada pertanyaan yang sesuai
dengan penilaian.
N Penilaian Kode sampel
o 815 521
1 Amat sangat tidak suka
2 Sangat tidak suka √
3 Tidak suka
4 Agak tidak suka
5 Netral
6 Agak suka √
7 Suka
8 Sangat suka
9 Amat sangat suka
Saran
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki memiliki
kelemahan dan keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak dapat
dideskripsikan, sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan menurun kepekaannya.
Selain itu dapat terjadi pula salah komunikasi antara panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Soeparno. 2000. Egg and Poultry Meat Processing. Ellis Haewood Ltd. Standar
Industri Indonesia. 1955. Mutu dan Cara Uji Gelatin 1617. Jakarta: SII.
Suprapti, L. 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin, Tepung Telur, dan Telur Beku.
Penerbit kanisius. Yogyakarta.