0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
336 tayangan1 halaman
Faktor-faktor yang berhubungan dengan malnutrisi antara lain penyakit infeksi yang dapat menurunkan konsumsi makanan dan kekebalan tubuh, budaya konsumsi junk food yang kurang sehat, status sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap pola makan, serta jumlah anak yang berlebihan yang menyebabkan asupan gizi tidak seimbang. Pendidikan dan produksi pangan yang memadai dapat mencegah malnutrisi dengan memenuhi kebutuhan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan malnutrisi antara lain penyakit infeksi yang dapat menurunkan konsumsi makanan dan kekebalan tubuh, budaya konsumsi junk food yang kurang sehat, status sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap pola makan, serta jumlah anak yang berlebihan yang menyebabkan asupan gizi tidak seimbang. Pendidikan dan produksi pangan yang memadai dapat mencegah malnutrisi dengan memenuhi kebutuhan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan malnutrisi antara lain penyakit infeksi yang dapat menurunkan konsumsi makanan dan kekebalan tubuh, budaya konsumsi junk food yang kurang sehat, status sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap pola makan, serta jumlah anak yang berlebihan yang menyebabkan asupan gizi tidak seimbang. Pendidikan dan produksi pangan yang memadai dapat mencegah malnutrisi dengan memenuhi kebutuhan
1. Hubungan antara penyakit infeksi dengan konsumsi makanan terhadap malnutrisi
Jika konsumsi tidak memadai dapat menyebabkan turunnya berat badan, kekebalan tubuh menurun, dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga nutrisi pada orang yang sakit lebih rentan terhadap gangguan diare, hilangnya selera makan. 2. Hubungan antara konsumsi makanan dengan budaya terhadap malnutrisi Faktor budaya sangat penting terhadap makanan terutama budaya junkfood yang akhirakhir ini digemari oleh semua kalangan masyarakat karena dinilai sangat mudah ditemui dan praktis. Padahal di dalam kandungan makanan junkfood tidaklah baik untuk kesehatan dikarenakan nutrisi yang ada di dalam junkfood tersebut tidak sesuai dengan AKG yang sesuai. Apalagi dengan adanya rutinitas yang banyak mengakibatkan kurangnya olahraga. Sehingga menyebabkab over wight. Jika pola konsumsinya berlanjut dapat menyebabkan obesitas. 3. Hubungan antara budaya dengan sosial ekonomi terhadap malnutrisi Tingginya status social ekonomi akan membuat orang itu lebih konsumtif dan memilahmilah dalam memakan. Masyarakat denganstatus sosial menengah ke atas pola makannya cenderung lebih teratur sehingga gizi lebihtercukupi begitu sebaliknya. 4. Hubungan antara budaya dengan sosial ekonomi terhadap malnutrisi Ada peribahasa yang menyatakan "banyak anak banyak rezeki" tapi pada kenyataannya semakin banyak anak semakin banyak kebutuhannya. Pada hal ini menyebabkan asupan nutrisi pada setiap anak menjadi tidak seimbang. 5. Hubungan antara sosial ekonomi dengan produksi pangan terhadap malnutrisi 6. Hubungan antara pendidikan dan pelayanan kesehatan dengan produksi pangan terhadap malnutrisi Pendidikan mempengaruhi produksi pangan karena pengetahuan yang dimiliki (missal membuat rekayasa genetika, budidaya, dll) maka produksi pangannya melimpah. Produksi pangan tersebut dapat dikonsumsi masyarakat atau sendiri sehingga tidak meningmbulkan malnutrisi karena nutrisi terpenuhi. Produksi pangan yang melimpah juga dapat menjadi swasembada pangan yang mampu menjual hasil produksi pangan ke luar / ke dalam negeri yang berefek pada meningkatnya penghasilan perkapita Negara. Oleh karena itu, masyarakat akan mampu mengakses yankes. Dan begitu sebaliknya.