1
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan penulisan.................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar.................................................................................................
C.Hakekat manusia.............................................................................................
D.Hakekat konseling..........................................................................................
E.Tujuan konseling.............................................................................................
F.Karakteristik konseling....................................................................................
I. Teknik konseling.............................................................................................
J. Tahap konseling...............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
2
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama lain psikologi kemanusiaan
adalah suatu pendekatan yang multifase terhadap pengalaman dan tingkah laku
manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri
manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan
bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan
tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan Sexton, 2005 ).
Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul
pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang
berkembang pada abad pertengahan.Kehadiran psikologi humanistik muncul
sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang
sebagai kekuatan ketiga dalam aliran psikologi.
B.Rumusan Masalah
4
1. Bagaimana konsep dasar teori humanistik?
C.Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Kesadaran diri
3. Penciptaan Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan
hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.
6
Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan
sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk
rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat
menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian.Manusia juga berusaha
untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya
sampai taraf tertentu.
Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia
kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia
inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.
Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh
karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri
menuju aktualisasi diri
Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif.
Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada
seluruh bentuk self expression.
7
psychotherapy), Kempler menekankan perhatiannya pada perjuangan
(encounter) atau interaksi interpersonal dalam situasi terapeutik di sini dan
sekarang (here and now). Selanjutnya konselor harus mengembangkan tujuan
konseling dengan cara berpartisipasi penuh sebagai manusia (person).
Yang paling penting dalam fase awal konseling keluarga ialah mendorong
semangat anggota keluarga untuk berani mengemukakan dunia pribadinya.
Kelabunya kehidupan keluarga tidak lain adalah karena berkurangnya kemauan
para anggota untuk mengalami, merasakan pandangan dunia pribadi anggota
keluarga yang lain. Yang satu merasa benar sendiri, dan berusaha menyalahkan
orang lain sehingga masalah yang ada dalam keluarga itu dirasakan oleh
anggota keluarga sebagai masalah yang tak dimengertinya dan kadang-kadang
tak memperdulikannya. Akan tetapi menunjukkan suatu kemauan untuk melihat
dunia orang lain melalui kacamata orang itu sendiri adalah cara konseling yang
diinginkan dan arah ini yang perlu dicapai dengan situasi terapeutik dalam
konseling keluarga.
C.Hakekat Manusia
8
perhatian pada asumsi-asumsi filosofis yang melandasi terapi.
Pendekatan humanistik menyajikan suatu landasan filosofis bagi orang-orang
dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang
unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi-implikasi bagi
usaha membantu individu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar
yang menyangkut keberadaan manusia. Pendekatan ini memberikan kontribusi
yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap
kualitas manusia terhadap manusia yang lain dalam proses teurapeutik. Terapi
eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan
menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak
bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-
masing individu. Determinasi diri dan kecenderungan kearah pertumbuhan
adalah gagasan-gagasan sentral. Psikopatologi adalah akibat dari kegagalan
dalam mengaktualkan potensi. Pembedaan-pembedaan dibuat antara rasa
bersalah ekstensial dan rasa bersalah neurotik serta antara kecemasan
ekstensial dan kecemasan neurotik. Berfokus pada saat sekarang dan akan
menjadi apa seseorang itu, yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka
dari itu, akan lebih meningkatkan kebebasan konseling dalam mengambil
keputusan serta bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang di ambilnya.
Sebagai salah contoh dalam perilaku sehari-hari: narkoba dan free sex. Dalam
masyarakat, jelas narkoba dan free sex itu adalah pelanggaran. Baik pilihan atau
tindakan seseorang yang terlibat dalam narkoba dan free sex, itu jelas
melanggar norma, moral dan hukum. Tidak ada masyarakat yang melegalkan
semua tindakan ini. Namun bagi penganut eksistensialist, bukan narkoba dan
free sex yang menjadi problemnya, tetapi pilihan seseorang. Pilihan ini akan
mendorong lahirnya tindakan seseorang. Jika seseorang menilai narkoba dan
free sex itu adalah positif (maksudnya: mendatangkan keuntungan bagi dirinya
sendiri, membuat manusia melupakan segala problem hidupnya, membuat
lapangan pekerjaan, karena banyaknya pengangguran, dsb), maka narkoba dan
free sex akan dilakukan. Akan tetapi sebaliknya jika hal ini dianggap negatif,
maka itu tidak akan dilakukan. Yang jelas, pilihannya menjadi faktor penentu
lahirnya tindakan seseorang.
D.Hakekat Konseling
9
Hakikat konseling humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya
menjadi manusia. Pendekatan humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita
bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang
kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik
adalah hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka
dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.
E.Tujuan Konseling
10
1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima
keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya.
F. Karakteristik
11
G.Peran dan Fungsi Konselor
12
pada tehnik-teknik yang mempengaruhi klien.Isi pertemuan terapi adalah
pengalaman klien sekarang, bukan masalah klien.Hubungan dengan orang lain
dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada disini dan sekarang.Masa
lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung.
Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang
tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik.
May dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh
kapasitas konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup
hadir secara penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum
konselor membimbing klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka
pertama-tama harus secara akrab berhubungan dengan si klien itu (Yalom,
1980).
Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup
kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan
mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan
keberadaan mereka. Sidney Jourad (1971) mendesak konselor untuk mengajak
klien mereka benar-benar menunjukkan keotentikan dirinya melalui perilaku
yang otentik dan pengungkapan diri.Oleh karena itu konselor mengajak klien
untuk tumbuh dengan mencontoh perilaku otentik.Mereka bisa menjadi
transparan apabila dianggap cocok untuk diterapkan dalam hubungan itu, dan
sifat kemanusiaannya bisa menjadi stimulus untuk diambil potensi riilnya oleh
klien.
I. Teknik Konseling
13
menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat
bermakna apabila ia memaknainya.
J. Tahap Konseling
Terdapat beberapa tahap yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi
eksistensial antara lain :
1. Tahap pendahuluan
14
Konseli didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan
otoritas dari sistem nilai mereka. Proses eksplorasi diri ini biasanya membawa
konseli ke pemahaman baru dan berapa restrukturisasi dari nilai dan sikap
mereka. Konseli mendapat cita rasa yang lebih baik akan jenis kehidupan
macam apa yang mereka anggap pantas. Mereka mengembangkan
gagasan yang jelas tentang proses pemberian nilai internal mereka.
Kelebihan
1. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan dan kepercayaan diri.
3. Memanusiakan manusia.
15
Kelemahannya
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling Aplikasil humanistic ini berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang
mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk
menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai
suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak
bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain
keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.
Tujuan khusus dari konseling keluarga antara lain agar mendorong anggota
keluarga agar memiliki toleransi pada anggota keluarga lain,mampu memberi
motivasi,dorongan,sesuai dengan persepsi anggota keluarga lain,serta orang tua
mampu berpersepsi secara realistis sesuai dengan persepsi anggota keluarga
yang lain.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
18