EVALUASI SENSORIS
Pembedaan Pasangan
DISUSUN OLEH:
Ajeng Kurniawati 5515161251
Annisa Rachmawati 5515162268
Dina Amalia 5515160229
Gita Astika 5515160441
Irwan 5515162320
Nathania Melati 5515161399
Nur Fitri M. 5515162296
Sarah Azhari H. 5515160884
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Dengan panelis demikian biaya penyelenggaraan lebih kecil dan hasil
pengujiannya cukup peka. Sedangkan kelemahannya ialah bahwa hasil
pengujiannya tidak dapat memberi petunjuk apakah perbedaan itu
dikehendaki atau tidak.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi penilaian. Faktor yang
mempengaruhi ada dua, yaitu internal dan eksternal. Faktor eksternal
adalah faktor luar yang mempengaruhi proses inderawi. Faktor internal
yaitu kondisi kesehatan serta kondisi kejiwaan panelis dapat
mempengaruhi proses pengukuran sifat inderawi. Faktor eksternal disini
bisa saat pengujian, ruangan kurang kondusif dan bising. Untuk faktor
internal misalnya sakit. Saat sakit maka organ indera kita tidak bekerja
secara efektif. Rasa yang dihasilkan saat seseorang sakit akan berbeda
jika orang itu sehat. Sensitifitas panelis yang berbeda juga mempengaruhi
penilaian (Lawless, 1999).
2.2 PANELIS
Untuk pengujian segitiga, panelis yang cocok adalah, sebagai berikut:
1. Panel Perseorangan
Penel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi
yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan
sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai
3
metode-metode analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis
ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat dihindari, penilaian efisien.
2. Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi sehingga bias lebih dapat
dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan
mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi
panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai
beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau spesifik.
4. Panel Agak Terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk mengetahui sifat-sifat
tertentu.
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
- Sendok kecil
- Piring kertas
- Label
- Alat tulis
- Lembar kerja
3.2 Bahan
- Cracker munchy
- Cracker malkist
- Air minum
1
3.3 Prosedur Kerja
Pengolahan data
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Bahan yang digunakan untuk uji pasangan adalah sirup. Hasil pratikum untuk uji
pasangan
dapat dilihat pada Tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1. Data Hasil Uji Pasangan
Kode (312 dan 313)
Panelis
Warna Rasa Aroma Tekstur
Afif 0 1 1 1
Putri 1 1 1 0
Rofi 1 1 0 0
Azmi 1 1 0 1
Meita 1 1 1 0
Syara 1 1 1 0
Clarisa 1 1 1 1
Hawa 1 1 1 1
Tasya 1 1 1 1
Akmal 1 1 1 1
Sarsal 1 1 1 1
Dina. S 1 1 1 1
Lulu 1 1 1 1
Yoman 1 1 1 1
Syanab 1 1 1 1
Jumlah 14 15 13 11
Keterangan :
Kode 312 : cracker munchy
Kode 313 : cracker malkist
Tabel untuk menentukan Beda Nyata Uji Berpasangan
jumlah penguji Jumlah terkecil untuk beda nyata tin
5% 1%
15 8 10
3
4.2 Pembahasan
Panelis adalah satu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai sifat atau
mutu benda berdasarkan kesan subyektif. Penilaian yang dihasilkan dari setiap panelis
memiliki hasil yang berbeda-beda. Jadi, penilaian makanan secara panel adalah
berdasarkan kesan subyektif dari para panelis dengan prosedur sensorik tertentu yang
harus dituruti.
Deskripsi metode yang digunakan dalam uji pembedaan pasangan adalah penyaji
menyajikan 2 sampel kepada masing-masing panelis,lalu panelis diminta untuk memberi
tanda 1 apabila kedua sampel dirasa sama, dan tanda 0 jika sampel berbeda.
Uji pembedaan pasangan yang juga disebut dengan paired comperation test merupakan uji yang
sederhana dan berfungsi untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara dua macam produk. Pada
praktikum uji pasangan, dilakukan uji rasa, tekstur kerenyahan, dan warna. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan crackers sebagai mediannya. Cracker yang digunakan terdiri
dari dua merk (Khong Guan dan Roma). Panelis yang digunakan merupakan panelis semi
terlatih yang diambul dari 15 praktikan untuk sekali pengujian.
Mahasiswa dapat digolongkan panelis semi terlatih karena mampu membedakan sampel dan
dalam menilainnya dapat diarahkan terlebih dahulu. Untuk uji pembeda, sebaiknya terlebih
dahulu panelis dikenalkan dengan sifat inderawi yang diujikan dari pasangan contoh yang
disajikan. Hal ini sangat penting untuk disadari oleh pengelola uji, karena apabila panelis belum
mengenal betul sifat inderawi yang diujikaan maka memungkinkan diperoleh respon beda yang
tidak sah. Data respon menjadi tidak bernilai tanpa panelis sadar betul sifat inderawi apa yang
dibedakan (Pastiniasih, 2011).
Penyajian berpasangan ini dilakukan pengkombinasian terhadap sampel yang disajikan bisa
disajikan sejenis maupun berbeda dalam satu wadah sehingga kemampuan panelis diuji dalam
membedakan. Pengujian pembedaan berpasangan juga banyak dilakukan sebagai sarana
pemilihan panelis terlatih. Keandalan dari uji pembedaan ini tergantung daripengenalan sifat
mutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan panelis.
Panelis diminta untuk menilai adakah perbedaan pada crackers berdasarkan rasa,
telstur/kerenyahan, aroma dan warna. Pada setiap pengujian, panelis disediakan satu kali
penyajian yang disajikan secara acak. Kemudian panelis membandingkan rasanya dengan cara
memakannya. Cara memberikan penilaian dengan tanda (1) jika terdapat perbedaan berbeda
4
dan tanda (0) jika tidak ada perbedaan atau sama. erdasarkan hasil pengujian uji pasangan yang
dilakukan terhadap panelis.
Pada uji rasa, panelis yang menyatakan berbeda sebanyak 15. Pada uji kerenyahan, sebanyak
11 panelis menyatakan adanya perbedaan dan 4 panelis menyatakan tidak adanya perbedaaan.
Pada uji warna, sebanyak 14 panelis menyatakan adanya perbedaan dan 1 panelis menyatakan
tidak adanya perbedaan.
Untuk menyatakan adanya perbedaan dari kedua contoh uji dibutuhkan minimal sebanyak 8
respon tepat untuk tingkat 5%, 10 respon tepat untuk tingkat 1%.. Jika jumlah respon tepat
kurang dari 8 maka kesimpulannya tidak ada perbedaan yang dapat dideteksi dari kedua
sampel. Penilaian panelis terhadap uji pasangan pada uji rasa, aroma, tekstur/kerenyahan, dan
warna menyatakan berbeda sangat nyata. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel
memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, berdasarkan pengujian dalam membedakan
rasa panelispun mampu membedakan rasa dari kedua sampel karena hasil perhitungan jumlah
benar melebihi jumlah standar pengujian.
5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Uji perbedaan berpasangan merupakan pengujian yang dilakukan terhadap dua sampel
dengan yang dilakukan dengan mengkombinasikan penyajian agar panelis mampu
membedakan sampel yang disajikan.
Pengujian dua sampel dikatakan berbeda setelah secara kuanitiatif di bandingkan degan tabel
pengujian dan hasilnya berbeda sangat nyata.
Panelis mampu membedakan dua sampel malkis yang berbeda dan perbedaannya signifikan.
5.2 Saran
1. Pada saat akan melakukan uji sensoris sebaiknya panelis tdak dalam keadaan lapar dan
tidak merokok dua jam sebelum melakukan uji sensoris
2. Pada saat pengujian sampel panelis dianjurkan untuk minum air putih terlebih dahulu
dan beristirahat setidaknya 15 menit sebelum beralih ke sampel berikutnya (jika waktu
memadai)
3. Sampel tidak disajikan dengan konsentrasi yang berurutan dan atau tidak diurutkan
terlalu ekstrem untuk mencegah terjadinya logical error.
6
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, B, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi
Rahayu, Winiati P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Soekarto, Soewarno T.1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Soekarto, Soewarno T.1985. Dasar-Dasar Pengawasan Standarisasi Mutu Pangan. Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Wagiyono. 2003. Menguji Kesukaan secara Organoleptik. Bagian Proyek Pengembangan
Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
7
LAMPIRAN