Disusun Oleh :
Kelompok 2
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis berhasil untuk menyelesaikan laporan praktikum tentang
“Media Filter Penjernih Air”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi ataupun cara penulisan. Namun demikian, penulis sudah berupaya
segala kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima segala
masukan ataupun kritikan guna penyempurnaan laporan praktikum ini. Penulis juga berharap
dari pembaca untuk laporan praktikum ini supaya selanjutnya dapat penulis revisi kembali.
Karena penulis sangat menyadari, bahwa laporan praktikum yang telah penulis buat ini masih
memiliki banyak kekurangan.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap supaya laporan praktikum
yang telah penulis buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.4 multimedia………………………………………………………………………………7
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran…..………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
LAMPIRAN.................................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu
jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang
besar terhadap kerawanan kesehatan maupun social.
Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih
terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang
bersangkutan. Namun demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan
dapat dikatakan relatif kecil. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih
dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air
sumber (mata air) dan lainnya.
Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kulaitas air tanah maupun
air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang
sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Air yang layak
diminum mempunyai standar tertentu meliputi persyaratan fisis, kimiawi dan
bakteriologis, sesuai yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak
langsung dan secara perlahan. Air tanah sering mengandung zat besi (Fe) dan
Mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan warna
air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara.
Disamping dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta
menyebabkan warna kuning pada diding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat:
1. 1 Pipa ukuran 4 inchi
2. Kasa/ filter
3. Ember
4. Saringan kawat halus
5. Trash bag
6. Stopwatch
7. Gelas ukur
Bahan:
1. Pasir
2. Krikil
3. Air keruh
4. Air bersih
5
8. Letakkan beaker glass di depan corong, lalu masukkan air secara perlahan secara terus-
menerus hingga air keluar dari corong, lihat apakah air sudah menjadi jernih atau
belum.
9. Catat waktu pada saat air pertama kali keluar dari corong.
10. Catat waktu pada saat air mencapai 1000 ml.
volume
Debit =
waktu
1000 ml
=
40 detik
= 25 ml/detik.
6
2.4 Multimedia
Pelaksanaan
Dasar Teori
Dalam menyalurkan air dari reservoir menuju keran air yang nantinya akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari seperti mandi, mencuci baju,
dan lain-lainnya, maka membuthkan suatu sambungan pipa. Besar dari sambungan
pipa tergantung pada kebutuhan airnya. Semakin besar kebutuhan air, maka semakin
besar pula ukuran pipa yang akan digunakan.
Dalam menyalurkan air dapat menggunakan pipa PVC, pipa PVC merupakan
Pipa yang terbuat dari bahan Poly Vinyl Chloride (PVC). Pipa PVC bersifat awet,
tahan kembaban, ringan, tidak mudah rusak, mudah dirangkai dan harganya
terjangkau. Karena sifatnya yang tahan pada kelembaban membuat pipa ini banyak
digunakan untuk mengalirkan air, baik supply air bersih, air pembuangan dan
lainnya. Kelemahan pada pipa PVC ini, yaitu tidak tahan terhadap panas, Pipa PVC
hanya mampu pada suhu hingga 60C (14F). Maka sangat tidak dianjurkan untuk
mengalirkan air panas menggunakan jenis pipa ini.
Media filter yang digunakan adalah pasir kuarsa dan karbon aktif. Pasir
kuarsa dapat menghilangkan kandungan lumpur, tanah, partikel kecil dan sedimen
pada air. Karbon aktif dapat berfungsi untuk penyerap bau, menghilangkan warna
kuning dan unsur yang merugikan di dalam kandungan air.
Alat:
1. Pipa ukuran 3 inch
2. Pipa ukuran 1/2 inch
3. Stopkran
4. Sambungan tee
7
5. Sambungan elbow
6. Gergaji
7. Meteran
8. Palu
Bahan:
1. Pasir kuarsa
2. Karbon aktif
Cara Membuat
1. Isilah 2 pipa ukuran 3 inch masing-masing dengan pasir dan karbon aktif
2. Ukurlah panjang pipa ½ inch sesuai dengan gambar berikut, dan potonglah
menggunakan gergaji
8
3. Sambungkanah pipa-pipa tersebut dengan sambungan tee dan elbow, lalu pasangkan
stopkran sesuai dengan gambar
4. Apabila ingin melepas pipa-pipa yang keras dapat menggunakan palu
Penggunaan
9
1. Untuk Mengalirkan Air
Perhatikan gambar diatas. Dalam mengalirkan air untuk digunakan, air berasal dari
reservoir, sehingga stopkran yang dibuka yaitu stopkran nomor 1, 4, 6, 7, dan 9.
Sedangkan stopkran yang ditutup yaitu stopkran nomor 2, 3, 5, dan 8. Dibuka
demikian agar air melewati fase penyaringan yaitu pada pipa yang berisi karbon dan
pasir. Air akan mengalir dari stopkran no.1, yang kemudian masuk ke saringan pasir,
10
lalu melewati stopkran no.4, kemudian naik ke atas melewati stopkran no.6 dan turun
melewati stopkran no.7, lalu melalui penyaringan karbon, dan dikeluarkan lewat
stopkran no.9.
2. Untuk Melakukan Backwash
Backwash atau pencucian terbalik filter air adalah upaya yang dilakukan untuk
membersihkan filter air dari partikel-partikel yang terperangkap. Backwash juga
merupakan suatu langkah preventif agar pipa bisa lebih tahan lama dipakai (tidak
kotor). Dalam melakukan backwash untuk Pipa A, stopkran yang dibuka ialah
stopkran nomor 3, 4, dan 2. Sedangkan stopkran yang ditutup ialah stopkran nomor 1,
5, 6, 7, 8. Dan 9. Dalam melakukan backwash untuk pipa B, stopkran yang dibuka
ialah stopkran nomor 3, 5, dan 8. Sedangkan stopkran yang ditutup ialah stopkran
nomor 1,2,3,6, dan 7.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyaringan atau filtrasi terhadap air dapat dilakukan melalui proses alami maupun buatan.
Tujuanya adalah untuk memurnikannya. Meskipun tidak ada cara yang benar-benar mampu
menyaring kuman, karena kuman lebih kecil dari pori-pori pada system filtrasi/penyaringan
terbaik sekalipun, setidaknya Teknik atau cara yang dibahas dalam laporan ini dapat menjadi
cara alternatif yang digunakan untuk menghasilkan air yang lebih memenuhi syarat untuk
diminum maupun digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Adapun saran yang yang bisa disampaikan di laporan ini, yaitu hendaknya masyarakat peduli
terhadap lingkungan supaya tidak terjadi banjir. Oleh karena itu, kesulitan untuk memperoleh air
bersih tidak pernah dialami. Apabila ada yang kesulitan memperoleh air bersih, maka penjernih
air dapat dilakukan dengan teknologi sederhana.
12
DAFTAR PUSTAKA
MenKes (2010), SK Menteri Kesehatan No.492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Idaman, N. dan Heru, D.W. 1999. Pembuatan Filter Untuk Menghilangkan Zat Besi dan Mangan
di Dalam Air. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta
Selintung, Mary dan Suryani Syahrir. 2012. Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir
Kuarsa (Studi Kasus Sungai Malimpung). Makassar: Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
Selintung, Mary dan Suryani Syahrir. 2012. Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir
Kuarsa (Studi Kasus Sungai Malimpung). Makassar: Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
13
LAMPIRAN
14
15
16