KELOMPOK 6
MARISSA 223240010
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadrat Allah swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayanya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
“Penyediaan Air Bersih” tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini. Kami berharap makalah yang kami susun ini memberikan manfaat .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1.Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3.Tujuan.............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Penyediaan Air Bersih....................................................................................2
2.1.1 Pengertian air bersih................................................................................2
2.1.2 Karakteristik Air Bersih.....................................................................5
2.2 Pencemaran Air..............................................................................................8
2.2.1 Defenisi Pencemaran Air ?......................................................................8
2.2.2 Sumber Pencemaran air...........................................................................9
2.2.3 Dampak Pencemaran Air.......................................................................10
2.3 Prinsip Penyediaan Air Bersih.....................................................................12
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya
yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah.
Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan
manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa
dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat.
Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola
dengan baik.
1.3.Tujuan
a. Agar mahasiswa mengtahui Defenisi dan Karakteristik Air Bersih
b. Agar mahasiswa mengtahui Kecukupan volume air besih bagi masyrakat
c. Agar mahasiswa mengtahui Defenisi, Sumber, dan Dampak pencemaran
air
d. Agar mahasiswa mengtahui Prinsip Peneyedian Air bersih
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum)
dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi,
memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik
penyediaan air minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal
Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa
sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka
beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum
air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
3
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999):
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat
untuk diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan
mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai
hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah
hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah
mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang
bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun
memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya.
Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak
akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
1. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum
berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas:
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural
purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan
(artificial treatment).
4
2.1.2 Karakteristik Air Bersih
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-
zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan
kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut
tidak begitu besar.
Tabel 2 Kategori Sumber Air Bersih Penduduk
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka
dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia
ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan
1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Syarat fisik, antara lain:
1. Air harus bersih dan tidak keruh.
2. Tidak berwarna
5
3. Tidak berasa
4. Tidak berbau
5. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
6. Syarat kimiawi, antara lain:
1. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung
racun.
2. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3. Cukup yodium.
4. pH air antara 6,5 – 9,2.
5. Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga
jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:
1. Aman dan higienis.
2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar
kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut
standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII
tanggal 3 Agustus 1977):
1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air
minum.
2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air
yang terlebih dahulu dimasak.
6
3. Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
2.1.3 Kecukupan volume air besih bagi masyrakat
Kebutuhan/permintaan air adalah jumlah air yang diperlukan untuk menunjang
segala kegiatan manusia. Kebutuhan air penduduk meliputi kebutuhan air bersih domestik
dan non domestik (Kodoatie, 2003).
Air domestik adalah air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan
air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi perkapita.
Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar perhitungan
kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan.
Pertumbuhan ini juga tergantung dari rencana pengembangan dari tata ruang wilayah.
Daerah permukiman di perkotaan dengan daerah permukiman dipedesaan dalam
kebutuhan airnya sangat berbeda karena mempunyai karakterstik yang berbeda. Dalam
pedoman tentang kualitas air minum, WHO mendefinisikan air domestik sebagai air yang
digunakan untuk semua keperluan domestik termasuk konsumsi, mandi, dan persiapan
makanan (WHO dalam howard dan bartram, 2003). Ini berarti bahwa kebutuhan akan
kecukupan air digunakan untuk semua kebutuhan dan tidak semata-mata untuk konsumsi
air saja. Air merupakan nutrisi dasar dari tubuh manusia dan berperan penting bagi
kehidupan manusia yang mendukung dalam proses pencernaan makanan, adsorpsi,
transportasi, dan lain-lain dalam tubuh manusia. Air juga berperan penting dalam
persiapan pangan dan makanan, yang semuanya itu termasuk dalam kebutuhan konsumsi.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan minum dan memasak, maka sekitar 7,5 liter per
hari dapat dikalkulasi sebagai dasar minimum air yang diperlukan (Howard & Bartram,
2003). Perlunya tambahan volume untuk menjaga kebersihan makanan dan personal
seperti mencuci tangan dan makanan, mandi, dan mencuci pakaian.
Secara kuantitas jumlah kebutuhan air untuk rumah tangga per kapita tidaklah
sama di setiap daerah, di Indonesia Standar Kebutuhan Air Bersih per kapita dijelaskan
pada tabel berikut:
7
Di dalam lingkungan rumah tangga peranan air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup secara fisik, higienis, dan kenyamanan. Bila kepentingan untuk fisik dan higienis
terpenuhi, maka fungsi air untuk kenyamanan kemudian berkembang sejalan dengan cara
hidup dan sulit untuk menyatakan ukuran kebutuhan air untuk kenyamanan tersebut.
Dalam memperkirakan jumlah kebutuhan air untuk rumah tangga sehari-hari dihitung
berdasarkan standar kebutuhan minimum penduduk yang meliputi kebutuhan air untuk
makan, minum, mandi, kebersihan rumah dan menyiram tanaman.
Air non domestik adalah air yang digunakan untuk keperluan perkantoran,
pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial serta tempat komersil dan umum lainnya.
Kebutuhan air komersil untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan
peningkatan penduduk dan perubahan tataguna lahan. Kebutuhan air ini dapat mencapai
20 persen sampai dengan 25 persen dari total suplai (produksi) air. Kebutuhan air
bersih untuk saat ini dapat diidentifikasi namun untuk untuk kebutuhan industri
yang akan datang cukup sulit untuk diperkirakan karena kesulitan mendapat data
yang akurat (Kodoatie, 2003).
8
pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-
komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut,
pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi
pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam
UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran
air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi
pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga)
aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat
(Setiawan, 2001).
9
2.2.3 Dampak Pencemaran Air
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni
air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan
pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar
kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan
tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut
mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan
mati dan aktivitas bakteri akan menurun. Dampak pencemaran air pada
umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
10
terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat
pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan
pada tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air
secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan dahulu.
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal
coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh
suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang
mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
11
d. Dampak terhadap estetika lingkungan
12
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air
bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap
bulannya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada proses penyediaan air bersih dan pembuangan sampah di Indonesia
sudah memiliki aturan yang berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
dengan baik ketika dilapangan ,karena banyak factor yang dapat
mempengaruhinya,baik dari segi SDM nya,kesadaran pelaksana,situasi,dan
Sumber dana yang ada . Sehingga kita belum dapat menciptakan Indonesia yang
siap untuk menaggulangi terjadinya bencana alam yang cepat,tepat,dan benar.Dan
kita belum dapat menyiapkan Indonesia sebagai Negara yang mampu dalam
proses pengelolaan sampah dengan cara yang benar.
14
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm
file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangan-
sampah-jadi-obyek-wisata…artike.htm
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/
bab2_sistem_penyedian_air_bersih.pdf
15