Dosen Pengampu
Oleh:
210304500012
Kelas A
2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang
selalu memberikan kesehatan kepada seluruh penyusun makalah ini sehingga
dapat terselesaikan pada waktu yang tepat. Tak lupa pula kita kirimkan salam
serta salawat kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw karena beliaulah
yang berhasil merobek benderah kekafiran dan mengibarkan bendera keislaman.
Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Dasar Kesehatan
Lingkungan yang diampuh oleh bapak Dr. Jasmine Ambas, M.Kes Penyusunan
makalah ini diharapkan mampu bermanfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan kedepannya.
Makassar, 2022
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. SARAN ......................................................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan
manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air adalah unsur utama. Kebutuhan
manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bukan saja
karena dari meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut,
melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan
air. Di lain pihak, air yang tersedia di dalam alam yang secara potensial dapat
dimanfaatkan manusia adalah tetap saja jumlahnya, jika tidak dapat dikatakan
cenderung menurun .
Air bersih adalah salah satu kebutuhan penting manusia. Kelangkaan air bersih
banyak dialami penduduk di belahan dunia, tak terkecuali tanah air kita. Meskipun
Indonesia dikarunia banyak air dengan curah hujan yang relatif tinggi, namun
kelangkaan air tetap terjadi di berbagai daerah. Banyak warga yang kesulitan
mengakses air bersih. Air bersih menjadi kebutuhan mendasar yang tak
terpisahkan dari hidup dan kehidupan manusia
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai
peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang
berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
B. Rumusan Masalah
2
1. Apa pengertian dari air bersih?
2. Bagaimana pengelolaan sumber air bersih?
3. Bagaimana sistem kebutuhan air bersih di penduduk?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999):
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun
memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya.
Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu
banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air
jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat
yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan
kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut
tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih,
maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di
Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun
1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan
SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi
dalam tiga bagian yaitu:
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain:
unit sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit
distribusi dan unit konsumsi.
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil
dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan
yang diperlukan.
7
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak
didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran
gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang
mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan
disesuaikan dengan sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air
bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap
bulannya.
Air domestik adalah air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi
perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar
perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan
laju pertumbuhan. Pertumbuhan ini juga tergantung dari rencana pengembangan
dari tata ruang wilayah. Daerah permukiman di perkotaan dengan daerah
permukiman dipedesaan dalam kebutuhan airnya sangat berbeda karena
mempunyai karakterstik yang berbeda. Dalam pedoman tentang kualitas air
minum, WHO mendefinisikan air domestik sebagai air yang digunakan untuk
8
semua keperluan domestik termasuk konsumsi, mandi, dan persiapan makanan
(WHO dalam howard dan bartram, 2003). Ini berarti bahwa kebutuhan akan
kecukupan air digunakan untuk semua kebutuhan dan tidak semata-mata untuk
konsumsi air saja. Air merupakan nutrisi dasar dari tubuh manusia dan berperan
penting bagi kehidupan manusia yang mendukung dalam proses pencernaan
makanan, adsorpsi, transportasi, dan lain-lain dalam tubuh manusia. Air juga
berperan penting dalam persiapan pangan dan makanan, yang semuanya itu
termasuk dalam kebutuhan konsumsi. Dengan mempertimbangkan kebutuhan
minum dan memasak, maka sekitar 7,5 liter per hari dapat dikalkulasi sebagai
dasar minimum air yang diperlukan (Howard & Bartram, 2003).
Air non domestik adalah air yang digunakan untuk keperluan perkantoran,
pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial serta tempat komersil dan umum lainnya.
Kebutuhan air komersil untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan
peningkatan penduduk dan perubahan tataguna lahan. Kebutuhan air ini dapat
mencapai 20 persen sampai dengan 25 persen dari total suplai (produksi) air.
Kebutuhan air bersih untuk saat ini dapat diidentifikasi namun untuk untuk
kebutuhan industri yang akan datang cukup sulit untuk diperkirakan karena
kesulitan mendapat data yang akurat (Kodoatie, 2003).
9
penyediaan air bersih dilakukan dengan 2 (dua) tipe yaitu air bersih dengan
perpipaan dan non-perpipaan dimana kedua tipe ini merupakan ketentuan yang
menggambarkan kondisi yang layak dalam penyediaan air bersih penduduk.
Penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan terdiri atas sambungan rumah
tangga atau perkantoran, hidran/kran umum dan hidran kebakaran. Dalam buku
penjelasan Program Perbaikan Lingkungan Perumahan Kota (PLPK) diterangkan
bahwa standar untuk pelayanan hidran umum yaitu: Setiap kampung terdiri dari 3-
10 unit hidran untuk melayani masyarakat antara 30-50 ltr/org/hr. Jarak antar
kran 100 s.d 150 m disesuaikan kondisi, satu kran umum/ ha dapat melayani 300-
400 orang (DJCK PU dalam Eda, 2007). Sedangkan untuk sistem bukan
perpipaan, penyediaan air bersih penduduk berupa sumur gali, sumur bor, bak
penampungan air hujan, terminal air, dan bangunan perlindungan mata air.
10
pengambilan yang mudah diakses oleh semua penduduk serta harga yang
terjangkau.
Dengan mengurangi jumlah konsumsi air dibawah standar dan sumber air
bersih yang digunakan tidak memenuhi kualitas air bersih berpengaruh pada
menurunnya tingkat kesehatan. Masyarakat yang kurang sehat tidak dapat
mengikuti pendidikan dengan baik dan tingkat produktivitasnya akan menurun
karena sering sakit, pendapatan berkurang sedangkan pengeluaran bertambah
karena harus membeli air bersih. Disini terlihat sekali pentingnya masyarakat
mempunyai akses terhadap air bersih agar mereka dapat lebih sejahtera
dikemudian hari.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air merupakan salah satu kebutuhan primer, karena dapat menunjang segala aktivitas
manusia. Sejalan dengan bertambahnya populasi penduduk setiap wilayah, maka
kebutuhan terhadap air bersih juga semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya, Namun saat ini air bukan lagi sesuatu yang tersedia secara melimpah
dan bebas digunakan, maka untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat. Pemerintah
telah melakukan pengelolaan air bersih dengan cara menyediakan melalui dua tipe
yaitu perpipaan dan non-perpipaan.
B. SARAN
Pada makalah Penyediaan air bersih ini telah dijelaskan mengenai peranan air bersih
sebagai kebutuhan penting bagi penduduk dan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat jadi diharapkan para pembaca ataupun prnulis sendiri mampu memahami
konsep dari penyediaan air bersih. Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Penyusun berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sinulingga, B. D. (1999). Pembangunan kota: tinjauan regional dan lokal. Pustaka Sinar
Harapan.
Howard, G., Bartram, J., Air, S., & Organisasi Kesehatan Dunia. (2003). Kuantitas air
domestik, tingkat pelayanan dan kesehatan (No.
WHO/SDE/WSH/03.02). Organisasi Kesehatan Dunia.
KODOATIE, Robert J. Hidrolika Terapan; Aliran Pada Saluran Terbuka Dan Pipa.(2002).
Mungkasa, O. (2006). Pembangunan Air Minum dan Kemiskinan. Jurnal Percik, Oktober,
18-20.
Mungkasa, O. (2004). Sekilas Kondisi Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Media Percik.
UNESCO, GWP (2011). Program Hidrologi Internasional. Pedoman kualitas air minum,
edisi ke-4, WHO .
14