MANAJEMEN BENCANA
Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantaran.................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................19
3.2 Saran..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh sebab itu, penulis dengan rendah hati
menerima saran dan kritik guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan
referensi yang bermakna bagi para pembaca.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Di Negara kita ini masalah lainnya yang perlu di pikirkan adalah tentang samapah.
Sampah akan terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan
manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk, bisa
dibayangkan banyaknya sampah-sampah dikota besar yang berpenduduk padat.
Permasalahan ini akan timbul ketika sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola
dengan baik.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air
baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman.
3
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana
dan sarana air minum.
Bencana Alam adalah kejadian yang tentu saja tidak kita kehendaki untuk
terjadi, namun kejadian ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, sebagai
contoh kejadian Gempa Bumi yang disertai Tsunami di Jepang yang baru saja
terjadi (Maret 2011)
4
ancaman bagi kelangsungan kelangsungan hidup karena dapat menimbulkan
berbagai penyakit.
Pada tahap awal dari suatu bencana orang yang terkena bencana pada umumnya
lebih mudah menjadi sakit dan meninggal, karena penyakit pada umumnya
berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai, kekurangan penyediaan air,
dan buruknya kebersihan.
Penyakit-penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan
melaui tinja kemulut seperti penyakit diare, dan penyakit yang disebabkan oleh
vektor (hama pembawa penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air.
Sasaran utama kegiatan Penyediaan air bersih dan sanitasi pada keadaan bencana
adalah untuk mengurangi penularan penyakit-penyakit tinja ke mulut dan
mengurangi penjangkitan oleh vektor dengan melaksanakan penyuluhan peraktek
kebersihan yang baik, penyediaan air minum yang aman dan pengurangan
kesehatan lingkungan dengan mengusahakan suatu kondisi yang memungkinkan
orang-orang untuk hidup dengan kesehatan, martabat, kenyamanan, dan kemanan
yang memadai.
Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase
darurat Pada fase bencana hal yang sering kita temukan seperti banyak memakan
korban dengan banyak temukan mayat-mayat dan terjadinya kerusakan
infrastruktur, salah kerusakan yang ditimbulkan adalah kerusakan fasilitas air dan
sanitasi seperti : jaringan PDAM rusak, sumur-sumur terkubur reruntuhan atau
lumpur, jalur akses sumber air terputus, banyak puing-puing, sampah-sampah
serta kondisi drainase yang rusak sehingga banyak air tergenang, didukung
perilaku kesehatan yang buruk dari masyarakat korban.
Akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit. Apa yang
harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana? Untuk
mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan.
5
B. Hal yang dilakukan dalam kegiatan bencana alam adalah :
6
untuk menjamin martabat, kemanan, kesehatan, dan kesejahteraan
penduduk.
Didalam pembuangan tinja, hal yang harus diperhatikan adalah : Jumlah dan akses
ke jamban Masyarakat berhak mendapat jumlah jamban yang memadai, cukup
dekat dengan tempat tinggal, untuk mengkinkan akses yang cepat, aman, dan
pantas baik siang maupun malam.
- Tempat buang air besar Dalam kondisi bencana kadang tindakan dalam
membuat jamban harus segara dilakukan, untuk itu jamban lubang (pit Latrines)
adalah alternatif yang bisa dilakukan.
7
4. Manajemen Sampah
Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang buruk, seperti :
sering ditemukannya puing-puing, sampah-sampah dan jenis limbah
lainnya yang berserakan akibat bencana yang ditimbulkan. Hal tersebut
akan menjadi masalah kesehatan.
Pengertian Sampah : Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi
baik yang berasal dari rumah maupun, proses industri, sampah rumah sakit.
●Sampah digolongkan menjadi dua :
- Sisa makanan yang mudah membusuk (Organik)
- Sisa barang yang yidak dapat membusuk (an-Organik)
Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah :
◙ Pengumpulan : - Pembuatan Tempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah)
- Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara)
- Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir)
◙ Pengangkutan : - Gerobak - Mobil Sampah
◙ Pengolahan : - Dibuang pada tahan galian/tempat rendah
- Dikubur pada tanha galian
- Dibakar
Salah satu masalah bidang sanitasi adalah pada Drainase/saluran air yang
rusak atau tidak diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan
di lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau titik-titik
distribusi air, kebocoran jamban, got, air hujan ait banjir.
D. Pengertian drainase
Perlunya drainase pada kondisi bencana Supaya tidak mencemari air permukaan :
sumur, sungai atau danau Tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa,
8
dan lipas o Tidak mengganggu pemandangan Cara pemeliharaan drainase o
Periksa lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut, ambil dan buang
ketempat sampah o Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh tanah
yang terbawa air.
a. Pengadaan Air
Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk keperluan minumpun tidak cukup,
dan dalam hal ini pengadaan air yang layak dikunsumsi menjadi paling
mendesak. Namun biasanya problema-problema kesehatan yang berkaitan dengan
air muncul akibat kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yang sudah
tercemar sampai tingkat tertentu. Tolok ukur kunci ;
1. Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit-dikitnya 15 liter perorang
perhari
2. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
3. Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter
4. 1 (satu) kran air untuk 80-100 orang
9
b. Kualitas Air
Air di sumber-sumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk
keperluan keperluan dasar (minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan
rumah tangga) tanpa menyebabakan timbulnya risiko-risiko besar terhadap
kesehatan akibat penyakit-penyakit maupun pencemaran kimiawi atu radiologis
dari penggunaan jangka pendek.
●Sumber Air:
1. Di sumber air yang tidak terdisinvektan (belum bebas kuman), kandungan
bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100
mili liter
2. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahwa resiko pencemaran semacam
itu sangat rendah.
3. Untuk air yang disalurkan melalui pipa-pipa kepada penduduk yang jumlahnya
lebih dari 10.000 orang, atau bagi semua pasokan air pada waktu ada resiko atau
sudah ada kejadian perjangkitan penyakit diare, air harus didisinfektan lebih
dahulu sebelum digunakan sehingga mencapai standar yang bias diterima (yakni
residu klorin pada kran air 0,2 – 0,5 miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5
NTU)
4. Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum
5. Tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna
air, akibat pencemaran kimiawi atau radiologis dari pemakaian jangka pendek,
atau dari pemakain air dari sumbernya dalam jangka waktu yang telah
direncanakan, menurut penelitian yang juga meliputi penelitian tentang kadar
endapan bahan-bahan kimiawi yang digunakan untuk mengetes air itu sendiri.
Sedangkan menurut penilaian situasi nampak tidak ada peluang yang cukup besar
untuk terjadinya masalah kesehatan akibat konsumsi air itu.
10
c. Prasarana dan Perlengkapan:
1. Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 10– 20
liter, dan tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat-alat ini sebaiknya
berbentuk wadah yang berleher sempit dan/bertutup
2. Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan.
3. Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup
banyak untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada jam-jam
tertentu. Pisahkan petak-petak untuk perempuan dari yang untuk laki-laki. Bila
harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga untuk umum,
satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.
11
6. 1 (satu) Latrin/jaga untuk 6 -10 orang
12
f. Pengelolaan Limbah Cair Sistem Pengeringan
Masyarakat memiliki lingkungan hidup sehari-hari yang cukup bebas dari risiko
pengikisan tanah dan genangan air, termasuk air hujan, air luapan dari sumber-
sumber, limbah cair rumah tangga, dan limbah cair dari prasarana-prasarana
medis.
1. Partisipasi
2. Penilaian awal
3. Respon
13
4. Penargetan
Bantuan kemanusian untuk layanan yang disediakan secara adil dan tidak
memihak berdasarkan keterlambatan dan kebutuhan individu dan kelompok
yang pengaruhi oleh bencana.
5. Monitoring
6. Evaluasi
7. Kompetensi relawan
Relawan harus memiliki kuanlifikasi yang tepat, sikap dan pengalaman untuk
merencanakan dan melaksanakan program secara efektif.
3. Bantuan pangan
5. Pelayanan kesehatan
14
2.1.5 Konsumsi Makanan Darurat Saat Terjadi Bencana
Bencana alam merupakan hal yang wajar terjadi. Jenis bencana ada yang
mengikuti siklus hingga ratusan tahun, ribuan, bahkan jutaan tahun. Namun ada
juga yang secara mendadak terjadi dan tidak kita sadari. Bencana alam bisa
berupa gunung meletus, banjir, tanah longsor, tsunami dan lain sebagainya.
Bencana adalah kehendak Allah SWT yang tidak bisa kita hindari.
Bencana apapun bentuknya pasti merugikan, baik kerugian materi maupun psikis.
Meski demikian, di balik itu semua tentu akan banyak hikmah, pelajaran dan
peringatan kepada manusia agar manusia bisa lebih baik lagi.
Evakuasi korban bencana oleh pemerintah setempat atau organisasi sosial
harus memiliki planning yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan
korban bencana, baik pakaian, makanan, dan pendidikan. Selain bencana alam,
adapula kondisi darurat lainnya yang butuh perhatian, misalnya saja kasus darurat
Brexit (Brebes Exit), tersasar di hutan saat mendaki gunung, kondisi perang, dan
lainnya.
Pemenuhan gizi pada korban bencana di Indonesia saat ini masih menjadi
masalah, baik dari segi jenis makanan (sering mengonsumsi mie instan), makanan
yang kadaluarsa, atau dari higienitas dapur umum. Hal ini terjadi karena sulitnya
penyediaan makan secara massal karena korban bencana jumlahnya bisa ribuan
bahkan lebih.
Relawan harus membuka dapur umum terlebih dahulu, mengajak
masyarakat untuk terlibat dalam proses belanja bahan makanan, memasak dan
mendistribusikannya. Segala persiapan yang serba mendadak, seringkali
mengakibatkan kekacauan dan keterlambatan penyediaan makanan, sementara
perut lapar para korban bencana jelas tak bisa menunggu dan bisa menambah
penderitaan mereka.
15
A. Beberapa jenis makanan ini bisa membantu memenuhi gizi korban
bencana dalam kondisi darurat:
1. Air Kemasan
Hal yang harus selalu ada dalam kehidupan meski dalam keadaan bencana
adalah air. Namun, dalam kondisi bencana seringkali sumber air tidak
memadai, dan tidak layak minum. Oleh karena itu air kemasan harus ada jika
tidak ada sumber air yang layak minum.
2. Kurma
Buah ini ternyata bukan hanya harus ada saat berbuka puasa lho, tapi juga
dalam kondisi darurat. Buah kurma selain memiliki kandungan karbohidrat,
kurma juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Buah kurma yang lezat ini
mengandung minyak, kalsium, sulfur, zat besi, potassium, fosfor, mangan,
tembaga, dan magnesium yang bermanfaat bagi kesehatan. Kurma juga bisa
menjadi obat bagi korban bencana yang terkena diare karena kurma banyak
mengandung potasium.
3. Buah Pisang
Buah berwarna kuning yang satu ini ternyata bisa menjadi makanan darurat
(jika memungkinkan ketersediaannya). Pisang termasuk jenis tanaman yang
sangat mudah tumbuh di Indonesia. Buah pisang selain buah yang bisa
langsung ‘lep’, merupakan buah dengan kandungan karbohidrat yang cukup
tinggi, sumber energi yang cepat dan mudah dicerna. Selain itu manfaat lain
pada pisang (bisa menjadi media pengobatan) yaitu melancarkan peredaran
darah, membantu fungsi pencernaan, menormalkan fungsi jantung, dan
lainnya.
16
4. Gula Merah dan Gula Kelapa
Dibandingkan dengan permen, gula merah dan gula kelapa lebih cocok
sebagai makanan darurat. Selain kandungan karbohidrat yang tinggi –yang
menjadi sumber tenaga-, gula merah ternyata bagus untuk pengobatan luka
pada kulit.
Dalam kondisi darurat jika tidak ada antiseptik, gula merah dapat
membantu sembuhkan luka kecil serta sebagai obat anti inflamasi dan anti
mikroba yang dapat mencegah infeksi. Gula merah juga bisa diberikan sebagai
makanan bagi korban yang menderita gangguan pencernaan. Kepingan gula
merah sudah terkenal di kalangan pendaki gunung, mereka biasa membawa
gula merah setiap kali mendaki sebagai makanan penambah tenaga dan
makanan darurat.
1. Kacang-kacangan
Camilan sehat yang satu ini memang bisa diandalkan untuk kebutuhan energi
dan protein dikala darurat. Kacang-kacangan juga mengandung sejumlah
vitamin dan mineral yang dapat membantu proses metabolisme tubuh.
2. Biskuit
Biskuit merupakan jenis camilan yang terbuat dari tepung-tepungan (terutama
tepung terigu atau gandum). Biskuit bisa menjadi makanan (camilan) darurat
yang mudah untuk didistribusikan.
3. Susu
4. Emergency Food
Di zaman modern saat ini, banyak peneliti dan inovator yang membuat inovasi
makanan darurat dalam bentuk ransum yang siap makan dan tinggi gizi.
17
Beberapa hasil karya anak bangsa yang bisa dijadikan alternatif ketersediaan
makanan darurat yaitu:
b. Makanan iradiasi: Makanan ini merupakan buah cipta para relawan ACT
(Aksi Cepat Tanggap). Penemuan teknologi pengawetan makanan melalui
proses iradiasi menjadi solusi efektif penyediaan makanan secara instan untuk
korban bencana. Makanan yang telah melalui proses iradiasi bisa dikonsumsi
secara aman, dan tetap awet hingga 1,5 tahun (18 bulan).
c. Buras steril: Lontong atau buras yang biasa kita kenal tidak awet, ternyata
oleh mahasiswa IPB dijadikan makanan darurat yang cocok untuk korban
bencana di Indonesia. Selain rasanya yang mudah diterima oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia, buras steril ini ternyata bisa bertahan hingga 5 tahun
dengan menggunakan teknologi sterilisasi dan vacum sealing. Lontong
dibungkus dengan aluminium foil dan bisa dimakan tanpa bantuan alat apa
pun. Menurut sang inovator, dengan mengonsumsi dua buras steril, akan
mencukupi kebutuhan kalori per hari.
Nah, demikian 8 makanan darurat untuk korban bencana yang bisa pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan organisasi sosial siapkan jika terjadi bencana.
Semoga penanganan bencana di Indonesia semakin baik di masa depan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan Pemenuhan kebutuhan air bersih dan layak minum di daerah bencana
merupakan hal yang pertama dilakukan dalam tahap tanggap bencana. Hal itu
termasuk pembangunan kawasan pengungsian, sanitasi dan pusat pengobatan.
Gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lain-lain
merupakan bencana alam yang mengakibatkan dampak yang ditimbulkan sangat
dirasakan oleh masyarakat setempat dan mempengaruhi tingkat kehidupan dan
kesehatan masyarakat, serta menimbulkan permasalahan yang sangat kompleks,
musnahnya atau rusaknya sarana prasarana air minum.Tidak memadainya pasokan
air menyebabkan penularan penyakit yang menular melalui jalur kotoran dan
mulut manusia seperti penyakit diare dan penyakit-penyakit lain yang
berkembang-biak. Hal ini diperburuk kondisi kebersihan, serta pencemaran
pasokan-pasokan air.
3.2. Saran
Situasi darurat bencana alam merupakan situasi yang membutuhkan kesiagaan dan
kesiapan berbagai elemen dalam suatu negara. Bila berkaca pada 2004 dimana
Indonesia belum mampu mengatasi situasi darurat seperti pengolahan air bersih
untuk para pengungsi maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dan Basarnas diharapkan dapat bergerak cepat dalam mengatasi bencana.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://ekwadothomas676.blogspot.co.id/2013/04/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
Diakses Tanggal 09 Oktober 2016 Pukul 10.22 WIB
http://francescomiswary.blogspot.co.id/2015/07/makalah-perilaku-
kesehatan.html
Diakses Tanggal 09 Oktober 2016 Pukul 10.34 WIB
http://anggelinaninny.blogspot.co.id/2013/12/makalah-konsep-perilaku-sehat-
dan-sakit.html
Diakses Tanggal 09 Oktober 2016 Pukul 10.41 WIB
http://ryamarya.blogspot.co.id/2013/03/makalah-perilaku-sehat-sakit-
masyarakat.html
Diakses Tanggal 09 Oktober 2016 Pukul 10.55 WIB
http://whpe.blogspot.co.id/2011/12/penyediaan-air-bersih-dan-
sanitasi.html
http://www.academia.edu/6723622/Standar_Minimal_Penyediaan_Air_B
ersih_dan_Sanitasi_di_Daerah_Bencana
http://www.academia.edu/6723622/Standar_Minimal_Penyediaan_Air_B
ersih_dan_Sanitasi_di_Daerah_Bencana
20