Oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kondisi Ketersediaan Air
Bersih dan Sanitasi di Desa Cidugaleun Kabupaten Tasikmalaya dalam Rangka Sustainable
Development Goals (SDGs) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Drs.
Sri Suryaningsih, M.I.L pada Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Suistainable Develompment
Goals (SDGs) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. Sri Suryaningsih, M.I.L. selaku
Dosen mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………..
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………
1.3 Tujuan
Pembahasan…………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………..
4.2
Saran…………………………………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.1 Mengetahui kondisi ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat
Indonesia
1.3.2 Mengetahui kondisi ketersediaan air bersih dan sanitasi di Desa Cidugaleun
1.3.5Mengetahui solusi yang dapat dilakukan pemerintah dalam menghadapi permasalahan
air bersih dan rendahnya sanitasi di Indonesia dalam rangka SDGs
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Bersih
Air bersih merupakan air sehat yang dipergunakan buat aktivitas manusia serta wajib
bebas dari kuman-kuman pemicu penyakit, bebas dari bahan- bahan kimia yang bisa
mencemari air bersih tersebut. Air ialah zat yang absolut untuk tiap makhluk hidup dan
kebersihan air merupakan ketentuan utama untuk terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro,
1981).
Air buat Keperluan Higiene Sanitasi merupakan air dengan mutu tertentu yang
digunakan buat keperluan tiap hari yang kualitasnya berbeda dengan air minum . Akhir akhir
ini susah mendapatkan air bersih. Pemicu sulit memperoleh air bersih merupakan terdapatnya
pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Tidak
hanya itu terdapatnya pembangunan serta penjarahan hutan ialah pemicu berkurangnya mutu
mata air dari pegunungan sebab banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa
aliran air sungai. Dampaknya, air bersih terkadang jadi benda sangat jarang
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan warga, penyediaan sumber air bersih wajib bisa penuhi
kebutuhan warga sebab penyediaan air bersih yang terbatas mempermudah munculnya
penyakit di warga. Air dinyatakan tercemar apabila memiliki bibit penyakit, parasit, bahan-
bahan kimia beresiko, serta sampah ataupun limbah industri. Air yang terletak dari
permukaan bumi ini bisa berasal dari bermacam sumber. Bersumber pada letak
sumbernya, air bisa dipecah jadi air angkasa , air permukaan, serta air tanah
Air Angkasa Air angkasa ataupun air hujan ialah sumber air utama di bumi. Walaupun pada
dikala pretisipasi ialah air yang sangat bersih, air tersebut cenderung hadapi pencemaran kala
terletak di suasana. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu bisa diakibatkan oleh
partikel debu, mikroorganisme, serta gas, misalnya, karbon dioksida, nitrogen, serta amonia.
Air Permukaan Air permukaan yang meliputi badan- badan air semacam
sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, serta sumur permukaan, sebagian besar berasal
dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut setelah itu hendak hadapi
pencemaran baik oleh tanah, sampah, ataupun yang lain.
Persyaratan Kuantitas serta Mutu Air Watak raga air bisa dianalisa secara visual dengan
pancaindra. Misalnya, air keruh ataupun bercorak bisa dilihat, air berbau bisa
dicium. Evaluasi tersebut pastinya bertabiat kualitatif. Misalnya, apabila tercium bau
berbeda, rasa air juga hendak berbeda, rasa air juga berbeda ataupun apabila air bercorak
merah, bau yang hendak tercium juga tentu telah bisa ditebak. Metode ini bisa digunakan
buat menganalisis air secara simpel sebab sifat- sifat air silih berkaitan .
Terdapat sebagian persyaratan utama yang wajib dipadati dalam sistem penyediaan air
bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal- hal bagaikan berikut Ketentuan Fisik Secara fisik
air bersih wajib jernih, tidak bercorak, tidak berbau serta tidak berasa Ketentuan Kimia Air
bersih tidak boleh memiliki bahan- bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batasan.Air
yang digunakan tiap hari semacam minum, memasak, mandi serta yang lain wajib dalam
kondisi bersih sehingga kita bisa bebas dari penyakit yang diakibatkan sebab mutu air kurang
baik. Dengan memakai air bersih kita bisa bebas dari penyakit semacam diare, kolera,
disentri, tipus, cacingan, penyakit kulit sampai keracunan. Untuk itu wajib bagi seluruh
anggota keluarga dalam memakai air bersih tiap hari serta melindungi mutu air senantiasa
bersih di lingkungannya.
Berikut terdapat sebagian panduan dalam melindungi mutu air bersih di area.
1. 1. Pisahkan jarak antara sumber air dengan jamban serta tempat pembuangan sampah
minimal 10 meter
2. 2. Sumber mata air wajib dilindungi dari bahan pencemar
3. 3. Sumur gali, sumur pompa, kran universal serta mata air wajib dilindungi
bangunannya agar tidak rusak
4. 4. Lantai sumur hendaknya kedap air (diplester) serta tidak retak, bibir sumur serta
bilik sumur wajib diplester serta sumur ditutup;
5. 5. Ember penampung air dilengkapi dengan penutup serta gayung bertangkai,
dilindungi kebersihannya.
2.2 Sanitasi
Sanitasi adalah lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama
lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Sanitasi adalah sebuah perilaku yang disengaja
untuk membudayakan hidup dengan bersih dan bermaksud untuk mencegah manusia
bersentuhan secara langsung dengan bahan bahan kotor dan berbahaya yang mana perilaku
ini menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan kesehatan manusia.
Jadi, dengan kata lain pengertian dari sanitasi ini merupakan upaya yang dilakukan demi
menjamin dan mewujudkan kondisi yang sudah memenuhi syarat kesehatan (Rocket, 2017).
A. sebagian perihal yang tercantum dalam ruang lingkup sanitasi merupakan sebagai
berikut:
1. Penyediaan air bersih/ air minum( water supply): ini meliputi pengawasan terhadap
mutu, kuantitas, serta pemanfaatan air.
2. Pengolahan sampah( refuse disposal): ini meliputi metode pembuangan sampah,
perlengkapan pembuangan sampah serta metode penggunaannya.
3. Pengolahan santapan serta minuman( food sanitation): ini meliputi pengadaan,
penyimpanan, pengolahan, serta penyajian santapan.
4. Pengawasan/ pengendalian serangga serta binatang pengerat( insect and rodent
control): ini meliputi metode pengendalian serbuan serta binatang pengerat.
5. Kesehatan serta keselamatan kerja: melaksanakan aktivitas K3( baca: penafsiran K3)
meliputi ruang kerja( misalnya dapur), pekerjaan, metode kerja, serta tenaga kerja.
Pada dasarnya sanitasi bertujuan untuk menjamin kebersihan area manusia sehingga
terwujud suatu keadaan yang cocok dengan persyaratan kesehatan. Tidak hanya itu, sanitas
pula bertujuan buat mengembalikan, membetulkan, serta mempertahankan kesehatan
manusia.
Dengan terwujudnya keadaan area yang penuhi ketentuan kesehatan hingga proses
penciptaan hendak terus menjadi baik serta menciptakan produk yang sehat serta nyaman
untuk manusia. Secara universal, berikut ini merupakan contoh aksi sanitasi area:
Sanitasi membagikan banyak khasiat untuk lingkungan manusia, spesialnya area raga;
tanah, air, serta hawa. Secara pendek, berikut ini merupakan sebagian khasiat sanitasi untuk
kehidupan manusia:
1. Terciptanya keadaan area yang lebih bersih, sehat, serta aman untuk manusia.
2. Mencegah munculnya penyakit- penyakit meluas.
3. Mencegah ataupun meminimalisir mungkin terbentuknya musibah.
4. Mencegah ataupun kurangi mungkin terbentuknya polusi hawa, misalnya bau tidak
nikmat.
5. Menghindari pencemaran area.
6. Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah
7. Mencegah ataupun meminimalisir mungkin terbentuknya musibah.
8. Mencegah munculnya penyakit menular
9. Mencegah ataupun kurangi mungkin terbentuknya polusi hawa, misalnya bau tidak
nikmat.
10. Menghindari pencemaran
11. Mengurangi jumlah presentase sakit
12. Terciptanya keadaan area yang lebih bersih, sehat, serta aman untuk manusia.
C. Contoh Sanitasi
Ada pula Contoh dari sanitasi yang bisa dicoba antara lain bagaikan berikut:
1. Membuat serta mengendalikan saluran pembuangan air hujan di pinggir jalur.
2. Membuat serta mengendalikan saluran pembuangan limbah rumah tangga“ dapur
serta kamar mandi”.
3. Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
4. Pengelolaan limbah/ sampah dengan baik, tertib serta berkesinambungan, misalnya
dengan memilah sampah plastik, kertas, organik, kaca serta logam.
5. Pengolahan santapan serta minuman( food sanitation), meliputi pengadaan,
penyimpanan, pengolahan, serta penyajian makan
Air merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting yang menjadi prioritas bagi
makhluk hidup mencakup manusia, hewan dan tumbuhan. Air bisa dikatakan komponen
utama dalam kehidupan manusia karena dengan adanya air manusia bisa bertahan hidup dan
memenuhi semua kebutuhannya. Di kehidupan, manusia tentunya membutuhkan air seperti
mencuci, memasak bahkan mandi pun memerlukan air. Karena air sangat penting air yang
baik ada 3 standar yaitu tidak berbau, berwarna dan beracun.
Komponen utama yaitu air untuk kehidupan manusia, maka perlu ketersediaan air
bersih yang layak minum untuk memenuhi kebutuhan manusia atau asupan cairan dalam
tubuh. Air yang bersih juga bisa menjaga kesehatan dan terhindar dari permasalahan
kesehatan dan penyakit lainnya. Oleh karena itu, penting bagi manusia menggunakan air
bersih itu untuk menjaga kesehatannya contohnya terhindar dari penyakit diare.
Air juga sangat penting membantu manusia yang memiliki lahan pertanian,
perkebunan karena untuk hasil panen yang itu ketersediaan air untuk lahan tercukupi. Dengan
ketersediaan air yang cukup maka hasil produksi akan semakin baik dan kesuburan tanah
akan terjaga. Karena salah satu faktor keberhasilan petani ketersediaan air yang cukup.
Dengan adanya ketersediaan air dapat memberikan manfaat bagi kehidupan makhluk
hidup. Selain bagi manusia, hewan dan tumbuhan pun dapat merasakan manfaat dan
pentingnya air untuk kehidupan. Terbayang jika kehidupan ini tanpa adanya air maka semua
kehidupan di dunia akan terhambat. Dan penting untuk menjaga lingkungan terutama
meminimalisasi pencemaran air yang saat ini terus meningkat.
2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku yang dilakukan dengan sadar adalah perilaku mementingkan aspek kesehatan
dengan tujuan pencegahan penyakit dan infeksi serta menjaga kesehatan tubuh. Perilaku
hidup bersih dan sehat itu sebagai upaya untuk mengajak baik itu masyarakat agar
menerapkan pola hidup sehat dengan menggunakan berbagai media sebagai alat komunikasi
yang berguna untuk peningkatan pengetahuan masyarakat dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pola hidup sehat. Hidup bersih serta sehat ini sebagai kegiatan sosial yang
tujuannya menjadikan masyarakat sebagai target agen untuk perubahan agar bisa terjadi
peningkatan kesadaran masyarakat dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
ini.Ada tatanan perilaku hidup bersih dan sehat:
1. PHBS di rumah tangga
Penerapan PHBS di rumah tangga ini sangat penting karena dapat meminimalisasi
permasalahan kesehatan di lingkungan keluarga nya sendiri. Dengan adanya PHBS akan
tercipta keluarga sehat yang terhindar dari infeksi dan penyakit. Manfaat adanya PHBS di
rumah tangga bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga, terhindar dari infeksi dan penyakit
dan produktivitas keluarga tidak terganggu. Oleh karena itu sangat diterapkan pola hidup
sehat dan memperhatikan kecukupan gizi sehingga keluarga sehat.
Indikator yang bisa dilakukan:
a. Persalinan yang harus ditangani tenaga medis.
Persalinan harus ditangani oleh tenaga medis karena dikhawatirkan terjadi
infeksi bila tidak ditangani baik yang dapat mengancam keselamatan ibu dan anak.
b. Pemberian ASI eksklusif
Pemberian ASI harus diberikan bagi anak yang berusia 0 bulan - 6 bulan
karena ini merupakan hal yang penting untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam PBHS
di tingkatan rumah tangga.
c. Menimbang anak secara rutin
Penimbangan anak harus dilakukan secara rutin di Posyandu, dimana
posyandu ini sebagai tempat pemantauan pertumbuhan dan perkmbangan anak
sehingga anak tidak mengalami dari gizi buruk ataupun kelaianan yang menghambat
proses tumbuh dan berkembang.
d. Mencuci tangan memakai air bersih serta sabun.
Mencuci tangan ini ialah sesuatu langkah ataupun upaya yang dicoba untuk
menghindari ataupun mengurangi jumlah mikroorganisme yang terdapat pada tangan
supaya menghindari penularan bermacam-macam penyakit oleh sebab itu, mencuci
tangan wajib memakai sabun
2) PBHS di sekolah
Suatu kegiatan dengan target dalam menerapkan PBHS di sekolah yaitu guru,
siswa dan masyarakat dilingkungan sekolah itu sendiri dengan tujuan untuk
menerapkan pola hidup sehat untuk menciptkan sekolah yang sehat , bersih dan
proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari berbagai
penyakit dan infeksi.
Hal yang bisa dilakukan agar PBHS dapat diterapkan dengan baik dan
membentuk sebuah pola hidup sehat yaitu, selalu mencuci tangan dengan sabun baik
sesuadah makan dana sebelum makan. jajan jajanan yang sehat, menggunakan jamban
yang bersih, olahraga yang teratur, tidak merokok di lingkungan sekolah, membuang
pada tong sampah, dan rutin melaksanakan kerja bakti. Hal -hal diatas dapat
diterapkan agar lingkungan sekolah nyaman, bersih dan sehat.
Korupsi dipandang sebagai kejahatan yang luar biasa. Sebab, tidak mudah untuk
memberantasnya. Upaya pemberantasan korupsi tidak hanya menindak, melainkan juga
mencegah terjadinya korupsi. Upaya ini memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat
dan tidak hanya terfokus pada pemerintah itu sendiri. Mahasiswa sebagai agen perubahan
yang dianggap sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat dan merupakan pewaris
masa depan diharapkan terlibat aktif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Peran aktif
mahasiswa difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya
antikorupsi di Indonesia. Dalam menunjang peran aktif mahasiswa, perlu dibekali dengan
pengetahuan korupsi yang cukup dan cara pemberantasannya. Selain itu, mahasiswa dituntut
untuk dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari
(KPK, 2017).
Oleh karena itu, mahasiswa dinyatakan mampu menjadi agent of change atau agen
perubahan karena diakui telah menempuh pendidikan dengan bekal yang cukup. Mahasiswa
dianggap mampu membawa pengaruh pengetahuan ke dunia luar kampus karena dinilai
memiliki moral yang baik dalam artian dapat melakukan social control dalam suatu
komponen masyarakat. Pendidikan antikorupsi menjadi komponen penting dalam
pembekalan mahasiswa dalam kompetensi pemberhentian perilaku korupsi dan mahasiswa
dianggap mampu dalam menyuarakan kampanye antikorupsi di masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keadaan Umum Objek Observasi
Letak geografis Kabupaten Tasikmalaya ialah 7°02'29" - 7°49'08" Lintang Selatan
dan 107°54'10" - 108°26'42" Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya
memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sumberdaya air tanah yang dimiliki Kota Depok tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi, melainkan wilayah aliran air tanah yang disebut basin. Basin air di Wilayah
Kota Depok merupakan kesatuan dengan basin air tanah Jabodetabek sehingga mempunyai
area yang secara penampakan langsung mengikuti 14 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
mengalir ke kawasan Jakarta dan sekitarnya. Sumber aliran air tanah apabila ditelusuri dari
hulu, dimulai dari lereng Gunung Pangrango, Gunung Gede, Gunung salak, dan Gunung
Halimun yang merupakan sumber mata air dan kawasan resapan air utama yang meresap ke
dalam tanah. Setelah itu, oleh akuifer dialirkan air resapan tersebut ke arah hilir selatan yang
mengakibatkan air tanah dangkal (air tanah bebas) dan air tanah dalam (air tanah artesis). Air
tersebut setelah mencapai kawasan utara, yang meliputi wilayah Kabupaten Bogor, Kota
Depok, sebagian Kabupaten dan Kota Tangerang, sebagian Kabupaten dan Kota Bekasi, dan
utamanya Provinsi DKI Jakarta, lapisan tanah pembawa air tanah (akuifer) ini terbagi
menjadi beberapa lapisan yang semakin kompleks dan sangat lokal (BPPT, 2010).
Kota Depok memiliki dua sumber air yang utama. Dikutip dari Depok.go.id (2019),
“Sumber Daya Air yang ada terdiri dari dua sumber yaitu sungai dan situ. Secara umum
sungai-sungai di Kota Depok termasuk kedalam dua Satuan Wilayah Sungai besar, yaitu
sungai Ciliwung dan Cisadane. Selanjutnya sungai-sungai tersebut dibagi menjadi 13 Satuan
Wilayah Aliran Sungai, yaitu sungai Ciliwung, Kali Baru, Pesanggrahan, Angke, Sugutamu,
Cipinang, Cijantung, Sunter, Krukut, Saluran Cabang Barat, Saluran Cabang Tengah dan
sungai Caringin. Kota Depok memiliki 25 situ yang tersebar di wilayah Timur, Barat dan
Tengah. Luas keseluruhan situ yang ada di Kota Depok berdasarkan data tahun 2005 adalah
seluas 169,68 Ha), atau sekitar 0,84 % luas Kota Depok. Kedalaman situ-situ bervariasi
antara 1 sampai 4 meter, dengan kualitas air yang paling buruk terdapat pada Situ Gadog dan
Rawa Besar. Selain penurunan kualitas air, kawasan situ juga mengalami degradasi luasan.
Pembangunan perikanan di Kota Depok juga menghadapi masalah yang sama dengan
pertanian tanaman pangan, yaitu penyempitan lahan air kolam. Berdasarkan data tahun 2005,
luas areal air kolam adalah 242,21 ha dibandingkan pada tahun 2000 seluas 290,54 ha.”
Kecamatan Cipayung sebagai salah satu kecamatan di Kota Depok memiliki
perbatasan dengan kecamatan lainnya. Batas utara berbatasan dengan Kecamatan Pancoran
Mas, Batas Selatan dengan Kabupaten Bogor, Batas Barat berbatasan dengan Kecamatan
Cilodong, dan batas selatan dengan Kecamatan Sawangan. Di Kecamatan Cipayung terdiri
atas 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Cipayung, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Cipayung Jaya,
Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya (Cipayung.depok.go.id,
2017). Kecamatan Cipayung memiliki aliran air utama, yaitu sungai Kali Baru, dan Situ
Citayam.
Sungai Kali Baru di Kecamatan Cipayung termasuk aliran Kali Baru Timur yang
mengalir di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta dan menjadi bagian dari pengendalian
Banjir dan Perbaikan Sungai Ciliwung Cisadane. Kali Baru sebagai saluran irigasi berupa
sungai buatan yang dibangun berbarengan dengan pintu air Katulampa yang dibangun untuk
mengalirkan sebagian air Sungai Ciliwung dari Bogor bagian timur menuju Jakarta. Muara
dari Kali Baru berada di Pelabuhan Tanjung Priuk (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI
Jakarta, 2019).
Besarnya Aliran air Sungai Ciliwung Bogor, khususnya saat musim hujan,
mengakibatkan perlu dilakukan pemecahan sungai tersebut menjadi beberapa aliran sungai.
Pemecahan ini tidak hanya menjadi aliran sungai yang lebih kecil, tetapi beberapa dipecah
menuju Situ. Di Kecamatan Cipayung terdapat Situ Citayam, Situ tersebut merupakan
kawasan resapan air di Kelurahan Bojong dan sekitarnya, serta biasa dimanfaatkan oleh
warga setempat sebagai tempat budidaya ikan. Akan tetapi, Situ tersebut pernah mengalami
pendangkalan akibat alih fungsi menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga sehingga
pada tahun 2009, pemerintah Kota Depok melakukan revitalisasi dengan dilakukannya
pengerukan dan pembersihan untuk memulihkan keadaan lingkungan danau (Mugi, 2013).
Menurut Kepala Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) TPA Cipayung, Ardan
kurniawan mengatakan bahwa penyebab tingginya timbunan sampah di TPA Cipayung
adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengurangi produksi sampah melalui
pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Timbunan di TPA Cipayung sudah melebihi
kapasitas bahkan pada awal tahun 2020 mencapai ketinggian 23 Meter (MI, 2020).
Masyarakat Cipayung mayoritas menggunakan sumber mata air tanah yang berasal
dari sumur bor. Namun, ketika musim kemarau datang, beberapa daerah di Kecamatan
Cipayung mengalami kekeringan sumber air dan kesulitan terhadap akses air bersih akibat
jaringan PDAM yang belum merata.
Seorang warga di wilayah Rawa Geni, Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung
mengaku memiliki sumur dengan kedalaman 17 meter. Namun, tidak ada air yang keluar.
Seorang ketua RW daerah tersebut menuturkan bahwa hampir 50% warga di wilayah tersebut
mengalami masalah kekeringan. Sumur warga di wilayah ini memiliki kedalaman rata-rata 12
meter. Namun, ketika kekeringan datang, sumur tersebut harus dibor lagi hingga kedalaman
16-18 meter (Sutrisno, 2018).
Warga Cipayung banyak yang membuang aliran limbah rumah tangga secara
langsung ke aliran sungai, baik drainase maupun Kali tanpa diolah terlebih dahulu ataupun
dibuang ke septic tank. Selain warga, Industri rumahan berperan dalam pembuangan limbah
ke sektor irigasi di Kecamatan Cipayung. Di sepanjang Kali Baru juga umum ditemukan
tumpukan sampah yang menumpuk di tepian sungai. Tumpukan sampah ini sebagian sudah
memasuki aliran sungai yang mengakibatkan sungai menjadi jorok, kotor, dan sampah-
sampah ini juga mengakibatkan banjir apabila dibiarkan menumpuk di aliran sungai
(Alamsyah, 2019).
Situ Citayam yang sudah direvitalisasi pun masih termasuk ke tujuh situ kategori
tercemar sedang-berat. Berdasarkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota
Depok, ada 20 situ aktif yang setiap tahun dikaji dan menghasilkan tujuh situ yang termasuk
ke dalam kategori tersebut. Hasil tersebut diperoleh dengan pengkajian rutin dengan
persentase DTBP kisaran 60-80%. Kajian DTPB dilakukan untuk melihat seberapa besar
pencemaran yang terjadi di suatu situ dengan menggunakan alat ukur air, perilaku
masyarakat, dan kegiatan di sekitar situ. Apabila suatu situ padat penduduk, kontribusi
masyarakat dalam menghasilkan limbah pun semakin besar sehingga kualitas air dapat rusak
oleh limbah domestik yang masuk secara langsung ke situ (Radardepok, 2019).
TPA Cipayung yang memiliki kawasan seluas 10,8 ha tidak mampu menampung
sampah Kota Depok. Kondisi ideal suatu TPA adalah tumpukan sampah tidak melebihi 30
meter. Di TPA Cipayung memiliki 3 zona, seluruh zona tersebut telah melebihi batas
tumpukan sampah yang lebih dari 30 meter. Akibat kodnisi ini, sampah terpaksa ditumpuk di
area selain area penampungan, seperti di jalan dalam kawasan TPA. Produksi sampah harian
kota depok mencapai 750-800 ton sampah. Padahal, pihak TPA telah memberdayakan warga
dalam mengelola sampah secara mandiri yang dimulai dengan unit pengelolaan sampah
(UPS) tingkat kecamatan demi berkurangnya sampah yang dibuang di TPA. Pemilahan
sampah tersebut meliputi pemisahan sampah organik, anorganik, dan Limbah B-3. Adapun
alur pemilahan tersebut sebagai berikut:
1) Sampah organik dikumpulkan di tingkat RT, kemudian diolah di UPS setelah pengangkutan
dilakukan
2) Sampah anorganik dan B3 diangkut pada hari yang ditentukan, walaupun belum di semua
wilayah
Upaya ini belum berjalan maksimal akibat baru ada sebagian yang menerapkan
pemilahan sampah dan pengelolaan sampah organik secara khusus di UPS (MI, 2018).
Akibat kelebihan kapasitas ini, sampah-sampah menjadi berserakan, menghambat laju air
kali, dan lingkungan Cipayung menjadi kotor, kumuh, jorok, dan bau. Meskipun, PemKot
Depok telah mengajukan pemindahan TPA Cipayung ke Lulut-Nambo akibat kondisi TPA
ini telah berada di ambang kelebihan kapasitas dan semakin sulit menampung timbunan
sampah. Hal ini berdampak pada sanitasi Kecamatan Cipayung yang menurun.
Pengakuan warga sekitar TPA Cipayung mengeluhkan air tanah yang berada di
rumahnya tercemar akibat air dari tumpukan sampah terserap sehingga mengakibatkan air
tanah lokasi tersebut tercemar. Kondisi air sumur tersebut yang semula sumber air bersih
menjadi bau, berminyak, dan lengket mengakibatkan warga sekitar TPA titu kesulitan untuk
mandi, mencuci, dan memasak (Muntinanto, 2018).
Hukum tidak hanya mengatur hal- hal yang dilarang, tetapi hukum mengatur tentang
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya hukum, masyarakat akan terjamin dan
terlindungi sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hukum juga memberikan
serta melindungi ketertiban di lingkungan dan mencegah perbuatan yang merugikan banyak
orang
…… Melanggar pancasila yaitu sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Sila ini menunjukan bahwa masyarakat harus sadar akan hak nya untuk
menciptakan keadilan dan ketertiban di masyarakat. Karena, ini bertentangan dengan sila ke 5
dimana ditekankan pada ketertiban dan kesalahan masyarakat yaitu membuang sampah
sembarangan yang dampaknya merugikan orang banyak.
Penyediaan air bersih di Indonesia dijamin dalam Pasal 33 UUD 1945 ayat (3) yang
berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Juga, dipertegas dalam UU
No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa pemenuhan air bersih bagi masyarakat
merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah sebagai bagian dari
pelayanan publik yang harus dipenuhi.
Dalam meningkatkan sanitasi di Indonesia telah diatur dalam UU Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesadaran setinggi-tingginya. Pemerintah mengupayakan terciptanya
lingkungan yang bersih dan terhindar dari pencemaran sampah dengan mengatur dalam perda
Nomor 8 Tahun 2007. Pasal 21 huruf b perda tersebut berbunyi, "Setiap orang atau badan
dilarang membuang dan menumpuk sampah di jalan, jalur hijau, taman, sungai dan tempat-
tempat lain yang dapat merusak keindahan dan kebersihan lingkungan." pasal ini kemudian
didukung oleh Pasal 61 Ayat 1 perda tersebut memuat ketentuan pidana bagi orang atau
badan yang melanggar sejumlah pasal, termasuk Pasal 21 huruf b. Sanksi yang diatur dalam
61 Ayat 1 yakni ancaman pidana kurungan paling singkat 10 hari dan paling lama 60 hari
atau denda paling sedikit Rp100.000 dan paling banyak Rp20 juta.
Korupsi ini adalah tindakan yang bentuknya merugikan. Upaya yang bisa dilakukan melalui
pendidikan hingga ke masyarakat. Perlu diwujudkan dengan usaha sadar untuk mewujudkan
nilai anti korupsi. Pendidikan anti korupsi bisa dimulai dari hal hal yang kecil seperti
membuang sampah pada tempatnya dengan menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
Dikaitkan dengan anti korupsi, maka membuang sampah sembarangan merupakan hal yang
jangan dianggap sepele. Bagaimana bisa memberantas korupsi apabila hal hal yang berkaitan
dengan lingkungan masih saja di acuhkan. Menanamkan sikap selalu membuang sampah
pada tempatnya walaupun ini merupakan hal kecil, ini merupakan bentuk kejujuran dan rasa
tanggung jawab.
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila juga anti korupsi menjadi komponen
penting dalam pembentukan karakter mahasiswa. Pada tingkat inilah mahasiswa
mendapatkan ilmu pengetahuan tingkat lanjutan yang akan membawa pengaruh ke dalam
maupun luar perguruan tinggi. Maka, sebagai bentuk penanaman pematangan sikap kognitif
dan afektif mahasiswa digencarkan dalam pembentukan karakter yang disosialisasikan
dengan penekanan yang berskala. Wujud ini sebagai pencegahan krisis moral yang menjadi
permasalahan masa kini.
Fungsionalitas perwujudan akses air bersih dan sanitasi dalam komponen SDGs
penerapannya di Kecamatan Cipayung sudah diselenggarakan baik melalui institusi
pemerintah maupun non pemerintah. Namun, kesiapan lingkungan dan sosial yang terjadi
pada penyelenggaraan pengelolaan air bersih dan sanitasi mengalami kendala berupa
perilaku dari pelaku maupun kegiatan yang dilakukan pelaku dalam komponen masyarakat.
Jika ditinjau dalam target yang diterbitkan dalam wawasan SDGs tercapainya akses air bersih
dan sanitasi secara menyeluruh ke berbagai komponen masyarakat.
Perubahan yang cukup krusial dalam penanganan air bersih dan sanitasi memacu
kepada dorongan produksi teknologi, produk, pendidikan, penerapan hukum, dan perubahan
perilaku (Kementerian PPN Bappenas, n.d.). Rancangan terperinci dalam SDGs menurut
(Bappeda Jogja, n.d.) yaitu :
6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang
aman dan terjangkau bagi semua.
6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai
dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat
rentan.
6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara
global.
6.4. Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di
semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk
mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita
akibat kelangkaan air.
6.5 Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu di semua
tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang tepat.
6.6 Pada tahun 2030, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait sumber daya air,
termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, air tanah, dan danau.
6.7 Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan dukungan internasional dalam hal
pembangunan kapasitas bagi negara-negara berkembang, dalam program dan kegiatan terkait
air dan sanitasi, termasuk pemanenan air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, daur
ulang dan teknologi daur ulang.
Adapun beberapa solusi yang dapat kami tawarkan dalam mendukung program
pemerintah mensukseskan program SDGs poin 16 di antaranya:
1. Tingkat Individu
a. Membiasakan diri untuk menghemat air bersih
b. Tidak membuang sampah sembarangan
c. Menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak mencemarinya
d. Mengajak individu lain untuk menjaga kebersihan lingkungan
2) Tingkat Keluarga
4) Tingkat Pemerintah
Program ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi setiap pihak dan komponen dari
individu sampai dengan pemerintah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan adanya penanaman dan saran pada masyarakat diharapkan dapat terwujudnya
pola hidup bersih dan sehat di kawasan Kecamatan Cipayung. Pemberian rekomendasi diatas
bersifat fakta sehingga dapat dilaksanakan penerapannya karena berdasarkan peninjauan
terhadap kawasan lain yang sudah menerapkan poin SDGs dengan skala hampir menyeluruh
terlaksana, sehingga diharapkan saran yang diajukan dapat berguna dan bermanfaat bagi
masyarakat sebagai bahan peninjauan daerah masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Gerintya, S. 2018. Bagaimana Mutu dan Akses Air Bersih di Indonesia. Tirto.id.
https://tirto.id/bagaimana-mutu-dan-akses-air-bersih-di-indonesia-cGrk
Ika. 2018. Potret Sulitnya Air Bersih Picu Diare dan Masalah Sanitasi. Jawapos.com. Ika.
(2018). “Potret Sulitnya Air Bersih Picu Diare dan Masalah
Sanitasi”.https://www.jawapos.com/kesehatan/health-issues/23/11/2018/potret-
sulitnya-air-bersih-picu-diare-dan-masalah-sanitasi/.
Kementrian PPN Bappenas. (n.d.). Air Bersih dan Sanitasi Layak. sdgs bappenas.
http://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-6/
PDAM Tirta Benteng. (2020, April 15). Kondisi Air Bersih di Indonesia. Retrieved
November 26, 2020, from http://www.pdamtirtabenteng.co.id/berita/kondisi-air-
bersih-di-indonesia#:~:text=Berdasarkan%20capaian%20pembangunan%20tahun
%202015,layak%20sebesar%2087%2C8%25.
Rossa, V., & Nodia, F. (2018, November 23). Ada 33,4 Juta Penduduk Indonesia Kekurangan
Air Bersih. Suara.com. https://www.suara.com/health/2018/11/23/162639/ada-334-
juta-penduduk-indonesia-kekurangan-air-bersih?page=all#:~:text=Penduduk
%20Indonesia%20kekurangan%20air%20bersih.&text=Data%20Badan%20Pusat
%20Statistik%20(BPS,SDGs)%20yakni%20sebesar%20100%20persen.
Sihombing, P. O. 2020. Analisa Kebutuhan Air Bersih Pada Kota Binjai Sumatera Utara. 2-3.
http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/4034/Parto%20Oktavianus
%20Sihombing.pdf?sequence=1
Synergisolusi. (n.d.). Akses Air Bersih Belum Merata di Indonesia. Synergisolusi. Retrieved
November 26, 2020, from https://www.synergysolusi.com/berita/berita-terbaru/akses-
air-bersih-belum-merata-di-indonesia.html