Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI


MASYARAKAT DESA KEMLAKA GEDE KECAMATAN
TENGAH TANI KABUPATEN CIREBON

Disusun Oleh :

1. Eka Nurjannah (4102.0219.A.001)


2. Ikrar Andika Ramadhan (4102.0219.A.003)
3. Reynalda Pooja Lestari (4102.0219.A.011)
4. Shulha Amalia (4102.0219.A.015)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehinggga proposal penelitian kualitatif yang berjudul
“Pemanfaatan Kepemilikan Jamban Keluarga di Masyarakat Desa Kemlaka Gede
Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon” dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Awis Hamid Dani, M. MPd
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif yang telah
membimbing kami dalam mencoba melakukan penelitian kualitatif dan tak lupa
kami haturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah turut
berkontribusi dalam kelancaran usaha kami.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi Penelitian Kualitatif. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri.

Demi kesempurnaannya, penulis selalu mengharapkan adanya


saran dan masukan dari berbagai pihak. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua
pihak yang membacanya.

Cirebon, Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 2
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................ 2
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 3
1.3. TUJUAN PENELITIAN............................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 3
1.4. MANFAAT PENELITIAN ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1. PENGERTIAN JAMBAN ......................................................................... 4
2.2. MACAM-MACAM JAMBAN .................................................................. 4
2.3. KEPEMILIKAN JAMBAN ...................................................................... 5
2.4. PERAN PETUGAS KESEHATAN .......................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................. 8
4.1. ANGGARAN BIAYA ................................................................................ 8
4.2. JADWAL KEGIATAN.............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan masih terjadi di Indonesia. Di
sejumlah daerah, masyarakat masih BAB sembarangan dikali atau sungai. Data
Joint Monitoring Program WHO/UNICEF 2014, sebanyak 55 juta penduduk di
Indonesia masih berperilaku BAB sembarangan. Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2012, sebanyak 39-40 juta orang yang buang air besar
sembarangan, itu termasuk orang yang mempunyai jamban, namun masih
membuang kotorannya ke sungai.
Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk
penanda status kesehatan sebuah keluarga. Salah satu indikator utama tersebut
adalah Keluarga mempunyai akses sanitasi yang layak atau menggunakan jamban
sehat (Moeloek, 2016). Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Buruknya kondisi sanitasi akan
berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas
lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,
meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit (Kemenkes
RI, 2017).
Betapa pentingnya akses sanitasi sehingga tinjauan kesehatan membuktikan
bahwa sanitasi yang tidak layak menjadi faktor penyebab penularan berbagai
penyakit seperti diare, kolera, disentri, hepatitis A, tifus, polio dan terhambatnya
pertumbuhan pada balita (Moeloek, 2016). Berdasarkan data dan informasi Dirjen
P2P tahun 2016 bahwa penemuan kasus diare yang ditangani masih tinggi yaitu
sebesar 36,9%, jauh dari target yang diinginkan yaitu <1% (Kemenkes RI, 2018).
Salah satu upaya untuk mencegah berkembangnya penyakit dan menjaga
lingkungan menjadi bersih dan sehat dengan cara membangun jamban disetiap
rumah. Karena jamban merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Maka
diharapkan tiap individu untuk memanfaatkan fasilitas jamban untuk buang air
besar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap bersih,
nyaman dan tidak berbau (Alamsyah dan Muliawati, 2013).
Di propinsi Jawa Barat pembuangan akhir tinja selain tanki sebanyak 45,03%
ke sungai atau danau, 29,81% ke kolam, 19,55% ke lubang tanah, ke pantai, kebun
dan lain – lain sebanyak 3,02. Jika dilihat proporsi kabupaten/kota yang paling
berkontribusi dalam hal tersebut, bentanganya hampir semua ada di Wilayah Jawa
Barat bagian Selatan.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyar
orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka, dari data
tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
terdapat di 10 negara dan Indonesia sebagai negara kedua terbanyak ditemukan
3

masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu India (58%), Indonesia (12,9%),
China (4.5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%),
Nepal (1,3%), Brazil (1,2%), dan Niger (1,1%) (WHO, 2010).

1.2. RUMUSAN MASALAH


Sesuai dengan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana hasil gambaran kepemilikan jamban keluarga di desa Kemlaka
Gede?
2. Bagaimana pemanfaatan jamban keluarga di desa Kemlaka Gede?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan Umun dari proposal penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui pemanfaatan kepemilikan jamban keluarga di masyarakat
desa Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari proposal penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui gambaran kepemilikan jamban keluarga di desa Kemlaka
Gede.
2. Mengetahui pemanfaatan jamban keluarga di desa Kemlaka Gede.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman
khususnya tentang pemanfaatan kepemilikan jamban keluarga di masyarakat
desa kemlaka gede.
2. Bagi Pukesmas Desa Kemlaka Gede, dapat merencanakan program di masa
yang akan datang agar pemanfaatan kepemilikan jamban keluarga bisa
difumgsikan dengan benar serta dapat menurunkan angka kejadian penyakit.
3. Bagi Masyarakat Desa Kemlaka Gee, dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemanfaatan jamban keluarga sehingga masyarakat
dapat menggunakan jamban dengan benar serta dapat mengurangi terjadinya
perilaku buang air besar (BAB) sembarangan
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN JAMBAN


Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan
mengumpulkan kotoran atau najis manusia, biasa disebut takus/wc. Sehingga
kotoran tersebut akan tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi
penyebab atau penyebaran penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
(Depkes RI, 2013)
Pengertian lainya tentaang jamban adalah pengumpulan kotoran manusia di
suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran
manusia dan mengganggu estetika (Hasibuan, 2011). Sementara menurut
Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembangunan tinja yang
efektif untuk memutus rantai penularan penyakit (Kemenkes, 2012: 852).
Salah satu upaya untuk mencegah berkembangnya penyakit dan menjaga
lingkungan menjadi bersih dan sehat dengan cara membangun jamban di setiap
rumah. Karena jamban merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Maka
diharapkan tiap individu untuk memanfaatkan fasilitas jamban untuk buang air
besar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap bersih,
nyaman dan tidak berbau (Dedi dan Datna, 2013:172).
Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan bagian dari
kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah berkembangnya penyakit
saluran pencernaan yang disebabkan oleh kotoran manusia yang tidak dikelola
dengan baik.

2.2. MACAM-MACAM JAMBAN


Jamban keluarga yang didirikan mempunyai beberapa pilihan. Pilihan yang
baik adalah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air yang
tercukupi dan berada didalam rumah. Terdapar beberapa jenis jamban (Mubarak,
2013).
1. Jamban Cemplung (Pit Latrine)
Merupakan jamban paling sederhana yang digunakan masyarakat, namun
kurang sempurna. Dinamakan jamban cemplung karena hanya terdiri dari galian
dan atasnya diberi lantai sehingga kotoran langsung masuk kedalam penampungan
dan dapat mengotori tanah.
2. Jamban Plengsengan
Merupakan tempat untuk membuang kotoran dimana terdapat saluran yang
bentuknya miring penghubung antara tempat jongkok ke tempat pembuangan
kotoran. Jamban plengsengan lebih baik bila di bandingkan jamban cemplung
karena baunya lebih berkurang dan lebih aman bagi pemakai jamban. Namun
5

sebaiknya bagi jamban cemplug dan plengsengan ada baiknya tempat jongkok
harus dibuatkan tutup.
3. Jamban Empang (Overhung Latrine)
Jamban yang dibangun di atas sungai, rawa dan empang. Kotoran dari jamban
ini jatuh kedalam air dan akan dimakan oleh ikan atau dikumpulkan melalui saluran
khusu dari bambu atau kayu yang ditanam mengelilingi jamban
4. Jamban Kimia (chemical toilet)
Jamban model ini biasanya dibangun pada tempat-tempat rekreasi, pada
transportasi seperti kereta api, pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfaksi
dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai dengan kertas
tisue (toilet piper). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah
terkumpul perlu dibuang lagi.
5. Jamban Leher Angsa (angsalatrine)
Merupakan jamban leher lubang kloset berbentuk lengkung, dengan demikian
akan terisi air gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau kotoran serta
masuknya serangga.

2.3. KEPEMILIKAN JAMBAN


Terdapat banyak hal yang melatarbelakangi responden dalam memutuskan untuk
memiliki jamban keluargai atau tidak. Sebagaian besar responden atau 70,26 % penduduk
Desa Kemlaka tidak memiliki jamban keluarga. Hal tersebut tentunya menjadi sesuatu
yang penting untuk diperhatikan karena sangat berkaitan dengan kesehatan masyarakat di
Desa Kemlaka. Alasan sebagian besar responden tidak memiliki jamban adalah tidak
memiliki cukup dana untuk membuat jamban pribadi atau jamban yang ideal di rumah
mereka. Alasan lain yang kerap muncul adalah letak geografis tempat tinggal responden
yang kurang memungkinkan untuk pembangunan jamban pribadi di setiap rumah mereka.
Namun menurut Otayya (2012),alasan masyarakat yang belum memiliki jamban bukan
semata-mata hanya karena faktor ekonomi, tetapi lebih kepada kurangnya kesadaran
masyarakat tentang PHBS. Selain itu faktor lainya adalah ketergantungan
masyarakat kepada bantuan pemerintah dalam hal pembangunan jamban. Hal
tersebut tentunya akan lebih efektif apabila pemberian bantuan tersebut disertai
dengan sosialisasi yang bersifat edukatif berkaitan dengan pemanfaatan jamban.

2.4. PERAN PETUGAS KESEHATAN


Menurut hasil penelitian Pebriani (2012) tentang faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan jamban, yaitu didapatkan hubungan yang bermakna antara
peranan petugas kesehatan dengan pemanfatan jamban dengan nilai p=0,005,
namun masih ada peran petugas kesehatan yang tidak mendukung karena ada
beberapa responden yang tidak dilakukan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi tentang
pemanfaatan jamban sehat dari penyuluhan ataupun promosi kesehatan yang
dilakukan petugas sewaktu adanya kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas
kesehatan. Namun petugas kadang-kadang tidak memperlihatkan selebaran atau
6

leaflet tentang jamban dan manfaat dari pemanfaatan jamban sehat sehingga
informasi yang diperoleh masih kurang jelas, karena mereka hanya mendengar
ucapan yang disampaikan oleh petugas sehingga sering lupa apa yang telah
disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut. Progam Indonesia Sehat melalui
pendekatan keluarga (PISPK) diharapkan dapat mendorong kepala keluarga untuk
memiliki jamban sehat dan memanfaatan jamban sehat tersebut selain itu kegiatan
pemicuan yang dilakukan oleh sanitarian diharapkan dapat memicu rasa jijik untuk
merubah perilaku buang air besar sembarangan dan lebih memanfaatkan jamban
keluarga. Petugas kesehatan merupakan salah satu pendorong masyarakat untuk
memilik idan memanfaatkan jamban sehat (Pebriani, 2012).
Petugas kesehatan merupakan orang yang cukup didengar nasehatnya oleh
masyarakat. Nasehat yang diberikan berupa demi kesehatan kepala keluarga dan
anggota keluarganya. Petugas kesehatan merupakan ujung tombak dalam
mempromosikan dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya memanfaatkan
jamban sehat.
7

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian


deskriptif. Pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan hasil pemanfaatan
jamban keluarga di Desa Kemlaka Gede. Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam. Penentuan
informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball (sampling bola salju).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan analisis data
oleh Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah berdasarkan model Miles dan
Huberman yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verfication
(Sugiyono, 2017:246)
1. Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih pokok permasalahan, fokus pada
data yang diteliti dan membuang data yang tidak diperlukan. Dalam hal ini
peneliti memilih bagian-bagian yang bisa digunakan, baik itu hasil dari
wawancara, observasi maupun dokumentasi.
2. Data Display (Penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya mendisplaykan atau
menyajikan data. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif.
Data yang diperoleh disusun dalam uraian singkat agar data mudah dipahami
dan memudahkan peneliti untuk merencanakan langkah selanjutnya.
3. Conclution (Kesimpulan)
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan pada penelitian ini dengan cara menyimpulkan hasil dari
wawancara, observasi dan dokumenasi.
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. ANGGARAN BIAYA


Tabel 4.1 Format Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Kebutuhan kegiatan 950.000
2. Bahan habis pakai 550.000
3. Perjalanan 500.000
4. Lain-lain 3.550.000
Total 5.550.000

Tabel 4.2 Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan Jumlah Harga
Jenis Pengeluaran Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Kebutuhan Kegiatan
a. Sewa Gedung 300.000 300.000
b. Sewa Kursi 3.000 50 kursi 150.000
c. Sewa Sound / Pengeras Suara 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 950.000
Harga Satuan Jumlah Harga
2. Bahan Habis Pakai Jumlah
(Rp) (Rp)
a. ATK 50.000 50.000
b. Kertas A4 45.000 1 rim 45.000
c. Masker 75.000 1 box 75.000
d. Hand Sanitizer 20.000 4 buah 80.000
e. Banner 300.000 300.000
SUB TOTAL (Rp) 550.000
Harga Satuan Jumlah Harga
3. Perjalanan Jumlah
(Rp) (Rp)
a. Transport Lokal 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 500.000
Harga Satuan Jumlah Harga
4. Lain-lain Jumlah
(Rp) (Rp)
a. Konsumsi 35.000 50 orang 1.750.000
b. Perijinan 500.000 500.000
c. Plakat 100.000 1 buah 100.000
d. Pengadaan proposal 50.000 1 bundel 50.000
e. Revisi proposal 50.000 50.000
f. Seminar proposal 100.000 100.000
9

g. Pembuatan ethical clearance


(EC) 100.000 100.000
h. Penggandaan dan jilid 100.000 4 400.000
i. Penyusunan hasil penelitian 100.000 100.000
j. Revisi hasil penelitian 100.000 100.000
k. Souvenir 300.000 300.000
SUB TOTAL (Rp) 3.550.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 5.550.000
(Terbilang : Lima juta lima ratus lima puluh ribu rupiah)

4.2. JADWAL KEGIATAN


Program ini direncanakan dengan alokasi waktu sebagai berikut.
Minggu ke
No. Kegiatan Januari Februari
I II III IV I II III IV
1. Pembuatan proposal
2. Pengajuan proposal
3. Survei tempat penelitian
4. Perizinan penelitian
5. Penyuluhan
6. Evaluasi
7. Pembuatan laporan hasil penelitian
10

DAFTAR PUSTAKA

1. Sri Lestari. 2015. Faktor - faktor yang berhubungan dengan kepemilikan


Jamban Keluarga. Jurnal Kesehatan Volume 6 Nomor 2 Desember 2015.

2. Jefri Nuvika Ratma. 2018. Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan


Jamban di Desa Blimbang Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun.

Anda mungkin juga menyukai