Disusun oleh :
Ahmad Mustafid Alwi G4A018052
Pembimbing Lapangan :
dr. Kuntoro
2019
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................ 3
D. Manfaat........................................................................................................... 3
II. ANALISIS SITUASI ................................................................................... 5
A. Gambaran Umum Puskesmas Tambak II....................................................... 5
1. Keadaan Geografi ................................................................................... 5
2. Keadaan Demografi ................................................................................ 5
3. Petugas Kesehatan .................................................................................. 6
4. Sarana Kesehatan ................................................................................... 8
5. Pembiayaan Kesehatan .......................................................................... 8
6. Capaian program dan Derajat Kesehatan Masyarakat ........................... 8
III. ANALISIS SISTEM DAN INDENTIFIKASI ISU STRATEGIS......... 14
A. Analisis Sistem ............................................................................................. 14
B. Analisis Strengyh Weakness, Opportunitym Threat (SWOT) ...................... 19
IV. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH ........................................................................................................ 24
A.Pembahasan Isu Strategis ............................................................................... 24
B.Alternatif Pemecahan Masalah ...................................................................... 26
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 28
A.Kesimpulan..................................................................................................... 28
B.Saran ............................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Pengaturan kesehatan lingkungan ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat, melalui upaya pencegahan
penyakit dan gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih menjadi
masalah utama pada kesehatan masyarakat, antara lain malaria pada tahun 2012
sebanyak 417.819 kasus, demam berdarah dengue pada tahun 2012 sebanyak
90.245 kasus dengan jumlah kematian 816, penemuan pneumonia balita pada
tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12 %, serta angka kesakitan diare pada semua
umur menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006
menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010 (Permenkes RI, 2015).
Salah satu permasalahan terkait lingkungan adalah mengenai sampah
rumah tangga. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Pola
konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah
yang semakin beragam antara lain, sampah kemasan yang berbahaya dan atau
sulit diurai oleh proses alam. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan
berpengaruh terhadap lingkungan kesehatan masyarakat disekitarnya
(Permenkes RI, 2008).
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2016,
total sampah yang dihasilkan oleh Indonesia sebesar 38,5 juta ton/tahun.
Sedangkan pulau Jawa menghasilkan total sampah 21,2 juta ton/tahun. Produksi
sampah juga semakin meningkat dari tahun ke tahun di Kabupaten Banyumas.
Pada tahun 2005, produksi sampah mencapai 700m³ per hari, lima tahun
kemudian yaitu tahun 2010 meningkat menjadi 1.100m³ per hari. Tahun 2011,
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan ini antara lain:
1. Bagaimana cakupan dan target program tempat sampah sehat di rumah tangga
di Puskesmas Tambak II.
2. Apa saja kendala yang dihadapi pada program tempat sampah sehat di rumah
tangga di Puskesmas Tambak II?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menganalisis masalah kesehatan dan mencari metode pemecahan
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum tentang keadaan kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Tambak II.
b. Mengetahui secara umum program dan cakupan tempat sampah sehat di
rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.
c. Mengetahui secara umum hambatan dan cara mengatasi masalah yang
timbul pada proses program tempat sampah sehat di rumah di wilayah
kerja Puskesmas Tambak II.
d. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program tempat sampah sehat
di rumah di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.
e. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program tempat
sampah sehat di rumah di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk memperbaiki
kekurangan yang masih ada.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk melakukan evaluasi
kinerja program tempat sampah sehat di rumah, guna perbaikan program
serta mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
4
A. Gambaran Umum
1. Keadaan Geografi
Puskesmas Tambak II merupakan wilayah timur jauh (tenggara) dari
Kabupaten Banyumas, dengan luas wilayah 1.432 Ha atau sekitar 1,1% dari
luas kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas Tambak II terdiri dari 5 desa
yaitu: Purwodadi, Karangpucung, Prembun, Purwodadi dan Buniayu. Desa
yang paling luas adalah Purwodadi yaitu 374 ha, sedangkan desa yang
wilayahnya paling sempit adalah Karangpucung yaitu sekitar 220 ha.
Wilayah Puskesmas Tambak II terletak diperbatasan Kabupaten
Banyumas dengan Kabupaten Kebumen, dan berbatasan dengan :
a. Disebelah utara : Desa Watuagung
b. Sebelah timur : Kabupaten Kebumen
c. Sebelah Selatan : Desa Gebangsari
d. Sebelah Barat : Desa Kamulyan, Desa Karangpetir.
Wilayah Puskesmas Tambak II terletak pada ketinggian sekitar 15
mdpl – 35 mdpl. Dengan suhu udara rata – rata sekitar 27 derajat celcius
dengan kelembaban udara sekitar 80 %. Sekitar 50 % dari luas tanah adalah
daerah persawahan, 43 % pekarangan dan tegalan dan 7 % lain-lain.
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dalam wilayah Puskesmas Tambak II tahun 2018
berdasarkan data yang dari BPS adalah 20.437 jiwa. Terdiri dari 10.173
jiwa (49,77%) laki-laki dan 10.264 jiwa (50,23%) perempuan. Jumlah
keluarga 6.835 KK dan kepadatan penduduk 1.392 jiwa/km². bila
dibandingkan dengan tahun 2017 jumlah jiwa dalam wilayah Puskesmas
Tambak II mengalami penurunan.
5
6
b. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2018 yang paling banyak adalah Desa
Pesantren sebesar 6.364 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.701
jiwa/km2, sedangkan yang paling sedikit penduduknya adalah Desa
Pesantren sebesar 2.731 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.241 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk total wilayah Puskesmas Tambak II adalah 1.392
jiwa/km2. Penyebaran penduduknya cukup merata, mulai dari daerah yang
dekat jalan raya sampai ke daerah.
3. Petugas kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan tenaga kunci dalam mencapai
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan
dalam wilayah Puskesmas Tambak II adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Medis
Tenaga Medis atau dokter yang ada di sarana kesehatan dalam wilayah
Puskesmas Tambak II ada 2 (dua) orang dokter umum yang bekerja di
wilayah Puskesmas Tambak II atau dengan rasio sebesar 9,78/100.000
penduduk.
b. Dokter Spesialis
Dokter spesialis tidak ada. Standar IIS 2010, 6/100.000 penduduk.
c. Dokter Gigi
Dokter gigi sebanyak 1 (satu)orang atau rasio terhadap 100.000 penduduk
sebesar 4,89 dan untukStandar IIS 2010, 11/100.000 penduduk.
d. Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi pada Puskesmas Tambak II sebanyak 1 (satu) orang atau
rasio terhadap 100.000 penduduk sebesar 4,89 dan untuk standar IIS 2010,
10/100.000 penduduk.
e. Tenaga Bidan
Tenaga Kebidanan jumlahnya 11 orang.Berarti ratio tenaga bidan adalah
53,82/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, jumlah tenaga bidan
100/100.000 atau 16 bidan.
7
f. Tenaga Perawat
Tenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas Tambak II lulusan
SPK ada 4 orang dan D-III Keperawatan 6 orang, jumlah seluruhnya ada
10 orang perawat (ratio 48,93/100.000 jumlah penduduk). Standar IIS
tahun 2010, adalah 117,5/100.000 penduduk (sekitar 19 perawat).
g. Tenaga Gizi
Tenaga Gizi di Puskesmas Tambak II jumlahnya1 orang, lulusan D-III
Gizi, ratio 4,8202/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, 22/100.000
penduduk.
h. Tenaga Sanitasi
Tenaga kesehatan masyarakat ada 1 (satu) orang dengan ratio
4,791/100.000 penduduk dan untuk tenaga Sanitasi ada 1 orang dengan
pendidikan D-III dengan ratio4,89/100.000 penduduk. Standar IIS 2010,
40/100.000 penduduk (6,5 tenaga sanitasi).
Tabel 2.1. Ratio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di
Puskesmas Tambak II, tahun 2018.
B. Sarana Kesehatan
a. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes
Puskesmas Tambak II satu-satunya sarana kesehatan yang mempunyai
kemampuan Labkes di wilayah Puskesmas Tambak II.
b. Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Dasar
Rumah Sakit yang menyelenggarakan 4 pelayanan dasar tidak ada.
c. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan gawat darurat di wilayah Puskesmas Tambak II hanya ada di
Puskesmas.
C. Pembiayaan Kesehatan
Penyelenggaraan pembiayaan di Puskesmas terdiri dari operasional
umum, BPJS, Jamkesmas, Jamkesda dan dana BOK. Semua anggaran ini
tujuannya adalah agar semua program kesehatan di puskesmas bisa berjalan
sesuai yang diharapkan dan bisa mencapai target target yang telah ditentukan.
Oleh karena itu semua anggaran ini saling melengkapi satu sama lain.
Anggaran dana operasional umum di Rencana Kerja Anggaran tahun
2018 berasal dari APBD KAB/KOTA yaitu belanja langsung (BLUD) sebesar
1.128.568.606 dan dari penambahan operasional sebesar 252.271.000 dan dari
APBN (Dana Alokasi Khusus) sebesar 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta
rupiah).
12
10 9,7
9,5
8
6,8
6 6,1
0
2014 2015 2016 2017 2018
40
33,7
35
30
25
21,2
20
14,4 14,5
15
10
5
0
0
2014 2015 2016 2017 2018
A. Analisis Sistem
1. Input
a. Man (Tenga Kesehatan)
Tenaga kesehatan merupakan sebuah indikator penting dalam
mencapai keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Jumlah tenaga
kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas Tambak II adalah sebagai
berikut :
1) Tenaga Medis
Tenaga medis atau dokter yang ada di sarana kesehatan dalam
wilayah Puskesmas Tambak II ada 3 (tiga) orang, yaitu dua dokter
umum dan satu dokter gigi yang bekerja di Puskesmas Tambak II,
sedangkan dokter spesialis belum ada. Menurut standar Peraturan
Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014, puskesmas kawasan pedesaan
rawat inap minimal memiliki 2 dokter dan 1 dokter gigi sehingga
Puskesmas Tambak II sudah memenuhi standar ketenagaan puskesmas.
2) Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi pada Puskesmas Tambak II sebanyak 1 (satu)
orang. Menurut standar Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014
puskesmas kawasan pedesaan rawat inap minimal memiliki 2 tenaga
kefarmasian sehingga Puskesmas Tambak II belum memenuhi standar
ketenagaan puskesmas.
3) Tenaga Bidan
Tenaga kebidanan di Puskesmas Tambak II jumlahnya 11 orang.
Menurut standar Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014, puskesmas
kawasan pedesaan rawat inap minimal memiliki 7 bidan sehingga
Puskesmas Tambak II sudah memenuhi standar ketenagaan
puskesmas.
14
15
4) Tenaga Perawat
Tenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas Tambak II
jumlahnya ada 10 orang. Standar Peraturan Menteri Kesehatan no. 75
tahun 2014, puskesmas kawasan perkotaan rawat inap minimal
memiliki 8 perawat sehingga Puskesmas Tambak II sudah memenuhi
standar ketenagaan puskesmas.
5) Tenaga Gizi
Tenaga gizi di Tambak II jumlahnya 1 orang. Standar Peraturan
Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014, puskesmas kawasan pedesaan
rawat inap minimal memiliki 2 tenaga gizi sehingga Puskesmas
Tambak II belum memenuhi standar ketenagaan puskesmas.
6) Tenaga Kesehatan Lingkungan
Tenaga kesehatan lingkungan ada 2 orang. Standar Peraturan
Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014, puskesmas kawasan pedesaan
rawat inap minimal memiliki 1 tenaga kesehatan lingkungan sehingga
Puskesmas Tambak II sudah memenuhi standar ketenagaan puskesmas.
Setiap program pokok UKM Puskesmas Tambak II dikoordinasi
oleh pemegang program. Program kesehatan lingkungan dikoordinasi oleh
Pak Marino dan dibantu staf Dipta, A.Md.K.L. STBM menjadi salah satu
prioritas yang sedang dilakukan program kesehatan lingkungan, dan pilar
keempat yakni pengelolaan sampah di rumah tangga dimana di dalamnya
terdapat program tempat sampah sehat di rumah tangga telah dikoordinasi
secara menyeluruh semenjak tahun 2015 oleh pemegang program saat ini.
Menurut pengakuan pemegang program, sumber daya kesehatan yang
menjalankan program hanya 2 orang dari bagian kesehatan lingkungan.
puskesmas bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan bisa mencapai target
target yang telah ditentukan. Oleh karena itu semua anggaran ini saling
melengkapi satu sama lain.
Anggaran dana operasional umum di Rencana Kerja Anggaran
tahun 2018 berasal dari APBD KAB/KOTA yaitu belanja langsung
(BLUD) sebesar 1.128.568.606 dan dari penambahan operasional sebesar
252.271.000 dan dari APBN (Dana Alokasi Khusus) sebesar 520.000.000
(lima ratus dua puluh juta rupiah). Jumlah anggaran BOK yang digunakan
untuk program pemicuan STBM sebesar 6.000.000
tempat sampah sehat atau belum. Setelah itu praktik menggunakan alat
peraga yang telah disiapkan.
e. Minute
Secara umum program tempat sampah sehat di rumah tangga di
puskesmas Tambak II berjalan setiap tahun dengan alokasi waktu kegiatan
yang fleksibel. Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kerja (RPK) program
kesehatan lingkungan tahun 2019, frekuensi pelaksanaan program
dilakukan minimal 10 kali dalam setahun. Setiap desa mendapatkan
penyuluhan minimal 1 kali dalam setahun. Waktu yang dibutuhkan untuk
1 kali penyuluhan dan praktik lapangan sekitar 3-4 jam sehari.
f. Market
Sasaran kegiatan penyuluhan dan praktik lapangan meliputi seluruh
masyarakat di wilayah Puskesmas Tambak II baik yang sudah maupun
yang belum melaksanakan program tempat sampah sehat. Khususnya yang
belum melaksanakan program tempat sampah sehat.
2. Proses
a. Perencanaan
Tahap perencanaan program tempat sampah sehat pada rumah
tangga diawali dengan mengadakan rapat tahunan yang diadakan setiap
awal dan akhir tahun. Rapat dilaksanakan di Kabupaten untuk membahas
rencana program termasuk penyuluhan dan praktek lapangan. Kemudian
setiap 3 bulan diadakan loka karya mini untuk mengetahui sudah sejauh
mana capaian target dan menduskusikan masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan program.
b. Pengorganisasian
Pemegang program bekerjasama dengan perangkat desa, Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan serta lintas program untuk dapat
melaksanakan penyuluhan serta praktik lapangan.
18
c. Pelaksanaan program
Pelaksanaan program melibatkan kerjasama antara pemegang
program dengan lintas sektoral. Kegiatan penyuluhan dan praktik lapangan
dilaksanakan di tiap desa. Pemegang program berkoordinasi dengan
Kepala Dusun dan juga kader untuk menentukan waktu pelaksanaan
kegiatan dan untuk mengumpulkan warga. Penyuluhan dan praktik
lapangan dilakukan bersamaan dengan program pemicuan STBM yang
lainnya. Materi yang disampaikan untuk penyuluhan telah disiapkan dalam
bentuk power point yang memuat materi seperti cara pemilihan tepat
sampah yang sesuai standar sehat, materi pengolahan sampah rumah
tangga, penyusunan strategi pengolahan sampah rumah tangga,
pengorganisasian pengolahan dan pembuangan sampah rumah tangga,
serta dampak yang akan ditimbulkan apabila sampah tidak dikelola dengan
baik. Selanjutnya, dilakukan sesi tanya jawab setelah penyuluhan selesai.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik lapangan pemilahan sampah rumah
tangga dan memberikan contoh tempat sampah yang sehat. Kegiatan
praktik bertujuan untuk menimbulkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan lingkungan terutama pentingnya pembuatan tempat
sampah sehat. Satu kegiatan termasuk didalamnya penyuluhan dan praktik
lapangan umumnya berlangsung sekitar 3-4 jam.
d. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk kelancaran kegiatan.
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian terhadap program
dilakukan Penilaian untuk keberhasilan kegiatan penyuluhan dan praktik
lapangan dilakukan dengan metode monitoring dan survei yang dilakukan
oleh pemegang program kepada masyarakat. Survei dilakukan secara
keseluruhan tentang kesehatan lingkungan dengan menggunakan form
yang digunakan untuk menilai apakah rumah warga sudah memiliki
tempat sampah yang sehat atau belum. Tempat sampah sehat dinilai
memenuhi syarat apabila dalam rumah tangga memiliki tempat sampah
yang kedap air, kokoh, tertutup, dipisah antara organik dan anorganik,
serta mudak dipindahkan.
19
3. Output
Pada tahun 2017, capaian target tempat sampah sehat di rumah
tangga hanya 4,6% dari 314 target minimal yaitu 76%. Sekitar dari 6835
total KK yang telah melaksanakan program dengan baik. Sedangkan pada
tahun 2018 capaian dari Januari-Desember hanya 4,9% dari target minimal
yaitu 76%. Sekitar 335 rumah dari 6835 yang telah melaksanakan program
dengan baik.
Tempat sampah ehat pada masing-masing rumah tangga dihitung
dengan membagi total kepala keluarga yang memiliki tempat sampah sehat
dengan total kepala keluarga pada desa tersebut.
Yang dimaksud dengan tempat sampah sehat tiap kepala keluarga adalah
tempat sampah yang kedap air, kokoh, tertutup, dipisah antara sampah
organik dan anorganik, dan mudah dipindahkan, sesuai Permenkes 3 Tahun
2014.
4. Outcome
Dampak yang diharapkan dari pelaksanaan program adalah
terciptanya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
lingkungan melalui tempat sampah sehat pada rumah tangga. Dampak yang
akan terjadi apabila tempat sampah tidak sesuai standar sehat dan sampah
tidak dikelola dengan baik adalah timbulnya penyakit-penyakit terkait
kualitas lingkungan seperti diare yang masih menempati 10 besar penyakit
di Puskesmas Tambak II
20
5. Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Secara umum, seluruh desa berada dalam geografi dataran
rendah, akses jalan yang sebagian besar beraspal, dan jarak rumah
yang tidak begitu berjauhan.
tempat di desa. Selain itu juga tidak ada upaya pembuatan peraturan
desa tentang kesehatan lingkungan.
6. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik dilakukan mengadakan rapat koordinasi serta
lokakarya mini yang dilaksanakan setiap bulan yang dihadiri oleh seluruh
karyawan terutama pemegang program. Dalam rapat tersebut, pemegang
program akan menjelaskan capaian sementara serta kendala yang dihadapi
untuk dilakukan evaluasi serta penyelesaian masalahnya.
1. Strength
a. Input
1) Man
Puskesmas Tambak II memiliki 2 orang sanitarian yang berfokus
pada program kesehatan lingkungan. Pemegang program
mendapatkan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan
ilmu terkait dengan kesehatan lingkungan. Pemegang program
memiliki tanggungjawab yang baik dan semangat dalam
menjalankan program.
2) Money
Pembiayaan program tempat sampah sehat di rumah tangga
berasal dari dana BOK yang dilakukan untuk penyuluhan serta
praktik lapangan yang dilaksanakan minimal 1 kali setiap desa.
22
3) Material
Material yang digunakan untuk keberlangsungan program sudah
cukup memadai. Materi untuk penyuluhan dan praktik lapangan
sudah disediakan dengan baik. Pemilihan topik yang akan
disampaikan telah ditentukan dan disesuaikan dengan tema
kegiatan.
4) Method
Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab sehingga
mempermudah masyarakat untuk memahami materi yang
disampaikan. Kegiatan praktik lapangan yang melibatkan peran
masyarakat secara langsung diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.
5) Minute
Kegiatan membutuhkan waktu yang cukup singkat sekitar 3-4
jam sehingga tidak terlalu menyita waktu masyarakat dan tenaga
kesehatan lain.
b. Process
1) Perencanaan
Perencanaan program diadakan setiap tahun dan membahas
mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan praktik
lapangan.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan Program
Setiap desa mendapatkan kesempatan minimal 1 kali untuk
mendapatkan penyuluhan dan praktik lapangan. Pelaksanaan
kegiatan cukup menarik dengan adanya praktik langsung
pengelompokan sampah. Pelaksanaan program di targetkan
sebanyak 10 kali dalam setahun. Pelaksanaan program
mengikuti jadwal rapat rutin warga sehingga target sasaran
warga yang datang tinggi. Sudah ada beberapa desa yang
23
b. Process
1) Perencanaan
Jadwal pelaksanaan program penyuluhan tidak tentu karena
mengikuti kegiatan rapat warga.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan Program
a) Realisasi penyediaan tempat sampah sehat di lingkungan
warga oleh desa masih belum sesuai dengan standar
tempat sampah sehat.
b) Tidak semua desa menyediakan dana untuk tempat
sampah sehat dan dana pembuatan TPS
c) Belum ada pelopor pembuatan tempat sampah sehat di
lingkungan masyarakat.
d) Belum ada tempat pembuangan sampah sementara di
desa, Sehingga membuat masyarakat bingung untuk
kelanjutan dari pengolahan sampah yang sudah
dikumpulkan di tempat sampah.
3) Pengorganisasian
a) Kerjasama antara pemegang program dengan lintas
sektoral tidak bertahan lama. hanya terjadi ketika acara
penyuluhan. Setelah acara penyuluhan komitmen lintas
sektoral untuk menyelesaikan permasalahan sampah
berkurang.
4) Pengawasan, pengendalian, dan penelitian, (P3) untuk
kelancaran kegiatan.
a) Waktu pelaksanaan survei tempat sampah sehat belum
terstruktur dan terjadwal dengan baik. Selama ini waktu
pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan program lain
diluar kesehatan lingkungan seperti promosi kesehatan.
Terkadang
25
3. Opportunity
a. Terdapat satu desa di wilayah kerja Puskesmas Tambak II yang sudah
bersedia mensukseskan program tempat sampah sehat dengan cara
dibangun TPS dan ada mesin pencacah sampah. Desa ini bisa menjadi
percontohan desa lainnya agar kedepannya warga desa dan perangkat
desa lain bisa termotivasi dan ikut mensukseskan program tempat
sampah sehat.
b. Masyarakat antusias dalam mengikuti penyuluhan tentang tempat
sampah sehat dirumah tangga.
c. Terdapat dana desa yang dapat dialokasikan untuk pelatihan dan
pembuatan kader. Dana desa juga dapat dialokasikan untuk kegiatan
tempat sampha sehat di rumah tangga.
d. Terdapat rapat rutin di lingkungan masyarakat yang bisa dijadikan
sarana sosialisasi program.
e. Jarak antar desa berdekatan.
4. Threat
a. Latar belakang pendidikan masyarakat yang beragam dan mayoritas
masih rendah sehingga mempengaruhi kemampuan menyerap informasi
penting tentang tempat sampah sehat di rumah tangga.
b. Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan masih terjadi
pada sebagian masyarakat desa. Biasanya sampah pada rumah tangga
dibakar di sekitar rumah.
c. Pengaruh orang tua yang turun temurun atau anggota keluarga lain yang
masih belum peduli tentang pembuatan tempat sampah sehat di rumah
tangga.
d. Kurangnya kebijakan dan andil pemerintah desa terhadap program
tempat sampah sehat di rumah tangga.
IV. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
24
25
saat ini lebih difokuskan pada pilar 1 dan pilar 2 sehingga belum
terlalu difokuskan pada pengelolaan sampah rumah tangga (Kemenkes RI,
2015).
Peluang atau opportunity dalam program tersebut adalah adanya
satu desa yang sudah peduli tentang pembuatan tempat sampah sehat di
rumah warga. Perangkat desa dan warga berkomitmen untuk menyelesaikan
masalah sampah. Selain itu desa tersebut juga sudah menyediakan mesin
pengolah sampah. Desa tersbut juga sedang mempersiapkan TPS. Hal ini
bisa dijadikan percontohan bagi desa yang belum peduli terhadap
penyediaan tempat sampah sehat di rumah. Selain itu sebenarnya
masyarakat juga antusias mengikuti penyuluhan tentang tempat sampah
sehat di rumah tangga. Terbukti dengan mereka bersedia meluangkan waktu
dalam setiap kegiatan rapat RW atau RT untuk ditambahi dengan
penyuluhan dari pemegang program tempat sampah sehat.
Ancaman dalam program tersebut adalah kurangnya pengetahuan
sebagian masyarakat mengenai pentingnya penyediaan tempat sampah
sehat di rumah tangga yang memenuhi syarat serta kebiasaan masyarakat
yang membuang sampah sembarangan masih terjadi pada sebagian
masyarakat desa dan membakar sampah di sekitar rumah.
26
A. Kesimpulan
1. Pemilihan program tempat sampah sehat sehat di rumah tangga sebagai
salah satu masalah dalam program Puskesmas Tambak II karena angka
keberhasilan cakupan yang belum mencapai target. Angkat cakupan yang
didapatkan sebera 4,90% sedangkan target yang diharapkan 76%
2. Beberapa hal yang menjadi dasar kurang tercapainya program tempat
sampah sehat di rumah tangga Puskesmas Tambak II adalah :
a. Kurangnya support dari instansi lain dalam penjagaan berjalannya
program
b. Belum ada dana bantuan untuk pengadaan tempat sampah sehat di
rumah dan pengelolaan sampah di masyarakat
c. Sebagian warga belum memiliki inisiatif untuk menyediakan tempat
sampah sehat di rumah
d. Belum ada pelopor dan penggerak pembuatan dan pengolahan
tempat sampah sehat di rumah tangga
e. Belum ada tempat pembuangan sampah sementara di lingkungan
warga
f. Kerjasama antara pemegang program dengan lintas sektoral lain
kurang tidak bertahan lama
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan program tempat
sampah sehat di rumah tangga adalah:
a. Membuat komitmen bersama antara pemegang program, instansi terkait
seperti pemerintahan desa, dan masyarakat untuk menjalankan program
b. Perlu disiapkan anggaran untuk membantu warga dalam pembuatan
tempat samhap sehat, pembuatan TPS, dan pengelolaan sampah di
lingkungan warga
c. Harapannya penyuluhan tentang program tempat sampah sehat
ditingkatkan lagi
28
29
B. Saran
1. Puskemas Tambak II harus bisa mempertahankan capaian yang didapatkan
saat ini, akan tetapi harus terus berupaya meningkatkan capaian agar dapat
memenuhi target
2. Puskesmas harus lebih aktif dalam penyuluhan tentang program tempat
sampah sehat di rumah tangga, agar masyarakt sadar untuk menyediakan
tempat sampah yang sehat di rumah.
3. Masyarakat harus berperan aktif dalam menjalankan program ini, karena
kuncinya pada kesadaran setiap masyarakat tentang pentingnya tempat
sampah yang sehat dirumah.
4. Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak dari dinas lingkungan,
peemrintah desa, dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan cakupan
tempat sampah sehat di rumah tangga
30
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017. Semarang : Dinkes Prov. Jawa Tengah