Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DI RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu :

Melly Annisa Putri, S.Tr.Keb.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Ekie Syarmith Ananda 211326110061

Muhibatul Sadila 211326110070

Pina Kristiani 211326110073

PROGRAM STUDI ADMINISTRAI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUTIARA MAHAKAM

SAMARINDA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas Rahmatnya
maka Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang Berjudul “Manajemen
Kesling dan Limbah” Dalam Penulisan makalah ini kami penulis merasa masih banyak
kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingatkan akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu Kritik dan saran Semua pihak sangat-sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan Makalah kami ini kami penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan kerja sama yang diberikan oleh semua pihak khususnya Dosen dan Teman -
Teman yang memberikan ide dan masukkan sehingga tugas ini dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.

Sudah tentu kekurangan akan terdapat dalam Makalah ini karna itu Saran dan
Kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.

Samarinda, 25 Agustus 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4

B. Rumus Masalah ................................................................................................................. 4

C Tujuan ................................................................................................................................. 5

BAB II ....................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6

A. Mendefinisikan Limbah Padat .......................................................................................... 6

B. Jenis limbah padat di rumah sakit...................................................................................... 6

C. Proses pengelolaan limbah padat di rumah sakit ............................................................... 9

D. Dampak negatif limbah padat rumah sakit terhadap lingkungan .................................... 11

BAB III.................................................................................................................................... 13

PENUTUP............................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI No 44
Tahun 2009). Perkembangan rumah sakit di Indonesia saat ini mengalami
peningkatan yang pesat, dengan bertambahnya jumlah rumah sakit maka jumlah
produksi limbah medis padat dan cair yang dihasilkan akan semakin banyak dan
apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan, infeksi penyakit dan kecelakaan kerja (Purwanti, 2018).
Rumah sakit sebagai salah satu tempat umum yang menyediakan pelayanan
medis dapat menggunakan berbagai bahan dan fasilitas yang mengandung limbah
medis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan jika tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan masalah bagi kesehatan lingkungan, kecelakaan kerja dan sebagai
media penularan penyakit. Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya
pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan yang
berguna mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi sosial dalam lingkungan rumah sakit (Kemenkes RI, 2019).
Rumah sakit dalam menjamin keselamatan pasien dan mutu pelayanan harus
dibuktikan melalui akreditasi rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap
mutu pelayanan rumah sakti. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh rumah
sakit untuk lulus akreditasi adalah izin pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) atau kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai
pengolah limbah B3 dan atau izin transporter yang masih berlaku. Selain itu untuk
memperpanjang izin operasional rumah sakit 2 juga diperlukan izin pengelolaan
limbah medis rumah sakit yang masih berlaku (Permenkes RI, 2020).
Limbah medis padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah semua limbah
rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (PermenLHK, 2015).
Menurut WHO (2014) Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
diperkirakan menghasilkan 75-90% limbah domestik yang berasal dari ruangan
administrasi, dapur dan rumah tangga sedangkan 10-25% tergolong limbah B3 yag
meliputi benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah bahan kimia dan
limbah radioaktif yang berpotensi menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan
dan lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 56 Tahun 2015
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan mewajibkan semua fasilitas pelayanan
kesehatan mengelola limbah B3 secara tepat mulai dari tahap pengurangan dan
pemilahanan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan dan atau
penimbunan limbah. Pertama kali kasus infeksi virus corona tipe baru di Indonesia
pada awal Maret tahun 2020 jumlah pasien covid-19 di Indonesia sampai sekarang ini
terus bertambah.

B. Rumus Masalah
1. Mendefinisikan limbah padat ?
2. Menjelaskan jenis limbah padat di rumah sakit ?
3. Menjelaskan proses pengelolaan limbah padat di rumah sakit ?
4. Menjelaskan dampak negatif limbah padat rumah sakit terhadap lingkungan ?

C. Tujuan
1. Kita dapat mengetahui bagaimana mendefenisikan limbah padat.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menjelaskan jenis limbah padat di rumah
sakit.
3. Untuk mengetahi bagaimana cara proses pengelolaan limbah padat di rs.
4. Bagaimana kita dapat mengetahui dampak negatif dari limbah padat rs terhadap
lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mendefinisikan Limbah Padat


Limbah padat adalah jenis limbah yang berwujud padat atau semi-padat dalam
keadaan normal pada suhu dan tekanan lingkungan. Limbah padat meliputi berbagai
jenis material atau substansi yang tidak lagi memiliki nilai atau kegunaan yang
signifikan bagi pemiliknya dan perlu dikelola secara khusus untuk menghindari
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Limbah padat dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk rumah tangga,
industri, pertanian, komersial, dan institusi seperti rumah sakit. Jenis limbah padat
bisa sangat beragam, termasuk sisa makanan, kertas, plastik, kaca, logam, tekstil,
limbah medis, dan banyak lagi. Limbah padat dapat memiliki karakteristik berbeda,
seperti toksisitas, biodegradabilitas, dan potensi untuk mencemari lingkungan.
Manajemen limbah padat melibatkan pengumpulan, transportasi,
penyimpanan, pemrosesan, dan pembuangan limbah dengan cara yang aman, efisien,
dan ramah lingkungan. Tujuan utama dari pengelolaan limbah padat adalah untuk
mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta
mempromosikan pemanfaatan kembali, daur ulang, dan pengurangan limbah untuk
mengurangi volume limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

B. Jenis limbah padat di rumah sakit


Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit, klinik maupun
puskesmas, akan menghasilkan limbah baik cairn maupun limbah padat. Limbah
padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dati limbah medis padat dan limbah padat
non-medis (Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004). Limbah padat yang ada
dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu, limbah medis padat dan limbah medis non-
padat.
1. Limbah medis padat
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius,limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekenan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (
Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK.X.2004).
Bedasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah medis,
maka jenis limbah dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atatu menusuk
kulit, seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipetr pasteur,
pecahan gelas dan pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi
berbahaya dan dapat menyebabkan cidera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh, bahan mikrobiologi dan beracun, bahan sitotoksik atau radioaktif.
b. Limbah infeksius
Limbah infeksius yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi
penyakit menular.
c. Limbah non-infeksius
Limbah non-infeksius adalah limbah yang tidak berhubungan langsung
dengan darah dan cairan tubuh pasien.
d. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuuh meliputi organ, anggota badan, darah dan
cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi. Limbah
ini dapat 8 dikategorikan berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi
kuman terhadap pasien lain, staff rumah sakit dan populasi umum
(pengunjung RS dan penduduk sekitar RS) sehingga dalam penanganannya
membutuhkan labelisasi yang jelas.
e. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik. Penanganan limbah ini memerlukan absorben yang
tepat dan bahan pembersihnya harus selalu tersedia dalam ruangan peracikan.
Bahan – bahan atau perlengkapan pembersih. Semua pembersih tersebut harus
diperlakukan sebagai limbah sitotoksik yang pemusnahnya harus
menggunakan incinerator karena sifat racunnya yang tinggi limbah dengan
kandungan obat sitotoksik rendah,seperti urin, tinja, dan muntahan dapat
dibuang ke dalam saluran air kotor.
Limbah sitotoksik harus dimasukan ke dalam kantong plastic yang
berwarna ungu yang akan dibuang setiap hari atau boleh juga setelah kantong
plastik penuh. Metode umum yang dilakukan dalam minimasi limbah
sitotoksik adalah mengurangi jumlah penggunaan, mengoptimalkan ukuran
container obat ketika membeli, mengembalikan obat yang kadaluarsa ke
pemasok, memusatkan tempat pembuangan bahan kemoterapi, meminilkan
limbah yang dihasilkan dan membersihkan tempat pengumpulan,
menyediakan alat pembersih tumpahan obat dan melakukan pemisahan
limbah.
f. Limbah farmasi
limbah farmasi dapat berasal dari obat – obatan yang kadaluarsa, obat-
obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau 9
kemasan yang terkontaminasi, obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari
proses produksi obat.
g. Limbah Kimia
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan
medik,veteinari, laboratorium,proses sterilisasi, dan riset.
h. Limbah radioaktif
Limbah radio aktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotape yang berasal dari penggunaan medik atau riset raadionucleida. Limbah
ini dapat berasal antara lain dari tindakan kedokteran nuklir,
radioimmunoassay, dan bakteriologis dapat berbentuk padat, cair, atau gas.
Dalam kaitan dengan pengelolaan limbah klinis, golongan limbah klinis dapat
dikategorikan menjadi lima jenis sebagai berikut (Adisasmito,2014) :
1. Golongan A
Terdiri dari dressing bedah, swab, dan semua bahan yang bercampur dengan
bahan tersebut, bahan – bahan linen dari kasus penyakit infeksi, serta seluruh
jaringan tubuh manusia ( terinfeksi maupun tidak), bangkai atau jaringan
hewan dari laboratorium dan hal – hal lain yang berkaitan dengan swab dan
dressing.
2. Golongan B
Syringes bekas, jarum, cartride, pecahan gelas, benda – benda tajam lainnya.
3. Golongan C
Limbah diruang laboratorium dan post-partum, kecuali yang termasuk dalam
golongan A.
4. Golongan D
Limbah bahan kimia dan bahan – bahan farmasi tertentu.
5. Golongan E
Pelapis bed-pam disposable, urinoir, incontinence-pad, dan stamage bags.

2. Limbah padat non – medis


Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
di rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman,dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali, apabila ada teknologinya (Kepmenkes
RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004). Limbah ini terdiri dari :
a. Limbah kering
Limbah kering adalah limbah padat yang tidak mudah terbakar atau
mudah terbakar seperti kertas, kardus,koma pembungkus makanan, plastik,
kaleng (logam), dan pecahan kaca. Limbah padat ini dihasilkan dalam ruang
administrasi atau kantor, halaman, ruang tunggu dan ruang perawatan.
b. Limbah basah
Limbah basah adalah limbah yang dihasilkan dari proses seperti
limbah pengolahan makanan dari dapur utama dan instalasi gizi.

C. Proses pengelolaan limbah padat di rumah sakit

Proses pengelolaan limbah padat di rumah sakit melibatkan beberapa langkah


penting seperti pemisahan, pengumpulan, penanganan, dan pembuangan yang aman
sesuai dengan regulasi lingkungan. Limbah medis biasanya dibagi menjadi beberapa
kategori untuk memastikan penanganan yang tepat. Setelah dipisahkan, limbah medis
harus dikumpulkan dalam wadah khusus yang tahan terhadap kontaminasi dan bocor.
Selanjutnya, limbah ini ditangani dengan hati-hati oleh personel yang terlatih sebelum
diolah atau dieliminasi sesuai peraturan setempat. Proses ini sangat penting untuk
menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat.

1. Pemisahan
Pemisahan limbah padat di rumah sakit melibatkan beberapa langkah
penting untuk memastikan limbah diolah dengan benar. Beberapa langkahnya
adalah :
a. Identifikasi Jenis Limbah: Identifikasi jenis limbah yang dihasilkan,
seperti limbah medis berbahaya, limbah non-medis, limbah tajam, atau
limbah farmasi. Hal ini membantu dalam pemisahan yang tepat.
b. Penempatan Tempat Sampah:Tempat sampah berbeda disediakan
untuk jenis limbah yang berbeda. Contohnya, tempat khusus untuk
limbah medis berbahaya dan tempat lain untuk limbah non-medis.
c. Pendidikan dan Pelatihan:Memberikan pelatihan kepada staf rumah
sakit tentang cara memisahkan dan membuang limbah dengan aman
sesuai dengan jenisnya.
d. Pengemasan yang Sesuai: Limbah medis berbahaya atau tajam perlu
dikemas dengan benar, seperti menggunakan kontainer khusus atau
wadah yang tahan terhadap tusukan.
e. Pemisahan Organik dan Non-Organik:Limbah organik (seperti sisa
makanan) biasanya bisa diolah melalui komposting, sedangkan limbah
non-organik (plastik, kertas) dapat diarahkan menuju proses daur ulang
atau pembuangan yang sesuai.
2. Pengumpulan
Tentu, berikut beberapa langkah dalam proses pengumpulan limbah
padat di rumah sakit :
a. Pengidentifikasian dan Klasifikasi: Identifikasi jenis limbah padat yang
dihasilkan di rumah sakit, seperti limbah medis, limbah non-medis,
limbah tajam, limbah farmasi, dan limbah organik.
b. Pengemasan yang Tepat: Limbah medis berbahaya dan tajam harus
dikemas dengan benar, menggunakan wadah yang sesuai sesuai dengan
regulasi. Contohnya, jarum suntik dan benda tajam lainnya harus
ditempatkan dalam kontainer yang tahan tusukan.
c. Label dan Identifikasi:Setiap wadah limbah harus diberi label yang
jelas yang mencantumkan jenis limbah, tanggal pengumpulan, dan
informasi penting lainnya.
d. Pemisahan:Pemisahan limbah padat menjadi kategori yang sesuai,
seperti limbah medis berbahaya, limbah non-medis, atau limbah
organik.
e. Penyimpanan Sementara:Limbah yang sudah terkemas dan dipisahkan
akan disimpan sementara di area yang sesuai dan aman sebelum
diambil oleh penyedia jasa pengelolaan limbah.
3. Penanganan
Tentu, berikut beberapa langkah dalam proses penanganan limbah
padat di rumah sakit :
a. Pemisahan Awal: Limbah padat di rumah sakit perlu dipisahkan sejak
awal berdasarkan jenisnya, seperti limbah medis berbahaya, limbah
non-medis, limbah tajam, dan limbah farmasi.
b. Pengemasan Aman: Limbah medis berbahaya atau tajam harus
ditempatkan dalam kemasan yang tahan tusukan dan kebocoran sesuai
dengan standar keamanan.
c. Pemisahan Organik dan Non-Organik: Memisahkan limbah organik
(seperti sisa makanan) dari limbah non-organik (plastik, kertas) untuk
pengelolaan yang lebih efektif.
d. Penyimpanan Sementara: Limbah padat yang sudah dipisahkan dan
dikemas akan disimpan sementara dalam tempat yang sesuai sebelum
diambil oleh penyedia layanan pengelolaan limbah.
e. Transportasi Aman: Mengangkut limbah padat dengan kendaraan yang
sesuai dan aman, memastikan tidak ada tumpahan atau kontaminasi
selama proses transportasi.

D. Dampak negatif limbah padat rumah sakit terhadap lingkungan

Dampak yang ditimbulkan limbah rumah sakit akibat pengelolaannya yang


tidak baik atau tidak saniter terhadap lingkungan dapat berupa :

1. Merosotnya mutu lingkungan rumah sakit yang dapat mengganggu dan


menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal dilingkungan
rumah sakit maupun masyarakat luar
2. Limbah medis yang mengandung berbagai macam bahan kimia beracun,
buangan yang terkena kontaminasi serta benda-benda tajam dapat
menimbulkan gangguan kesehatan berupa kecelakaan akibat kerja atau
penyakit akibat kerja.
3. Limbah medis yang berupa partikel debu dapat menimbulkan pencemaran
udara yang akan menyebabkan kuman penyakit menyebar dan
mengkontaminasi peralatan medis ataupun peralatan yang ada.
4. Pengelolaan limbah medis yang kurang baik akan menyebabkan estetika
lingkungan yang kurang sedap dipandang sehingga mengganggu
kenyamanan pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat sekitar.
5. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
pencemaran terhadap sumber air (permukaan tanah) atau lingkungan dan
menjadi media tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen,
serangga yang dapat menjadi transmisi penyakit terutama kholera, disentri,
thypus abdominalis (Asmadi, 2013).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sumber Penghasil Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di setiap
Rumah Sakit berbeda dipengaruhi oleh type Rumah Sakit. Semakin bagus type
Rumah Sakit maka ruangan yang menjadi sumber penghasil limbah padat Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 semakin banyak.
2. Karakteristik Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan
di Rumah Sakit terdiri dari berbagai jenis dipengaruhi oleh jenis Rumah Sakit,
semakin kompleks kegiatan Rumah Sakit maka karakteristik Limbah Padat Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 yang dihasilkan semakin beragam.
3. Timbulan Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit
bersagam berkisar 100 – 500 kg/hari. Hal ini dipengaruhi oleh type Rumah Sakit,
semakin tinggi type Rumah Sakit dengan aktivitas rumah sakit yang juga semakin
kompleks, maka timbulan Limbah Padat Bahan Berbahaya Dan Beracun B3 yang
dihasilkan semakin banyak.
B. Saran
1. Menyediakan wadah sesuai karakteristiknya untuk Limbah Padat Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) yang akan dibuang agar tidak terjadi pencampuran Limbah B3
dengan Limbah jenis lainnya.
2. Menyediakan kantong plastik untuk melapisi wadah Limbah Padat B3 agar
terhindar daari ceceran limbah juga untuk memudahkan petugas kebersihan dalam
pembersihan wadah bekas limbah.
3. Menyesuaikan pengangkutan Limbah padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
jika tidak terdapat jalur khusus pengangkutan, untuk menghindari berkontak
dengan pasien atau petugas kesehatan.
4. Melakukan pengangkutan Limbah Padat B3 oleh pihak ketiga secara rutin untuk
limbah infeksius, benda tajam dan patologis atau bisa melakukan penyimpanan
lebih lama 90 hari pada temperatur sama dengan/lebih kecil dari 0oC.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.poltekkesbandung.ac.id/591/11/BAB%20V.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3863/3/3.BAB%20II.pdf
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pengelolaan-limbah-rumah-sakit/amp

Anda mungkin juga menyukai