Dosen Pengampu :
SAMARINDA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas Rahmatnya
maka Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang Berjudul “Manajemen
Kesling dan Limbah” Dalam Penulisan makalah ini kami penulis merasa masih banyak
kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingatkan akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu Kritik dan saran Semua pihak sangat-sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan Makalah kami ini kami penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan kerja sama yang diberikan oleh semua pihak khususnya Dosen dan Teman -
Teman yang memberikan ide dan masukkan sehingga tugas ini dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.
Sudah tentu kekurangan akan terdapat dalam Makalah ini karna itu Saran dan
Kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
C Tujuan ................................................................................................................................. 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................... 13
PENUTUP............................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................ 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI No 44
Tahun 2009). Perkembangan rumah sakit di Indonesia saat ini mengalami
peningkatan yang pesat, dengan bertambahnya jumlah rumah sakit maka jumlah
produksi limbah medis padat dan cair yang dihasilkan akan semakin banyak dan
apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan, infeksi penyakit dan kecelakaan kerja (Purwanti, 2018).
Rumah sakit sebagai salah satu tempat umum yang menyediakan pelayanan
medis dapat menggunakan berbagai bahan dan fasilitas yang mengandung limbah
medis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan jika tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan masalah bagi kesehatan lingkungan, kecelakaan kerja dan sebagai
media penularan penyakit. Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya
pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan yang
berguna mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi sosial dalam lingkungan rumah sakit (Kemenkes RI, 2019).
Rumah sakit dalam menjamin keselamatan pasien dan mutu pelayanan harus
dibuktikan melalui akreditasi rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap
mutu pelayanan rumah sakti. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh rumah
sakit untuk lulus akreditasi adalah izin pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) atau kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai
pengolah limbah B3 dan atau izin transporter yang masih berlaku. Selain itu untuk
memperpanjang izin operasional rumah sakit 2 juga diperlukan izin pengelolaan
limbah medis rumah sakit yang masih berlaku (Permenkes RI, 2020).
Limbah medis padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah semua limbah
rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (PermenLHK, 2015).
Menurut WHO (2014) Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
diperkirakan menghasilkan 75-90% limbah domestik yang berasal dari ruangan
administrasi, dapur dan rumah tangga sedangkan 10-25% tergolong limbah B3 yag
meliputi benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah bahan kimia dan
limbah radioaktif yang berpotensi menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan
dan lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 56 Tahun 2015
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan mewajibkan semua fasilitas pelayanan
kesehatan mengelola limbah B3 secara tepat mulai dari tahap pengurangan dan
pemilahanan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan dan atau
penimbunan limbah. Pertama kali kasus infeksi virus corona tipe baru di Indonesia
pada awal Maret tahun 2020 jumlah pasien covid-19 di Indonesia sampai sekarang ini
terus bertambah.
B. Rumus Masalah
1. Mendefinisikan limbah padat ?
2. Menjelaskan jenis limbah padat di rumah sakit ?
3. Menjelaskan proses pengelolaan limbah padat di rumah sakit ?
4. Menjelaskan dampak negatif limbah padat rumah sakit terhadap lingkungan ?
C. Tujuan
1. Kita dapat mengetahui bagaimana mendefenisikan limbah padat.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menjelaskan jenis limbah padat di rumah
sakit.
3. Untuk mengetahi bagaimana cara proses pengelolaan limbah padat di rs.
4. Bagaimana kita dapat mengetahui dampak negatif dari limbah padat rs terhadap
lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemisahan
Pemisahan limbah padat di rumah sakit melibatkan beberapa langkah
penting untuk memastikan limbah diolah dengan benar. Beberapa langkahnya
adalah :
a. Identifikasi Jenis Limbah: Identifikasi jenis limbah yang dihasilkan,
seperti limbah medis berbahaya, limbah non-medis, limbah tajam, atau
limbah farmasi. Hal ini membantu dalam pemisahan yang tepat.
b. Penempatan Tempat Sampah:Tempat sampah berbeda disediakan
untuk jenis limbah yang berbeda. Contohnya, tempat khusus untuk
limbah medis berbahaya dan tempat lain untuk limbah non-medis.
c. Pendidikan dan Pelatihan:Memberikan pelatihan kepada staf rumah
sakit tentang cara memisahkan dan membuang limbah dengan aman
sesuai dengan jenisnya.
d. Pengemasan yang Sesuai: Limbah medis berbahaya atau tajam perlu
dikemas dengan benar, seperti menggunakan kontainer khusus atau
wadah yang tahan terhadap tusukan.
e. Pemisahan Organik dan Non-Organik:Limbah organik (seperti sisa
makanan) biasanya bisa diolah melalui komposting, sedangkan limbah
non-organik (plastik, kertas) dapat diarahkan menuju proses daur ulang
atau pembuangan yang sesuai.
2. Pengumpulan
Tentu, berikut beberapa langkah dalam proses pengumpulan limbah
padat di rumah sakit :
a. Pengidentifikasian dan Klasifikasi: Identifikasi jenis limbah padat yang
dihasilkan di rumah sakit, seperti limbah medis, limbah non-medis,
limbah tajam, limbah farmasi, dan limbah organik.
b. Pengemasan yang Tepat: Limbah medis berbahaya dan tajam harus
dikemas dengan benar, menggunakan wadah yang sesuai sesuai dengan
regulasi. Contohnya, jarum suntik dan benda tajam lainnya harus
ditempatkan dalam kontainer yang tahan tusukan.
c. Label dan Identifikasi:Setiap wadah limbah harus diberi label yang
jelas yang mencantumkan jenis limbah, tanggal pengumpulan, dan
informasi penting lainnya.
d. Pemisahan:Pemisahan limbah padat menjadi kategori yang sesuai,
seperti limbah medis berbahaya, limbah non-medis, atau limbah
organik.
e. Penyimpanan Sementara:Limbah yang sudah terkemas dan dipisahkan
akan disimpan sementara di area yang sesuai dan aman sebelum
diambil oleh penyedia jasa pengelolaan limbah.
3. Penanganan
Tentu, berikut beberapa langkah dalam proses penanganan limbah
padat di rumah sakit :
a. Pemisahan Awal: Limbah padat di rumah sakit perlu dipisahkan sejak
awal berdasarkan jenisnya, seperti limbah medis berbahaya, limbah
non-medis, limbah tajam, dan limbah farmasi.
b. Pengemasan Aman: Limbah medis berbahaya atau tajam harus
ditempatkan dalam kemasan yang tahan tusukan dan kebocoran sesuai
dengan standar keamanan.
c. Pemisahan Organik dan Non-Organik: Memisahkan limbah organik
(seperti sisa makanan) dari limbah non-organik (plastik, kertas) untuk
pengelolaan yang lebih efektif.
d. Penyimpanan Sementara: Limbah padat yang sudah dipisahkan dan
dikemas akan disimpan sementara dalam tempat yang sesuai sebelum
diambil oleh penyedia layanan pengelolaan limbah.
e. Transportasi Aman: Mengangkut limbah padat dengan kendaraan yang
sesuai dan aman, memastikan tidak ada tumpahan atau kontaminasi
selama proses transportasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sumber Penghasil Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di setiap
Rumah Sakit berbeda dipengaruhi oleh type Rumah Sakit. Semakin bagus type
Rumah Sakit maka ruangan yang menjadi sumber penghasil limbah padat Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 semakin banyak.
2. Karakteristik Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan
di Rumah Sakit terdiri dari berbagai jenis dipengaruhi oleh jenis Rumah Sakit,
semakin kompleks kegiatan Rumah Sakit maka karakteristik Limbah Padat Bahan
Berbahaya dan Beracun B3 yang dihasilkan semakin beragam.
3. Timbulan Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit
bersagam berkisar 100 – 500 kg/hari. Hal ini dipengaruhi oleh type Rumah Sakit,
semakin tinggi type Rumah Sakit dengan aktivitas rumah sakit yang juga semakin
kompleks, maka timbulan Limbah Padat Bahan Berbahaya Dan Beracun B3 yang
dihasilkan semakin banyak.
B. Saran
1. Menyediakan wadah sesuai karakteristiknya untuk Limbah Padat Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) yang akan dibuang agar tidak terjadi pencampuran Limbah B3
dengan Limbah jenis lainnya.
2. Menyediakan kantong plastik untuk melapisi wadah Limbah Padat B3 agar
terhindar daari ceceran limbah juga untuk memudahkan petugas kebersihan dalam
pembersihan wadah bekas limbah.
3. Menyesuaikan pengangkutan Limbah padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
jika tidak terdapat jalur khusus pengangkutan, untuk menghindari berkontak
dengan pasien atau petugas kesehatan.
4. Melakukan pengangkutan Limbah Padat B3 oleh pihak ketiga secara rutin untuk
limbah infeksius, benda tajam dan patologis atau bisa melakukan penyimpanan
lebih lama 90 hari pada temperatur sama dengan/lebih kecil dari 0oC.
DAFTAR PUSTAKA
http://repo.poltekkesbandung.ac.id/591/11/BAB%20V.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3863/3/3.BAB%20II.pdf
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pengelolaan-limbah-rumah-sakit/amp