LAPORAN
“ ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN PADA TPA NAMO
BINTANG DI KOTA MEDAN”
DISUSUN OLEH :
NURUL AZIZAH
PO.71.4.221.20.1.073
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, hidayah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Maslah ..................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
1.1 Tujuan Umum ................................................................................2
1.2 Tujuan Khusus ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Air Bersih............................................................................3
B. Ketersediaan Air Bersih di Wilayah Pesisir..........................................4
C. Pemeliharaan Ketersediaan Air Bersih di Wilayah Pesisir ..................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan kepadatan penduduk di Indonesia yang terus
meningkat terutama di daerah perkotaan dapat menimbulkan berbagai
permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Permasalahan lingkungan
merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dan cenderung sulit untuk
diatasi, seperti adanya penumpukan sampah dan limbah hasil konsumsi
masyarakat. Perubahan gaya hidup masyarakat secara tidak langsung juga
berpotensi memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas
sampah yang dihasilkan. Kuantitas sampah terus bertambah seiring dengan
penambahan jumlah penduduk, namun pengelolaan dan pengolahan sampah
masih terbatas dan kurang efektif di beberapa daerah. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya peningkatan volume timbulan sampah.
Peningkatan jumlah timbulan sampah secara tidak langsung menimbulkan
eksternalitas negatif, namun jika sampah dikelola dengan baik akan menimbulkan
dampak positif seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut
dapat terjadi dikarenakan pengelolaan sampah mendukung adanya penyerapan
tenaga kerja, seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru dan manfaat ekonomi
dari pengolahan sampah serta perbaikan kualitas lingkungan yang secara
tidak langsung terjadi. Pemanfaatan sampah skala besar juga bisa menghasilkan
sumber listrik, seperti pengelolaan sampah di China, Swedia, dan Indonesia.
Pemanfaatan sampah menjadi tenaga listrik di Indonesia telah diaplikasikan di
Kota Bekasi, yang mampu menghasilkan listrik sebesar 26 MW oleh PT.
Godang Tua Jaya sebagai pengelola TPST Bantar Gebang.
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) adalah tempat pembuangan
akhir sampah di suatu lokasi yang telah ditentukan oleh pemerintah (Perda
Kota Medan No.8/2002, pasal 1 huruf y). Tempat Pembuangan Akhir Sampah
(TPAS) bukan solusi utama dalam penanggulangan permasalahan sampah, tetapi
salah satu upaya untuk mengurangi eksternalitas negatif dari keberadaan
sampah. Sebagian besar TPAS di perkotaan belum menggunakan sistem
pengelolaan sanitary landfill, seperti yang dipaparkan oleh Sudrajat (2009) bahwa
3
mayoritas di kota-kota besar menerapkan sistem pengelolaan sampah
tumpukan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan alat dan kondisi keuangan
suatu kota serta kepedulian pemerintah daerah setempat akan kesehatan lingkungan.
Menurut UU No. 18 Tahun 2008 Pasal 44, “Pemerintah daerah harus menutup
TPAS yang menggunakan sistem open dumping paling lama lima tahun
terhitung sejak berlakunya Undang - Undang”. Keberhasilan pengelolaan
sampah juga sangat ditentukan oleh faktor non teknis yang terdiri atas
perilaku masyarakat, kelembagaan, regulasi, sistem keuangan, dan kemauan
politik pemerintah (Dinas Kebersihan Kota Medan 2011).
Sistem pengelolaan sampah open dumping banyak diterapkan di TPAS
perkotaan sebagai pengganti sistem pengelolaan sanitary landfill dimana sistem
ini memiliki beberapa kelemahan yaitu adanya pencemaran lingkungan baik
tanah, air, dan udara serta terganggunya kesehatan masyarakat (Dinas Kebersihan
Kota Medan 2010).
Kota Medan termasuk salah satu kota besar di Indonesia dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Hal tersebut merupakan penyebab utama peningkatan
jumlah timbulan sampah di Kota Medan. Pemerintah Kota Medan dalam upaya
mengatasi permasalahan sampah mendirikan TPAS “Namo Bintang” dan TPAS
“Terjun”. TPAS “Namo Bintang” merupakan TPAS terbesar dan terluas di Kota
Medan yang menerapkan sistem open dumping.
TPAS “Namo Bintang” sudah tidak memadai untuk menampung dan
mengelola sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Medan. Sistem
pengelolaan sampah open dumping yang diterapkan di TPAS “Namo Bintang”
menimbulkan eksternalitas negatif dan dampak positif terhadap masyarakat
sekitar. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian mengenai dampak
keberadaan dari TPAS “Namo Bintang” terhadap masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Apa dampak yang ditimbulkan terhadap Kesehatan manusia dan lingkungan pada
TPA Namo Bintang
C. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
4
Untuk mengetahui analisis dampak risiko TPA Namo Bintang dan dampak yang
ditimbulkan terhadap Kesehatan manusia dan lingkungan
1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif yang timbul dari adanya TPA
Namo Bintang
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas
lingkungan akibat keberadaan TPA Namo Bintang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
terhitung 1 tahun sejak undang-undang ini diberlakukan (Undang-undang No. 18,
2008). Mengantisipasi dampak negatif yang diakibatkan oleh adanya tempat
pembuangan akhir sampah maka tempat tinggal penduduk harus memliki jarak tentu
ke TPA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BKLH mengenai AMDAL
bahwa tidak ada pemukiman penduduk yang boleh berjarak kurang dari satu
kilometer (Bujangusti 2017).
Model pengelolaan sampah di Indonesia ada dua macam, yaitu urugan dan
tumpukan. Urugan atau model buang dan pergi merupakan cara yang paling
sederhana dengan membuang sampah di lembah atau cekungan tanpa memberikan
perlakuan, umunya dilakukan untuk kota yang menghasilkan volume sampah tidak
terlalu besar. Pengelolaan sampah yang kedua yang biasanya diterapkan di kota
besar, yaitu tumpukan yang perlu dilakukan secara lengkap dengan teknologi aerobik
yang memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan.
8
dumping dan sanitary landfill dengan penutupan sampah dengan lapisan tanah yang
dilakukan setelah TPA penuh hingga mencapai periode tertentu, sedangkan metode
sanitary landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan
cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian di tutup dengan tanah sebagai
lapisan penutup yang dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi.
9
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
10
dapat dikatakan bahwa pengaruh TPAS terhadap pendidikan anak boleh dikatakan
belum memadai secara efisien.
B. Prioritas Masalah
Prioritas masalah pada TPA Namo Bintang adalah pada kesehatannya
karena kondisi lingkungan di TPAS Namo Bintang tidak sehat, ini
mengakibatkan masyarakat sering terkena penyakit kulit (kudis, dan gatal-gatal
bagi anak-anak). Bila sudah terkena penyakit, maka pendapatan yang mereka
peroleh tidak mencukupi untuk menutupi biaya pengobatan yang begitu mahal
saat ini, misalnya para pemulung memiliki pendapatan yang begitu rendah bila
dibandingkan dengan UMR.
Kesehatan merupakan faktor yang paling utama dalam kehidupan
manusia. Dengan hidup sehat manusia dapat melakukan segala aktifitasnya
dengan baik. Demikian sebaliknya, manusia yang tidak sehat dapat terganggu
aktifitasnya. Misalnya situasi yang kotor kurang memberikan semangat untuk
melakukan kegiatan sehari-hari. Demikian pula pengaruhnya bagi anak-anak.
Tumpukan sampah yang begitu luas berpengaruh terhadap keleluasaan anak-
anak untuk bermain, karena tempat bermain yang terbatas oleh tumpukkan
sampah.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Media Lingkungan
Media lingkungan yang dicemari dalam masalah ini yaitu tanah.
Sampah TPA Namo Bintang yang ditimbun semakin banyak sehingga
beresiko mencemari tanah yang membuat tanah menjadi tidak subur.
d. Dampak Kesehatan
Setelah masyarakat mengonsumsi makanan dan minuman yang
tercemar oleh sampah dan tanah dapat menimbulkan dampak kesehatan
bagi masyarakat seperti keracunan dan penyakit diare.
12
C. IDENTIFIKASI DAN EVALUASI JALUR PEMAJANAN
E. REKOMENDASI
1. Pemerintah Kota Medan harus lebih mempertahankan kualitas
pengolahan sampah dikota Medan dan lebih ditingkatkan lagi sehingga
tidak terjadi permasalahan lingkungan yang dapat mengganggu
kesehatan.
2. Pemerintah harus bergerak untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah sebelum dibuang ke
TPA Namo Bintang
3. Harus dilakukan alternative penanganagan lindi sehingga tidak mencemari
sumber air. Pengolah lindi yang banyak digunakan di Indonesia hingga
13
saat ini adalah kontak stabilisasi, kolam oksidasi, kolam aerasi yang dipilih
berdasarkan kesederhanaan serta tersedianya sinar matahari. Pengadaan
sistem pengolahan leachate sangat diperlukan untuk mengurangi beban
pencemaran terhadap badan air atau sumber air.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
TPA Namo Bintang Kota Medan menerapkan Metode Sanitary Landfil.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa :
1. Masalah yang akan timbul akibat TPA Namo Bintang yaitu Kesehatan
dan Pendidikan Anak
2. Masalah yang di prioritaskan yaitu masalah Kesehatan
3. Sumber pencemaran TPA Namo Bintang berasal dari rembesan air lindih
dari sampah itu sendiri.
4. Media lingkungan yang tercemar akibat TPA tersebut adalah tanah.
5. Dampak pencemaran TPA bagi kesehatan manusia yaitu keracunan dan
penyakit diare. Sedangkan bagi lingkungan yaitu gangguan estetika dan
merusak ekosistem serta tanah tidak subur.
6. Rekomendasi atau saran untuk perbaikan yang ditawarkan yaitu
pemerintah lebih meningkatkan lagi kualitas pengolahan sampah pada
TPA Namo Bintang sehingga tidak dapat menimbulkan bahaya terhadap
kesehatan.
B. SARAN
1. Untuk pemerintah diharpkan melakukan pengawasan yang ketat dan
meningkatkan system pengelolaan sampah di TPA Namo Bintang
2. Untuk masyarakat sebaiknya memilah sampah sebelum dibuang ke TPA
Namo Bintang
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17
1