Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

Dosen PMA : Hidayat, SKM.,M.,Kes

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN PADA TEMPAT


PEMBUANGAN AKHIR

Disusun Oleh :

ARFADINA NENGSIH
PO714221202004
D.IV.III.A-ALIH JENJANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENKES MAKASSAR
PRODI SANITASI LINGKUNGAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmat Dan

Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan di Tempat Pembuangan Akhir.

Makalah disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis

Dampak Kesehatan Lingkungan. Kami berharap semoga tugas yang telah

diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang

ditekuni. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh

karena itu kami memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca sekalian.

Makassar, 19 Mei 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tempat Pembuangan Akhir......................................................... 3
B. . Tahapan Pengamanan Pencemaran Lingkungan TPA................. 4
C. . Tahap Pasca Konstruksi............................................................. 10
D. Dokumentasi Kajian Lingkungan................................................11
E. Fungsi TPA..................................................................................14
F. Dampak Sampah Sekitar TPA.....................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................16
B. Saran....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika
mendengar istilah sampah, pastiyang terlintas dalam benak kita adalah
setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat
menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak
mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan
konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang
ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Besarnya timbunan sampah
yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai
permasalahan baik langsung mau pun tidak langsung bagi penduduk kota
apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan.
Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana
diantaranya adalah timbulnya berbagai penyakit menular maupun penyakit
kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsung
diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus
air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.
Selain penumpukan di tempat pembuangan sementara (TPS), jumlah
sampah pun akan semakin meningkat di tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah yang ada di Jalan ambon Bakung tersebut sudah menggununng
serta memakan area yang cukup luas. Selain itu sampah yang ada di sana
belum dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat.
Berdasarkan hal itu kami merasa perlu untuk mengangkat masalah
ini karenaberhubungan dengan kerusakan alam dan lingkungan sekitar
serta kesehatan manusia. Dampak yang ditimbulkan dari pencamaran
tersebut tidak hanya bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang sebentar
melainkan perlu waktu yang lama karena efek negatif yang ditimbulkan
akan bersifat permanen.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan TPA?
2. Apa fungsi dari TPA?
3. Bagaimana dampak pecemaran sampah di TPA?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari TPA.
2. Mengetahui fungsi dari TPA.
3. Mengetahui dampak yang disebabkan oleh sampah yang ada di TPA.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tempat Pembuangan Akhir
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah sarana fisik untuk
berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah. TPA merupakan
mata rantai terakhir dari pengolahan sampah perkotaan sebagai sarana
lahan untuk menimbun atau mengolah sampah. Proses sampah itu sendiri
mulai dari timbulnya di sumber - pengumpulan -
pemindahan/pengangkutan - pengolahan - pembuangan. Di TPA, sampah
masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu
panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang
lain lebih lambat sampai puluhan dan ratusan tahun seperti plastik. Hal ini
memberi gambaran bahwa di TPA masih terdapat proses-proses yang
menghasilkan beberapa zat yang dapat mempengaruhi lingkungan. Zat-zat
tersebut yang mempengaruhi lingkungan itulah yang menyebabkan adanya
bentuk-bentuk pencemaran.
Dalam diagram diatas dapat dijelaskan bahwa pada Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) pertama kali untuk tempat mengumpulkan
berbagai sampah dari rumah tangga maupun nonrumah tangga. Tempat
tersebut yang disebut sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan
bentuk wadah penampungan atas pengumpulan sampah.Pada Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), ada sampah yang tidak langsung dibuang dan
ada yang langsung dibuang serta ada yang diolah secara fisik, kimia, dan
biologi. Sampah yang tidak langsung dibuang biasanya dilakukan
pemindahan dan pengangkutan. Pemindahan sampah tersebut diangkut
pada Tempat Pembuangan Akhir, sedangkan sampah yang langsung
dibuang akan ditampung pada Tempat Pembuangan Akhir. Untuk
pengolahan sampah yang dibagi secara fisik, kimia, dan biologi, sampah-
sampah tersebut diuraikan terlebih dahulu sesuai bahan sampahnya. Pada
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdapat syarat sebagai tempat tersebut,

3
syarat-syarat tersebut yang menjadi lokasi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) yaitu :
a. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, rawan longsor, rawan
gempa, dll)
b. Bukan daerah rawan geologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman
air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air,
dekat dengan sumber air, dll
c. Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan >20%)
d. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan seperti bandara, pusat
perdagangan
e. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berdasarkan penelitian kelompok
kami ambil sampel di daerah Bakung, Telukbetung, Bandarlampung.
Lahan yang tersedia di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di
Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung,
hanya mampu menampung sampah hingga tiga tahun ke depan. Hal itu
dikatakan oleh Koordinator Lapangan TPA Bakung Rohendi. Pada
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) digunakan solusi agar sampah yang
terdapat pada TPA tidak terlalu menggunung yaitu dengan cara diratakan
oleh alat berat, dijadikan kompos dan dipilah oleh pemulung. TPA di
Kelurahan Bakung tiap hari menerima ratusan ton sampah dengan rata-rata
800 ton sampah dari penduduk Bandarlampung.
Daya tampung itu tidak sesuai dengan kapasitas sampah yang terus
masuk ke lokasi tersebut. Menurut UPTD TPA Bakung Setiawan Batin,
TPA Bakung dibangun sejak tahun 1994 di atas lahan 14,5 hektar dan
memiliki kedalaman 15 meter.
B. Tahapan Pengamanan Pencemaran Lingkungan TPA
1. Tahap pra konstruksi
a. Pemilihan Lokasi TPA
Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut yang diakibatkan
oleh metode pembuangan akhir sampah yang tidak memadai

4
seperti yang selalu terjadi di berbagai kota di Indonesia, maka
langkah terpenting adalah memilih lokasi yang sesuai dengan
persyaratan.
Sesuai dengan SNI No. 03-3241-1997 tentang Tata Cara
Pemilihan Lokasi TPA, bahwa lokasi yang memenuhi persyaratan
sebagai tempat pembuangan akhir sampah adalah :
1.) Jarak dari perumahan terdekat 500 m
2.) Jarak dari badan air 100 m
3.) Jarak dari airport 1500 m (pesawat baling-baling) dan 3000 m
(pesawat jet)
4.) Muka air tanah > 3 m
5.) Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik < 10 -6 cm /
det
6.) Merupakan tanah tidak produktif
7.) Bebas banjir minimal periode 25 tahun
Pemilihan lokasi TPA sebagai langkah awal dalam peningkatan
metode pembuangan akhir sampah, perlu dilakukan secara teliti
melalui tahapan studi yang komprehensif (feasibility study dan
studi amdal). Sulitnya mendapatkan lahan yang memadai didalam
kota, maka disarankan untuk memilih lokasi TPA yang dapat
digunakan secara regional. Untuk lokasi TPA yang terlalu jauh
(>25 km) dapat menggunakan sistem transfer station.
b. Survey dan pengukuran Lapangan
Data untuk pembuatan DED TPA harus meliputi :
1.) Jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA
2.) Komposisi dan karakteristik sampah
3.) Data jaringan jalan ke lokasi TPA
4.) Jumlah alat angkut (truk)
Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan secara langsung
(primer) maupun tidak langsung (sekunder).

5
Pengukuran lapangan dilakukan untuk mengetahui data kondisi
lingkungan TPA seperti:
1.) Topografi
2.) Karakteristik tanah, meliputi karakteristik fisik (komposisi
tanah, konduktivitas hidrolik, pH, KTK dan lain-lain) dan
karakteristik kimia (komposisi mineral tanah, anion dan kation)
3.) Sondir dan geophysic
4.) Kondisi air tanah, meliputi kedalaman muka air tanah, arah
aliran air tanah, kualitas air tanah (COD, BOD, Chlorida, Fe,
Organik dan lain-lain)
5.) Kondisi air permukaan, meliputi jarak dari TPA, level air,
fluktuasi level air musim hujan dan kemarau, kualitas air
sungai (BOD, COD, logam berat, chlorida, sulfat, pestisida dan
lain-lain)
6.) Lokasi mata air ( jika ada) termasuk debit.
7.) Kualitas lindi, meliputi BOD, COD, Chlorida, Logam berat,
Organik dan lain-lain.
8.) Kualitas udara, meliputi kadar CH4, COx, SOx, NOx dan lain-
lain.
9.) Jumlah penduduk yang tinggal disekitar TPA (radius < 500 m)
c. Perencanaan
Perencanaan TPA berupa Detail Engineering Design
(DED), harus dapat mengantisipasi terjadinya pencemaran
lingkungan . Dengan demikian maka perencanaan TPA tersebut
harus meliputi :
1.) Disain site plan disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia
2.) Disain fasilitas yang meliputi fasilitas umum (jalan masuk dan
jalan operasi, saluran drainase, kantor TPA, pagar), fasilitas
perlindungan lingkungan (tanggul, lapisan dasar kedap air,
jaringan pengumpul dan pengolah lindi, ventilasi gas, barrier,
tanah penutup, sumur uji, alat berat dan lain-lain) dan fasilitas

6
pendukung (air bersih, bengkel, jembatan timbang dan lain-
lain)
3.) Tahapan pembangunan disesuaikan dengan kemampuan
pendanaan daerah untuk membangun suatu TPA sehingga
dengan kondisi yang paling minimal TPA tersebut dapat
berfungsi tanpa mencemari lingkungan.
4.) Dokumen DED dilengkapi juga dengan gambar detail, SOP,
dokumen tender spesifikasi teknis, disain note dan lain-lain
d. Pembebasan lahan
Pembebasan lahan TPA perlu memperhatikan dampak
sosial yang mungkin timbul seperti kurang memadainya ganti rugi
bagi masyarakat yang tanahnya terkena proyek. Luas lahan yang
dibebaskan minimal dapat digunakan untuk menampung sampah
selama 5 tahun.
e. Pemberian izin
Pemberian izin lokasi TPA harus diikuti dengan berbagai
konsekuensi seperti dilarangnya pembangunan kawasan
perumahan atau industri pada radius < 500 m dari lokasi TPA,
untuk menghindari terjadinya dampak negatif yang mungkin
timbul dari berbagai kegiatan TPA.
f. Sosialisasi
Untuk menghindari terjadinya protes sosial atas keberadaan
suatu TPA, perlu diadakan sosialisasi dan advokasi publik
mengenai apa itu TPA, bagaimana mengoperasikan suatu TPA dan
kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi namun disertai
dengan rencana atau upaya pihak pengelola untuk menanggulangi
masalah yang mungkin timbul dan tanggapan masyarakat terhadap
rencana pembangunan TPA. Sosialisasi dilakukan secara bertahap
dan jauh sebelum dilakukan perencanaan.
2. TAHAP KONSTRUKSI
a. Mobilisasi Tenaga dan Alat

7
1.) Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang
akan melaksanakan pekerjaan konstruksi TPA. Untuk tenaga
profesional seperti tenaga supervisi, ahli struktur dan mandor
harus direkrut sesuai dengan persyaratan kualifikasi, sedangkan
untuk tenaga buruh atau tenaga keamanan dapat direkrut dari
tenaga setempat (jika ada). Rekrutmen tenaga setempat adalah
untuk menghindari terjadinya konflik atau kecemburuan social.
2.) Alat
Mobilisasi peralatan konstruksi mungkin akan
menimbulkan dampak kebisingan dan debu, namun sifatnya
hanya sementara. Untuk itu agar dapat diusahakan mobilisasi
atau demobilisasi alat berat dilakukan pada saat lalu lintas
dalam keadaan sepi serta tidak melalui permukiman yang
padat.
3.) Pembersihan lahan (land clearing)
Pembersihan lahan akan menimbulkan dampak
pengurangan jumlah tanaman dan debu sehingga perlu
dilakukan penanaman pohon sebagai pengganti atau membuat
green barrier yang memadai.
4.) Pembangunan fasilitas umum
a.) Jalan Masuk TPA
b.) Kantor TPA
c.) Drainase
d.) Pagar TPA
5.) Pembangunan fasilitas perlindungan lingkungan
a.) Lapisan Dasar Kedap Air
b.) Jaringan Pengumpul Lindi
c.) Pengolahan Lindi
Instalasi atau kolam pengolahan lindi berfungsi untuk
menurunkan kadar pencemar lindi sampai sesuai dengan

8
ketentuan standar efluen yang berlaku. Proses pengolahan
lindi perlu memperhatikan debit lindi, karakteristik lindi
dan badan air penerima tempatpembuangan efluen. Secara
umum proses pengolahan lindi secara sederhana terdiri dari
beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengumpulan lindi, dilakukan di kolam pengumpul
b. Proses anaerobik, dilakukan di kolam anaerob
(kedalaman > 2m). Proses ini diharapkan dapat
menurunkan BOD sampai 60 %
c. Proses fakultatif yang merupakan proses peralihan dari
anaerobik, dilakukan di kolam fakultatif. Proses ini
diharapkan dapat menurunkan BOD sampai 70 %
d. Proses maturasi atau stabilisasi, dilakukan di kolam
maturasi dengan efisiensiproses 80 %
e. Land treatment, dilakukan dengan membuat lahan yang
berfungsi sebagai saringan biologi yang terdiri dari ijuk,
pasir, tanah dan tanaman yang dapat menyerap bahan
polutan.
6.) Ventilasi Gas
7.) Green Barrier
Untuk mengantisipasi penyebaran bau dan populasi lalat yang
tinggi, maka perlu dibuat green barrier berupa area pepohonan
disekeliling TPA. Tebal green barrier kurang lebih 10 m
(canopi). Pohon yang cepat tumbuh dan rimbun untuk
memenuhi kebutuhan ini antara lain jenis pohon angsana.
8.) Sumur Uji
b. Pembangunan fasilitas pendukung
1.) Sarana Air Bersih
2.) Bengkel
3.) Jembatan Timbang

9
C. Tahap Pasca Konstruksi
1. Operasi dan Pemeliharaan TPA
Operasi dan pemeliharaan TPA merupakan hal yang paling sulit
dilaksanakan dari seluruh tahapan pengelolaan TPA. Meskipun
fasilitas TPA yang ada sudah cukup memadai, apabila operasi dan
pemeliharaan TPA tidak dilakukan dengan baik maka tetap akan
terjadi pencemaran lingkungan. Untuk menghindari terjadinya dampak
negatif yang mungkin timbul , maka pengoperasian pembuangan akhir
sampah dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Penerapan sistem sel memerlukan pengaturan lokasi pembuangan
sampah yang jelas termasuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas truk
sampah kedisiplinan sopir truk untuk membuang sampah pada sel yang
telah ditentukan dan lain-lain
a. Pemadatan sampah sedemikian rupa agar dapat mencapai
kepadatan 700 kg/m3, yaitu dengan lintasan alat berat 5 x. Untuk
proses pemadatan pada lapis pertama perlu dilakukan secara hati-
hati agar alat berat tidak sampai merusak jaringan pipa leachate
yang dapat menyebabkan kebocoran leachate.
b. Penutupan tanah dilakukan secara harian ( 20 cm), intermediate (
30 cm) dan penutupan tanah akhir (50 cm ). Pemilihan jenis tanah
penutup perlu mempertimbangkan tingkat kekedapannya,
diusahakan merupakan jenis yang tidak kedap. Dalam kondisi
penutupan tanah tidak dilakukan secara harian, maka untuk
mengurangi populasi lalat dilakukan penyemprotan insektisida
c. Pengolahan lindi dikondisikan untuk mengoptimalkan proses
pengolahan baik melalui proses anaerob, aerob, fakultatif, maturasi
dan resirkulasi lindi, sehingga dicapai efluen yang memenuhi
standar baku mutu (BOD 30 – 150 ppm)
d. Pipa ventilasi gas berupa pipa berlubang yang dilindungi oleh
kerikil dan casing dipasang secara bertahap sesuai dengan
ketinggian lapisan timbunan sampah

10
2. Monitoring TPA pasca operasi
Monitoring kualitas lingkungan pasca operasi TPA diperlukan untuk
mengetahui ada tidaknya pencemaran baik karena kebocoran dasar
TPA, jaringan pengumpul lindi, proses pengolahan lindi yang tidak
memadai maupun kebocoran pipa ventilasi gas. Fasilitas yang
diperlukan untuk monitoring ini adalah sumur uji dan pipa ventilasi
gas yang terlindung. Sumur uji yang harus ada minimal 3 unit, yaitu
yang terletak sebelum area peninmbunan, dekat lokasi penimbunan
dan sesudah area penimbunan. Parameter kunci yang diperlukan antara
lain meliputi :
a. Kualitas air , meliputi antara lain BOD/COD, chlorida, sulfat
b. Kualitas udara, meliputi debu, COx, NOx, H2S, gas metan (CH4)
c. Kepadatan lalat
Periode pemantauan sebaiknya dilakukan secara berkala terutama
untuk parameter kunci, sedangkan untuk parameter yang lebih lengkap
dapat dilakukan setahun 1-2 kali (musim kemarau dan hujan).
D. Dokumen Kajian Lingkungan
Dokumen kajian lingkungan TPA yang berisikan hal-hal tersebut
diatas, harus disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku (UU 23 / 1997 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup, PP No 27 / 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
dan Kepmen LH/Depkes/Kimpraswil yang berkaitan dengan masalah
kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan) Secara umum dokumen
yang harus dilengkapi untuk melaksanakan pembangunan dan
pengoperasian TPA adalah :
1. AMDAL
a. Untuk kegiatan pembangunan TPA > 10 Ha
b. Untuk kegiatan pembangunan TPA yang terletak dikawasan
lindung, berbatasan dengan kawasan lindung atau yang secara
langsung mempengaruhi kualitas lingkungan kawasan lindung.

11
Seperti di pinggir sungai, pantai, laut dan kawasan lindung lainnya
(< 10 ha)
c. Dokumen AMDAL terdiri dari Kerangka Acuan (KA) ANDAL,
ANDAL, RKL /RPL.
d. KA ANDAL meliputi pendahuluan (latar belakang, tujuan dan
kegunaan studi), ruang lingkup studi (lingkup rencana kegiatan
yang akan ditelaah, lingkup rona lingkungan hidup awal dan
lingkup wilayah studi), metode studi (metode pengumpulan dan
analisa data, metode prakiraan dampak dan penentuan dampak
penting, metode evaluasi dampak), pelaksanaan studi (tim studi,
biaya studi dan waktu). KA ANDAL juga dilengkapi dengan daftar
pustaka dan lampiran
e. Penyusunan dokumen ANDAL meliputi pendahuluan (latar
belakang, tujuan studi dan kegunaan studi), metoda studi (dampak
penting yang ditelaah, wilayah studi, metode pengumpulan dan
analisa data, metode prakiraan dampak penting dan evaluasi
dampak penting), rencana kegiatan ( identitas pemrakarsa dan
penyusun ANDAL, tujuan rencana kegiatan, kegunaan rencana
kegiatan dari awal sampai akhir), rona lingkungan hidup (fisik-
kimia, biologi, sosial dan kesehatan masyarakat termasuk
komponen-komponen yang berpotensi terkena dampak penting) ,
prakiraan dampak penting (pra konstruksi, konstruksi, operasi dan
pasca operasi termasuk mekanisme aliran dampak pada berbagai
komponen lingkungan), evaluasi dampak penting (telaahan terhadap
dampak penting dan digunakan sebagai dasar pengelolaan). Selain
itu juga perlu dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai dasar ilmiah
dan lampiran seperti surat izin rekomendasi untuk pemrakarsa, SK,
foto-foto, peta, gambar, tabel dan lain-lain
f. Penyusunan dokumen RKL, meliputi latar belakang pengelolaan
lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan (dampak penting dan
sumber dampak penting, tolok ukur dampak, tujuan rencana

12
pengelolaan lingkungan, pengelolaan lingkungan melalui
pendekatan teknologi/sosial ekonomi/institusi, lokasi pengelolaan
lingkungan, periode pengelolaan lingkungan, pembiayaan
pengelolaan lingkungan dan institusi yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan lingkungan). Dokumen RKL ini juga dilengkapi
dengan pustaka dan lampiran
g. Penyusunan dokumen RPL, meliputi latar belakang pemantauan
lingkungan (dampak penting yang dipantau, sumber dampak,
parameter lingkungan yang dipantaau, tujuan RPL, metode
pemantauan dan institusi yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pemantauan lingkungan
2. UKL / UPL
a. Untuk kegiatan pembangunan TPA < 10 ha
b. Dokumen yang diperlukan adalah dokumen UKL dan UPL
c. Penyusunan dokumen UKL dan UPL, meliputi deskripsi rencana
kegiatan (jenis kegiatan, rencana lokasi dan posisinya dengan
rencana umum tata ruang, jarak lokasi kegiatan dengan SDA dan
kegiatan lainnya, sarana/fasilitas yang direncanakan, proses yang
akan dilaksanakan), komponen lingkungan yang mungkin akan
terkena dampak, dampak yang akan terjadi (sumber dampak, jenis
dampak dan ukurannya, sifat dan tolok ukur dampak), upaya
pengelolaan lingkungan yang harus dilaksanakan oleh pemraakarsa,
upaya pemantauan lingkungan yang harus dilaksanakan oleh
pemrakarsa (jenis dampak yang dipantau, lokasi pemantauan, waktu
pemantauan dan cara pemantauan), mekanisme pelaporan
pelaksanaan UKL/UPL pada saat kegiatan dilaksanakan (instansi
pembina, BPLDH dan dinas teknis terkait). Dokumen ini dilengkapi
juga dengan pernyataan pemrakarsa yang ditanda tangani untuk
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan.

13
E. Fungsi TPA
TPA yakni Tempat Pembuangan Akhir memiliki fungsi sebagai
akhir dari pembuangan sampah yang telah dikumpulkan oleh petugas
kebersihan sehingga dibawa pada satu tempat sebagai penampungan
sampah.Dalam TPA (Tempat Pembuangan Akhir) memiliki berbagai
fasilitas yang berfunsi antara lain :
1. Prasarana jalan yang terdiri dari jalan masuk/akses, jalan penghubung,
dan jalan operasi/kerja. Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan
semakin lancar kegiatan pengangkutan sehingga efisiensi keduanya
makin tinggi.
2. Prasarana drainase, berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air
hujan dengan tujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke
timbunan sampah. Drainase ini umumnya dibangun di sekeliling blok
atau zona penimbunan.
3. Fasilitas penerimaan, yaitu tempat pemeriksaan sampah yang datang,
pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk sampah. Biasanya
berupa pos pengendali di pintu masuk TPA.
4. Lapisan kedap air, berfungsi mencegah rembesan air lindi yang
terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Biasanya
lapisan tanah lempung setebal 50 cm atau lapisan sintesis lainnya.
5. Fasilitas pengamanan gas, yaitu pengendalian gas agar tidak lepas ke
atmosfer. Gas yang dimaksud berupa karbon dioksida atau gas metan
6. Fasilitas pengamanan lindi, berupa perpipaan lubang-lubang, saluran
pengumpul, dan pengaturan kemiringan dasar TPA sehingga lindi
begitu mencapai dasar TPA akan bergerak sesuai kemiringan yang ada
mengarah pada titik pengumpul.
7. Alat berat, berupa bulldozer, excavator, dan loader.
8. Penghijauan, dimaksudkan untuk peningkatan estetika, sebagai buffer
zone untuk pencegahan bau dan lalat.
9. Fasilitas penunjang, seperti pemadam kebakaran, mesin pengasap
(mist blower), kesehatan/keselamatan kerja, toilet, dan lain-lain.

14
Berdasarkan fungsi dari fasilitas-fasilitas yang ada pada TPA tersebut
menandakan bahwa TPA merupakan tempat sampah yang telah
direncanakan dengan baik dengan meninjau segala dampak dan manfaat
bagi lingkungan sekitar TPA.
F. Dampak Sampah Di Sekitar TPA
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan :
1. Dampak Terhadap Kesehatan Pembuangan sampah yang tidak
terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya yang ditimbulkan
adalah sebagai berikut :
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat
dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar ( misalnya jamur kulit ).
c. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira – kira
40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa ( Hg ). Raksa ini berasal dari sampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.
2. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan terhadap rembesan sampah
yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis.
3. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi - Pengelolaan sampah yang kurang
baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana – mana.

15
4. Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan Usaha Pengendalian
Sampah untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh
perlu dilakukan alternativ pengolahan yang benar.
Teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah adalah
teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan
dengan cara pembakaran yang terkontrol atau Insinerasi dengan cara
memakai Incenerator. Selain itu juga memakai prinsip reduksi bersih
yang diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan
prinsip 4 R yaitu ( Reduce, Reuse, Recycle dan Replace ). Dalam
keseharian, dan dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengurangi
volume sampah

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa Tempat
Pembuangan Akhir atau disebut dengan TPA merupakan sarana fisik
untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah sebagai mata
rantai terakhir dari pengolahan sampah perkotaan sebagai sarana lahan
untuk menimbun atau mengolah sampah. TPA sendiri memiliki berbagai
fasilitas dengan fungsi masing-masing, ada yang sebagai Prasarana
drainase, fasilitas penerimaan, lapisan kedap air, dll. Walaupun TPA
sebagai tempat pembuangan akhir sampah yang dapat menampung
berbagai sampah, di sekitar TPA pun dapat terjadi berbagai dampak akibat
timbunan sampah pada TPA tersebut. Dampak yang terjadi antara lain saat
musim kemarau kerap mengeluarkan letusan yang membahayakan nyawa
pemulung yang mengais rejeki di sekitarnya, sering menimbulkan bau
yang menyengat dalam radius lebih dari 1,5 kilometer, dan berbagai
dampak kesehatan bagi warga setempat.
B. Saran
Berdasarkan analisis masalah diatas kami memiliki saran sebagai
solusi yang harus dicapai oleh petugas pengelolaan sampah di TPA
tersebut yaitu harus dapat mengurangi hingga menghilangkan dampak
negatif dari sampah tersebut dengan cara misalnya memilah sampah yang
dapat di daur ulang dan menambah lahan lebih luas pada TPA tersebut
agar sampah yang terus berdatangan dapat tertampung dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA
Lokasi TPA Bakung
http://ekuatorial.com/urban/bandarlampung-to-expand-its-landfill-capacity-in
2015#!/story=post-10088. Diakses tanggal 17 Mei 2022.
http://www.duajurai.com/2015/04/tpa-bakung-bandar-lampung-hanya-mampu-tampung-
sampahhingga-tiga-tahun-lagi/. Diakses tanggal 17 Mei 2022.

18

Anda mungkin juga menyukai