Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK TEKNIK OPEN DUMPING DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI

TPA SARIMUKTI DAN PENANGGULANGANNYA DITINJAU DARI ASPEK


PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP MENURUT UUPPLH DAN
PERATURAN DAERAH KAB. BANDUNG BARAT NO.5 TAHUN 2012 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Lingkungan
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:
Joan Amelia Zakaha (10040020080)
Haikal Arifin (10040020)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Lingkungan,
dengan judul : “Dampak Teknik Open Dumping Dalam Pengelolaan Sampah di TPA
Sarimukti dan Penanggulangannya Ditinjau dari Aspek Pencemaran Lingkungan
Hidup Menurut UUPPLH dan Peraturan Daerah Kab. Bandung Barat No.5 Tahun
2012 tentang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen Hukum
Lingkungan, Ibu Frency Siska, S.H., M.H. atas pemberian tugas ini yang mana dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang sedang penulis pelajari ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan berlangsung sehingga dapat terealisasikan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan Makalah ini. akhir kata, penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Bandung, 23 Mei 2022

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan Permasalahan
1.4 Kegunaan Penelitian
BAB II Hasil dan Pembahasan
1.1
BAB III Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup adalah tempat yang menjadi sektor utama untuk banyak
kehidupan, entah itu kehidupan manusia, hewan, dan bahkan tumbuhan.
Lingkungan hidup menjadi sumber untuk mendapatkan makanan, tempat hidup,
tempat berlangsungnya aktifitas komponen lingkungan hidup, dan juga sebagai
habitat untuk hewan dan tumbuhan. Dan dengan stabilnya lingkungan hidup maka
hal-hal yang dimaksudkan tadi akan terwujud dan bahkan akan bertahan bertahun-
tahun sehingga kebutuhan komponen lingkungan akan terus tercukupi dan
terpenuhi.
Sampah tentunya bukanlah hal yang asing bagi masyarakat kita, segala hal
yang kita lakukan tentunya akan meninggalkan sisa-sisa yang bsia kita sebut
sampah/limbah. Seperti contohnya ketika makan, kita akan meninggalkan sisa
sampah yakni bungkus dari makanan tersebut, dan bahkan di kegiatan yang lain
pun kita akna terus meninggalkan sampah sisanya. Dan tentunya sampah harus
dibuang kepada tempat yang seharusnya yakni tempat sampat/tempat pembuangan,
logikanya pembuangan sampah akan berawal dari sampah rumah tangga, lalu
diangkut dan akhirnya dibuang secara bersamaan di satu tempat yakni tempat
pembuangan akhir (TPA).
TPA Sarimukti adalah salah satu tempat pembuangan akhir sampah untuk
daerah Bandung Raya, dimana semua sampah di Kota Bandung, Kab, Bandung,
Kab. Bandung Barat, dan Kota Cimahi akan dibuang ke pembuangan akhir
tersebut. Memang pada faktanya sudah semestinya TPA digunakan untuk hal
tersebut, namun tak bisa dipungkiri bahwa seiring berjalannya wkatu tempat
pembuangan akhir tersebut mencapai batas pemakaiannya, saat ini TPA Sarimukti
sudah mencapai batasnya dalam menampung sampah Bandung Raya, bukan hanya
disitu masalahnya, sampah yang telah lama menumpuk dan ada dalam jumlah yang
besar tentunya menghasilkan beberapa permasalahan baru seperti munculnya bau
tak sedap dan zat yang berbahaya bagi makhluk hidup, salah satunya yang
dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut adalah Sludge dan Air Lindi.
Sludge dan Air Lindi mengandung banyak zat dan komponen yang
berbahaya bagi makhluk hidup, dan tentunya dalam makalah ini kita akan
membahas asal muasal kenapa dua zat dan komponen tersebut bisa terbentuk dan
apa bahayanya bagi makhluk hidup dilihat dari sisi lingkungan hidup dan juga
pandnagan dari mata hukum akan hal tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan open dumping dan bagaimana pandangan
terhadap-nya dalam mata hukum ?
b. Bagaimana Sludge dan Air Lindi dapat berbahaya bagi makhluk hidup dan
apa dasar hukumnya ?
c. Siapa yang bertanggung jawab atas penanggulangan pencemaran
lingkungan hidup tersebut dan bagaimana penanggulangannya menurut
UUPPLH ?

1.3 Tujuan Permasalahan


a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan open dumping dan bagaimana
pandangan terhadap-nya dalam mata hukum
b. Mengetahui bagimana Sludge dan Air Lindi dapat berbahaya bagi makhluk
hidup dan apa dasar hukumnya
c. Mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas penanggulangan
pencemaran lingkungan di TPA Sarimukti dan bagaimana
penanggulangannya menurut UUPPLH

1.4 Kegunaan Penelitian


Penulis berharap penelitian ini bisa berguna bagi banyak pihak , dalam hal
teoritis maupun praktis, diantaranya :
a. Kegunaan Teoritis
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pendidikan
mengenai betapa pentingnya pengendalian pembuangan sampah agar tidak
menumpuk secara bebas tanpa diurai atau diolah kembali, serta diharapkan
makalah ini juga bisa menjadi sarana pengembangan dan acuan ilmu
pengetahuan dalam meneliti hal ini lebih lanjut.
b. Kegunaan Praktis
Bagi penulis semoga penelitian ini berguna sebagai sarana untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan pengetahuannya dalam bidang
yang dibahas. Bagi orang banyak/warga yang terdampak dari permasalahan
ini semoga bisa bermanfaat dan juga lebih peka terhadap indikator
pencemaran lingkungan yang terjadi di daerahnya. Dan terakhir semoga
penelitian inipun bermanfaat bagi pemerintah untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil tindakan untuk penanggulangan
pencemaran lingkungan.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Apa yang dimaksud dengan open dumping dan bagaimana pandangannya
dalam hukum
Dari beberapa sumber yang penulis temukan Open Dumping adalah salah
satu teknik membuang sampah dengan membuangnya ke satu tempat begitu saja
tanpa ada perlakuan apapun. Dari definisi secara umumnya saja kita sudha bis
amelihat bahwa teknik ini tidak cocok untuk dilakukan dan pasti menggangu
ekosistem lingkungan, karna biasanya sampah yang dibuang ke tempat terbuka dan
didiamkan saja akan menimbulkan bau menyengat, bahkan jika sampah tersebut
ada dalam jumlah yang besar akan menimbulkan penuh/habisnya lahan, karena
sampah akna terus terproduksi tanpa henti dan lahan untuk penimbunan sampah
akan semakin penuh, dan perlu diketahui bahwa sampah yang ditimbun sebagian
besar sulit untuk terdegradasi sehingga akan tetap berada di area tersebut untuk
waktu yang lama.
Sehingga dapat disimpulkan cara ini sangat mengganggu dan tentunya
mencemari lingkungan, karena merujuk pada Poin 14 Pasal 1 UU No. 32 tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pencemaran terjadi
ketika ada sesuatu komponen lain yang seharusnya tidak ada di lingkungan hidup
yang masuk / dimasukkan oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup. Dan ketika terjadi pencemaran maka itu tandanya satu dari
salah tiga poin pengendalian lingkungan sudah terganggu, yakni poin pencegahan,
maka dari itu harus dilakukan kiat selanjutnya yakni penanggulangan dan
pemulihan lingkungan hidup. Seperti halnya yang dijelaskan dalam Pasal 53
undang-undang yang sama bahwa setiap orang yang melakukan
pencemaran/kerusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan atas
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup tersebut.

2.2 Bagaimana Sludge dan Air Lindi dapat berbahaya bagi makhluk hidup
Sludge merupakan hasil dekomposisi yang ditimbulkan dari timbunan
sampah, dan jika sludge tersebut terkena air hujan maka akan menjadi Air Lindi.
Air lindi sendiri adalah cairan dari sampah yang mengandung unsur-unsur terlarut
dari timbunan sampah sehingga pastinya akan mencemari lingkungan dan
termasuk kedalam cairan yang sangat berbahaya (limbah cair). Diantara
katakteristik yang dimiliki oleh Lindi adalah Chemical Oxygen Demand (COD)
dan Amonia, Chemical Oxygen Demand (COD) adalah gambaran jumlah total
bahan organik yang mudah terurai maupun yang sulit terurai, selain itu ammonia
merupakan salah satu kandungan terbesar yang ada di dalam lindi, apabila menyatu
dalam ekosistem lingkungan hidup terlalu banyak dapat menimbulkan berbagai
dampak seperti korosi, bersifat racun, menyerap oksigen didalam air, dll.
Batas maksimum kandungan COD sebesar 100 mg/L dan Amonia 1 mg/L
sesuai dengan surat keputusan Kepala BAPEDAL No.KEP-04/BAPEDAL/09/1995
tentang baku mutu limbah cair kegiatan pengelolaan limbah B3. Namun di tahun
2012 dilakukan penelitian kadar tersebut di TPA Sarimukti dan menunjukkan
bahwa nilai COD di TPA Sarimukti adalah 1.983 mg/L dan ammonia 591,5 mg/L,
bisa dilihat bahwa kadar tersebut telah melampaui baku mutu yang telah ditentukan
sehingga seharusnya sudah mulai dilakukan penanggulangan atas pencemaran
lingkungan hidup tersebut.

2.3 Siapa pihak yang bertanggung jawab atas penanggulangan pencemaran


lingkungan di TPA Sarimukti dan bagaimana penanggulangannya menurut
UUPPLH dan PERDA Kab. Bandung Barat
Kembali merujuk kepada ayat 1 Pasal 53 UUPPLH bahwa setiap orang
yang melakukan pencemaran/kerusakan lingkungan wajib melakukan
penanggulangan atas pencemaran/kerusakan yang dilakukannya, jika kita melihat
kasus ini ada banyak pihak yang terlibat karena pada dasarnya TPA Sarimukti
memang difungsikan untuk tempat pembuangan akhir Bandung Raya, namun
ternyata tempat tersebut tidak cukup untuk menampung sampah yang terus
bertambah setiap harinya, namun mengenai tempat pembuangan itu Pemerintah
wajib bertanggung jawab dan meninjau kembali TPA Sarimukti akan tetap
digunakan atau tidak dalam kedepannya. Karena bukan hanya mencemari
lingkungan dan ekosistem disekitarnya tetapi TPA Sarimukti ini bisa menyebabkan
bahaya karena sludge dan air lindi tadi, bahkan bau dari sampah itu sendiri pun
pasti mengganggu masyarakat di sekitarnya.
Mengenai penanggulangan itu sendiri hal ini harus dilakukan oleh semua
pihak dengan saling bergotong royong untuk menaggulanginya, karena pada
faktanya Pemerintah memang menyediakan tempat namun masyarakatlah yang
memakai dan juga membuang sampah, dan pastinya Pemerintah juga termasuk
kedalam masyarakat tersebut, sehingga semua pihak harus merasa bertanggung
jawab akan pencemaran lingkungan yang terjadi di TPA Sarimukti. Sementara
dalam Pasal 59 PERDA Kab. Bandung Barat No.5 tahun 2012 tentang PPLH,
disana diatur beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi pencemaran
lingkungan tersebut, yakni :
a. Pemberian informasi peringatan pencemaran lingkungan hidup
kepada masyarakat;
b. Melakukan pengisolasian atau pembatasan pencemaran tersebut
agar tidak meluas ke daerah lain;
c. Penghentian pencemaran;
d. Melakukan tindakan pengurangan risiko yang timbul terhadap
lingkungan hidup, termasuk upaya untuk mengurangi kerugian lain
yang ditimbulkan akibat dampak yang terjadi dari usaha dan/atau
kegiatan;
e. Cara lain yang sesuai dengan perkembangan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Penulis menyimpulkan bahwa masalah teknik Open Dumping yang dipakai
untuk TPA Sarimukti memnag menimbulkan banyak persoalan sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan yang cukup darurat, sehingga harus lebih
diperhatikan. Karena bukan hanya menggangu masyarakat sekitar dengan baunya
tetapi juga mengancam kesehatan msyarakat, Karen atadi akibat air lindi yang
cukup berbahaya dan mengandung ammonia tinggi, bahkan ammonia sendiri
termasuk kedalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun.
Hal ini tentu berimbas kepada penurunannya kondisi dan fungsi lingkungan
hidup tersebut, bahkan mengurangi daya tampung dan daya dukung lingkungan itu
sendiri. Dari adanya degradasi lingkungan ini menunjukan bahwa Pemerintah
kurang teliti terhadap pemeliharaan TPA Sarimukti yang pada faktanya hamper
sudah tidak bisa digunakan lagi.

B. Saran
Pemerintah perlu bertanggung jawab dan lebih memperhatikan lagi
mengenai kasus ini sebelum terlambat, Karena pastinya kita juga tak ingin
kawasan Bandung Raya menjadi lautan sampah yang bisa menyebabkan banyak
penyakit. Selain itupun masyarakat juga diharapkan lebih memperhatikan tentang
pencemaran lingkungan agar bisa bahu-membahu menanganinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-013250219/dampak-buruk-
pemkab-bandung-barat-harus-ajak-warga-bicara-soal-rencana-pembangunan-tpa-
mandiri-di-sarimukti di akses pada tanggal 25 Mei 2022 Pukul 09.53 WIB.
2. https://www.dobrak.co/news/pr-931575927/walhi-jabar-soroti-buruknya-
pengelolaan-sampah-di-tpa-sarimukti-kbb di akses pada tanggal 25 Mei 2022
Pukul 09.55 WIB.
3. https://repository.unair.ac.id/28300/3/3.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
di akses pada tanggal 25 Mei 2022 Pukul 13.23 WIB.
4. Sari T. A.,2017. Pengaruh Air Lindi Sludge. Pengaruh Air Lindi Sludge Sampah
TPA Sarimukti terhadap perkembangan embrio praimplantasi mencit (Mus
musculus L.) SW.
5. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Daerah Kab. Bandung Barat No.5 Tahun 2012 tentang Pengendalian dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
7. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan No :
KEP-04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara Syarat Penimbunan Hasil Pengolahan,
Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan, dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun

Anda mungkin juga menyukai