Anda di halaman 1dari 17

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR STIKES GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. RIZAN KURNIA E. GONIBALA

2. JUSRIL SINDRING

3. DISKY SUGIMAN

STIKES GRAHA MEDIKA


KOTAMOBAGU T/A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan
inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridhonya.Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana.
Makalah ini kami beri judul ”Tempat pembuangan akhir stikes graha medika
kotamobagu” dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah sebenarnya ”Tempat pembuangan
akhir stikes graha medika kotamobagu”

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa’at kelak di
Yaumil Akhir. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga
selesai.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sestematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu , penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca Amin.

Kotamobagu, 07, November 2018

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah,
pastiyang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau
busukyang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang
tidakmempunyai nilai guna dan cenderung merusak.Sampah merupakan konsep buatan
manusia,dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang
tak bergerak.

Besarnya timbunan sampah yang tidakdapatditanganitersebutakan menyebabkan


berbagai permasalahan baik langsung mau pun tidak langsung bagipenduduk kota apalagi daerah
disekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang
bijaksana di antaranya adalah adalah timbulnya berbagai penyakit menular maupun kulit serta
gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsung diantaranya
adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnyaarus air di sungai karena terhalang timb
unan sampah yang dibuang ke sungai. Selain penumpukan di tempat pembuangan
sementara(TPS), jumlah sampah pun akan semakin meningkat di tempat pembuangan akhir
(TPA).sampah yang ada di Jalan ambon Bakung tersebut sudah menggununng serta memakan
areayang cukup luas. Selain itu sampah yang ada di sana belum dikelola dengan baik
oleh pemerintah setempat.Berdasarkan hal itu kami merasa perlu untuk mengangkat masalah ini
karenaberhubungandengan kerusakan alam dan lingkungan sekitar serta kesehatan manusia.
Dampak yangditimbulkan dari pencamaran tersebut tidak hanya bisa diselesaikan dalam jangka
waktu yangsebentar melainkan perlu waktu yang lama karena efek negatif yang ditimbulkan
akan bersifat permanen.
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang disebut dengan TPA?1.2.2.

2. Apa fungsi dari TPA?1.2.3.

3. Bagaimana dampak pecemaran sampah di TPA?

I.3 Tujuan

1. Memahami pengertian dari TPA.1.3.2.

2. Mengetahui fungsi dari TPA.1.3.3.

3. Mengetahui dampak yang disebabkan oleh sampah yang ada di TPA.

I.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca maupun penulis mengerti dampak
tercemarnya lingkungan oleh sampah dan mengetahui cara cara mengurangi pencemaranyang di
akibatkan oleh sampah serta cara menanggulanginya.

I.5 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan untuk penelitian tentang TPA berikut ialah metode lapangan
dammetode pustaka. Metode lapangan ialah metode yang dilakukan dengan cara
langsungmeninjau tempat penelitian dengan mendatangi TPA tersebut, TPA yang dituju yakni
TPABakung, Telukbetung, Bandarlampung. Sedangkan, untuk metode pustaka ialah metode
yangdilakukan dengan cara mencari bahan isi makalah ini dari berbagai sumber, misalnya isi
bukutentang TPA atau dari internet.
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah sarana fisik untuk berlangsungnya


kegiatan pembuangan akhir sampah. TPA merupakan mata rantai terakhir dari pengolahan sampa
h perkotaan sebagai sarana lahan untuk menimbun atau mengolah sampah.Proses sampah itusend
iri mulai dari timbulnya di sumber - pengumpulan - pemindahan/pengangkutan- pengolahan -
pembuangan.

Di TPA, sampah masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka
waktu panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat,sementara yang lain lebih
lambat sampai puluhan dan ratusan tahun seperti plastik. Hal inimemberi gambaran bahwa di
TPA masih terdapat proses-proses yang menghasilkan beberapazat yang dapat mempengaruhi
lingkungan.

Zat-zat tersebut yang mempengaruhi lingkunganitulah yang menyebabkan adanya


bentuk-bentuk pencemaran.Dalam diagram diatas dapat dijelaskan bahwa pada Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) pertama kali untuk tempat mengumpulkan berbagai sampah
dari rumah tangga maupun non-rumah tangga. Tempat tersebut yang disebut sebagai Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)dengan bentuk wadah penampungan atas pengumpulan sampah. Pada
Tempat PembuanganAkhir (TPA), ada sampah yang tidak langsung dibuang dan ada yang
langsung dibuang serta ada yang diolah secara fisik, kimia, dan biologi. Sampah yang tidak
langsungdibuang biasanya dilakukan pemindahan dan pengangkutan.

Pemindahan sampah tersebut diangkut pada Tempat Pembuangan Akhir, sedangkan


sampah yang langsung dibuang akan ditampung pada Tempat Pembuangan Akhir.
Untuk pengolahan sampah yang dibagi secara fisik, kimia,dan biologi, sampah-sampah tersebut
diuraikan terlebih dahulu sesuai bahan sampahnya.
Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdapat syarat sebagai tempat tersebut, syarat-
syarattersebut yang menjadi lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu :1.

1. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, rawan longsor, rawan gempa, dll)2.

2. Bukan daerah rawan geologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air tanahkurang dari 3
meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air, dll3.

3. Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan >20%)4.

4. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan seperti bandara, pusat perdagangan5.

5. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berdasarkan penelitian kelompok kami ambil sampel
didaerah Bakung, Telukbetung, Bandarlampung. Lahan yang tersedia di Tempat
PembuanganAkhir (TPA) sampah di Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat,
BandarLampung, hanya mampu menampung sampah hingga tiga tahun ke depan. Hal itu
dikatakanoleh Koordinator Lapangan TPA Bakung Rohendi. Pada Tempat Pembuangan Akhir
(TPA)digunakan solusi agar sampah yang terdapat pada TPA tidak terlalu menggunung
yaitudengan cara diratakan oleh alat berat, dijadikan kompos dan dipilah oleh pemulung. TPA
diKelurahan Bakung tiap hari menerima ratusan ton sampah dengan rata-rata 800 ton sampahdari
penduduk Bandarlampung. Daya tampung itu tidak sesuai dengan kapasitas sampah yangterus
masuk ke lokasi tersebut. Menurut UPTD TPA Bakung Setiawan Batin, TPA Bakungdibangun
sejak tahun 1994 di atas lahan 14,5 hektar dan memiliki kedalaman 15 meter.

a. Tujuan dan manfaat

Tujuan :
Tujuan di dirikannya Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder (UPSPB) DISPENDA Kab. Sragen
adalah :

1. Mampu mengurangi (reduce) volume sampah yang di buang ke tempat pembuangan


sampah akhir (TPA)
2. Dapat mengkonversi (reuse & recycle) sampah menjadi barang yang berguna bagi
masyarakat seperti pupk kompos, pupuk cair dan bio gas
3. Dengan pengelolaan yang profesional konversi di harapkan bisa mendatangkan
keuntungan ekonomi dari hasil penjualan pupuk kompos, pupuk cair dan bio gas
4. Dapat melakukan replikasi pengolahan sampah ke pasar tradisional yang lain

Manfaat :
manfaat dari pendirian Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder Sragen adalah :

1. Pupuk kompos yang di hasilkan oleh Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder dapat
memperbaiki struktur tanah pertanian yang mulai rusak akibat penggunaan pupuk kimia
yang overdosis
2. Setiap unit pengolahan sampah pasar mampu menyerap sedikitnya 5 orang pekerja
sehingga sedikit banyak membantu mengatasi masalah pengangguran
3. Meringankan beban Pemda dalam mengelola sampah karena dapat mengurangi beban
Tempat Pembuangan Sampah Akhir serta mengurangi biaya pengangkutan sampah ke
TPA

B. TAHAPAN PENGAMANAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TPA

1. TAHAP PRA KONSTRUKSI

a. Pemilihan Lokasi TPA

Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut yang diakibatkan oleh


metode pembuangan akhir sampah yang tidak memadai seperti yang selalu terjadi di berbagaikoa
di Indonesia, maka langkah terpenting adalah memilih lokasi yang sesuai
dengan persyaratan.Sesuai dengan SNI No. 03-3241-1997 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi
TPA, bahwalokasi yang memenuhi persyaratan sebagai tempat pembuangan akhir sampah
adalah:

•Jarak dari perumahan terdekat 500 m

•Jarak dari badan air 100 m

•Jarak dari airport 1500 m (pesawat baling-baling) dan 3000 m (pesawat jet)

•Muka air tanah > 3 m


•Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik < 10 -6 cm / det

•Merupakan tanah tidak produktif

• Bebas banjir minimal periode 25 tahun

Pemilihan lokasi TPA sebagai langkah awal dalam peningkatan metode


pembuanganakhir sampah, perlu dilakukan secara teliti melalui tahapan studi yang
komprehensif(feasibility study dan studi amdal). Sulitnya mendapatkan lahan yang memadai
didalamkota, maka disarankan untuk memilih lokasi TPA yang dapat digunakan secara
regional.Untuk lokasi TPA yang terlalu jauh (>25 km) dapat menggunakan sistem transfer
station.

b. Survey dan pengukuran Lapangan

Data untuk pembuatan DED TPA harus meliputi :

•Jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA

•Komposisi dan karakteristik sampah

•Data jaringan jalan ke lokasi TPA

•Jumlah alat angkut (truk)

Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan secara langsung (primer) maupun


tidaklangsung (sekunder).Pengukuran lapangan dilakukan untuk mengetahui data kondisi
lingkungan TPA seperti:

•Topografi

•Karakteristik tanah, meliputi karakteristik fisik (komposisi tanah, konduktivitashidrolik, pH,


KTK dan lain-lain) dan karakteristik kimia (komposisi mineral tanah,anion dan kation)

•Sondir dan geophysic

•Kondisi air tanah, meliputi kedalaman muka air tanah, arah aliran air tanah, kualitasair tanah
(COD, BOD, Chlorida, Fe, Organik dan lain-lain)
•Kondisi air permukaan, meliputi jarak dari TPA, level air, fluktuasi level air musimhujan dan
kemarau, kualitas air sungai (BOD, COD, logam berat, chlorida, sulfat, pestisida dan lain-lain)

•Lokasi mata air ( jika ada) termasuk debit.

•Kualitas lindi, meliputi BOD, COD, Chlorida, Logam berat, Organik dan lain-lain.

•Kualitas udara, meliputi kadar CH4, COx, SOx, NOx dan lain-lain.

•Jumlah penduduk yang tinggal disekitar TPA (radius < 500 m)

•Dan lain-lain

c. Perencanaan

Perencanaan TPA berupa Detail Engineering Design (DED), harus dapat


mengantisipasiterjadinya pencemaran lingkungan . Dengan demikian maka perencanaan TPA
tersebutharus meliputi :

•Disain site plan disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia

•Disain fasilitas yang meliputi fasilitas umum (jalan masuk dan jalan operasi, salurandrainase,
kantor TPA, pagar), fasilitas perlindungan lingkungan (tanggul, lapisandasar kedap air, jaringan
pengumpuldan pengolah lindi, ventilasi gas, barrier, tanah penutup, sumur uji, alat berat dan lain-
lain) dan fasilitas pendukung (air bersih, bengkel, jembatan timbang dan lain-lain)

•Tahapan pembangunan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan daerah untukmembangun


suatu TPA sehingga dengan kondisi yang paling minimal TPA tersebutdapat berfungsi tanpa
mencemari lingkungan.

•Dokumen DED dilengkapi juga dengan gambar detail, SOP, dokumen tender,spesifikasi teknis,
disain note dan lain-lain

d. Pembebasan lahan

Pembebasan lahan TPA perlu memperhatikan dampak sosial yang mungkin


timbulseperti kurang memadainya ganti rugi bagi masyarakat yang tanahnya terkena
proyek.Luas lahan yang dibebaskan minimal dapat digunakan untuk menampung sampah
selama5 tahun.

e. Pemberian izin

Pemberian izin lokasi TPA harus diikuti dengan berbagai konsekuensi sepertidilarangnya
pembangunan kawasan perumahan atau industri pada radius < 500 m darilokasi TPA, untuk
menghindari terjadinya dampak negatif yang mungkin timbul dari berbagai kegiatan TPA.

f. Sosialisasi

Untuk menghindari terjadinya protes sosial atas keberadaan suatu TPA, perludiadakan
sosialisasi dan advokasi publik mengenai apa itu TPA, bagaimanamengoperasikan suatu TPA
dan kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadinamun disertai dengan rencana atau upaya
pihak pengelola untuk menanggulangimasalah yang mungkin timbul dan tanggapan masyarakat
terhadap rencana pembangunan TPA. Sosialisasi dilakukan secara bertahap dan jauh sebelum
dilakukan perencanaan.

C. DAMPAK SAMPAH DI SEKITAR TPA

Semakin hari volume sampah kian meningkat sampai melebihi batas toleransi. Karena
itu,secepatnya dibangun perluasan sekitar lima hektar (ha) setelah proses ganti rugi lahan
kepadasekitar warga sekitar terselesaikan. Dalam proyek perluasan itu, pemerintah
setempatmenggandeng pihak swasta untuk turut serta.

Setiap hari sampah yang datang tercampur,para pemulung itulah yang memilah
milah. Di sekitar lokasi pembuangan ada sel pengelolahan baik sampah organik pembuatan kops
dan pengelolaan sampah non-organik. Selainmenyediakan pabrik pengelolaan sampah di
sekitarnya, pemerintah setempat juga sudahmengeluarkan aturan baik pada rumah tangga
maupun industri, untuk mengurangisampahnya.Dampak yang sering terjadi dari lokasi
pembuangan sampah yakni di TPA (TempatPembuangan Akhir) Bakung, saat musim kemarau
kerap mengeluarkan letusan yangmembahayakan nyawa pemulung yang mengais rejeki di
sekitarnya.
Di bawah TPA ini mengandung metan yang sangat tinggi, jadi sering mengeluarkan
percikan api yang dapatmembahayakan orang sekitar. Selain itu, sering menimbulkan bau yang
menyengat dalamradius lebih dari 1,5 kilometer.Nurhadiyati (38) warga Perumahan Citra Garden
yang berlokasi di balik bukit dari pembuangan sampah Bakung kerap mengeluhkan aroma taksed
ap.

“Kalau setiap kami buka pintu ya yang tercium aroma sampah. Maka tidak jarang
penghuni di sini ingin menjual rumahnya. Tapi di satu sisi, air di rumah saya ini selalu hangat
sepanjang hari,” kata dia.Menanggapi persoalan itu, Setiawan menegaskan, keberadaan TPA
Bakung lebih dulu dari pada pemukiman penduduk sekitarnya. “Bakung ini duluan ada, tapi
setelah akses dibuka, banyak pendatang yang mendirikan rumah di sini, bahkan sampai saatini
sudah ada dua perumahan yang berdiri,” ujarnya.

Berdasarkan data diatas, di sekitar Bakung kerap kali terjadi pencemaran


akibatsampah.Pencemaran sampah merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
strukturkimia, air tanah dan udara serta dapat merubah nilai keindahan suatu
lingkungan.Pencemaran sampah dapat berpengaruh juga terhadap kesehatan masyarakat, baik
langsungmaupun tidak langsung.Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang
bijaksanadiantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit,
gangguan pernafasan serta dapat mengganggu kesehatan manusia dan mengganggu estetika
lingkungan,karena terkontaminasinya pemandangan oleh tumpukan sampah dan bau busuk
yangmenyengat hidung, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya
banjiryang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan
sampahyang dibuang ke sungai.sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas rumah
kaca.Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) harus
diperhatikan.Sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik. Proses
itumenghasilkan gas metana (CH4). Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan
gaskarbondioksida (CO2). Gas CH4mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas
CO2.Gas metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik oleh bakteri
metanaatau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-
sampahyang banyak mengandung bahan organik sehingga terbentuk gas metana (CH4) yang
apabiladibakar dapat menghasilkan energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses
initerjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah
tumpukansampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan :

1. Dampak Terhadap Kesehatan Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan


baikmerupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatangseperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.Potensi bahaya yang
ditimbulkan adalah sebagai berikut :- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena
virus yang berasal dari sampahdengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air
minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.- Penyakit jamur dapat juga menyebar ( misalnya jamur kulit ).-
Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira – kira 40.000 orang meninggalakibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa ( Hg ). Raksa ini berasal darisampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk


kedalamdrainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
matisehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis.

3. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi - Pengelolaan sampah yang kurang baik dapatmembentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedapdan pemandangan
yang buruk karena sampah bertebaran dimana – mana.- Memberikan dampak negatif bagi
kepariwisataan Usaha Pengendalian Sampah untukmenangani permasalahan sampah secara
menyeluruh perlu dilakukan alternativ pengolahanyang benar. Teknologi yang paling tepat untuk
pemecahan masalah adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan
dengan cara pembakaran yangterkontrol atau Insinerasi dengan cara memakai Incenerator.Selain
itu juga memakai prinsip reduksi bersih yang diterapkan dalam keseharian misalnyadengan
menerapkan prinsip 4 R yaitu ( Reduce, Reuse, Recycle dan Replace ). Dalamkeseharian, dan
dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengurangi volume sampah.

C. DOKUMENTAS
Before( sebelum)

After(sesudah)
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa Tempat Pembuangan Akhir
ataudisebut dengan TPA merupakan sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan
pembuanganakhir sampah sebagai mata rantai terakhir dari pengolahan sampah perkotaan
sebagai saranalahan untuk menimbun atau mengolah sampah. TPA sendiri memiliki berbagai
fasilitasdengan fungsi masing-masing, ada yang sebagai Prasarana drainase, fasilitas
penerimaan,lapisan kedap air, dll. Walaupun TPA sebagai tempat pembuangan akhir sampah
yang dapatmenampung berbagai sampah, di sekitar TPA pun dapat terjadi berbagai dampak
akibattimbunan sampah pada TPA tersebut. Dampak yang terjadi antara lain saat musim
kemaraukerap mengeluarkan letusan yang membahayakan nyawa pemulung yang mengais rejeki
disekitarnya, sering menimbulkan bau yang menyengat dalam radius lebih dari 1,5 kilometer,dan
berbagai dampak kesehatan bagi warga setempat.

2. Saran

Berdasarkan analisis masalah diatas kami memiliki saran sebagai solusi yang harus
dicapaioleh petugas pengelolaan sampah di TPA tersebut yaitu harus dapat mengurangi
hinggamenghilangkan dampak negatif dari sampah tersebut dengan cara misalnya memilah
sampahyang dapat di daur ulang dan menambah lahan lebih luas pada TPA tersebut agar
sampahyang terus berdatangan dapat tertampung dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Lokasi TPA stikes grha medika kotamobagu

http://ekuatorial.com/urban/bandarlampung-to-expand-its-landfill-capacity-in-
2015#!/story=post-10088 http://www.duajurai.com/2015/04/tpa-bakung-bandar-lampung-hanya-
mampu-tampung-sampah-hingga-tiga-tahun-lagi/

Anda mungkin juga menyukai