Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TUGAS AKHIR

“ANALISIS KUALITAS AIR LINDI TPA TAMANGAPA DAN PENGARUHNYA


TERHADAP LINGKUNGAN”

Oleh :

A.TIRZIA SYAFITRI T T
D111 08 112

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ANALISIS KUALITAS AIR LINDI TPA TAMANGAPA DAN PENGARUHNYA
TERHADAP LINGKUNGAN

A. Zubair 1, M. R. Malamassam 2 , A. T. Syafitri3

ABSTRAK: Semakin besar wilayah perkotaan, semakin tinggi pula produktivitas sampahnya
dan semakin kompleks permasalahan yang dapat ditimbulkan. Persoalan persampahan ini juga
dapat mengancam kota Makassar sebagai salah satu kota yang tergolong besar di Kawasan Timur
Indonesia. Sekaitan dengan itu, pemerintah kota Makassar telah melakukan berbagai upaya
penanggulan sampah seperti penjemputan sampah dari rumah-rumah penduduk untuk diangkut ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Masalah yang paling signifikan yang timbul dari TPA
adalah cairan lindi (leachate), bau yang tidak enak, lalat, dan asap dari pembakaran sampah, yang
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengamati kualitas dan kuantitas air lindi di TPA Tamangapa serta pengaruhnya terhadap
lingkungan di TPA Tamangapa. Diambil 3 sampel air yaitu air lindi TPA Tamangapa, air sumur,
dan air rawa di sekitar TPA Tamangapa. Hasil penelitian ketiga sampel air tersebut tidak memenuhi
syarat Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010.
Didapatkan nilai timbunan air lindi pada TPA Tamangapa sebesar 2.672 liter/detik. Pengaruh
keberadaan TPA Tamangapa terhadap lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi terbukti bahwa
air genangan/rawa yang ada disekitarnya tidak dapat dimanfaatkan untuk perikanan, dan juga
berpengaruh terhadap sumur-sumur gali yang ada disekitarnya yang tidak dapat digunakan sebagai
air baku air bersih.

Keywords: air, lindi, TPA,Tamangapa, lingkungan.

1 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA


2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

1
PENDAHULUAN bau yang tidak enak, lalat, dan asap dari
pembakaran sampah, yang menimbulkan
Semakin besar wilayah perkotaan, pencemaran terhadap lingkungan. Berdasarkan
semakin tinggi pula produktivitas sampahnya hal tersebut maka penulis ingin mengetahui
dan semakin kompleks permasalahan yang dan memperoleh gambaran dari kualitas air
dapat ditimbulkan, terutama jika tidak lindi pada TPA Tamangappa serta dampaknya
dilakukan langkah-langkah penanggulangan terhadap lingkungan.
yang efektif. Persoalan persampahan ini juga
dapat mengancam kota Makassar sebagai salah PENGERTIAN SAMPAH
satu kota yang tergolong besar di Kawasan
Timur Indonesia. Sekaitan dengan itu, Sungai Sampah memiliki banyak
pemerintah kota Makassar telah melakukan pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan.
berbagai upaya penanggulan sampah mulai dari Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu
kegiatan peyuluhan dan penyadaran barang yang terbuang atau dibuang dari sumber
masyarakat tentang kebersihan, penjemputan hasil aktivitas manusia maupun alam yang
sampai dari rumah-rumah penduduk untuk belum memiliki nilai ekonomi. Bentuknya
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) biasa berada setiap fase materi yaitu padat, cair,
sampah. Upaya pemerintah kota Makassar gas. Adapun pengertian lain dari sampah
untuk memerangi masalah persampahan ini adalah sebagai berikut:
melalui peran serta seluruh masyarakat. Sampah adalah limbah yang bersifat
Secara administratif, TPA ini berada di padat terdiri zat organik dan zat anorganik yang
wilayah Tamangapa, Kecamatan Manggala. dianggap tidak berguna dan harus dikelola agar
Lahan TPA berlokasi sangat dekat dengan tidak membahayakan lingkungan dan
daerah perumahan sehingga sering timbul melindungi inventasi pembangunan. Sampah
keluhan dari penduduk setempat terkait dengan perkotaan adalah sampah yang timbul dikota.
bau tak sedap yang berasal dari TPA. Terdapat (SNI 19-2454-2002)
pula beberapa pusat aktivitas dan perumahan Sampah adalah bahan sisa baik bahan-
seperti tempat ibadah dan sekolah, dan bahan yang tidak berguna lagi (barang bekas)
perkantoran yang berlokasi di sekitar 1 km dari maupun barang yang sudah tidak diambil
lokasi. Semenjak tahun 2000, berbagai bagian utamanya lagi. Dari segi lingkungan,
perumahan telah didirikan, seperti Perumahan sampah adalah bahan buangan yang tidak
Antang, Perumahan TNI Angkatan Laut, berguna dan banyak menimbulkan masalah
Perumahan Graha Janah, Perumahan Griya pencemaran dan gangguan pada kelestarian
Tamangapa, dan Perumahan Taman Asri Indah lingkungan. (Nur Aini Ullin Hikmah, 1999)
yang berlokasi berdekatan dengan TPA Sementara didalam UU no. 18 Tahun 2008
Tamangapa. Terdapat dua buah rawa yang tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
berdekatan dengan perumahan tersebut, yaitu sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
Rawa Borong yang berlokasi di sebelah utara manusia atau proses alam yang berbentuk padat
dan Rawa Mangara yang bertempat di sebelah atau semi padat berupa zat organik atau
timur. Air dari Rawa Mangara mengalir anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat
menuju Sungai Tallo dan air dari Rawa Borong terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi
mengalir menuju saluran air Borong. dan dibuang ke lingkungan.
Pada zone yang tidak aktif terjadi proses Debit Air
suksesi vegetasi, timbunan sampah besar,
pembentukan gas metana, limpasan, dan SUMBER SAMPAH
pembentukan air lindi yang dapat merembes ke
dalam air tanah dan sungai, menurunkan Klasifikasi sampah dan sumber-
kualitas air permukaan, sungai dan sumur sumbernya sangat diperlukan dalam
penduduk. Masalah yang paling signifikan yang perencanaan sistem pengelolaan persampahan
timbul dari TPA adalah cairan lindi (leachate), khususnya dalam hal pengelolaan dan buangan
akhir sampah.

2
Berdasarkan pedoman teknik pengelolaan, Kemajuan teknologi akan menambah jumlah
1989 Direktorat Jendral Cipta Karya, maupun kualitas sampah karena pemakaiaan
Direktorat PLP, membagi klasifikasi sampah bahan baku yang semakin beragam., cara
sebagai berikut: pegepakan dan produk manufaktur yang
1. Berdasarkan sumbernya semakin seragam pula. Pembungkus plastik,
Sampah pasar, sampah buangan rumah daun, perkembangan kemasan makanan juga
tangga, sampah industri, sampah jalanan, mempengaruhi banyaknya jumlah sampah.
sampah bangunan, dan sampah selokan.
2. Berdasarkan jenisnya. PENGOLAHAN SAMPAH PADA TPA
Sifat kimia: sampah organik dan anorganik,
sedangkan sifat fisika: sampah basah, Menurut Ryadi (1986), cara pembuangan
sampah kering, sampah besar, sampah akhir sampah merupakan salah satu aspek
lembut, sampah berbahaya. strategis dalam sistem pengolahan sampah.
Beberapa metode pengolahan sampah dilokasi
KOMPOSISI SAMPAH TPA adalah sebagai berikut :
1. Incineration : Cara ini dilakukan dengan
Komposisi sampah bervariasi untuk cara membakar sampah.
setiap daerah dan setiap waktu, tergantung pada 2. Composting : Cara pengolahan sampah
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi untuk kebutuhan pupuk tanaman.
sampah. Faktor yang mempengaruhi produksi 3. Individual Incineration : Setiap orang atau
sampah ini adalah: rumah tangga membakar sendiri sampahnya
1. Jumlah penduduk dan kepadatannya 4. Recycling : Cara ini memanfaatkan dan
Setiap pertambahan penduduk akan diikuti mengolah kembali sebagian sampah, seperti
oleh kenaikan jumlah sampah, demikian kaleng, kertas, plastik, kaca/botol dll.
juga daerah perkotaan yang padat 5. Hog Feeding : Cara pengolahan dengan
penduduknya memerlukan pengolahan sengaja mengumpulkan jenis sampah basah
sampah yang baik. (gerbage) untuk digunakan sebagai makanan
2. Tingkat aktivitas ternak
Semakin banyak kegiatan atau aktivitas,
maka akan berpengaruh pada jumlah
METODOLOGI
sampah.
3. Pola hidup atau tingkat ekonomi
Penelitian ini dilakasanakan di Tempat
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Tamangapa,
masyarakat, semakin banyak jumlah
yang bertempat di wilayah Tamangapa,
perkapita sampah yang dibuang. Kualitas
Kecamatan Manggala, 15 km dari pusat kota
sampah semakin banyak bersifat tidak
Makassar. TPA memiliki luas lahan sekitar
membusuk. Perubahan kualitas ini
14,3 ha dan hanya 70% dari kapasitas
tergantung pada bahan yang tersedia,
keseluruhan TPA yang digunakan. TPA
peraturan yang berlaku serta kesadaran
Tamangapa didirikan tahun 1993 dan
masyarakat akan persoalan persampahan.
dipertimbangkan sebagai satu-satunya TPA di
4. Letak Geografi
kota Makassar.
Daerah pegunungan, daerah pertanian akan
Secara administratif, TPA ini berada di
menentukan jumlah-jumlah sampah.
wilayah Tamangapa, Kecamatan Manggala.
5. Iklim
Lahan TPA berlokasi sangat dekat dengan
Iklim tropis, sub tropis juga ikut berperan
daerah perumahan sehingga sering timbul
mempengaruhi jumlah sampah.
keluhan dari penduduk setempat terkait dengan
6. Musim
bau tak sedap yang berasal dari TPA. Terdapat
Musim gugur, musim semi, musim buah-
pula beberapa pusat aktivitas dan perumahan
buahan juga mempengaruhi jumlah sampah.
seperti tempat ibadah dan sekolah, dan
7. Kemajuan teknologi
perkantoran yang berlokasi di sekitar 1 km dari

3
lokasi. Semenjak tahun 2000, berbagai mandi dan cuci tidak untuk dikomsumsi
perumahan telah didirikan, seperti Perumahan sebagai air minum.
Antang, Perumahan TNI Angkatan Laut, Untuk mengecek hasil dari sejumlah
Perumahan Graha Janah. analisa ada beberapa petunjuk antara lain
Pengambilan sampel dilakukan dengan kesetimbangan, hubungan dan perbandingan
menggunakan satu buah botol steril untuk antara parameter - parameter tertentu, yaitu:
pemeriksaan mikrobiologis, dua botol winkler 1. Pengujian Fisika:
untuk masing-masing pemeriksaan a. Zat Padat Tersuspensi (TSS)
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan b. Zat Padat Terlarut (TDS)
Chemical Oxygen Demand (COD), serta dua c. Bau dan rasa
botol aqua masing-masing 1500 ml untuk d. Warna
pemeriksaan kualitas air lainnya. 2. Pengujian Kimia
Penentuan analisis pemeriksaan a. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)
sampel yang akan dilakukan pada suatu sampel b. COD (Chemical Oxygen Demand)
tergantung jenis dan pemanfaatan dari sumber c. DO (Dissolved Oxygen)
air tersebut. Pada penelitian ini analisis yang e. Klorida (Cl)
dipakai pemeriksaan sumber air yang 3. Mikrobiologi
mencakup parameter fisika (Suhu, TDS, TSS), a. Total Coliform
parameter kimia (pH, Biological Oxygen
Demand, Chemical Oxygen Demand,
Dissolved Oxygen, Nitrat, Besi, Mangan, HASIL DAN PEMBAHASAN
Sulfat, Khlorida, Fluorida, Nitrit), dan
parameter mikrobiologi (Total Coliform) Berdasarkan hasil pengujian sampel air
Ketiga sampel air yang diambil tersebut di pada tiga lokasi pengambilan di TPA
tampung pada botol plastik air kemasan isi 600 Tamangapa Makassar, pada Balai Besar
ml yang kemudian dimasukkan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Direktorat
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementrian
Kementrian Kesehatan RI. Kesehatan RI diperoleh hasil pengujian kualitas
Pengambilan sampel 1 dilakukan pada air yang dapat dilihat pada tabel sebagai
intake kolam pengolahan air lindi TPA berikut:
Tamangapa, dimana air lindi yang tertampung
pada intake kolam merupakan penampungan
pengaliran air lindi dari beberapa pipa/saluran
pengumpul sekunder dan primer yang dipasang
memanjang ditengah blok zona penimbunan
sampah yang tertanam dibawah tumpukan
sampah yang mengarah ke intake kolam
pengolahan air lindi.
Pengambilan sampel 2 dilakukan pada
genangan rawa yang berada disekitar lokasi
TPA Tamangapa, dimana genangan rawa
tersebut berada pada disekitar tanah
pertanian/perkebunan yang digarap oleh
penduduk disekitar TPA Tamangapa.
Pengambilan sampel 3 dilakukan pada
salah satu sumur gali penduduk yang
kedalamannya ± 15 meter berada disekitar
TPA Tamangapa, dimana air sumur tersebut
oleh penduduk dimanfaatkan hanya untuk air

4
Hasil pemeriksaan kualitas sampel
Tabel 1. Hasil pemeriksaan sampel air pada TPA Tamangapa
Hasil Pemeriksaan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
No Satuan
Parameter Air Lindi Air Genangan Air Sumur
Spesifikasi Metode
Rawa
A FISIKA
1 Suhu / Tempereture °C U/A U/A 31/29.1 U/A Pemuaian
31/29.1 31/29
2 Bau - Berbau Berbau Normal Organoleptik
3 Rasa - Berasa Berasa Normal Organoleptik
4 Warna TC 12400 800 20 Kolorimetrik
U
5 Zat Padat Terlarut mg/ 3890 928 271 Gravimetrik
l
6 Kekeruhan NT 7.01 55.7 116 Turbidimetrik
U
7 Zat Padat Tersuspensi mg/ 180 150 30 Gravimetrik
l
B KIMIA
1 Aluminium (Al) mg/ < 0.07 < 0.07 1.60 Atomisasi
l
2 Amoniak mg/ 6.22 60.16 0.23 Kolorimetrik
l
3 Besi (Fe) - 2.90 3.27 10.81 IKM/5.4.13/BBLK-MKS
(AAS)
4 DO / Dissolved mg/ 6.1 6.2 6.1 Winkler
Oxygen l
5 BOD / Biological mg/ 31.02 25.09 8.66 Winkler
Oxygen Demand l
6 COD / Chemical mg/ 77.56 62.73 21.65 IKM/5.4.7/BBLK-MKS
Oxygen Demand l (Titrimetri)
7 Fluorida (F) mg/ 0.44 < 0.05 0.61 Kolorimetrik
l
8 Kesadahan (CaCO3) mg/ 488.64 191.04 469.44 IKM/5.4.10/BBLK-MKS
l (Titrimetri)
9 Chlorida (Cl) mg/ 1556 217.01 21.72 IKM/5.4.11/BBLK-MKS
l (Titrimetri)
10 Mangan (Mn) mg/ 1.63 1.82 5.44 Atomisasi
l
11 Nitrat mg/ 10.05 1.92 0.20 Kolorimetrik
l
12 Nitrit mg/ 2.88 1.62 0.06 IKM/5.4.16/BBLK-MKS
l (Spektrofotometri)
13 Sulfat (SO4) mg/ 322.12 68.37 109.81 IKM/5.4.18/BBLK-MKS
l (Spektrofotometri)
14 Nilai Permanganat mg/ 1185 253 5.06 IKM/5.4.14/BBLK-MKS
l (Titrimetri)
C MIKROBIOLOGI
1 MPN Coliform/100 ml 240 23 >2400 IKM/5.4./24/BBLK-MKS

5
Tabel 2. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Air
No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu Air Peraturan Gubernur
Pengujian SULSEL No.69 Tahun 2010
I II III IV
A. Fisika
1 Temperatur* °C Deviasi 3 Devia Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5
si 3
2 Residu Terlarut mg/L 119 800 1000 1000 2000
(TDS)
3 Residu mg/L 22 50 50 400 400
Tersuspensi
(TSS)
B. Kimia
1 pH - 7.61 6-8.5 6-8.5 6-8.5 5-8.5
2 BOD mg/L 14 2 3 6 12
3 COD mg/L 36.54 10 25 50 100
4 DO mg/L 6.5 6(+) 4(+) 3(+) 0
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 0.3 10 10 20 20
6 Nitrit (NO2-N) mg/L 0.004 0.06 0.06 0.06 (-)
7 Mangan (Mn) mg/L 0.0809 0.1 (-) (-) (-)
8 Besi (Fe) mg/L 0.5884 0.3 (-) (-) (-)
9 Klorida (Cl) mg/L 4.14 600 (-) (-) (-)
10 Flourida (F) mg/L <0.032 0.5 1.5 1.5 (-)
11 Sulfat mg/L 13434 400 (-) (-) (-)
C. Biologi
1 Total Coliform Jml/1 780 1000 5000 10000 10000
00

Keterangan:
(-) : Tidak diatur dalam Peraturan Gubernur
Sulsel Nomor 69 Tahun 2010 (Kelas III)
(+) : Batas minimal yang diperbolehkan
** Nilai Baku Mutu Air diatas merupakan
batas maksimum kecuali nilai pH dan DO
: Tidak Memenuhi
: Memenuhi

6
Dari hasil pemeriksaan kualitas air lindi mg/L, sedangkan batas nilai COD menurut
TPA Tamangapa Makassar yang kemudian Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur
disesuaikan dengan Baku Mutu Kualitas Air Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 pemanfaatan air bersih, pembudidayaan ikan,
Tahun 2010 pada Tabel 4.2 dapat diketahui dan peternakan yaitu maksimal 50 mg/L,
bahwa : sehingga kualitas air lindi TPA Tamangapa
ditinjau dari pemeriksaan nilai COD tidak
KUALITAS AIR LINDI memenuhi untuk pemanfaatan air bersih,
a. Pemeriksaan Parameter Fisika pembudidayaan ikan, dan peternakan.
1. Temperatur Sedangkan batas nilai COD menurut Baku
Temperatur kualitas air TPA Tamangapa Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur
mempunyai deviasi 3 dari suhu normalnya, Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk
sedangkan nilai temperatur menurut Baku pemanfaatan air yaitu 100 mg/L, sehingga
Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur masih memenuhi untuk pemanfataan air irigasi.
Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk Chemical Oxygen Demand (COD) atau
pemanfaatan air yaitu mempunyai deviasi5. Kebutuhan Oksigen Kimia adalah jumlah
Dimana suhu normal untuk wilayah tropis oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
berkisar 25-32°C. zat-zat organis yang ada dalam sampel air.
Angka COD merupakan ukuran bagi
2. Total Dissolved Solid (TDS) pencemaran air oleh zat-zat organis yang
Kualitas air TPA Tamangapa sebesar 3890, secara alamiah dapat dioksidasikan yang
sedangkan batas kandungan maksimum kadar mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
kandungan TDS menurut Baku Mutu Kualitas di dalam air.
Air Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
No.69 Tahun 2010 untuk semua pemanfaatan 2. Dissolved Oxygen (DO)
air yaitu maksimal 2000 mg/L. Sehingga Nilai DO kualitas air TPA Tamangapa yaitu
kualias air lindi TPA Tamangapa ditinjau dari 6,1 mg/L sedangkan batas nilai DO menurut
pemeriksaan TDS tidak memenuhi semua kelas Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur
Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk
Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. semua pemanfaatan air yaitu minimal 6 mg/L,
sehingga kualitas air lindi TPA Tamangapa
3. Total Suspended Solid (TSS) ditinjau dari pemeriksaan nilai DO tidak
Kandungan TTS kualitas air TPA Tamangapa memenuhi untuk semua pemanfaatan air.
sebesar 180 mg/L, sedangkan batas maksimum
kadar kandungan TSS menurut Baku Mutu 3. Nitrat (NO3)
Kualitas Air Peraturan Gubernur Sulawesi Nilai Nitrat kualitas air TPA Tamangapa yaitu
Selatan No.69 Tahun 2010 untuk peruntukan 10,05 mg/L sedangkan batas nilai Nitrat
air baku air minum serta air yang menurut Baku Mutu Kualitas Air Peraturan
peruntukannya untuk prasarana/sarana rekreasi Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010
air yaitu 50 mg/L, sehingga kualitas air lindi di untuk pemanfaatan air baku minum,
TPA Tamangapa ditinjau dari dari pemeriksaan pembudidayaan ikan, peternakan yaitu
TSS tidak memenuhi untuk pemanfaatan air maksimal 10 mg/L, sehingga kualitas air lindi
baku air minum serta air peruntukan untuk TPA Tamangapa ditinjau dari pemeriksaan
prasarana/sarana rekreasi air. nilai Nitrat tidak memenuhi untuk pemanfaatan
air baku minum, pembudidayaan ikan,
1. Chemical Oxygen Demand (COD) peternakan.
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium air
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan 4. Nitrit (NO2)
Pengendalian Penyakit Kelas 1 Makassar, nilai Berdasarkan hasil pengujian laboratorium air
COD kualitas air TPA Tamangapa yaitu 77,56 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan

7
Pengendalian Penyakit Kelas 1 Makassar, nilai Tamangapa ditinjau dari pemeriksaan nilai
Nitrit kualitas air TPA Tamangapa yaitu 2,88 Flourida masih memenuhi untuk semua
mg/L sedangkan batas nilai Nitrit menurut pemanfaatan air. Fluorida ditemukan pada
Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur setiap tempat di alam ini. Sumber utama
Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk fluorida adalah air tanah.
pemanfaatan semua fungsi air yaitu maksimal 9. Sulfat
0,06 mg/L , sehingga kualitas air TPA Sulfat kualitas air TPA Tamangapa yaitu
Tamangapa ditinjau dari pemeriksaan nilai 322,12 mg/L, sedangkan batas nilai Sulfat
Nitrit tidak memenuhi untuk pemanfaatan menurut Baku Mutu Kualitas Air Peraturan
semua fungsi air. Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010
untuk pemanfaatan air baku air bersih yaitu 400
5. Mangan (Mn) mg/L, sehingga kualitas air TPA Tamangapa
Nilai Mangan kualitas air TPA Tamangapa ditinjau dari pemeriksaan nilai Sulfat masih
yaitu 1,63 mg/L sedangkan batas nilai Mangan memenuhi untuk pemanfaatan air baku air
menurut Baku Mutu Kualitas Air Peraturan bersih.
Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010
untuk pemanfaatan air baku air minum yaitu b. Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi
0,1 mg/L, sehingga kualitas air lindi TPA Kandungan Total Coliform Sulfat kualitas air
Tamangapa ditinjau dari pemeriksaan nilai TPA Tamangapa yaitu 240 Jml/100, sedangkan
Mangan tidak memenuhi untuk pemanfaatan batas kadar kandungan Total Coliform menurut
air baku air minum. Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Gubernur
Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk
6. Besi (Fe) pemanfaatan air baku air bersih yaitu 1000
Besi kualitas air TPA Tamangapa yaitu 2,90 Jml/100 ml, untuk pemanfaatan perikanan
sedangkan batas nilai Besi menurut Baku Mutu adalah 5000 Jml/100 ml, untuk pemanfaatan
Kualitas Air Peraturan Gubernur Sulawesi pertanaman dan irigasi adalah 10.000 Jml/100
Selatan No.69 Tahun 2010 untuk pemanfaatan ml, sehingga kualitas air lindi TPA Tamangapa
air baku air bersih yaitu 0,3 mg/L, sehingga ditinjau dari pemeriksaan dari Total Coliform
kualitas air lindi TPA Tamangapa ditinjau dari masih memenuhi untuk pemanfaatan air baku
pemeriksaan nilai Besi tidak memenuhi untuk air bersih, perikanan, pertanaman dan irigasi.
pemanfaatan air baku air bersih. Total Coliform ditandai dengan terdapatnya
bakteri enterobacter aerogenes yaitu mikroba
7. Klorida (Cl) coliform nonfecal, yang ditemukan pada hewan
Klorida kualitas air TPA Tamangapa yaitu atau tumbuhan yang telah mati. Makin sedikit
1556 mg/L sedangkan batas nilai Klorida kandungan coliform artinya kualitas air
menurut Baku Mutu Kualitas Air Peraturan semakin baik.
Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010
untuk pemanfaatan air baku air bersih yaitu 600
mg/L, sehingga kualitas air lindi TPA
Tamangapa ditinjau dari pemeriksaan nilai
Klorida tidak memenuhi untuk pemanfaatan air
baku air bersih.

8. Flourida (F)
Nilai Flourida kualitas air TPA Tamangapa
yaitu 0,44 mg/L sedangkan batas nilai Flourida
menurut Baku Mutu Kualitas Air Peraturan
Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010
untuk semua pemanfaatan air yaitu maksimal
0,5 sampai 1,5 mg/L, sehingga kualitas air TPA

8
9

Anda mungkin juga menyukai