Anda di halaman 1dari 14

PREDIKSI DAN ANALISIS TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)

SAMPAH DI KOTA PADANG

Mia Audina
Program Studi Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Email: miaaudina0406@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk1) mengetahui tutupan lahan Kota Padang, 2) mengetahui
prediksi jumlah penduduk dan volume sampah di Kota Padang 3) mengetahui luas TPA dan lokasi
rekomendasi TPA.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Model yang
digunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di overlay menggunakan parameter pengharkatan.
Hasil penelitian menunjukkan, 1) analisis tutupan lahan Citra Landsat Kota Padang tahun
2016 adalah; Vegetasi (51486,40 Ha), Lahan Terbangun (11578,44 Ha), dan Sawah (5713,93 Ha).
2) prediksi penduduk pada tahun 2026 sebesar 1.011.166 jiwa dan prediksi volume sampah
sebesar 2.952.604.720 kg/jiwa,.3) lahan yang dibutuhkan untuk TPA sebesar 45,67 Ha dengan
luas daerah penyangga 11,42 Ha. Rekomendasi pendirian TPA berada pada Kecamatan Koto
Tangah dan Kuranji.

Kata kunci:Tutupan Lahan, Kepadatan Penduduk dan Volume Sampah, Luas TPA dan
Rekomendasi TPA

Abstract

This study aims to 1) to know the land cover of Padang City, 2) to know the prediction of
population and the volume of waste in Padang City 3) to know the extent of TPA and the location
of the TPA recommendation.
The method used in this research is quantitative analysis method. The model used
Geographic Information System (GIS) in overlay using the parameters.
The results showed, 1) analysis of land cover Citra Landsat Padang in 2016 is;
Vegetation (51486,40 Ha), Built Land (11578.44 Ha), and Rice Field (5713,93 Ha). 2) population
prediction in 2026 of 1,021,329 people and prediction of waste volume of 2.952.604.720 kg/ soul.
3) the land needed for the landfill of 45.67 Ha with a buffer area of 11.42 Ha. The
recommendations for the establishment of TPA are located in Koto Tangah and Kuranji Sub-
districts.

Keywords:Land Cover, Population Density and Waste Volume, Extensive Landfill and Landfill
Recomendation

423
424

PENDAHULUAN konsumsi warga perkotaan banyak


Sampah merupakan suatu yang tidak mudah terurai, terutama
masalah yang perlu diperhatikan. plastik. Semakin menumpuknya
Sampah jika tidak diperhatikan sampah plastik akan menimbulkan
dengan baik akan menga kibatkan pencemaran serius. Hasil riset
permasalahan lingkungan seperti Jenna.R.Jambeck dan kawan-kawan
masalah kesehatan, kenyamanan, dalam (Sari, 2017) pada tahun 2015
ketertiban, dan keindahan. Untuk Indonesia berada di posisi kedua
mencapai kondisi masyarakat yang penyumbang sampah plastik ke laut
hidup sehat dan sejahtera di masa setelah Tiongkok, disusul Filipina,
yang akan datang, sangat diperlukan Vietnam, dan Sri Lanka.
adanya lingkungan permukiman Timbulan sampah dapat
yang sehat. Dari aspek persampahan, menyebabkan berbagai permasalahan
maka kata sehat akan berarti sebagai baik langsung maupun tidak
kondisi yang dapat dicapai bila langsung bagi penduduk kota
sampah dapat dikelola secara baik terutama daerah di sekitar tempat
sehingga tercipta lingkungan penumpukan. Dampak langsung dari
permukiman yang bersih. penanganan sampah yang kurang
Persoalan lingkungan yang bijaksana diantaranya adalah
selalu menjadi isu besar di hampir berbagai penyakit menular maupun
seluruh wilayah perkotaan adalah penyakit kulit, gangguan pernafasan
masalah sampah. Laju pertumbuhan serta dapat mengganggu kesehatan
ekonomi di kota dimungkinkan manusia dan mengganggu estetika
menjadi daya tarik luar biasa bagi lingkungan, karena terkontaminasi
penduduk untuk hijrah ke kota pemandangan oleh tumpukan
(urbanisasi), sehingga terjadi tekanan sampah dan bau busuk yang
penduduk di wilayah perkotaan. menyengat hidung, sedangkan
Akibat dari tekanan penuduk tersebut dampak tidak langsung diantaranya
menyebabkan alih fungsi lahan di adalah bahaya banjir yang
daerah perkotaan yang secara disebabkan oleh terhambatnya arus
umumnya dari lahan pertanian ke air di sungai karena terhalang
non pertanian. timbunan sampah yang dibuang ke
Tingginya kepadatan penduduk sungai.
membuat konsumsi masyarakat pun Permasalahan tentang sampah
semakin tinggi, hal ini menjadi sudah sangat sering terjadi di
persoalan sampah di perkotaan yang perkotaan. Pengelolaan sampah yang
tak kunjung selesai. Di sisi lain lahan kurang baik dan terbatasnya tempat
untuk menampung sisa konsumsi pembuangan sampah menjadi salah
terbatas. Persoalan semakin satu faktor penyebabnya. Semakin
bertambah ketika sampah – sampah bertambahnya jumlah penduduk

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


425

yang tidak diimbangi dengan Kemampuan Tempat


pengelolaan tempat pembuangan Pembuangan Akhir (TPA) di Air
sampah yang baik akan Dingin dalam menampung sampah di
menyebabkan masalah lingkungan. Kota Padang hanya tinggal 8 tahun
Dengan adanya penambahan jumlah lagi. Hal ini disampaikan Kepala
sampah menyebabkan TPA yang ada Bapedalda Kota Padang, Edy
akan semakin penuh sehingga Harsyimi, (dikutip tanggal 07 April
membutuhkan lokasi baru. 2016 jam 17:14:38 WIB, dari
Perkiraan-perkiraan dampak KATASUMBAR.com).
penting suatu lokasi TPA yang TPAS Air Dingin ini
berpengaruh kepada masyarakat saat mempunyai luas lahan sebesar 33 Ha
operasi maupun sesudah beroperasi dan mulai dioperasikan semenjak
harus sudah dapat diduga tahun 1989 dengan system
sebelumnya. Pendugaan dampak ini, pengoperasian open dumping. Pada
diantaranya berkaitan dengan tahun 1993 pengoperasian yang
penerapan kriteria pemilihan lokasi dilakukan berubah yaitu menerapkan
TPA sampah. Kriteria pemilihan system sanitary landfill. Sistem
lokasi TPA sampah di Indonesia sanitary landfill ini direncanakan
telah diatur dalam Surat Keputusan akan beroperasi sampai dengan tahun
Standar Nasional Indonesia (SK SNI) 2015.
T-11-1991-03 yang tertuang dalam Namun pada kenyataannya
Keputusan Direktorat Jenderal Cipta hingga saat ini TPA Air Dingin di
Karya No: 07/KPTS/CK/1999. Kota Padang masih melakukan
Kota Padang merupakan salah pengolahan secara open dumping,
satu kota di Indonesia yang dengan lahan yang telah dioperasikan
menghasilkan sampam ±666 Ton/ sekitar 50% dari luas lahan yang ada.
hari dikutip dari website dkp Kota Mahalnya biaya operasional adalah
Padang. pengelolaan sampah yang salah satu alasan system sanitary
ada di Kota Padang melibatkan landfill tidak bisa dilakukan oleh
empat dinas, yaitu Dinas Kebersihan Pemda Kota Padang. Dalam RUTRK
dan Pertamanan, Dinas Pasar, Dinas (Rencana Umum Tata Ruang Kota)
Pariwisata, dan Dinas Pekerjaan tahun 1990 – 2003 berdasarkan
Umum. TPA Air Dingin merupakan Perda No. 10 tahun 1993, lokasi TPA
satu – satunya TPA di Kota Padang Air Dingin telah dicantumkan dan
yang terletak di Kelurahan Air sesuai dengan peruntukkannya.
Dingin dan Kelurahan Baringin Lokasi TPA ini sebagian besar
Kecamatan Koto Tangah Kota dikelilingi oleh deretan Bukit
Padang, dan dikelola oleh Dinas Barisan.
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Tempat pembuangan sampah
Kota Padang. yang dibutuhkan adalah tempat

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


426

pembuangan yang memenuhi standar B. Tutupan Lahan


kelayakan sehingga tidak Menurut Luncapis (2004)
menyebabkan masalah lingkungan. deteksi perubahan fitur permukaan
Namun dalam kenyataannya, bumi dalam suatu periode waktu
penyediaan tempat pembuangan merupakan hal penting untuk
sampah ini terhambat oleh memahami hubungan antara manusia
ketersediaan lahan. Apalagi di daerah dan fenomena alam, yang berkaitan
perkotaan yang ketersediaan lahan dengan menyusun keputusan
terbukanya sudah sangat sedikit. pengelolaan dan penggunaan sumber
Dengan demikian diperlukan adanya daya alam.
studi kelayakan untuk menentukan C. Proyeksi Penduduk
lokasi tempat pembuangan sampah Proyeksi penduduk (population
yang sesuai dengan standar yang ada. projections) dan peramalan
Bertitik tolak dari berbagai penduduk (population forecast)
masalah yang telah diungkapkan sering dipergunakan sebagai dua
diatas maka, manarik minat penulis istilah yang sering dipertukarkan.
untuk studi kelayakan penentukan Meskipun demikian, kedua istilah ini
lokasi tempat pembuangan sampah sebenarnya memiliki perbedaan yang
yang sesuai dengan SNI di Kota sangat mendasar. Berbagai literatur
Padang, yang diwujudkan dalam menyatakan proyeksi penduduk
sebuah penelitian yaitu “Prediksi sebagai prediksi atau ramalan yang
dan Analisis Tempat Pembuangan didasarkan pada asumsi rasional
Akhir (TPA) Sampah di Kota tertentu yang dibangun untuk
Padang” kecenderungan masa yang akan
datang dengan menggunakan
KAJIAN TEORI peralatan statistik atau perhitungan
A. Sampah matematik. Di sisi lain, peramalan
Menurut definisi World Health penduduk (population forecast) bisa
Organization (WHO) sampah adalah saja dengan/ tanpa asumsi dan atau
sesuatu yang tidak digunakan, tidak kalkulasi tanpa kondisi, syarat dan
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu pendekatan tertentu (Smith, et.al
yang dibuang yang berasal dari dalam Junaidi, 2017).
kegiatan manusia dan tidak terjadi D. Timbulan Sampah
dengan sendirinya (Chandra, 2006). Timbulan sampah pada masing
Undang-Undang Pengelolaan – masing kota di Indonesia berbeda
Sampah Nomor 18 tahun 2008 tergantung dari kepadatan penduduk
menyatakan sampah adalah sisa dan kategori kota tersebut. Dikutip
kegiatan seharihari manusia dan/atau dari website dinas DKP Kota Padang
dari proses alam yang berbentuk volume timbulan sampah perorang
padat. adalah 0,8 Kg/o/hari.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


427

E. Luas Lahan TPA sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik


Lahan diartikan sebagai dari kesehatan masyarakat, ekonomi,
lingkungan fisik yang terdiri atas teknik (engineering), perlindungan
iklim, relief, tanah, air, flora dan alam (conservation), keindahan dan
fauna, serta bentukan hasil budaya pertimbangan lingkungan lainnya
manusia. Dalam hal ini lahan juga dan juga mempertimbangkan sikap
mengandung pengertian ruang masyarakat.
tempat (Arsyad, 1989).
F. Tempat Pembuangan Akhir METODOLOGI PENELITIAN
(TPA) Sampah Metode yang digunakan dalam
Menurut Techobanoglou, 1993 penelitian ini adalah metode analisis
mengatakan pengelolaan sampah kuantitatif. Model yang digunakan
adalah suatu bidang yang adalah Sistem Informasi Geografis
berhubungan dengan pengaturan (SIG) yang digunakan dalam
terhadap penimbunan, penyimpanan parameter pengharkatan dengan
(sementara), pengumpulan, skoring yang kemudian
pemindahan dan pengangkutan, ditumpangsusunkan (overlay).
pemrosesan dan pembuangan Lokasi penelitian berada di wilayah
sampah dengan suatu cara yang Kota Padang.

Tabel 1: Metode yang dipaki dalam analisa data


No Data Metode Hasil
1. Tutupan Lahan 1. Sistem Informasi 1. Untuk menganalisis
Geografis (SIG) tutupan lahan Kota
2. Microsoft Excel Padang.
2. Untuk menentukan luas
tutupan lahan Kota
Padang.
2. Data jumlah penduduk Metode proyeksi Prediksi jumlah penduduk
Kota Padang tahun penduduk; eksponensial untuk tahun 2026.
2006 dan 2016.

3. Data prediksi jumlah Hasil analisis timbulan Prediksi volume sampah yang
penduduk Kota sampah perorangan ditimbulkan.
Padang dikalikan prediksi
jumlah penduduk.

4. Data prediksi volume Murtudo (1996), Luas TPA yang dibutuhkan.


sampah

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


428

5. Peta lereng, geologi, 1. Sistem Informasi 1. Menentukan kesesuaian


badan air, penggunaan Geografis (SIG) lahan untuk TPA di Kota
lahan, fungsi kawasan, 2. Microsoft Excel Padang.
tanah, hujan, dan pola 2. Menentukan luas lahan
ruang Kota Padang. yang cocok untuk di
jadikan TPA.
3. Menentukan lokasi
rekomendasi untuk TPA.
HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Geografi. Analisis Citra
A. Tutupan Lahan Kota Padang Landsat +7TM Kota Padang tahun
Gambaran karakteristik tutupan 2016 digolongkan menjadi 3 jenis
lahan di Kota Padang diawali dengan tutupan lahan yaitu lahan lahan
melakukan overlay peta batas terbangun, sawah, dan vegetasi. Hal
administrasi wilayah Kota Padang. tersebut dapat dilihat pada tabel dan
Tutupan lahan Kota Padang dan gambar peta tutupan lahan Kota
diperoleh dari hasil digitasi Citra Padang dibawah ini:
Landsat +7TM Kota Padang tahun Tabel 14: Tutupan Lahan 2016
2016 dengan melakukan interpretasi Luas
Tutupan Lahan Kode
visual. (Ha)
Klasifikasi Citra Landsat Lahan Terbangun 1 11578,44
+7TM Kota Padang bertujuan untuk Sawah 2 5713,93
pengelompokan atau melakukan Vegetasi 3 51486,40
Sumber: Interpretasi Citra Landsat
segmentasi terhadap kenampakan –
Kota Padang Tahun 2016
kenampakan alam dengan
menggunakan teknik Sistem
Gambar 1 : Peta Tutupan Lahan Kota Padang Tahun 2016

Sumber : Analisis Citra Landsat 7+TM Kota Padang tahun 2016

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


429

Hasil analisis Citra Landsat B. Laju Pertumbuhan Penduduk di


7+TM Kota Padang tersebut Kota Padang
menghasilkan tutupan lahan di Kota Berdasarkan data jumlah
Padang masih didominasi vegetasi.
penduduk Kota Padang yang
Karena sebagian daerah Kota Padang
di lewati oleh bukit barisan dan bersumber dari buku Padang Dalam
kontur yang tinggi menyebabkan Angka 2016 diketahui pada tahun
separuh wilayah Kota Padang berupa 2006 jumlah penduduk Kota
hutan yang dilindungi oleh Padangsebesar 819.740 jiwa.
pemerintah. Adapun luas terbesar Kemudian pada tahun 2016 jumlah
sampai ke yang terkecil berdasarkan penduduk Kota Padang menjadi
hasil klasifikasi adalah sebagai
914.941 jiwa. Dari data jumlah
berikut ; Vegetasi (51486,40 Ha),
Lahan Terbangun (11578,44 Ha), penduduk tersebut dapat dihitung
dan Sawah (5713,93 Ha). laju pertumbuhan penduduk dengan
Tutupan lahan merupakan menggunakan rumus eksponensial
istilah yang digunakan untuk sebagai berikut:
meyebutkan suatu kenampakan lahan
secara fisik, baik kenampakan alami
maupun kenampakan buatan 1 914.941 jiwa
manusia. Metode yang digunakan 𝑟= 𝐼𝑛( )
10 819.740 jiwa
dalam menganalisis tutupan laha di 1
Kota Padang adalah klasifikasi 𝑟 = 10 𝐼𝑛 (1,116135604)
terbimbing. Klasifikasi Terbimbing 𝑟 = 0,0109872366
pencirian spektralnya tidak akan
Jangka waktu = tprediksi – tawal
berubah karena adanya pemberian
sampel dalam menghasilkan kelas = tahun 2026 – tahun
informasi yang mana sampel tersebut 2016
ditentukan terlebih dahulu oleh = 10 tahun
peneliti. Klasifikasi terbimbing Prediksi jumlah penduduk pada
sendiri terbagi menjadi beraneka tahun 2026:
ragam. Salah satu pendekatan yang
paling sering digunakan adalah
Pt = 914.941 jiwa
klasifikasi maximum likelihood
classification, meskipun ada (2,7182818280,01*11)
beberapa kelemahan dari pendekatan Pt = 914.941 jiwa (1,1051709181)
ini salah satunya yaitu banyaknya Pt = 1.011.166 jiwa
kesalahan klasifikasi yang Dari hasil tersebut dapat
ditimbulkan oleh salt dan pepper, diketahui laju pertumbuhan
terutama jika piksel berada di luar penduduk Kota Padang per tahunnya
area spesifik atau diantara area yang
adalah 0,0109 atau melebihi 1% dan
tumpang tindih, yang dipaksakan
untuk diklasifikasikan (Rusdi 2005). prediksi jumlah penduduk pada tahun
2026 sebesar 1.011.166 jiwa.
Selanjutnya prediksi jumlah
penduduk Kota Padang tahun 2026

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


430

dikalkulasikan dengan volume 2006 dan 2016 dapat disimpulkan


sampah perorangan, dimana volume bahwa laju pertumbuhan penduduk
sampah perorangan Kota Padang Kota Padang sebesar 0, 0109 atau
sebesar 0,8 kg. Maka laju timbulan melebihi 1% dimana besar dari 0
sampah masyarakat Kota Padang dari maka telah terjadi penambahan
tahun 2016 hingga tahun 2026 penduduk dari tahun sebelumnya,
sebesar: dari laju perumbuhan penduduk ini
Volume sampah juga dapat diprediksi jumlah
= 0,8 kg x 365 hari penduduk Kota Padang pada tahun
= 292 kg/o/t x 10 tahun 2026 sebesar 1.011.116 jiwa.
= 2.920 kg/o/10t x 1.011.166 Sedangakan hasil prediksi volume
jiwa sampah Kota Padang pada tahun
= 2.952.604.720 kg/ jiwa 2026 sebesar 2.952.604.720 kg/ jiwa.
Dengan asumsi pengoperasian
TPA dimulai pada tahun 2016 maka C. Luas TPA dan Rekomendasi
diperoleh prediksi total sampah Kota Lokasi TPA di Kota Padang
Padang sampai tahun 2026 sebesar Untuk mencari kapasitas luas
2.952.604.720 kg/ jiwa. TPA terlebih dahulu dihitung volume
Peningkatan jumlah penduduk sampah yang telah dipadatkan .
akan mempengaruhi perilaku/ gaya Jumlah volume timbulan sampah
hidup serta pola konsumsi Kota Padang dari tahun 2016 sampai
masyarakat. Perubahan ini akan
tahun 2026 (perkiraan perencanaan
memengaruhi volume sampah di
Kota Padang. Berbagai literatur penggunaan lahan TPA) dengan
menyatakan proyeksi penduduk membagi volume total sampah (kg)
sebagai prediksi atau ramalan yang dengan kepadatan sampah (250
didasarkan pada asumsi rasional kg/m3) adalah:
tertentu yang dibangun untuk V = 2.952.604.720 kg/ jiwa: 250
kecenderungan masa yang akan kg/m3
datang dengan menggunakan
= 11.810.418,88 m3
peralatan statistik atau perhitungan
matematik. Di sisi lain, peramalan Volume total sampah dikurangi 25%
penduduk (population forecast) bisa (aktivitas pemulung) dari total
saja dengan/ tanpa asumsi dan atau sampah:
kalkulasi tanpa kondisi, syarat dan Vtt = 11.810.418,88 m3– (25% x
pendekatan tertentu (Smith, et.al 11.810.418,88 m3)
dalam Junaidi 2017). Prediksi atau = 11.810.418,88 m3 –
ramalan jumlah penduduk sendiri
2.952.604,72 m3
diperlukan untuk menghitung
volume sampah di masa yang akan = 8.857.814,16 m3
datang Untuk SC (soil cover)/ lapisan
Dari perhitungan prediksi tanah penutup dikalikan 15% dari
jumlah penduduk Kota Padang tahun

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


431

volume total sampah (Murtudo, yang tidak memenuhi kriteria


1996) sebagai berikut: penilaian diberi nilai 0. Sehingga
SC = 8.857.814,16 m3x 15% zone layak TPA ditetapkan apabila
= 1.328.672,12 m3 nilai lahan mencapai jumlah
Pada prediksi lokasi TPA ini maksimal (delapan).
peniliti akan meproyeksikan TPA Analisis SIG digunakan untuk
untuk pengoperasian hingga tahun mengevaluasi masing-masing kriteria
2026 sebesar: penilaian tersebut secara spasial.
LTPA Citra Landsat dan foto udara
V + SC digunakan untuk interpretasi tutupan
=
T + (penyusutan x tahun x prediksi) lahan. Peta Kemiringan Lereng, Peta
Permeabilitas Tanah, Peta
8.857.814,16 m3 + 1.328.672,12 m3
= Kedalaman Muka Air Tanah dan
T + (0,002 m x 365 hari x 10 tahun Peta Bahaya Banjir diperoleh dari
8.857.814,16 m3 + 1.328.672,12 m3 dinas Bappeda dan Prasjaltarkim
= Sumbar lalu dilaku proses
15 m + (0,002 m x 365 hari x 10
10.186486,28 m3 pengharkatan. Proses buffering
= dilakukan pada Peta Geologi, Peta
23,3 m
= 456.793,11 m2 Hidrologi, Peta Administrasi, Peta
= 45,67 Ha Fungsi Kawasan sehingga diperoleh
Luas penyangg = 25% x Luas TPA Peta Jarak Terhadap zona sesar aktif,
= 25% x 45,67 Ha Peta Jarak Terhadap Badan Air
= 11,42 Ha (Sungai), Peta Jarak Terhadap Batas
Untuk perkiraan perencanaan Daerah, Peta Jarak Terhadap
penggunaan TPA yang melayani Permukiman, Peta Jarak Terhadap
Kota Padang sampai tahun 2026 Kawasan Budidaya Pertanian, Peta
diperkirakan memerlukan lahan Jarak Terhadap Kawasan Lindung,
seluas 45,67 Ha dengan luas daerah dan Peta Jarak Terhadap Lapangan
penyangga seluas 11,42 Ha. Terbang. Sedangkan Peta Luas
Setelah didapatkan hasil luas Lahan, Peta Ketersediaan Zona
TPA dan zona penyangganya Penyangga dan Peta Intensitas Hujan
dilakukan analisis peta keseuaian diperoleh melalului proses
lahan untuk TPA yang mengacu pada calculating. Lokasi zone layak TPA
SNI 03-3241-1994. Penilaian diperoleh dari hasil overlay peta-peta
dilakukan dengan metode binary tematik yang dihasilkan, sedangkan
untuk menentukan zona layak atau lokasi rekomendasi TPA diperoleh
tidak layak sebagai lokasi TPA dari hasil overlay peta hasil penilaian
berdasarkan delapan kriteria dengan Peta Pola Ruang Kota
penilaian kelayakan regional. Pada Padang tahun 2010.
lahan yang memenuhi kriteria
penilaian diberi nilai 1 dan lahan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


432

Analisis kesesuaian lahan dilakukan di Kota Padang


untuk penentuan TPA di Kota menghasilkan kesesuaian lahan
Padang mempertimbangkan beberapa untuk zona layak TPA tersebar di
parameter kondisi fisik Kota Padang beberapa kecamatan di Kota Padag,
dengan metode pengharkatan sesuai terutama pada Kecamatan Koto
dengan SNI 03-3241-1994 dengan Tangah, Kecamatan Kuranji, dan
penyesuaian penilaian tertinggi Kecamatan Bungus Teluk Kabung
dengan nilai 3 dan bobot 5 pada Penentuan Zona Layak TPA dapat
parameter kriteria kelayakan dilihat pada gambar berikut:
penyisihan. Penelitiann yang
Gambar 2 : Peta Zona Layak TPA

Sumber : Hasil Analisis dan Studi Literatur, 2017

Setelah didapatkan Peta Zona dalam pembangunan TPA dan


Layak TPA langkah selanjutnya memiliki akses yang baik. Selain itu
adalah pemberian -pengharkatan dareah Kecamatan Koto Tangah dan
terhadap peta fisik Kota Padang Kecamatan Kuranji berada di luar
sesuai SNI 03-3241-1994 dan di zona sesar. Untuk kriteria
overlay dengan Peta Zona Layak permeabilitas tanah sebagian daerah
TPA Kota Padang untuk rekomendasi memiliki tekstur tanah
mendapatkan Peta Kelayakan yang bersifat lempung. Umumnya
Penyisihan TPA di Kota Padag. Hasil batuan landasan adalah lempung atau
dari overlay tersebut lalu dikaitkan pada dasar cekungan dilapisi
dengan akses jalan menuju daerah geotekstil untuk menahan peresapan
yang direkomendasikan sehingga lindi pada tanah (Zaini, 2012).
pertimbangan utama rekomendasi Daerah rekomendasi tersebut juga
adalah lokasi Kecamatan Koto telah memenuhi beberapa kriteria
Tangah dan Kecamatan Kuranji yang ditentukan SNI 03-3241-1994
memiliki luas lahan yang cukup seperti jarak terhadap bandara, badan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


433

air, dan permukiman. Daerah yang dilihat pada gambar 3 dan 4 berikut:
direkomendasikan tersebut dapat
Gambar 3 : Peta Kelayakan Penyisihan TPA

Sumber : Hasil Analisis dan Studi Literatur, 2017


Gambar 4 : Peta Rekomendasi Lokasi TPA

Sumber : Hasil Analisis dan Studi Literatur, 2017

Lahan diartikan sebagai TPA, kebutuhan tanah penutup dan


lingkungan fisik yang terdiri atas zona penyangga dihitung dengan
iklim, relief, tanah, air, flora dan persamaan yang dirumuskan oleh
fauna, serta bentukan hasil budaya Murtudo (1996). Penghitungan luas
manusia. Dalam hal ini lahan juga TPA didapatkan dari hasil volume
mengandung pengertian ruang sampah yang telah diapadatkan.
tempat (Arsyad, 1989). Luas lahan Hasil pemadatan merujuk pada teori

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


434

Nuryani, 2003 bahwa nilai yang SNI 03-3241-1994 bahwa jika dalam
digunakan dalam pemadatan sampah suatu wilayah belum bisa memenuhi
mempertimbangkan nilai yang tahap regional, pemilihan TPA
mendekati kepadatan sampah di Kota Sampah ditentukan berdasarkan
jakarta. Hasil dari perhitungan skema pemilihan lokasi TPA
tersebut adalah kebutuhan luas TPA Sampah. Dalam penilitian ini peneliti
di Kota Padang hinggga tahun 2026 merekomendasikan pada Kecamatan
sebesar 45,67 Ha dengan luas Koto Tangah dan Kecamatan
penyangga sebesar 11,42 Ha dengan Kuranji.
sistem pengelolaan yang
direkomendasikan adalah sanitary PENUTUP
landfill untuk membawa pengaruh 1. Kesimpulan
yang lebih positif terhadap Berdasarkan hasil penelitian
pengelolaan TPA. Hal ini sejalan dan hasil pengolahan data diperoleh
dengan teori Chandra Budiman kesimpulan sebagai berikut:
bahwa pengelolaan sampah di suatu a. Peneliti menganalisis 3
daerah akan membawa pengaruh tutupan lahan dari Citra
bagi masyarakat maupun lingkungan Landsat 7+TM Kota Padang
daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu tahun 2016. Adapun luas
saja ada yang positif dan juga ada terbesar sampai ke yang
yang negatif (Chandra, 2006). terkecil berdasarkan hasil
Hasil akhir penelitian ini klasifikasi adalah sebagai
adalah rekomendasi lokasi TPA yang berikut ; Vegetasi (51.486,40
diperoleh dari proses overlay Peta Ha), Lahan Terbangun
Kelayakan Regional dan Peta (11.578,44 Ha), dan Sawah
Kelayakan Penyisihan. Kategori (5.713,93 Ha).
kesesuaian lahan untuk b. Prediksi jumlah penduduk
pembangunan TPA sampah berada Kota Padang pada tahun 2026
pada tingkat sedang, rendah, dan sebesar 1.011.116 jiwa. Dari
sangat rendah. Dari beberapa peta hasil prediksi jumlah
lahan untuk pembangunan TPA penduduk tersebut dapat
sampah lahan yang masih bisa dihitung besaran volume
diperhitungkan sebagai lokasi TPA sampah yang dihasilkan
sampah di Kota Padang berada pada hingga tahun 2026 sebesar
kategori rendah dengan mengabaikan 2.952.604.720 kg/ jiwa.
beberapa variable. Hal ini dilakukan c. Daya tampung lokasi yang
mengingat tingkat kesesuaian yang digunakan untuk perkiraan
tinggi atau yang diharapkan tidak perencanaan penggunaan
tersedia. Apabila tidak ada lahan TPA Kota Padang sampai
yang memungkinkan kembali pada tahun 2026 diperkirakan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


435

memerlukan lahan seluas TPA Sampah di Kota Padang.


45,67 Ha dengan luas daerah TPA dengan pengelolaan
penyangga seluas 11,42 Ha. open dumping cederung
Tingkat kesesuaian merusak dan memerlukan
penyisihan TPA di Kota lahan yang banyak. AMDAL
Padang berada pada tingkat di lingkungan TPA juga perlu
sangat rendah, rendah, dan diperhatikan. Diperlukan
sedang. Daerah yang menjadi pembinaan oleh pemerintah
rekomendasi pembangunan terhadap peran serta
TPA tersebar di wilayah masyarakat terhadap
Kecamatan Koto Tangah dan pengelolaan sampah.
Kecamatan Kuranji. b. Bagi masyarakat agar lebih
Pertimbangan pada daerah menjaga lingkungannya
tersebut dikarenakan luas dengan tidak membuang
lahan kebutuhan TPA yang sampah sembarangan. Peran
mencukupi dan memiliki serta masyarakat dapat
akses transportasi yang cukup dimulai dari skala individual
baik. Dareah Kecamatan rumah tangga yaitu dengan
Koto Tangah dan Kecamatan mereduksi timbulan sampah
Kuranji berada di luar zona rumah tangga.
sesar. Untuk kriteria
permeabilitas tanah sebagian DAFTAR PUSTAKA
daerah rekomendasi memiliki
tekstur tanah yang bersifat 03-3241-1994, S. (t.thn.). tentang
Tata Cara Pemilihan Lokasi
lempung yang baik untuk TPA Sampah. Badan
pendirian TPA. Daerah Standarisasi Nasional .
rekomendasi tersebut juga
telah memenuhi beberapa Akbar, P. F. (2016, 4 7). Daya
kriteria yang ditentukan SNI Tampung TPA Air Dingin
03-3241-1994 seperti jarak Tinggal 8 Tahun Lagi.
Dipetik Februari 18, 2017,
terhadap bandara, badan air,
dari
dan permukiman. https://www.katasumbar.com
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah
dan kesimpulan yang telah penulis dan Air. Bogor: IPB Press.
lakukan, maka penulis menyarankan
sebagai berikut: Chandra, B. (2006). Pengantar
a. Bagi pemerintah agar Kesehatan Lingkungan.
memperhatikan dan Jakarta: EGC.
memperbaiki pengelolaan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


436

Junadi. (2008, Juni 10). Dipetik Juni Sulawesi Tengah. Bogor:


4, 2017, dari Model-Model Institut Pertanian Bogor.
Proyeksi Penduduk:
https://www.google.co.id/am Sari, S. Y. (2013, September 11).
p/s/junaidichaniago.cord Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Air Dingin-Lubuk
Lunkapis, G. J. (2004). GIS as Minturun. Dipetik Desember
Decision Support Tool for 8, 2017, dari Laporan
Landfills Siting, Journal of Kunjungan Lapangan Tempat
Urban Planning and Pembuangan Akhir (TPA)
Development. Air Dingin-Lubuk Minturun:
https://shabrinayunitassari.blo
Murtudo. (1996). Pengelolaan gspot.co.id
Limbah Padat dan
Permasalahannya, Materi Statistik, B. P. (2016). Padang dalam
Pelatihan Pengelolaan Angka 2016. Padang: BPS
Limbah Padat. Yogyakarta: Kota Padang.
PUSTEKLIM.
Tchobanoglous, G., Theisen, H., &
Rahman, D. (2014, Agustus 26). Vigil, S. (1993). Integrated
Dinas Kebersihan dan Solid Waste Management.
Pertamanan. Dipetik Maret New York: McGraw-Hill.
2, 2017, dari
dkpkotapadang.blogspot.com Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tentang
Rusdi, M. (2005). Perbandingan Pengelolaan Sampah. (2008).
Klasifikasi Maximum Jakarta.
Likelihood dan Object
Oriented Pada Pemetaan Zaini, M. A. (2012, Juli 2).
Penutup/Penggunaan Lahan Pengelolaan Limbah Sampah
Studi Kasu Kabupaten Gayo (Open Dumping dan
Lues, NAD HTI PT Controlled Landfill). Dipetik
Wirakarya Sakti Jambi dan Januari 23, 2018, dari
Taman Nasional Lore Lindu muhammad_agus-
fkm10.web.unair.ac.id

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630

Anda mungkin juga menyukai