NIM : 08191050
Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang berpenduduk cukup padat di
Sumatera Utara, peningkatan jumlah penduduk sangat berpengaruh pada jumlah sampah,
khususnya sampah anorganik. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah
membusuk, untuk menguraikannya membutuhkan kurang lebih 100 hingga 500 tahun agar
terdegradasi dengan sempurna, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol, dan lain-lain.
Terkhusus penggunaan bahan plastik di Indonesia dapat ditemukan di hampir seluruh
aktivitas kehidupan. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah plastik sangat banyak.
Salah satu contohnya adalah mencemari tanah, air tanah dan hewan bawah tanah. Melihat
kondisi ini, maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan jika tidak ada
penanggulangan untuk masalah sampah ini. Diperlukan strategi atau cara untuk
menanggulanginya agar bisa berkurang yaitu dengan dilakukannya daur ulang (Recycle)
dengan memanfaatkan sampah plastik dan sampah kertas yang dibuat menjadi bunga dan guci
sebagai hiasan meja.
Sampah anorganik yang dapat dijadikan bunga seperti sampah plastik yang sering kita
gunakan selama ini. Sedangkan untuk pembuatan guci, sampah yang diperlukan adalah
sampah kertas seperti kotak rokok, kotak obat nyamuk, atau kotak yang tidak tebal. Dalam
proses pembuatannya pun harus melewati beberapa tahap agar mendapatkan hasil yang
maksimal sehingga dapat menjadi produk yang memiliki daya jual.
Dengan adanya kegiatan ini, maka secara langsung dapat mengurangi sampah yang
ada di kota Medan. Dan dalam segi ekonomi, pembuatan bunga dan guci ini dapat menambah
penghasilan warga kota Medan dengan menjual produk yang dihasilkan dari pemanfaatan ini.
PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK
MENJADI BUNGA DAN GUCI
Nurdiana Nasution